BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kentang merupakan tanaman dikotil yang bersifat
semusim karena hanya satu kali berproduksi
setelah itu mati, berumur pendek antara 90-180 hari dan
berbentuk semak/herba. Batangnya yang berada di atas permukaan tanah ada yang
berwarna hijau, kemerah-merahan, atau ungu tua. Akan tetapi, warna batang ini
juga dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan lingkungan. Pada kesuburan tanah
yang lebih baik atau lebih kering, biasanya warna batang tanaman yang lebih tua
akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa berkayu. Sedangkan batang
tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan mudah roboh.
Tanaman ini
berasal dari daerah subtropis di Eropa yang masuk ke Indonesia pada saat bangsa
Eropa memasuki Indonesia di sekitar abad ke 17 atau 18.
Pusat tanaman kentang utama di Indonesia adalah Lembang dan Pangalengan (Jawa Barat), Magelang (Jawa Timur), Bali. Di Indonesia kentang sangat digemari hampir semua orang. Bahkan di beberapa daerah, ada yang menjadikannya makanan pokok. Selain itu, kentang juga banyak mengandung vitamin B, vitamin C, dan sejumlah vitamin A. Sebagai sumber karbohidrat yang penting, kentang masih dianggap sebagai sayuran yang mewah. Karya ilmiah ini mencoba membahas tentang budidaya tanaman kentang di Indonesia.
Pusat tanaman kentang utama di Indonesia adalah Lembang dan Pangalengan (Jawa Barat), Magelang (Jawa Timur), Bali. Di Indonesia kentang sangat digemari hampir semua orang. Bahkan di beberapa daerah, ada yang menjadikannya makanan pokok. Selain itu, kentang juga banyak mengandung vitamin B, vitamin C, dan sejumlah vitamin A. Sebagai sumber karbohidrat yang penting, kentang masih dianggap sebagai sayuran yang mewah. Karya ilmiah ini mencoba membahas tentang budidaya tanaman kentang di Indonesia.
2. Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk dapat mempelajari tenteng budi
daya tanaman kentang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEKNIS BUDI DAYA KENTANG
Syarat Pertumbuhan Tanaman Kentang.
Menurut Bambang cahyono, 1996 menyatakan Tanaman
kentang akan tumbuh baik dan dapat memberikan hasil yang tinggi (jumlah ton/ha)
apabila ditanam di tempat yang keadaan lingkungannya sesuai dengan syarat
tumbuhnya. Pembudidayaan yang dilakukan tanpa memperhatikan keadaan ekologi
yang sesuai merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kegagalan panen.
a. Iklim
Daerah dengan curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun sangat sesuai untuk membudidayakan kentang. Daerah yang sering mengalami angin kencang tidak cocok untuk budidaya kentang. Lama penyinaran yang diperlukan tanaman kentang untuk kegiatan fotosintesis adalah 9-10 jam/hari. Lama penyinaran juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan umbi. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 18-21 derajat C. Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10 derajat C dan lebih dari 30 derajat C. Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80-90%. Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah terserang hama dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan.
b. Media Tanam
Secara fisik, tanah yang baik untuk bercocok tanaman kentang adalah yang berstruktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam. Sifat fisik tanah yang baik akan menjamin ketersediaan oksigen di dalam tanah. Tanah yang memiliki sifat ini adalah tanah Andosol yang terbentuk di pegunungan-pegunungan. Keadaan pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi antara 5,0-7,0, tergantung varietasnya. Untuk produksi yang baik pH yang rendah tidak cocok ditanami kentang. Pengapuran mutlak diberikan pada tanah yang memiliki nilai pH sekitar 7.
c. Ketinggian Tempat
Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi/daerah pegunungan, dengan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl. Ketinggian idealnya berkisar antara 1000-1300 m dpl. Beberapa varitas kentang dapat ditanam di dataran menengah (300-700 m dpl).
Daerah dengan curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun sangat sesuai untuk membudidayakan kentang. Daerah yang sering mengalami angin kencang tidak cocok untuk budidaya kentang. Lama penyinaran yang diperlukan tanaman kentang untuk kegiatan fotosintesis adalah 9-10 jam/hari. Lama penyinaran juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan umbi. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 18-21 derajat C. Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10 derajat C dan lebih dari 30 derajat C. Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80-90%. Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah terserang hama dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan.
b. Media Tanam
Secara fisik, tanah yang baik untuk bercocok tanaman kentang adalah yang berstruktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam. Sifat fisik tanah yang baik akan menjamin ketersediaan oksigen di dalam tanah. Tanah yang memiliki sifat ini adalah tanah Andosol yang terbentuk di pegunungan-pegunungan. Keadaan pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi antara 5,0-7,0, tergantung varietasnya. Untuk produksi yang baik pH yang rendah tidak cocok ditanami kentang. Pengapuran mutlak diberikan pada tanah yang memiliki nilai pH sekitar 7.
c. Ketinggian Tempat
Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah dataran tinggi/daerah pegunungan, dengan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl. Ketinggian idealnya berkisar antara 1000-1300 m dpl. Beberapa varitas kentang dapat ditanam di dataran menengah (300-700 m dpl).
Persiapan Lahan
Mencangkul
Tanah
Tanah harus
dicangkul sedalam 30-40 cm. setelah dicangkul, tanah dibiarkan beberapa hari
agar mendapat sinar matahari sehingga peredaran udara lancer serta hama dan
bakteri bisa terbunuh.
Menggemburkan Tanah, Setelah
dicangkul, tanah harus dilembutkan dan digemburkan. Tanaman kentang hanya bisa
tumbuh dengan baik pada tanah yang gembur sekali. Dalam tanah yang gembur, akar
kentang sebagai asal terjadinya umbi bisa berkembang secara maksimal. Tanah
yang kurang gembur dapat menghambat proses terjadinya umubi. Untuk
menggemburkan tanah dapat digunakan cangkul berukuran sedang atau garu.
Membuat
Bedengan, Bedengan perlu dibuat sebagai tempat
penanaman kentang. Bedengan bisa memudahkan petani untuk memelihara tanaman
kentang. Dengan bedengan, tanaman kentang tidak akan tergenang air jika hujan
turun. Bedengan sebaiknya dibuat membujur kea rah barat-timur. Lebarnya lebih
kurang 70 cm (untuk satu jalur tanaman) atau 140 cm (untuk dua jalur tanaman).
Panjangnya disesuaikan kondisi tanah. Tinggi bedengan lebih kurang 15 cm. parit
bedengan lebarnya lebih kurang 25 cm. Parit-parit bedengan selain berfungsi
sebagai jalan untuk merwat tanaman, juga sebagai saluran air. Oleh karena itu,
parit-parit Bedengan ini dibuat sedemikian rupa agar air dapat mengalir lancer bila
turun hujan.
Membuat
Saluran Air, Saluran air dibuat untuk pembuangan
dan untuk mengalirkan air. Hal ini dimaksudkan agar air tidak menggenang di
parit-parit bedengan.
Tanaman kentang sangat peka terhadap air, terlebih-lebih sejak penanaman sampai berumur dua bulan. Akar tanaman kentang yang tergenang air akan membusuk, kemudian tanaman kentang pun layu.
Tanaman kentang sangat peka terhadap air, terlebih-lebih sejak penanaman sampai berumur dua bulan. Akar tanaman kentang yang tergenang air akan membusuk, kemudian tanaman kentang pun layu.
Meratakan
Tanah, Proses
mertakan tanah ini perlu dilakukan agar permukaan bedengan rata atau datar dan
tidak terdapat bongkahan-bongkahan tanah lagi.
Pembenihan,Karena tanaman kentang tidak
memerlukan persemaian, maka setelah memilih bibit yang baik dan disimpan dengan
cermat, maka kemudian akan muncul titik-titik tumbuh. Hal ini menjadi pertanda
bahwa bibit sudah bisa ditanam. Bibit bisa langsung ditanam ditempat yang telah
dipersiapkan. Yang harus dikerjakan terlebih
dahulu dalam penanaman, yaitu membuat lubang-lubang tanaman berupa alur-alur
silang. Kemudian, pada titik pertemuan sialang itulah nantinya bibit kentang
ditanam.
Agar
pertumbuhan tanaman dapat sempurna, maka jarak tanaman harus diatur sebagai
berikut:
·
Jarak antara
baris 50-65 cm
·
Jarak tanam
di dalam baris 30-40 cm
·
Dalamnya
tanaman masuk ke tanah 5-10 cm
Pada tanah
berat, bibit ditanam lebih dangkal. Demikian pula pada musim penghujan, bibit
ditanam lebih dangkal agar tidak banyak terendam air. Tetapi, sebaliknbya, pada
musim kemarau bibit kentang ditanam lebih dalam agar tidak mengalami
kekeringan.
Dalam proses
penanaman, tiap-tiap lubang tanaman diberi pupuk kandang sebanyak 0,5 kg. Dalam satu
hektar tanaman kentang diperlukan pupuk kandang 20-30 ton.
Letakkanlah
bibit-bibit kentang di atas pupuk kandang dengan kedalaman 7,5-12,5 cm.
Usahakan agar tunas-tunasnya menghadap ke atas. Pada sebelah kanan dan kirinya,
berilah pupuk DS dan ZA sejauh kurang lebih 5 cm dari bibit, yaitu disebelah
kanan diberi pupuk DS sebanyak kira-kira 16 gram dan di sebelah kiri diberi
pupuk ZA sebanyak lebih kurang 16 gram juga. Kemudian, tutuplah
lubang-lubang tanam dengan tanah. Dalam satu hektar tanaman kentang diperlukan
lebih kurang 80-900 kg DS dan ZA.
Dengan lahan seluas satu hektar diperlukan bibit
kentang sebanyak 1200-1500 kg yang berat tiap umbinya antara 30-40
gram.
Setelah lebih kurang 10-12 hari kemudian, maka bibit kentang mulai tumbuh rata di atas tanah.
Setelah lebih kurang 10-12 hari kemudian, maka bibit kentang mulai tumbuh rata di atas tanah.
Pemupukan, Cara pemberian pupuk buatan adalah diatas
pupuk kandang atau diantara umbi bibit dengan jarak 5cm – 7cm di sebelah kanan
dan kiri umbi kentang. Jumlah pupuk buatan untuk tanaman kentang bervariasi,
tergantung pada varietas kentang, jenis tanah, kesuburan tanah, lokasi, dan
musim. Sebagai pedoman, pemakaian pupuk buatan untuk lahan seluas satu hektar
adalah menggunakan campuran pupuk buatan yang dilakukan 20 hari sekali sebagai
berikut:
a. Pupuk Urea sebanyak 400 – 600 kg/ha
b. Pupuk ZA
sebanyak 150 kg/ha
c.
Pupuk SP36
sebanyak 450 kg/ha
d.
Pupuk KCL sebanyak 100 kg/ha
Penyiraman, Tanaman
kentang tidak
menghendaki kekeringan, meskipun sangat peka terhadap air yang berlebihan,
terutama air yang menggenang. Jika terlalu kering, maka suhu tanah akan menjadi
panas dan kelembabannya turun. Umbi kentang memerlukan suhu dingin dengan
kelembaban yang tinggi. Pada tanah yang suhu dan kelembabannya tidak stabil,
tanaman kentang akan menghasilkan umbi yang bentuknya tidak menarik dan benjol-benjol. Penyiraman
kentang harus diperhatikan, terutama bila tidak turun hujan. Apalagi pada musim
kemarau.
Pendangiran
dan Penyiangan, Setelah tanaman kentang berumur kira-kira satu bulan,
maka perlu dilakukan pendangiran. Yakni, tanah disekitar tanaman perlu
digemburkan agar peredara udara menjadi lancar. Dengan demikian, pertumbuhan
tanaman menjadi lebih baik,. Rumput-rumput yang ada di sekitar tanaman juga
perlu dibersihkan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman kentang..
Pembumbunan, Setelah
tanaman kentang berumur 3-4 minggu, maka perlu dilakukan pembumbunan, yakni
proses peninggian tanah. Pembumbunan akan memberikan keuntungan bagi tanaman,
antara lain:
·
Akan
merangsang pembentukan akar baru sehingga umbi kentang yang dihasilkan bisa
semakin banyak.
·
Membantu
perkembangan umbi.
·
Memperkokoh
berdirinya batang.
Tetapi, perlu diperhatikan bahwa pembumbunan yang
dilakukan tidak boleh terlalu tinggi karena bisa mengganggu pernapasan tanaman
kentang di dalam tanah.
Pemangkasan Bunga, Biasanya pada umur 25 – 30 hari, tanaman kentang mulai mengeluarkan bunga. Oleh karena itu, bunga sebaiknya dipangkas sebelum mekar (bunga masih kuncup). Kemunculan bunga bisa membuat umbi tumbuhnya kecil-kecil, Karena terjadi persaingan dalam penggunaan zat makanan untuk pembentukan umbi dan bunga.
Pemangkasan Bunga, Biasanya pada umur 25 – 30 hari, tanaman kentang mulai mengeluarkan bunga. Oleh karena itu, bunga sebaiknya dipangkas sebelum mekar (bunga masih kuncup). Kemunculan bunga bisa membuat umbi tumbuhnya kecil-kecil, Karena terjadi persaingan dalam penggunaan zat makanan untuk pembentukan umbi dan bunga.
Varietas
Tanaman Kentang, Dalam ilmu botani, varietas kentang dicirikan dengan
bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji, dan sifat-sifat lain yang
dapat dibedakan dalam jenis yang sama. Bila diperbanyak secara generatif atau
vegetatif, varietas tanaman yang sama akan menghasilkan tanaman dengan
ciri-ciri yang sama, unik, stabil, dan rasa yang mantap. Varietas kentang
unggul telah banyak beredar di lapangan, berasal dari pemuliaan di dalam negeri
dan atau introduksi dari luar negeri. Beberapa varietas kentang yang banyak
diminati dan dibudidayakan oleh petani adalah sebagai berikut (Setijo pitojo,
2004) :
a.
Varietas Cipanas
Varietas
kentang Cipanas adalah hasil persilangan dari varietas Thung 1510 dan Desiree.
Tanaman kentang Cipanas berumur antara 95 – 105 hari. Tanaman ini memiliki
karakteristik morfologi sebagai berikut: tinggi tanaman berkisar antara 50 cm –
56 cm; batang tanaman berwarna hijau tua, memiliki penampang berbentuk segi lima,
dan bersayap lurus; daun tanaman berbentuk oval, berwarna hijau tua dengan urat
utama hijau muda, dan permukaan bawah daun berbulu; jumlah tandan bunga antara
3 – 7 buah; putik berwarna putih dan benang sari berwarna kuning. Potensi hasil varietas Cipanas adalah 13 – 34
ton/ha dengan rata-rata 24,9 ton/ha. Umbi berkulit putih, mata umbi dangkal,
dan permukaan umbi rata. Daging umbi berwarna kuning dan berkualitas sangat
baik.
b. Varietas Cosima
Varietas
Cosima yang banyak beredar di Indonesia adalah introduksi dari jerman Barat.
Tanaman kentang Cosima berumur antara 100 – 110 hari. Tanaman ini memiliki
karakteristik morfologi sebagai berikut: tinggi tanaman mencapai 75 cm; batang
tanaman berwarna hijau tua, memiliki penampang berbentuk segi lima, dan
bersayap rata; daun tanaman berbentuk oval dengan ujung meruncing, berwana
hijau dengan urat utama hijau muda, dan permukaan bawah daun berkerut serta
berbulu; jumlah tandan bunga berkisar antara 5 – 11 buah; putik berwarna putih;
benang sari berjumlah lima buah dan berwarna kuning; dan buah berbentuk bulat
pipih. Potensi hasil kentang varietas Cosima berkisar antara 19 – 36 ton/ha,
dengan hasil rata-rata 28,5 ton/ha. Kulit umbi berwarna kuning muda dan daging
umbi kuning tua. Umbi kentang varietas Cosima memiliki kualitas sedang. Tanaman
kentang varietas Cosima cukup tahan terhadap nematoda Meloidogyne sp.,
tahan terhadap busuk daun Phytophthora infestans, dan agak peka terhadap
layu bakteri Pseudomonas solanacearum (Setijo pitojo, 2004).
c.
Varietas Segunung
Varietas
Segunung adalah hasil persilangan antara varietas Thung 151 C dan Desiree.
Tanaman kentang Segunung berumur 100 hari. Tanaman ini memiliki
karakteristik morfologi sebagai berikut: tinggi tanaman mencapai 70 cm; batang
berwana hijau muda berpigmen ungu, memiliki penampang berbentuk segi empat, dan
bersayap bergerigi; daun dan urat utama daun berwarna hijau muda, berbentuk
oval agak bulat dengan ujung runcing, dan permukaan bawah daun berkerut serta
berbulu; jumlah tandan bunga delapan buah, putik berwarna putih, dan benang
sari berwarna kuning.
Potensi
hasil kentang varietas Segunung mencapai 25 ton/ha. Umbi berkulit kuning,
halus, dan mata umbi dangkal. Daging umbi berwarna kuning dan berkualitas baik.
Varietas Segunung cukup tahan terhadap busuk daun Phytophthora infestans
dan cocok ditanam di dataran tinggi (Setijo pitojo, 2004).
Organisme
Pengganggu Tanaman
A. Hama
Hama yang sering
menyerang tanaman kentang adalah :
1. Kutu Daun (Aphididae)
Kutu daun atau aphid adalah hama
dari keluarga Aphididae yang berukuran kecil (1 – 2mm) dan umumnya menyerang daun dengan cara mengisap cairan daun. Salah satu jenis kutu daun yang dikenal
secara umum adalah kutu aphis (Aphis gossypii), kutu daun persik atau
tobaco aphids (Myzus persicae) dan kutu bereng, wereng (Thrips).
Aphis gossypii dan Myzus persicae bisa dikatakan serupa tapi tak sama. Aphis gossypii
berwarna hijau, kehitam-hitaman, sampai kuning kecoklat-coklatan.
Sedangkan Myzus persicae sayapnya berwarna kehitam-hitaman, permukaan
tubuhnya hijau, kuning sampai merah kecoklat-coklatan. Pada suhu udara diatas 28 ºC reproduksi
akan terganggu. Bila kelembaban udaranya secara konstan relatif tinggi,
akan mempengaruhi pertumbuhan kutu muda. Sebab yang diinginkannya
adalah kondisi yang sebaliknya yaitu kelembaban yang rendah. Yang paling
ditakuti petani adalah hama tersebut dianggap sebagai penular (vektor) penyakit
PLVR (Potato Leaf Roll Virus), terutama saat umbi kentang disimpan di gudang.
(Rukmana, R. 1997).
Untuk
mengendalikan hama ini, langkah langkah yang dapat dilakukan adalah:
a. Membersihkan lingkungan sekitar
dari tumbuhan liar (gulma) dan membakar bagian tanaman yang diserang.
b. Menanam tanaman perangkap yang tumbuhnya lebih tinggi dari tanaman kentang,
ditanam di pinggiran lahan. Jenis tanaman perangkap antara lain tanaman
jagung, bunga matahari, atau tanaman yang bunganya cenderung kuning atau
kekuning-kuningan.
c. Pada serangan yang demikian hebat, setiap daun dapat ditemukan aphis sebanyak 7 ekor.
d. Penyemprotan pestisida (insektisida) yang sesuai untuk aphis dapat dilakukan
jika diperlukan.
2.Ulat Penggulung daun ( Phthorimaea operculella)
Ulat ini termasuk kedalam Ordo Lepidoptera. Famili Gelechiides.
Lepidoptera berasal dari kata Yunani yaitu Lepidopteros. Lepidos artinya
sisik, pteros artinya sayap. Serangga dewasa tidak menjadi hama, yang
menjadi hama adalah Larvanya, larva berbentuk ulat. Serangan ulat ini
dimulai Serangan dengan perubahan warna daun dari hijau menjadi merah tua.
Kemudian muncul jalinan seperti benang yang didalamnya berisi ulat kecil
berwarna kelabu. Kadang-kadang daun menggulung dan berisi larva. Menggulungnya
daun karena permukaan daun sebelah atas rusak.
Serangan ini tidak hanya terjadi dilapangan, tetapi juga di tempat
penyimpanan atau gudang. Umbi yang diserang ditandai dengana adanya kotoran
disekitar mata tunas.
Ulat ini juga juga dikenal dengan nama taromi, selisip, atau selundup atau
PTM (Potato Tuber Mouth) itu, diduga juga sebagai hama yang mengundang datangnya serangan
jamur penyebab penyakit Fusarium. Daur hidup hama ini cukup lama.
Sedangkan penyemprotan secara kimia dengan penyemprotan pestisida.
Upaya pengendalian hama yang dilakukan, antara lain:
Upaya pengendalian hama yang dilakukan, antara lain:
a.
Hindari penanaman kentang pada musim kemarau.
b. Hindari terjadinya keretakan tanah karena lewat retakan ini larva akan
masuk ke dalam tanah dan tanah akan merusak umbi.
c. Seiring melakukan pembumbunan untuk mencegah larva masuk ke dalam tanah.
d. Umbi yang disimpan di gudang harus diseleksi betul. Untuk itu, guna
mengetahui mata umbi yang baik dan mana yang tidak, biarkan umbi
selama dua minggu terhampar dilantai (yang sudah dibersihkan juga). Bila umbi
tetap bersih, berarti bebas hama tersebut. Tapi bila dua minggu kemudian
ternyata permukaan umbi mulai kotor, berarti telur hama tersebut mulai menetas.
Sebaiknya umbi ini langsung dibuang saja.
e. Bila diperlukan gunakan insektisida yang dianjurkan. Dapat menggunakan
insektisida biologi antara lain Bacillus thuringiensis atau baculovirus.
B. Penyakit
1. Penyakit Hawar Daun
Menurut Sato (1979) infeksi umbi
di lapang terjadi pada tanah yang bersuhu 18 ºC atau lebih rendah. Di dalam tanah , sporangium tidak dapat
bertahan lama. Pada 20 ºC sporangium masih tetap hidup selama 5 minggu,
sedang pada suhu 30 ºC hanya 7 hari (Suhardi, 1982).
Pada umumnya penyakit busuk
daun kentang dijumpai setelah tanaman berumur 5 – 6 minggu.
Penyakit dapat terjadi pada tangkai anak daun , warna coklat, melingkar, agak
mengendap, dan dapat menimbulkan
defoliasi. Pada ujung batang, penyakit berupa nekrotik yang cepat
berkembang pada jaringan tanaman yang masih muda. Kulit umbi kentang yang
berpenyakit melekuk dan agak
berair. Bila dibelah, daging umbi
berwarna coklat.
2. Penyakit Kudis
Penyakit kudis disebabkan oleh streptomycetes
scabies (Thaxt) Waks & Henrici, yaitu merupakan termasuk ke dalam kelas
Thallobacteria. Streptomyces spp. merupakan genus
paling besar dari ordo Actinomycetales yang termasuk gram
positif (Tyo, 2008).
Streptomyces spp. merupakan bakteri penghuni tanah yang membentuk miselium
bercabang-cabang dengan ukuran antara 0,5-2,0 µm dan membentuk rantai spora
pada ujung hifa udara dengan diameter 0,5-2,0 µm. Streptomyces spp.
bersifat aerobik, oksidatif, dan sedikit asam yang diakumulasi dalam medium
(Goto, 1992).
Pengendalian penyakit ini yaitu
menanam umbi yang sehat dan merotasi kentang denga leguminosae 3 – 5
tahun. Pencelupan umbi ke dalam formalin 0,05 persen selama satu jam akan
mencegah penularan penyakit melalui umbi. Gunakan pupuk yang agak asam
seperti amonium sulfat. Pertanaman diairi secukupnya dan teratur pada
masa awal pertumbuhan (Lapwood et al., 1973).
3. Layu bakteri.
Penyakit ini masuk ke dalam
tanaman melalui akar yang
terluka. Bagian yang terserang adalah umbinya. Kulit umbi berbecak
cokelat. Gejala itu menjalar hingga batang. Kalau bagian batangnya
dipotong dan kemudian ditekan, dari bekas potongan akan mengeluarkan cairan
yang warnanya seperti susu. Akibat selanjutnya terjadi kelayuan pada
seluruh daun tanaman, yang dimulai dari bagian pucuk.. Kemudian berwarna
cokelat, dan biasanya hanya dalam tempo beberapa hari, tanaman akan mati.
Penyakit layu bakteri dikenal
sebagai layu bakteri ralstonia akibat bakteri Pseudomonas (Ralstonia) solanacearum.
Gejala umum serangan, beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu; daun tua dan
daun bagian bawah menguning, atau tanaman layu sebagian atau keseluruhan dengan
bagian daun yang menguning lalu mati. Gejala ini seperti tanaman yang
kekurangan air. Bila tanaman dicabut tanaman masih kokoh karena sistem
perakarannya tidak terganggu.
4. Penyakit Layu Fusarium.
Penyebab layu
ini disebabkan oleh jamur Fusarium solani (Mart) Sacc, yaitu jamur yang
dapat bertahan di dalam tanah sebagai saprob atau dalam bentuk
klamidospora. Dalam bentuk klasmidospora patogen dapat bertahan paling
tidak selama 5 tahun di dalam tanah bera (Booth & Waterston). Jamur
ini menghasilkan mikrokonidia bening, silindris, berukuran 9 - 16 x 2 – 4
mikron. Makrokonidia berbentuk silindris atau seperti perahu
bersekat-sekat dan berukuran 40 – 100 x 5 – 7,5 mikron.
Menurut
Hodsgon, dkk., (1974), penyebab penyakit ini bertahan dalam tanah atau umbi
yang terinfeksi di gudang. Bila umbi yang terinfeksi ditanam, jamur akan menginfeksi
akar dan menjalar melalui tanaman ke umbi. Pada tanah yang basah dan dingin, bagian batang di bawah permukaan tanah
dapat menjadi busuk, tanaman layu dan mati (Hodgson dkk., 1974).
Umbi-umbi yang terserang melekuk pada ujung stolon dan terjadi pencoklatan
pembuluh sampai ke kedalaman yang beragam
Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah :
a.
Melakukan pergiliran tanaman yang bukan tanaman terung-terungan.
b. Gudang penyimpanan harus dibersihkan dari hama penyakit sebelum digunakan.
c. Bila diperlukan bisa gunakan pestisida yang dianjurkan.
Ciri dan Umur Panen.
Umur panen
pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman.
Pada varietas kentang genjah, umur panennya 90-120 hari; varietas medium
120-150 hari; dan varietas dalam 150-180 hari.
Secara fisik
tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna
kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah
berwarna kekuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen
kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas
bila digosok dengan jari.
Cara Panen.
Waktu
memanen sangat dianjurkan dilakukan pada waktu sore hari/pagi hari dan
dilakukan pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah sebagai berikut:
cangkul tanah disekitar umbi kemudian angkat umbi dengan hati hati dengan
menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan umbi ditempat yang teduh.
Hindari kerusakan mekanis waktu panen.
Pasca panen.
a.
Penyortiran dan Penggolongan.
Umbi yang
baik dan sehat dipisahkan dengan umbi yang cacat dan terkena penyakit. Kegiatan
ini akan mencegah penularan penyakit kepada umbi yang sehat. Kentang di sortir
berdasarkan ukuran umbi (tergantung varitas).
b.
Penyimpanan.
Simpan umbi
kentang dalam rak-rak yang tersusun rapi, sebaiknya ruangan tempat penyimpanan
dibersihkan dan disterilisasi dahulu agar terbebas dari bakteri. Simpan di
tempat yang tertutup dan berventilasi.
c. Pengemasan
dan Pengangkutan.
Alat
pengemas harus bersih dan terbuat dari bahan yang ringan. Pengemas harus
berventilasi dan di bagian dasar dan tepi diberi bahan yang mengurangi benturan
selama pengangkutan.
d. Pembersihan.
Petani
konvensional hampir tidak pernah membersihkan umbi. Untuk memasarkan kentang di
pasar swalayan/ke luar negeri, kentang harus dibersihkan terlebih dulu.
Bersihkan umbi dari segala kotoran yang menempel dengan lap. Lakukan
perlahan-lahan jangan sampai menimbulkan lecet-lecet. Selain itu umbi dapat
dibersihkan dengan cara dicuci di air mengalir yang tidak terlalu deras
kemudian dikeringanginkan. Umbi yang bersih akan memperpanjang keawetan umbi
selain itu juga akan menarik konsumen.
Standar
Produksi.
Klasifikasi dan Standar Mutu.
Menurut ukuran berat, kentang segar
digolongkan dalam.
a.
Kecil: 50
gram kebawah.
b.
Sedang:
51-100 gram.
c.
Besar:
101-300 gram.
d.
Sangat
besar: 301 gram ke atas.
Manfaat dari
Aspek Sosial dan ekonomi
a.
Aspek Sosial
Manfaat terhadap
aspek sosial yaitu dapat menyembuhkan penyakit rematik dan dapat sebagai
sebagai bahan pengganti makanan pokok
b.
Aspek
Ekonomi
Mempunyai prospek yang sangat bagus dalam menyediakan kesempatan kerja bagi
warga pedesaan, menjadi sumber pendapatan bagi petani dan masyarakat sekitar,
menumbuhkan pengusaha pengusaha kecil di pedesaan, dan meningkatkan produksi
pangan.
Biaya investasi yang cukup tinggi diperlukan
pada tahap pertama, sedangkan pada tahap tahap selanjutnya diharapkan dapat
dibiayai sendiri dari hasil panen tahap pertama, dan seterusnya.
BAB III
PENUTUP
A.
kesimpulan
yang didapat
dalam pembuatan makalah ini adalah :
1.
Teknis budidaya tanaman kentang adalah meninjau syarat pertumbuhan tanaman
kentang dari aspek letak strategis, keadaan topografi tanah, dan keadaan suhu
dan kelembaban, keadaan curah hujan, keadaan angin, faktor sinar matahari.
2.
Proses
persiapan lahan yaitu mencangkul tanah, menggemburkan tanah, membuat bedengan,
membuat saluran air dan meratakan tanah.
3.
Dengan lahan
seluas satu hektar diperlukan bibit kentang sebanyak 1200-1500 kg yang berat tiap umbinya antara 30-40
gram.
Setelah lebih kurang 10-12 hari kemudian, maka bibit kentang mulai tumbuh rata di atas tanah.
Setelah lebih kurang 10-12 hari kemudian, maka bibit kentang mulai tumbuh rata di atas tanah.
4.
Cara
pemberian pupuk buatan adalah diatas pupuk kandang atau diantara umbi bibit
dengan jarak 5cm – 7cm di sebelah kanan dan kiri umbi kentang. Jumlah pupuk
buatan untuk tanaman kentang bervariasi, tergantung pada varietas kentang,
jenis tanah, kesuburan tanah, lokasi, dan musim.
5. Penyiraman
kentang harus diperhatikan, terutama bila tidak turun hujan. Apalagi pada musim
kemarau.
B. Saran
Adapun saran dari
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bahwa
dalam penanaman kentang perlu dilakukan
pemeliharaan seperti penyiraman secara teratur sesuai dengan kebutuhan tanaman
kentang
2. Jarak
tanam perlu diatur agar populasi tidak terlalu padat pada areal yang
memanfaatkan sumber daya seperti sinar matahari, air dan unsur hara.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonym.2012.
Budidaya Tanaman Kentang. http://bestbudidayatanaman.
blogspot.com/2012/12/Budidaya-Kentang-Budidaya-Tanaman-Kentang-dan-Cara-Menanam-Kentang.html. Diakses pada tanggal 22 September 2013 pukul 19.05
WIB.
Anonym.
2011. Cara Menanam Kentang. http://konsultasisawit.
blogspot.com/2011/11/makalah-cara-menanam-kentang-terlengkap.html. Diakses pada tanggal 22 September 2013 pukul 19.53
WIB.
Anonym.
2007. Budidaya Kentang. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kentang.html. Diakses
pada tanggal 22 September 2013 pukul 20.03 WIB.
Bonus
Trubus. 1998. Analisis Komoditas Kebal Resesi. Kanisius:Yogyakarta
Parabowo,
Abror Yudi.2007.Budidaya Kentang(terhubung berkala)
Samadi,
Budi. 1997. Usaha Tani Kentang. Kanisius:Yogyakarta.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjat puja
dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi Rahmat dan Ridhan-Nya,
sehingga penyusun makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tanp hambatan
apa pun.
Dalam penyusunan
makalah ini, penyusun telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih
dan penghargaan kepada segenap pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini sampai berakhir seperti sekarang ini.
Makalah ini disusun
dengan maksud untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah ” Budi daya
tanaman semusim ”.
Akhirnya dengan segala
kerendahan hati, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembacadan dosen
pembimbing sangat diharapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan pelajaran dan pendidikan,
khususnya bagi penyusun dan juga pembaca.
Penulis,
TUGAS
INDIVIDU
Tugas
MAKALAH
BUDI DAYA TANAMAN SEMUSIM
(Budidaya Tanaman Kentang)
OLEH :
PUTU ZUARJANA
(912 04 016)
POGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH
TINGGI ILMU PERTANIAN ( STIP) WUNA
RAHA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar