do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Kamis, 17 Februari 2011

Merencanakan Keuangan

Banyak usaha kecil yang sebenarnya memiliki prospek bagus dan memiliki potensi keuntungan besar, akhirnya gagal karena perencanaan dan penggunaan keuangan yang kurang baik. Karena itulah penting dalam menjalankan bisnis usaha kecil melakukan perencanaan keuangan yang baik. Perencanaan keuangan merupakan suatu proses penetapan tujuan, membangun suatu rencana untuk mencapainya dan melaksanakan yang telah direncanakan. Membutuhkan suatu pedoman agar dapat menghandle semuanya yang berhubungan dengan uang, baik itu pengeluaran, saving, berhutang dan invetasi.Perencanaan Keuangan adalah proses bagaimana mengelola uang dan belajar tentang proses perencanaan keuangan. Orang mapan finansial tidak tercipta dalam semalam, mereka mempunyai sebuah perencanaan keuangan yang baik dan tentu saja melaksanakannya.
Langkah-langkah perencanaan keuangan:
Langkah Pertama Tetapkan tujuan keuangan yang SMART
Hal pertama yang dilakukan adalah membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan merupakan pengeluaran yang harus dilakukan untuk memenuhi konsumsi dasar. Sedangkan, keinginan adalah hal-hal yang ingin kita dapatkan diluar konsumsi dasar yang membuat hidup lebih menarik dan menyenangkan, tapi kita dapat hidup tanpanya jika kita mau.
Jadikan SMART sebagai tujuan. Kita telah menyadari bahwa suatu tujuan adalah sesuatu yang menjadi target. Sesuatu yang dicita-cita kan, ingin lakukan atau sesuatu yang ingin diperoleh dimasa mendatang. Sehingga hal tersebut mengarahkankepada sasaran yang telah ditetapkan. Ketika tujuan tersebut tercapai, timbul kepuasan yang membuat kita ingin mencapai tujuan yang lebih tinggi dan besar lagi. Sekarang dapat terlihat bahwa menetapkan tujuan yang jelas dan terarah merupakan kunci sukses dalam hidup.
Specific – spesifik
Measurable –terukur
Attainable –dapat dicapai
Realistic –realistis
Time bound –jangka waktu
Satu hal lainnya yang harus kita tahu tentang tujuan yang ingin dicapai adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya. Tujuan yang ingin dicapai kurang dari tiga bulan dinamakan tujuan jangka pendek. Tujuan yang waktu pencapaiannya antara tiga sampai satu tahun dinamakan tujuan jangka menengah. Sedangkan tujuan jangka panjang adalah tujuan yang waktu pencapaiannya lebih dari satu tahun.
Langkah Kedua, Menganalisa Informasi: Kemana Uang Pergi
Langkah kedua didalam proses perencanaan keuangan adalah mengetahui posisi keuangan kita, dimana kita tahu berapa besar uang yang masuk dan berapa besar uang yang dihabiskan atau di saving.
Langkah Ketiga, Buat Perencanaan: Peta Keuangan
Bagaimana jika uang yang harus dsisihkan setiap minggu di Tugas 1-1 lebih besar daripada uang yang diterima? Hal tersebut merupakan situasi yang hampir semua orang mengalaminya. Solusinya adalah menganalisa permasalahan dan buat keputusan yang terbaik.
Merencanakan keuangan terdiri dari banyak keputusan dan membuat keputusan yang berhubungan dengan uang merupakan suatu tantangan karna berhubungan dengan banyak aspek. Contohnya catatan keuangan. Banyak hal yang bisa mempengaruhi keputusan, seperti mood, nilai-nilai yang dipegang, budaya, kebiasaan dan pendapat dari teman dan orangtua.
Langkah Keempat, Pelaksanaan Rencana yang telah dibuat: Wujudkan
Sekarang kita telah mempunyai sebuah rencana, langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah bagaimana melaksanakannya. Tentu saja, mengetahui apa yang harus dilakukan, lalu melakukannya memerlukan suatu tantangan tersendiri, yaitu disiplin.
Langkah Kelima, Menganalisa dan Mereview Rencana yang Telah dibuat: Tetap Pada Jalur
Perencanaan yang telah dibuat dan dilaksanakan, perlu dilakukan review untuk mengetahui apakah kita masih tetap pada jalurnya. Langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah mereview rencana dan kemajuan yang telah di lakukan secara rutin, setiap dua minggu sekali atau sebulan sekali. Semakin sering kita lakukan review, semakin cepat kita dapat mengetahui jika yang telah keluar jalur.
Sumber:
http://www.mudamapan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=89&Itemid=88

Rabu, 16 Februari 2011

Menghitung Keuntungan Bisnis Waralaba

Bisnis waralaba menjadi salah satu cara menginvestasikan dana yang dimiliki. Harapan memperoleh laba bisnis dalam waktu singkat dan mudah seringkali menjadi daya tarik bisnis waralaba. Terlebih lagi promosi dan janji dari franchisor seringkali sangat muluk-muluk dan tidak memberikan penjelasan sisi pahitnya. Karena itu jika anda ingin menginvestasikan uang anda dalam bisnis waralaba, perhitungkan betul baik-baik keuntungan kerugian menurut analisa yang objektif. Juga perlu dipertimbangkan jenis waralaba apa yang  menguntungkan.

Meski sebuah bisnis waralaba telah dikenal memiliki reputasi mendatangkan keuntungan di tempat lain, anda tetap harus aktif berupaya memajukan bisnis waralaba. Bagaimanapun Waralaba adalah sistem bisnis yang tidak bisa lepas dari perhitungan berapa pendapatan per hari, berapa keuntungannya, kapan balik modal /BEP (Break Event Point) dan lain-lain.
Untuk menghitung keuntungan bisnis waralaba anda harus menghitung biaya-biaya yang dikeluarkan. Paling tidak ada dua jenis biaya dari waralaba yang harus Anda siapkan yaitu investasi awal dan biaya berlangsung.
Investasi awal adalah modal awal yang yang harus kita tanamkan atau yang dibutuhkan untuk memulai usaha waralaba, antara lain:
  • License Fee, adalah biaya pembelian hak untuk menggunakan nama merek waralaba dan konsep bisnisnya.
  • Tempat usaha. Sama seperti bisnis lain, Anda harus memiliki tempat usaha. Bentuknya bisa bermacam-macam mulai dari bangunan permanen yang dibeli atau disewa, booth, sampai toko online, sesuai spesifikasi dari franchisor.
  • Inventaris dan peralatan adalah biaya yang berkaitan dengan inventaris dan pembelian peralatan usaha.
  • Modal Kerja. Diawal usaha memerlukan modal kerja sebagai cadangan untuk penggajian, dan overhead (utilitas). Umumnya franchisor akan meminta Anda mencadangkan suplai bahan baku dan modal kerja sebesar 3-6 bulan operasional.
Biaya berlangsung adalah biaya rutin yang dibayar selama usaha beroperasi yaitu:
  • Royalti. Pemilik waralaba juga mengenakan biaya royalti yang berkelanjutan. Namun, tidak semua waralaba membebankan royalti.
  • Biaya operasional adalah biaya rutin (bulanan/tahunan) yang dikeluarkan agar usaha dapat berlangsung dengan baik.
Baik investasi awal maupun biaya berlangsung merupakan biaya yang akan mempengaruhi keuntungan usaha. Prinsipnya makin kecil biaya makin besar keuntungan.(Galeriukm).


Sumber:
http://www.bisnis.com/articles/pilih-waralaba-bisnis-atau-investasi

Selasa, 15 Februari 2011

Masalah Kesalahan Keuangan Bagi Pebisnis Pemula

Ada beberapa kesalahan dalam mengelola keuangan yang kerap terjadi pada pebisnis pemula. Jika bisnis sudah mulai menapaki kesuksesan banyak yang terjebak pada kesalahan-kesalahan kelola keuangan. Yang pada akhirnya justru menjadikan gagalnya bisnis yang semestinya tidak perlu terjadi. Kesalahan mengelola keuangan tersebut terkadang tidak disadari oleh pebisnis pemula. Karena itu kita perlu jeli dalam mengenai kesalahan-kesalahan mengelola keuangan.

Setidaknya ada enam kesalahan mengelola keuangan yang banyak dilakukan pebisnis pemula. Hal ini dikemukakan Eric Johnson, senior client strategist di Signature, firma manajemen kekayaan yang berbasis di Norfolk, Virginia, Amerika Serikat.
Kesalahan-kesalahan mengelola keuangan dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut:
1. Over Investasi
Banyak pebisnis pemula menghabiskan dana untuk investasi yang tidak perlu, demi alasan prestise misalnya. Alih-alih meningkatkan produktivitas justru akan menghaiskan modal dan tabungan. Solusinya adalah gunakan setiap uang yang dimiliki untuk menciptakan produk yang baik, dan tunjukkan kepada pengguna.
2. Tidak Menggaji Diri Sendiri
Pemilik bisnis muda cenderung menanamkan semua sumber daya ke dalam bisnis tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Sulit jika bisnis harus membiayai kehidupan pribadi Anda. Seperti karyawan yang lain, berikan gaji secukupnya untuk Anda sendiri untuk memastikan keuangan pribadi Anda tetap sehat dan terpisah dari bisnis. Namun, jangan mentang-mentang Anda pemilik bisnis ini lantas memberi gaji tinggi untuk Anda. Anda harus menyediakan cukup banyak dana untuk bisnis Anda supaya tetap dapat beroperasi dalam masa-masa sulit.
3. Tidak mempertimbangkan kemungkinan terburuk
Kalangan muda sering berpikir bahwa mereka sangat berpotensi dan tak mungkin gagal. Akan tetapi, siapa pun bisa gagal, dan Anda perlu membuat rencana setelah memprediksi kemungkinan terburuk. Buat sebuah rencana pengganti dan beberapa bentuk asuransi untuk mendukung bisnis ketika Anda tak mampu menjalankannya. Jika Anda mempunyai rekanan dan bisnis Anda tidak mudah dijual, Eric Johnson menyarankan untuk membuat suatu perjanjian jual-beli. Perjanjian ini mengatur apa yang terjadi jika salah satu pemilik bisnis meninggal, dan biasanya mencakup komponen asuransi yang menyediakan dana apabila sewaktu-waktu terjadi sesuatu pada pemilik bisnis.
4. Mencampur aset bisnis dan pribadi
Entah itu menjamin pinjaman secara pribadi atau meminta orangtua Anda membeli rumah kedua, meningkatkan aset pribadi untuk tujuan bisnis tidak akan baik bagi kondisi keuangan pribadi. Mengapa demikian? Bayangkan, ketika bisnis Anda menurun, para kreditor bisa saja mengejar aset pribadi Anda.
5. Menggunakan kartu kredit pribadi untuk tujuan bisnis
Akan sangat berisiko jika Anda bergantung pada kartu kredit pribadi untuk membiayai usaha ketika bank tidak bersedia memberikan dana untuk Anda. Anda bisa saja tergoda untuk men-charge hal-hal yang tidak seharusnya pada kartu kredit pribadi. Mencampur tagihan bisnis dan pribadi bisa menimbulkan kekacauan organisasi. Jika bisnis Anda diaudit, Anda tentu harus menyediakan catatan pengeluaran bisnis paling tidak tiga tahun ke belakang. Mampukah Anda menyediakannya? Sudah pasti tidak. Jadi, sebaiknya Anda membuat kartu kredit khusus untuk urusan bisnis, dan hanya digunakan untuk pengeluaran bisnis yang penting.
6. “Merampok” kas perusahaan
Ketika berhasil melakukan penjualan yang hebat dalam dua atau tiga bulan, pengusaha muda biasanya akan menjadi kelewat percaya diri, begitu menurut Mayabb. Pengusaha yang belum berpengalaman kemudian akan mulai menghabiskan arus kas perusahaan tanpa pandang bulu. Ambil contoh, ketika membutuhkan mobil operasional, mereka akan membeli mobil-mobil terbaik (dalam arti dengan merek terbaik dan harga yang lebih mahal), lalu menyadari bahwa pada beberapa bulan berikutnya ternyata tidak terjadi penjualan yang berarti. (Galeriukm).
Sumber:
http://female.kompas.com/read/2011/08/10/13394519/6.Kesalahan.Keuangan.Wirausaha.Muda

Senin, 14 Februari 2011

Bagaimana Agar Terbebas Dari Hutang

Kehidupan manusia nampaknya memang tidak bisa terlepas dari yang namanya hutang. Banyak alasan mengapa orang sampai terjerat dengan yang namanya hutang. Tentunya pada saatnya orang harus membayar hutang. Jika dana untuk membayar hutang sudah tersedia tentu bukan menjadi persoalan, namun jika belum ada dana untuk membayarnya membuat orang stres dan kelimpungan. Belum lagi jika hutang sudah menumpuk dan bunga beranak pinak.

Mengatasi masalah hutang tidak perlu dengan kepanikan dan stress, yang terpenting adalah komitment kita untuk mengatasi masalah hutang dengan segera dan tuntas. Namun tentunya harus diikuti dengan gaya hidup yang benar. Utamanya yang berkaitan dengan financial.
Untuk mengatasi masalah hutang ada beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

1. Merubah Gaya Hidup Finansial
Kendala terbesar dalam rangka tekad kita terbebas dari cengkeraman utang adalah merubah gaya hidup finansial kita. Gaya hidup finansial adalah dinamisasi hubungan antara pendapatan (income) dan bagaimana kita memanfaatkannya (spending). Perlu disadari bahwa gaya hidup finansial kita selama ini telah membawa kita terjebak dalam cengkeraman utang. Jadi milikilah tekad untuk mengubah gaya hidup. Mulailah dengan mengenali betul, apakah pola belanja kita selama ini lebih kepada memenuhi keinginan kita?
Prihatinlah dulu untuk lebih memenuhi kebutuhan kita ketimbang keinginan kita. Paling tidak sampai kita terbebas dari cengkeraman utang ini kelak. Buatlah rencana perubahan gaya hidup finansial yang fokus pada efisiensi anggaran bulanan. Saya sarankan untuk dibuat secara tertulis.

2. Mengenali Struktur utang saat ini
Untuk mendapatkan solusi masalah secara optimal, syarat utamanya adalah kita harus tahu persis masalah yang dihadapi. Berapa jumlah utang yang masih tertunggak? Berapa beban bulanan yang harus tersedia untuk menyelesaikan utang-utang tersebut. Susunlah secara tertulis dan buat daftar prioritas dari jumlah utang yang terkecil.
3. Identifikasi kemampuan saat ini
Dari hasil tekad merubah gaya hidup finansial, kita tahu berapa kemampuan kita menyisihkan pendapatan kita untuk dialokasikan pada rencana pelunasan beban utang kita. Sehingga kita dapat menghitung berapa jumlah kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan minimum beban bulanannya. Bila sampai langkah ini, ternyata hasilnya kita sudah mampu membayar kebutuhan minimum beban hutang kita. Segera lakukan tindakan sesuai rencana dengan disiplin.Perlu diingat, bahwa menyisihkan pendapatan adalah kegiatan yang harus dilakukan lebih dulu sebelum kita memanfaatkannya lebih lanjut. Bila masih defisit, lanjutkan langkah berikutnya.

4. Negosiasi ulang dengan Pemberi Utang
Selalu ada jalan untuk meringankan beban utang kita melalui pendekatan dengan pihak pemberi pinjaman. Bicarakanlah kesulitan yang kita hadapi dan negosiasikan skema terbaik yang bisa diberikan pihak pemberi utang sebagai solusi, baik dari sisi penjadwalan ulang waktu pelunasan hingga pertimbangan kembali pembebanan bunga. Bila hasil negosiasi ini belum dapat memenuhi kebutuhan rencana pelunasan utang, kita bisa mencoba langkah selanjutnya.

5. Memanfaatkan aset yang ada
Jika kita masih memiliki aset, jalan termudah dalam memanfaatkan aset untuk mengurangi atau melunasi beban utang kita adalah dengan menjualnya. Namun sebagai konsekuensinya, kita kehilangan manfaat dari aset tersebut. Ada baiknya kita mempertimbangkan untuk memanfaatkan aset tersebut sebagai jaminan/agunan untuk utang baru. Sebagai catatan, dana yang bisa dihasilkan harus bisa melunasi seluruh utang kita atau paling tidak sebagian besar (minimal 80 persen dari total beban utang).
Carilah skema utang baru yang memberikan peluang waktu pengembalian yang cukup panjang dan tingkat suku bunga serendah-rendahya untuk mendapatkan jumlah pinjaman yang cukup besar, dengan beban cicilan yang ringan. Langkah ini biasa disebut pengambil alihan utang (Debt Take Over). Bila tidak bisa secara langsung, saat ini ada pihak ketiga yang bisa membantu dan bertindak atas nama kita. Pihak ketiga ini yang akan berhadapan dengan bank (atau institusi finansial lainnya). Tentu saja ada fee yang harus dibayarkan atas jasa pengurusan ini.

6. Mencari pinjaman “LUNAK”
Mengingat masalah finansial cukup sensitif dan bersifat pribadi, langkah ini bisa dijadikan alternative terakhir. Pinjaman “LUNAK” yang dimaksud adalah dengan meminjam sejumlah uang kepada keluarga atau kerabat terdekat kita. Ajukan jangka waktu yang cukup panjang dan cicilan tanpa bunga. Bicara apa adanya kesulitan yang dihadapi. Berkomitmen penuh untuk menepati pelunasan yang kita janjikan. Mohon diingat, tali silaturahmi jauh lebih penting daripada uang.

7. Mempertahankan dan Mengembangkan Gaya Hidup Finansial yang Baru
Kita jangan cepat puas pada saat sasaran kita untuk bebas dari cengkeraman utang tercapai. (kalau sudah mampu membayar cicilan utang tepat waktu berarti kita sudah bebas dari cengkeraman bukan?). Lanjutkan gaya hidup yang sudah lebih baik ini untuk mencapai sasaran-sasaran finansial kita berikutnya. Tingkatkanlah nilai yang bisa disisihkan sesuai kemampuan. Kita akan terkagum-kagum akan kekuatan menyisihkan pendapatan diawal ini. Boleh jadi di suatu saat kelak, kita terkaget-kaget mendapati kemampuan finansial yang kita miliki.
Masih ada potensi untuk mengembangkan kemampuan finansial yang kita miliki, yakni dengan menggali lagi kemampuan kita untuk mendapatkan pendapatan lebih (pendapatan tambahan). Teruslah menggali potensi ini sesuai minat yang kita miliki. Kita bukan hanya akan terbebas dari cengkeraman utang, bahkan akan mampu mengejar cita-cita finansial kita. (Galeriukm).


Sumber:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/07/20/11105225/Bebas.dari.Cengkeraman.Utang

Minggu, 13 Februari 2011

Mengukur Keuntungan/Kerugian Usaha

Setelah sebuah usaha berjalan tentunya kita ingin mengukur sejauh mana perkembangan usaha yang dijalankan. Apakah mendatangkan keuntungan ataukah rugi. Salah satu cara menilai kinerja usaha adalah dengan analisis BEP (Break Even Point). BEP dilakukan untuk mengetahui volume penjualan yang diperlukan agar bisa menutup semua biaya produksi yang dikeluarkan.

Untuk mengukur Kinerja usaha dengan mengunakan analisis BEP ini , bisa dihitung dengan rumusan sebagai berikut:
  • Harga per unit – Biaya variabel per unit = Margin kontribusi per unit
  • Margin kontribusi per unit : Harga per unit = Rasio margin kontribusi
  • Break Even = Biaya tetap : Rasio margin kontribusi
Contoh untuk menghitung BEP adalah sebagai berikut:
Laporan keuanganLilian’s Donuts menunjukkan, biaya tetap usaha roti itu (dalam ribuan) adalah Rp 49.000, dan biaya variabel per 1 donat adalah Rp 0,3. Jika harga jual tiap donat Rp 1, maka setelah dikurangi biaya variabel, tiap donat menyumbang Rp 0,7 untuk menutup pengeluaran tetap.
BEP bisa diketahui dengan membagi biaya tetap dengan kontribusi tiap donat yang dijual itu, yakni Rp 49.000 : 0,7 = 70.000 donat.
Jika penjualan melampaui 70.000 donat, Lilian’s Donuts memperoleh keuntungan. Sebaliknya jika penjualan kurang dari 70,000, Lilian’s akan mengalami kerugian.
Kita juga bisa melihat bahwa peningkatan penjualan 10.000 donat di atas BEP (sehingga menjadi 80.000 donat) akan menghasilkan keuntungan Rp 7.000, dan peningkatan 30.000 donat menjadi 100.000 donat akan menghasilkan keuntungan Rp 21.000. Di lain pihak, saat penjualan hanya 60.000 donat, Lilian’s masih rugi Rp 7.000, dan pada saat penjualan baru 40.000 donat, Lilian’s masih rugi Rp 21.000.
Dari contoh di atas, peningkatan penjualan 25% (dari 80.000 ke 100.000 donat) akan menghasilkan peningkatan keuntungan dari Rp 7.000 ke Rp 21.000. Hal yang sama terjadi sebaliknya, penurunan sedikit saja pada penjualan juga menghasilkan kerugian yang cukup besar.(Galeriukm).

Sumber:
http://wanitawirausaha.femina.co.id/WebForm/contentDetail.aspx?MC=001&SMC=002&AR=8

Sabtu, 12 Februari 2011

Strategi Pemasaran Memulai Dari Yang Kecil

Jangan pernah meremehkan hal-hal yang kecil termasuk dalam masalah pemasaran. Setiap aktifitas pemasaran meski kecil akan memiliki nilai yang besar jika dilakukan dengan benar. Bahkan aktifitas pemasaran hendaknya dimulai dari hal-hal kecil.Konsumen yang belum mengenal produk kita cenderung masih melihat-lihat dan mengenal detail prosuk sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli. Aktivitas pemasaran yang kita lakukan sebaiknya difokuskan supaya calon konsumen membuat keputusan “ya” terhadap apa yang kita tawarkan, meski dari yang kecil terlebih dulu.

Contohnya, untuk meningkatkan penjualan mobil, kita bisa mendatangkan orang ke pameran mobil terlebih dahulu, mengajak test drive secara gratis.
Kemudian, meminta calon pembeli menyebutkan kelebihan mobil yang dipakai dan kalau perlu memintanya dalam bentuk tulisan yang kemudian menandatanganinya. Setelah itu, jika memintanya untuk membeli mobil tersebut, kemungkinan akan terjadi transaksi akan jauh lebih besar ketimbang langsung diminta untuk membeli.
Jadi, yang paling penting adalah berikan calon konsumen kesempatan untuk merasakan terlebih dahulu apa yang ingin Anda tawarkan–tentunya berikan kualitas yang terbaik yang Anda miliki.
Dengan demikian, calon konsumen itu akan semakin mantap dalam membuat keputusannya. Terus dampingi dan berikan informasi yang mereka butuhkan dan buat mereka merasa puas dengan apa yang Anda tawarkan sejak awal.(Galeriukm).
Sumber:
http://economy.okezone.com/read/2011/06/12/23/467307/memulai-aktivitas-pemasaran-dari-yang-kecil-untuk-hal-besar

Jumat, 11 Februari 2011

Merancang Masa Depan Dengan Perencanaan Keuangan

Menuju kebebasan finansial terletak pada kemampuan seseorang untuk mengelola keuangan dengan baik. Pemasukan yang besar tidak menjamin seseorang bebas dari masalah keuangan, jika tidak diiringi dengan manajemen dan perencanaan keuangan yang baik. Ini berlaku bagi kehidupan pribadi maupun kehidupan bisnis dalam level apapun. Bisnis usaha kecil, bisnis rumahan atau bisnis besar. Masa depan keuangan kita tergantung pada bagaimana kita merencanakan, mengelola dan menggunakan sumber daya keuangan yang kita miliki. Biasanya orang dengan pemasukan besar memiliki pengeluaran yang besar pula, yang pada akhirnya akan sama saja, memiliki pemasukan yang besar dengan pemasukan yang kecil. Dalam kehidupan pribadi maupun bisnis sangat penting untuk membuat perencanaan keuangan secara baik agar masa depan kita baik.

Dalam hal mengelola keuangan sebaiknya kita menggunakan maksimal 55% dari gaji yang kita terima setiap bulannya untuk kebutuhan sehari-hari. Karena itu, alangkah baiknya jika kita juga terus membiasakan diri untuk memiliki pola hidup yang sederhana. Sebagai contoh, jika ada di antara Anda yang belum memiliki rumah dan karena satu dan lain hal harus tinggal di tempat kost, setidaknya beberapa ratus ribu rupiah sudah pasti terpotong dari gaji Anda selama sebulan. Untuk itu, Anda bisa menyiasatinya dengan mencari tempat kost di daerah yang tidak terlalu mahal, walaupun untuk itu Anda mungkin perlu sedikit “prihatin”, dalam arti Anda memilih tempat kost yang hanya memiliki kipas angin, karena tempat kost yang menyediakan AC sudah pasti lebih mahal harganya.
Lalu selain tempat tinggal, kita juga perlu memikirkan tentang makan sehari-hari atau kebutuhan kita setiap bulan. Jika kita berbelanja kebutuhan sehari-hari di supermarket, harganya pasti akan lebih mahal dibanding jika kita berbelanja di toko serba ada. Begitu pula jika kita memasak sendiri di rumah akan jauh lebih hemat daripada makan di luar. Memang mau tidak mau dibutuhkan usaha ekstra jika kita ingin melakukan penghematan, tapi seandainya kita rela melakukan tindakan-tindakan penghematan seperti itu, kita akan memiliki sisa uang atau kesempatan menabung yang lebih besar lagi. Semakin banyak yang bisa kita tabung, semakin besar pula kesempatan kita untuk berinvestasi.
Modal dan Investasi
Bicara tentang modal dan investasi, ada baiknya kita melakukan semacam pengelompokan, sehingga dari pengelompokan ini kita bisa menimbang investasi apa yang bisa kita kerjakan. Sebagai contoh: Jika modal kita di bawah 5 juta rupiah, maka jenis investasi yang tersedia akan berbeda dibandingkan jika kita memiliki modal 10-15 juta atau bahkan 50 juta ke atas. Katakanlah modal kita di bawah 10 juta, kita bisa menimbang jenis investasi yang ingin kita lakukan berdasarkan kebutuhan yang ada di masyarakat sekitar kita.
Sebagai contoh: apabila kita tinggal di lingkungan di mana banyak terdapat anak muda dan tempat kost-kostan, kesempatan investasi yang paling bagus antara lain adalah jasa cuci pakaian atau laundry. Kita bisa mulai menghitung, untuk pakaian 1 kg, berapa banyak sabun yang kira-kira dibutuhkan dan berapa besar listrik yang terpakai untuk menyeterika. Dari situ kita juga bisa mencari seseorang untuk membantu kita mencuci, atau jika kita tidak ingin menyewa orang, berapa besar biaya operasional yang harus kita keluarkan jika menggunakan mesin cuci? Dari perhitungan tersebut, kita bisa mengetahui berapa harga yang akan kita patok per kilogramnya untuk pelanggan kita. Selain itu, mungkin kita tidak perlu mengambil profit margin yang terlalu besar tetapi kita lebih mengejar omzetnya.
Ada banyak peluang usaha lain yang bisa kita ambil dan semua itu dapat didasarkan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada di sekeliling kita. Karena itu, kita perlu terus mengasah kemampuan dalam menganalisa dan membuat pengamatan, sehingga akan jauh lebih mudah untuk melihat peluang yang ada sesuai dengan “ketebalan dompet” dan waktu yang kita miliki. Sektor riil bisa kita manfaatkan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang ada, karena di mana ada kebutuhan, akan selalu ada kesempatan untuk memenuhi kebutuhan itu dan menjadikannya sebagai peluang bisnis.Dengan modal di bawah 5 juta, alternatif investasi selain di sektor riil adalah pasar saham yang juga cukup menjanjikan. Dengan modal di bawah 10 juta kita tetap bisa memanfaatkan kesempatan-kesempatan di pasar saham. Yang kita perlukan hanyalah mempelajari fluktuasi yang ada sehingga kita tetap bisa mengambil keuntungan dari setiap situasi yang terjadi.
Di sisi lain, tidak ada salahnya jika kita menyimpan sebagian uang di bank, karena bagaimanapun juga kita perlu memiliki cashflow. Jika kita menyimpan cashflow dalam bidang investasi, kita tidak bisa mengambilnya sewaktu-waktu jika dibutuhkan. Jika suku bunganya menjanjikan, kita juga bisa “memarkirkan” uang kita di bank dalam bentuk deposito ataupun reksa dana. Tapi dalam kondisi sekarang ini, sebaiknya jangan terlalu lama atau terlalu banyak memarkirkan uang kita di bank. Pihak Bank sendiri memang sengaja menurunkan suku bunga, dengan harapan agar dana-dana yang selama ini diparkirkan oleh banyak pihak di bank bisa mulai ditarik untuk kemudian diinvestasikan di sektor riil, sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan di sektor riil. Sebaiknya sekitar 15-20% dari total tabungan yang ada bisa kita pakai untuk diinvestasikan, sementara sisanya tetap disimpan sebagai cashflow di tabungan, sambil menunggu adanya peluang-peluang investasi yang lebih bagus lagi.
Satu tips lagi, jika kita punya tabungan yang agak berlebih, sebaiknya jangan diinvestasikan di satu jenis investasi saja. Mungkin pada awalnya kita memulai dengan satu investasi saja, tetapi pastikan profit yang kita dapatkan dari investasi tersebut kita bisa tabung – jangan dipakai untuk memperbesar cashflow atau untuk meningkatkan gaya hidup. Dengan demikian, kita akan memiliki uang yang cukup jika di kemudian hari ada peluang investasi yang bagus terbuka di hadapan kita, sehingga kita bisa memiliki multiple-income – pendapatan kita bukan hanya dari satu sumber saja, melainkan dari beberapa sumber.
Jika ada orang yang tidak pernah tertarik untuk menabung, hal itu bisa disebabkan karena ia memang tidak terbiasa menabung. Jadi yang perlu kita lakukan hanya membiasakan diri saja. Lalu, jika ditanya “Bagaimana agar saya tertarik?” cara yang paling sederhana adalah: coba mulai pikirkan apa saja keuntungan yang bisa Anda nikmati ketika Anda mulai menabung, dan apa saja keuntungan jangka panjang yang bisa Anda nikmati ketika tabungan Anda semakin bertambah dan Anda mulai memiliki kesempatan untuk berinvestasi sehingga pundi-pundi dan cashflow Anda semakin bertambah besar (yang tentu saja berujung pada terciptanya kehidupan yang lebih baik).
Budaya Investasi yang Ditanamkan Sejak Dini
Budaya investasi bisa ditanamkan sejak dini dalam diri anak-anak. Meskipun di sekolah kita diajarkan berhitung, namun kita hampir tidak pernah diajarkan tentang cara mengelola uang. Sebagai akibatnya, anak-anak yang ada –bahkan kita para orangtua– hampir tidak pernah bisa mengelola keuangan dengan baik. Jangankan berinvestasi, memastikan agar bulan ini tidak berhutang saja sering kali menjadi pergumulan bagi kita. Di Indonesia saat ini sudah ada sebuah program pendidikan finansial yang sedang dipersiapkan, yang dikhususkan bagi anak-anak berusia 9-18 tahun, di mana mereka akan diajarkan tentang cara mengelola uang, bahkan tentang berinvestasi.
Sepanjang yang saya amati, kita hampir tidak pernah melihat anak usia 10 tahun berjualan –bukan karena mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu, melainkan dalam arti mereka memulai usaha sendiri dari berjualan itu. Hal ini terjadi karena anak-anak yang berasal dari keluarga yang cukup mapan –terlebih jika mereka sudah menempuh pendidikan yang baik– hampir tidak pernah diijinkan untuk berpikir tentang bagaimana harus mencari uang. Orang tua sering kali berkata, “Tugas kami sebagai orangtua untuk mencari uang, kamu cukup belajar yang rajin di sekolah supaya mendapat nilai yang bagus.” Padahal, statistik menunjukkan –dan Bank sendiri sudah mulai mengeluarkan kartu kredit khusus untuk anak-anak– bahwa budaya yang dibangun dalam diri anak-anak sekarang ini justru budaya konsumtif, sehingga mereka hanya tahu bagaimana membelanjakan uang mereka. Nah, program pendidikan finansial yang akan segera di-launching ini akan menolong mempersiapkan dan mengajarkan anak-anak kita, mulai dari usia 9 tahun sampai kurang lebih 17 tahun, tentang bagaimana mengatur uang yang mereka terima dari orangtua mereka, baik itu uang jajan atau uang untuk bermain, sekaligus melatih mereka sampai mereka bisa membuat sebuah business plan.
Di kota besar seperti Jakarta, banyak ibu rumah tangga yang mau tidak mau harus bekerja karena tuntutan ekonomi. Di sisi lain, dengan bekerja di luar, mereka harus menggunakan jasa seperti pembantu rumah tangga, babysitter, catering, dan lain sebagainya yang tentunya menyebabkan pengeluaran ekstra. Alangkah baiknya jika ibu-ibu rumah tangga mulai membuat catatan pengeluaran untuk dibandingkan dengan jumlah gaji yang diterima. Contoh: untuk seorang babysitter kita membutuhkan 350 ribu rupiah, lalu seorang pembantu rumah tangga juga 350 ribu rupiah, dan catering selama sebulan 500 ribu rupiah. Jika jumlah tersebut ditotal, maka pengeluaran tetap kita setiap bulan adalah 1.200.000, belum lagi kebutuhan-kebutuhan yang lain. Jika ternyata gaji kita hanya 1.250.000, berarti kita hanya memiliki surplus sebesar 50 ribu dari total gaji yang kita terima dikurangi dengan pengeluaran-pengeluaran tadi. Ini sama dengan kerja rodi yang sangat tidak menguntungkan.
Namun akan berbeda jika sebagai ibu rumah tangga kita mulai mengembangkan kemampuan untuk melihat peluang-peluang investasi dan melakukan usaha, apalagi jika usaha tersebut bisa dilakukan dari rumah, sehingga kebutuhan akan babysitter dan pembantu rumah tangga bisa diminimalkan. Kita juga bisa memasak sendiri sehingga tidak memerlukan catering, sehingga ini akan semakin meminimalkan pengeluaran dan kita memiliki cashflow yang lebih besar lagi.
Ada banyak sekali peluang usaha di sekeliling kita. Ketika kita mengasah kemampuan untuk menganalisa dan membuat pengamatan, ditambah sense of business yang tajam, maka kita akan bisa memperoleh sumber pendapatan yang baru bagi hidup kita sehari-hari.(Galeriukm).
Sumber:
Merencanakan Keuangan, Merancang Masa Depan, Steven Agustinus, http://www.andriewongso.com/artikel/viewarticleprint.php?idartikel=2354

Kamis, 10 Februari 2011

Cara Menjadi Kaya

Menjadi orang kaya adalah dambaan hampir setiap orang, meski ukuran kekayaan itu adalah relatif. Satu orang yang telah memiliki sejumlah uang tertentu, rumah, kendaraan dan lain-lain bisa jadi merasa belum kaya, sedangkan bagi orang lain sudah cukup. Pada dasarnya kekayaan adalah apa yang diakumulasikan, bukan yang dibelanjakan. Jadi orang yang hobi membelanjakan uangnya belum tentu ia orang kaya.

Jika anda ingin hidup dengan kekayaan, berikut langkah dan cara yang bisa ditempuh untuk menjadi kaya:
1.Hidup sederhana.
Orang-orang dengan penghasilan tinggi yang membelanjakan seluruh uangnya untuk bersenang-senang tak bisa dianggap orang kaya. Mereka ceroboh karena hanya hidup untuk hari ini. Anda tentu masih ingat bukan dengan pepatah “Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian”? Jadi, hiduplah sederhana pada hari ini agar bisa menikmati hidup Anda nanti.
2. Membuat perencanaan.
Perencanaan dilakukan tidak hanya dalam periode satu tahun, misalnya, tetapi selamanya. Dan, hiduplah sesuai dengan perencanaan Anda tersebut hari ini, besok, bahkan sampai 30 tahun berikutnya. Luangkan waktu untuk membuat perencanaan ini dan awasi perencanaan itu setiap hari. Gunakan budget dan tetaplah berpegang pada budget tersebut.
3. Lakukan diversifikasi.
Leslie Lassiter, Direktur Pelaksana JP Morgan Private Wealth Management, mengatakan, orang-orang kaya biasa membuat diversifikasi untuk investasi mereka. Cara ini membuat mereka lebih fleksibel untuk bertahan pada masa-masa sulit. “Klien yang paling kaya memiliki portofolio yang sangat bervariasi, yang bukan sekadar saham, obligasi, melainkan juga hedge funds, mata uang, dan komoditas,” katanya. Ada banyak reksadana yang memungkinkan Anda mendapatkan tipe kelas-kelas aset.
4. Kurangi penggunaan kredit dan beralihlah ke tunai.
Orang-orang kaya tentu bisa saja membeli rumah atau mobil mewah secara tunai. Namun, kita yang mempunyai penghasilan rata-rata pun bisa meniru kebiasaan ini. Bayarlah barang-barang yang Anda inginkan secara tunai. Itu artinya: bila tak ada uang tunai, tak perlu membeli barang tersebut. Menumpuk utang kartu kredit untuk barang-barang mahal atau liburan yang mewah tak akan membuat Anda menjadi kaya.
5. Miliki akses ke uang tunai.
Meskipun telah menginvestasikan sebagian uangnya, orang kaya masih bisa memiliki uang tunai ketika membutuhkannya. Jadi, ketika ada kebutuhan mendadak, Anda tidak kesulitan untuk memenuhinya.
6. Sebarkan tabungan tunai Anda.
Simpan uang Anda dalam beberapa tabungan yang berbeda. Cara seperti ini akan membantu Anda untuk mengatur budget. Misalnya, satu rekening bank digunakan sebagai biaya operasional sehari-hari. Rekening lainnya untuk tabungan hari tua, dana pendidikan, dana liburan, dan lain sebagainya. Menggunakan beberapa akun di bank juga memungkinkan Anda mendapatkan manfaat yang berbeda-beda.
7. Ajarkan anak untuk menabung dan bagaimana mengelola keuangannya.
Bila orangtua bisa memberi contoh tidak berperilaku konsumtif, anak akan meniru. Orangtua yang tidak konsumtif memiliki pola pikir gengsi bukan terletak pada merek atau jumlah barang yang dimiliki. Orangtua akan mengajarkan anak-anak membeli barang sesuai kebutuhan dan kemampuan. Dengan demikian, anak akan lebih menghargai uang dan lebih cerdas mengatur keuangannya.(Galeriukm).
Sumber:
http://female.kompas.com/read/2011/04/18/15475372/7.Langkah.Menjadi.Orang.Kaya

Rabu, 09 Februari 2011

Membangun Keterampilan Dasar Manajemen

Kemampuan manajemen bisnis adalah keterampilan yag harus terus menerus dilatih. Setiap keterampilan dalam manajemen memiliki jenjang yang berupa piramida keterampilan manajemen.Pada level piramida paling tinggi jumlahnya akan semakin sedikit, dibandingkan piramida dibawahnya. Dan untuk mencapai puncak piramida akan semakin sulit dalam menggapainya. Namun jika anda mau, tentu anda bisa memilikinya. Dalam mengelola  bisnis usaha kecil diperlukan pula keterampilan manajemen yang senantiasa harus ditingkatkan dari waktu ke waktu.

Untuk mencapai keterampilan manajemen tingkat tertingi diawali dari keterampilan tingkat dasar terlebih dahulu. Secara garis besar pernah dibahas pada tulisan piramida keterampilan manajemen terdahulu. Berikut keterampilan dasar manajemen yang harus dikuasai untuk menuju level piramida berikutnya:
Plan
Planning atau perencanaan adalah langkah pertama dan paling penting dalam tugas manajemen. Ini paling sering diabaikan atau langkah yang sengaja dilewatkan. Sejumlah perencanaan dan detail pelaksanaan sangat perlu dilakukan dalam mencapai sukses bisnis. Kesuksesan tanpa rencana hanyalah keberuntungan saja, sedangkan keberuntungan porsinya sangat kecil sekali.
Organize
Seorang manajer harus mampu mengatur tim, tugas, dan proyek-proyek dalam rangka untuk mendapatkan pekerjaan tim dilakukan dengan cara yang paling efisien dan efektif. Sebagai manajer awal, Anda mungkin mengatur tim kerja kecil atau tim proyek. Keterampilan yang sama ini akan diperlukan nanti dalam karir Anda ketika Anda harus mengatur departemen atau divisi baru perusahaan.
Bila Anda mengorganisasi pekerjaan, yang perlu anda lakukan adalah :
  • menentukan peran yang dibutuhkan,
  • menetapkan tugas dengan peran,
  • menentukan sumber daya terbaik (orang atau peralatan) untuk peran,
  • memperoleh sumber daya dan mengalokasikan mereka ke peran, dan
  • menetapkan sumber daya untuk mendelegasikan tugas dan wewenang dan tanggung jawab kepada mereka.
Direct/Mengarahkan
Mengarahkan adalah langkah untuk memastikan bahwa rencana sudah dapat dilaksanakan sesuai jalurnya. Selain itu anda juga harus memastikan tim anda mengetahui dengan pasti tujuan bisnis yang akan dijalankan. Dan memastikan semua berperan sesuai fungsinya.
Anda akan lebih efektif memimpin tim menuju tujuan Anda jika Anda memberikan dorongan kepada mereka (memimpin mereka) daripada memberi perintah. Lebih baik Anda memotivasi orang-orang dalam tim Anda dan membantu dan mengilhami mereka terhadap tujuan tim.
Kontrol
Pada langkah di atas, Anda telah merencanakan pekerjaan, mengorganisir sumber daya untuk mewujudkannya paling efisien, dan diarahkan tim untuk mulai bekerja. Pada langkah kontrol, Anda memonitor pekerjaan yang sedang dilakukan. Anda membandingkan kemajuan aktual dengan rencana tersebut. Anda memverifikasi bahwa organisasi bekerja seperti yang Anda dirancang itu.
Hal-hal yang perlu anda kontrol antara lain:
  • Schedule, memastikan semua kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan jadwal
  • Keuangan, memonitor alokasi keuangan, pengeluaran dan pemasukan
  • Sumberdaya, memonitor dan memastikan semua sudah menjalankan fungsi seperti yang dikehendaki. Mengukur kinerja personalia dan lain-lain.
Menguasai keterampilan dasar manajemen pada level ini membantu anda bisa melaksanakan tugas sesuai dengan rencana yang ditetapkan. (Galeriukm).

Sumber:
http://management.about.com/od/managementskills/a/level1managementskills.htm

Selasa, 08 Februari 2011

Menimbang Investasi Di Bidang Saham

Pada tulisan terdahulu sudah dibahas mengenai Investasi sebagai cara untuk menghasilkan income, yang sangat berbeda dengan berjudi. Pada kesempatan ini akan coba kita bahas salah satu jalan dalam berinvestasi yaitu Investasi dalam Bidang saham. Saat ini Saham telah menjadi salah satu tren investasi masa kini. Investasi dengan membeli saham telah menjadi usaha  pokok dan usaha sampingan bagi banyak orang. Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang bisa diperjualbelikan di pasar modal. Saham juga menjadi bukti kepemilikan atau penyertaan modal dalam sebuah perusahaan. Sebagai pemegang saham, seseorang memiliki hak untuk memberikan suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

Selain itu sebagai pemegang saham anda akan ikut menentukan keputusan strategis menyangkut perusahaan itu. Semakin besar porsi saham yang dimiliki , tentu saja semakin besar pula kekuatan suara seseorang pada saat RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).Salah satu kelebihan saham dibanding dengan instrumen lainnya adalah bahwa saham bersifat sangat likuid. Artinya, Anda mudah memperjual-belikannya di pasar yang disebut bursa saham. Di Indonesia, ada dua bursa saham yang beroperasi saat ini, yakni: Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).

Keuntungan Investasi Di Bidang Saham

Ada dua jenis keuntungan yang bisa diperoleh dengan memiliki saham.
- Keuntungan pertama berupa pembagian laba perusahaan atau dividen.
Sebagai pemilik saham seseorang berhak memperoleh dividen dari laba yang diterima perusahaan. Dividen yang diberikan oleh perusahan sangat beragam tergantung perusahan tersebut.
- Keuntungan kedua berupa kenaikan harga saham yang Anda miliki, hal ini sering disebut sebagai capital gain.
Contoh: Anda membeli saham PT Bank BCA Tbk di harga Rp 5.300 per saham, lalu menjual kembali di harga Rp 6.000 per saham. Nah, keuntungan atau capital gain yang Anda peroleh adalah Rp 700 per saham atau 13,2%.

Resiko Investasi Di Bidang Saham

Meski memiliki beberapa keuntungan dan kemudahan investasi di Bidang saham memiliki resio yang juga tinggi, antara lain:
- Resiko tidak memperoleh dividen. Perusahaan umumnya membagikan dividen pada saat kinerjanya meningkat. Sebaliknya, jika kinerja perusahaan menurun atau bahkan merugi, kemungkinan besar ia tak akan membagikan dividen.
Dengan membeli saham, Anda ikut menjadi juragan yang memiliki perusahaan penerbit saham tersebut. Artinya, Anda berhak menerima pembagian keuntungan atau dividen. Tapi, jika perusahaan bangkrut, Anda tidak bisa buru-buru mengklaim hak Anda. Perusahaan akan melunasi kewajibannya kepada pemerintah, karyawan, dan kreditur dahulu. Jika ada sisa, baru pemegang saham memperoleh jatah terakhir.
- Risiko yang kedua adalah risiko penurunan harga saham. Contoh, Anda membeli saham BCA di harga Rp 5.300 per saham. Jika ternyata harga saham BCA justru turun menjadi Rp 5.000, artinya Anda menderita kerugian Rp 300 per saham atau 5,7%. Jika penurunan harga saham itu sangat parah, ada risiko nilai pokok investasi yang Anda tanamkan bisa ludes atau habis tak tersisa (capital loss).
- Resiko Ketiga,ada kalanya, perusahaan penerbit saham juga melanggar aturan pasar modal. Jika ini terjadi, biasanya otoritas bursa akan menghentikan perdagangan saham itu untuk sementara (suspend). Akibatnya, selama masa penghentian perdagangan, pemegang saham kehilangan kesempatan untuk memperdagangkan sahamnya di pasar.
Jika pelanggarannya parah, bisa juga otoritas bursa seperti BEJ menendang saham itu keluar dari bursa (delisting). Jika ini terjadi, praktis, Anda tidak bisa lagi memperdagangkan saham itu di bursa saham. Untuk bisa menjual saham yang Anda miliki, Anda harus mencari pembeli di luar bursa. Akibatnya, harga jualnya pun tidak memiliki patokan yang pasti. Hasil tawar-menawar dengan pihak pembeli itulah yang akan menentukan tinggi rendahnya harga jual saham Anda.
- Resiko Keempat, risiko likuidasi. Dalam kondisi tertentu, mungkin saja perusahaan yang sahamnya Anda miliki ternyata bangkrut di belakang hari. Bisa juga perusahaan itu dibangkrutkan atau dipailitkan pihak lain melalui pengadilan. Jika ini terjadi, hak dan klaim pemegang saham menjadi prioritas terakhir.
Dalam proses likuidasi, biasanya perusahaan akan menjual aset-asetnya. Nah, dari hasil penjualan asset-asetnya itu, pertama-tama perusahaan itu harus membayar kewajibannya kepada negara. Selanjutnya, ia juga harus melunasi kewajibannya kepada karyawan dan pihak-pihak yang memberikan pinjaman atau kreditur. Terakhir, jika masih ada dana atau aset tersisa, baru sisa itu dibagikan secara proporsional kepada para pemegang saham. Tapi, jika tak ada sisanya, Anda sebagai pemegang saham tak akan memperoleh apa-apa.

Menghindari Resiko Investasi Saham

Risiko-risiko itu tentu saja bisa dihindari. Caranya, sebagai investor Anda harus selektif dalam memilih saham-saham yang akan Anda jadikan wahana investasi. Misalnya, Anda bisa memilih perusahaan yang besar, keuntungannya tinggi, namanya terkenal, dan seterusnya.

Cara Membeli Saham

Ada tiga cara membeli saham. Yakni, di pasar perdana, pasar sekunder, dan melalui reksadana. Khusus di pasar sekunder, Anda hanya bisa memperjualbelikan saham melalui pedagang perantara atau broker. Untuk itu, Anda harus menjadi nasabah salah satu broker anggota bursa di BEJ maupun BES. Broker itu akan meminta setoran dana awal kepada Anda. Nilainya sekitar Rp 25 juta sampai Rp 50 juta.
Pasar perdana.
Pasar Perdana adalah pasar ketika perusahaan penerbit saham atau emiten mulai menawarkan sahamnya ke investor publik. Istilah kerennya adalah Initial Public Offering atau IPO. Untuk membeli saham saat IPO ini, Anda tinggal memesan saham tersebut melalui perusahaan sekuritas yang menangani IPO tersebut.
Pasar Sekunder
Cara yang kedua adalah dengan membeli saham-saham yang sudah tercatat di bursa saham. Untuk membedakan dengan pasar perdana, pasar ini sering disebut sebagai pasar sekunder. Di Indonesia, saat ini, ada dua bursa saham yang beroperasi, yakni Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Saat ini jumlah saham yang sudah tercatat di kedua bursa itu sudah sangat banyak, mencapai lebih dari 300 saham. Jadi, Anda tinggal memilihnya.
Ada serangkaian proses yang harus dilakukan untuk bisa membeli dan menjual saham di pasar sekunder. Untuk bisa membeli saham di bursa, terlebih dahulu Anda harus menjadi nasabah broker atau pialang yang menjadi anggota BEJ atau BES.
Khusus di BEJ, saat ini sudah ada sekitar 120 broker saham yang akan melayani transaksi jual-beli saham Anda di BEJ. Sebut saja nama Danareksa Sekuritas, Trimegah Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Kim Eng Securities, BNI Securities, dan masih banyak lagi. Untuk bisa menjadi nasabah broker itu, biasanya Anda harus menyerahkan fotokopi KTP yang berlaku.
Selanjutnya, Anda juga harus mengisi formulir pendaftaran nasabah. Tapi, yang terpenting, Anda juga harus menyetorkan deposit dana awal ke rekening broker yang sudah ditentukan. Dana ini akan menjadi modal awal investasi Anda.
Reksadana
Yang terakhir, Anda bisa membeli saham melalui reksadana. Tapi, pembelian saham ini tidak langsung. Anda menyerahkan duit Anda kepada manajer investasi reksadana, dan selanjutnya si manajer investasi yang akan membeli sahamnya.(Galeriukm)

Sumber:
1. http://www.kontan.co.id/index.php/investasipemula/article/13/10/Mari_Bermain_Saham.

Senin, 07 Februari 2011

Merencanakan Keuangan Bisnis

Segala sesuatu di dalam hidup ini harus direncanakan dengan baik dan matang. Di dalam menjalankan usaha tentu sudah menjadi keharusan untuk membuat rencana bisnis yang baik dan berpotensi mendatangkan keuntungan. Bisnis Usaha kecil biasanya merupakan bisnis yang dilakukan secara tradisional, mengalir begitu saja sesuai dengan kebiasaan dan naluri pelakunya. Tetapi sesunggunya menjalankan bisnis Usaha Kecil tidak bisa dielakkan dari sebuah perencanaan bisnis yang matang. Salah satu perencanaan yan penting bagi kelangsungan bisnis Usaha kecil adalah Merencanakan Keuangan Bisnis Usaha Kecil. Biasanya pada usaha kecil keuangan pribadi dan keuangan perusahaan bercampur menjadi satu, pengeluaran untuk usaha sulit dibedakan dengan pengeluaran untuk keperluan pribadi. Karena Usaha kecil adalah sebuah bisnis pribadi tentu saja menjadi hak dan tanggung jawab penuh pelaku bisnis untuk menggunakan keuangan. Hal inilah yang seringkali membuat bisnis usaha kecil menjadi tidak maju dan bahkan gulung tikar.


Secara sederhana sebuah bisnis yang sehat bisa dilihat dari aliran kas keuangan masuk dan keluarnya, idealnya arus uang masuk harus lebih besar dibandingkan arus kas keluar. Merencanakan Keuangan Bisnis penting untuk membuat arus kas berjalan dengan baik dan benar. Dengan perencanaan keuangan bisnis yang baik aliran dana dapat terkontrol dan dapat dievaluasi secara mudah dan terukur. Selanjutnya dapat diambil tindakan-tindakan dengan segera jika terjadi kekeliruan atau penyimpangan. Setelah memlikiki Rencana Keuangan Bisnis yang baik tinggal proses manajemen keuangan. Manajemen Keuangan adalah aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai dengan tujuan perusahaaan secara menyeluruh
Sebelum Merencakan Keuangan Bisnis, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah melakukan identifikasi rencana alokasi pendapatan. Dengan membuat identifikasi awal akan membantu kita membuat rencana keuangan yang cukup realistis dan mungkin untuk dilaksanakan.
Berikut adalah langkah-langkah yang harus anda lakukan untuk Merencanakan Keuangan Bisnis :
1. Buat perhitungan cermat mengenai pengeluaran anda selama sebulan, disini anda harus memisahkan antara pengeluaran pribadi dan bisnis anda
2. Hitung seluruh penghasilan anda, disini untuk pembiayaan keuangan pribadi anda dan keluarga anda dapat menggaji diri anda sendiri dan dari gaji itu anda dapat membiayai pengeluaran pribadi
3. Tulis dengan cermat selisih diantara keduanya
Beberapa saran untuk membuat Rencana Keuangan yang baik
1. Hitung ulang seluruh hutang anda dan pisahkan antara hutang untuk konsumsi pribadi dan bisnis. Apabila jumlah hutang anda diatas 30% dari total penghasilan, hal ini mengindikasikan bahwa keuangan anda tidak sehat
2. catat seluruh penghasilan yang anda terima dan pengeluaran anda selama beberapa bulan dan cermati hasilnya. Disini anda dapat melihat pengeluaran apa saja yang memang menjadi kewajiban seperti transportasi, belanja bulanan, makan dll dan yang sifatnya hanya terjadi sewaktu-waktu.
3. Targetkan seberapa besar pengeluaran dan jangan melebihinya
4. Mulailah untuk memisahkan sejumlah uang untuk ditabung, dalam hal ini anda juga harus memisahkan antara tabungan pribadi tentunya untuk tujuan pribadi dan profit bisnis.
5. Anda harus menetapkan tujuan keuangan anda baik untuk pribadi maupun untuk bisnis misalnya saja anda berencana untuk menikmati liburan di Bahama 3 tahun lalu dan untuk bisnis , anda berencana untuk membuka 10 outlet tambahan dalam jangka waktu 3 tahun.
6. Pisahkan antara tabungan pribadi dan tabungan bisnis, buatlah rekening bank berbeda. Bahka anda dapat membuat beberapa rekening bank untuk beberapa tujuan misalnya rekening A untuk rencana liburan, rekening B untuk profit bisnis, rekening C untuk dana pendidikan anaka, rekening D untuk dana pensiun dll.
7. Jangan lupakan investasi untuk dana pensiun anda. Buatlah perencanaan kapan anda ingin pensiun dan hitung berapa biaya hidup nantinya serta seberapa besar yang harus anda sisihkan untuk dana pensiun.
8. Bijaklah terhadap hutang dan pengeluaran tak perlu. Apabila anda berhutang untuk menambah modal maka anda harus menghitung risiko serta keuntungan yang anda terima apabila anda meminjam uang untuk modal.
9. Disiplin terhadap apa yang anda targetkan dan tertulis di perencanaan keuangan anda. (Galeriukm).
Sumber:
1.http://yea.co.id/rencanakan-keuangan-bisnis-anda.html


Minggu, 06 Februari 2011

Memilih Investasi Yang Tepat

Mengandalkan pendapatan dari gaji atau pendapatan dari pekerjaan utama bagi sebagian orang mungkin tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan kehidupan. Karena itu selain pemasukan utama dari gaji perlu difikirkan pendapatan sampingan yang tidak menguras waktu dan tenaga yang terbatas. Jalan itu adalah dengan berinvestasi.
Investasi sendiri bermacam-macam bentuknya dan tidak perlu menunggu modal anda besar untuk bisa berinvestasi. Idealnya kita harus melakukan investasi sebesar 20% dari gaji bulanan. Saat ini banyak sarana untuk berinvestasi bagi perorangan.
Tipe investasi sendiri dapat dikategorikan dalam tiga kelompok yaitu investasi jangka pendek, jangka menengah, dan investasi jangka panjang.
Investasi jangka pendek sesuai untuk keluarga baru. Jika berstatus pekerja, investor tipe ini adalah orang-orang yang berada di tengah tangga kariernya. Biasanya pula, mereka masih membutuhkan banyak biaya untuk membesarkan sekaligus menyekolahkan anak. Investasi tipe ini sebaiknya memilih produk investasi dengan resiko yang rendah.
Investasi Jangka Menengah , sesuai untuk  keluarga yang telah memiliki anak usia SMP atau SMA. Keluarga seperti ini sebaiknya mulai berkonsentrasi untuk investasi jangka menengah dan panjang, di luar mencukupi kebutuhan tempat tinggal ataupun mobil.
Fokus keluarga seperti ini tak lagi mencari harta, tapi memperbanyak harta. Porsi pengeluaran rutin mereka tak lagi terlalu besar dibanding penghasilan. Mereka yang masuk kelompok ini adalah orang yang sudah berumur di atas 40 tahun.
Tipe ketiga adalah keluarga yang perlu berinvestasi jangka panjang. Mereka adalah golongan masyarakat yang telah menjelang masa pensiun, dan telah mencapai puncak karier. Ini saat paling tepat untuk melikuidasi timbunan aset.(Galeriukm).

Sumber:
http://personalfinance.kontan.co.id/v2/read/personalfinance/46028/Kiat-memilih-keranjang-investasi-ideal

Sabtu, 05 Februari 2011

Manajemen Hutang Usaha Kecil

Hal yang lumrah bagi seorang pengusaha menggunakan dana hutang sebagai modal dalam usaha. Bagi pelaku usaha yang sudah cukup dipercaya oleh lembaga keuangan tidaklah sulit untuk memperoleh modal usaha melalui dana hutang. Akan tetapi tidak sedikit pelaku usaha yang akhirnya terlilit oleh hutang yang berkepanjangan dan terbebani oleh kewajiban membayar angsuran yang terkadang lebih besar dari pemasukan (income) yang diperoleh. Untuk menutup hutang tentu harus menambah income setiap bulannya, jika tidak  akhirnya aset usaha ikut lenyap untuk menutup hutang yang besar. Hal seperti ini yang perlu difikirkan oleh pelaku usaha kecil dan menengah sebelum mengajukan pinjaman modal usaha melalui hutang, entah hutang melalui lembaga keuangan atau sumber lain. Sebelum melangkah yang difikirkan adalah kemampuan membayar bukan kemampuan meminjam. Inilah pentingnya kita memikirkan bagaimana mengelola hutang yang baik atau manajemen hutang.

Kesehatan Keuangan

Mungkin orang yang paling berbahagia di dunia adalah orang yang bebas dari hutang, dalam bahasa lain memiliki Kebebasan Finansial. Lalu bagaimana jika sudah terlanjur terbelit hutang? Pada dasarnya keuangan dapat dianalogikan dengan Kesehatan manusia. Kesehatan dimulai dari diri sendiri, ini juga berlaku bagi kesehatan keuangan anda. Sebagai contoh seseorang tidak akan dapat bekerja secara optimal jika dalam kehidupannya orang tersebut dibebani dengan kewajiban yang sangat besar hingga diluar kemampuannya, misalkan kewajiban membayar hutang, kewajiban membayar karyawan dan lain sebagainya.
Kesehatan keuangan sangat bergantung dari besarnya pengeluaran dan hutang. Memang pada awal hutang terbentuk sudah pasti tidak ada yang berminat memiliki hutang yang terlalu besar sehingga sangat berpotensi menjadi macet. Namun jika hal tersebut sudah terlanjur dengan 1001 alasan yang kuat, bagaimana kita dapat mengatasi masalahnya? Jawabannya utama adalah kita harus tetap menjaga kesehatan tubuh (badan & jiwa). Setelah kesehatan tubuh kita rasakan cukup maka langkah penting selanjutnya adalah melakukan “manajemen penyembuhan hutang” dan bukan sekedar “manajemen hutang”.

Menyembuhkan Hutang

Untuk dapat memberikan “obat yang mujarab” pada manajemen penyembuhan utang maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan identifikasi posisi terakhir hutang anda, Ada beberapa tips yang bisa dilakukan  untuk menyembuhkan hutang yaitu :
1. Hitung besar Cicilan hutang anda perbulan, apakah:
a.Kurang dari 30% dari penghasilan anda, jika ini yang terjadi maka anda masih memiliki kemampuan yang kuat untuk menyelesaikan hutang anda secara lancar.

b.Antara 30% hingga 50% dari penghasilan anda maka posisi hutang anda berada dalam 
kondisi ‘dalam perhatian khusus’ atau dikenal dalam istilah ‘under special mention’ ini berarti bahwa pengembalian cicilan hutang berpotensi mengalami keterlambatan sebelum masuk ketahap macet.

c. Diatas 50% hingga 60% dari penghasilan anda maka anda berada dalam posisi ‘kurang lancar’ atau ‘sub standard’, pada golongan ini anda sudah pasti mengalami tingkat kemacetan pembayaran yang melebihi 3 kali cicilan perbulannya dan berpotensi untuk menjadi lebih buruk lagi.

d. Diatas 60% dari penghasilan anda maka posisinya menjadi sangat mengkhawatirkan yakni pada posisi ‘diragukan’ atau ‘doubtful’ ini berarti posisi anda masuk kedalam potensi besar untuk tidak mampu menyelesaikan pembayaran cicilan.

2. Langkah berikutnya adalah lakukan solusi untuk penyelesaian hutang sesuai dengan posisi.
Jika anda berada di posisi diatas 30% dari penghasilan (poin b, c dan d) maka tindakan yang harus diambil adalah mutlak mencari bantuan bukan pinjaman (karena akan menambah hutang baru), ini harus benar-benar diusahakan jika tidak anda akan terpuruk lebih jauh. Ibarat orang sakit anda sedang berada didalam ICU (intensive care unit) atau dalam posisi krisis. Namun dibalik itu semua anda harus berpikir bagaimana melakukan solusi yang terbaik untuk mendapatkan income yang stabil dikemudian hari.
Income yang stabil adalah pintu dari penyelesaian hutang dan sebagai kuncinya adalah anda memiliki rasio cicilan hutang yang tidak lebih dari 30% penghasilan.Bagi anda yang bekerja sebagai karyawan maka ada dua solusi yaitu mengurangi belanja dan menambah income, ini berarti anda mutlak mencari tempat kerja baru atau menambah penghasilan sehingga anda masuk dalam posisi butir a diatas. Namun sebaliknya jika anda adalah seorang pelaku usaha (wiraswasta) maka yang anda harus lakukan adalah mutlak untuk melakukan review apakah saya sudah berada dalam jalur atau track yang benar dalam melakukan usaha?, berikut adalah sebagian profesi yang sering dilakukan oleh seorang wiraswasta, yakni jika anda:

a. Seorang broker atau penghubung sebaiknya anda hanya melakukan 1 (satu) jenis usaha dan maksimum 2 (dua) jenis. Jangan terlalu ‘bermimpi’ untuk mampu melakukan kegiatan ‘brokerisasi’ dalam jumlah yang fantastis besar jika anda tidak atau belum pernah memulainya dalam skala yang kecil. Tips kami untuk profesi ini hanya satu yakni sedikit demi sedikt lama-lama menjadi bukit.

b. Seorang pedagang yakni dengan definisi anda melakukan pembelian barang, melakukan penyimpanan dan penjualan barang tersebut. Maka yang harus dilakukan adalah melakukan telaah apakah posisi perdagangan anda sudah tepat?, dalam proses perdagangan mata rantainya adalah panjang (dari hulu hingga hilir), silahkan teliti posisi anda mungkin ada baiknya merubah atau menambah posisi usaha anda, tentu dalam jenis usaha yang sama.

c. Seorang tenaga professional (konsultan, ahli hukum, ahli manajemen, dll) mulailah anda berpikir untuk mencari partner usaha yang tepat dan cocok dengan anda serta mampu berfungsi sebagai investor baru dalam firma anda. Dengan demikian masalah hutang yang macet dapat terbagi bersama.

Kemudian setelah anda melakukan telaah yang mendalam atas profesi, langkah berikut adalah anda harus berani melakukan penjadwalan hutang (rescheduling) atas tanggal jatuh tempo pembayaran hutang anda. Datanglah kepada Bank, Lembaga Leasing, Kantor Kartu Kredit, Pegadaian, dll. Bicarakan kepada mereka bahwa anda sedang berada dalam posisi kesulitan arus kas sehingga pembayaran hutang dapat diperpanjang. Namun sebelum anda menuju ketempat penjadwalan sebaiknya anda sudah harus berpikir bahwa anda telah mendapatkan solusi penyelesaian yang terbaik walau tidak secara instan. (Galeriukm)

Sumber:
Taufik Gumulya, Menuju Kebebasan Finansial, Detik Finance. http://www.detikfinance.com/read/2009/12/22/094028/1264109/722/menuju-zona-kebebasan-finansial