DAMPAK
PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan global atau yang biasa disebut dengan Global Warming
adalah meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut, serta daratan bumi
(wikipedia.com).
Penyebab utama pemanasan global adalah aktivitas manusia. Penggunaan
bahan bakar fosil, seperti batu bara,
minyak bumi dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya seperti Metana, Chlor, Belerang dan lain
sebagainya. Pelepasan gas-gas tersebut
telah menyebabkan munculnya fenomena yang disebut dengan Efek Rumah Kaca (Green House Effect).
Menurut Intergovermental of Climate Change (IPCC) yaitu badan gabungan
dari beberapa negara yang mengurusi bidang lingkungan dan iklim, efek gas rumah
kaca berkontribusi besar tehadap kenaikan suhu di permukaan bumi.
Efek Rumah Kaca atau Greenhouse
Effect merupakan istilah yang pada awalnya berasal dari pengalaman
para petani di daerah beriklim sedang yang menanam sayur-sayuran dan
biji-bijian di dalam rumah kaca. Pengalaman mereka menunjukkan bahwa pada siang
hari pada waktu cuaca cerah, meskipun tanpa alat pemanas suhu di dalam ruangan
rumah kaca lebih tinggi dari pada suhu di luarnya. Hal tersebut terjadi karena
sinar matahari yang menembus kaca dipantulkan kembali oleh tanaman/tanah di
dalam ruangan rumah kaca sebagai sinar inframerah yang berupa panas. Sinar yang
dipantulkan tidak dapat keluar ruangan rumah kaca sehingga udara di dalam rumah
kaca suhunya naik dan panas yang dihasilkan terperangkap di dalam ruangan rumah
kaca dan tidak tercampur dengan udara di luar rumah kaca. Akibatnya, suhu di
dalam ruangan rumah kaca lebih tinggi daripada suhu di luarnya dan hal tersebut
dikenal sebagai efek rumah kaca.
Menurut para ahli meteorologi, selama seratus tahun terakhir, rata-rata temperatur ini telah meningkat dari 15˚C menjadi 15.6˚C. Hasil pengukuran yang lebih
akurat oleh stasiun meteorologi dan juga data pengukuran satelit sejak tahun 1957, menunjukkan bahwa sepuluh tahun
terhangat terjadi setelah tahun 1980,
tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990. Secara kuantitatif nilai
perubahan temperatur rata-rata bumi ini kecil
tetapi dampaknya sangat luar biasa terhadap
lingkungan (Sarjani, 2009).
1.Tinjauan
dari Segi Lingkungan
Lingkungan
merupakan tempat tinggal manusia serta makhluk hidup lain seperti tumbuhan dan
hewan. Pemanasan Global yang disebabkan oleh gas-gas Efek Rumah Kaca tentunya
membawa perubahan pada lingkungan. Peningkatan suhu permukaan bumi membuat
iklim serta cuaca menjadi tak menentu. Selain itu mencairnya es di kutub akan membuat
permukaan air laut semakin tinggi. Perubahan lingkungan seperti ini tentunya
membawa dampak yang dirasakan makhluk hidup di dalamnya
2.Dampak
pemanasan global terhadap lingkungan dan Permukaan Bumi
Dampak pemanasan global yang terjadi di setiap negara
berbeda karena faktanya iklim di setiap negara berbeda yaitu terdiri dari
tropik dan subtropik. Di negara subtropik yang memiliki 4 musim, dampak
pemanasan global terutama terjadi pada perubahan suhu yang makin ekstrim saat
musim panas (suhu lebih panas) dan saat musim dingin (suhu lebih dingin).
Sedangkan dampak yang terjadi di daerah tropik terutama berpengaruh terhadap
pergeseran musim (awal dan akhir musim hujan atau kemarau) serta meningkatnya
kasus wabah penyakit. Selain itu dampak yang dirasakan oleh negara kepulauan
adalah ancaman berkurangnya panjang garis pantai akibat meningkatnya tinggi
muka air laut karena mencairnya lapisan es di kutub.
Dampak yang terjadi akibat pemanasan global
sangat beragam yaitu dampak terhadap cuaca, tinggi muka air laut, pertanian,
hewan dan tumbuhan serta kesehatan manusia.
Akibat pemanasan global temperatur pada musim
dingin dan malam hari akan cenderung meningkat. Curah hujan meningkat, air akan
lebih cepat menguap dari tanah, akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih
kering dari sebelumnya. Topan badai lebih sering terjadi.
“Pemanasan global akan mencairkan banyak es di kutub. Akibatnya tinggi
permukaan laut di seluruh dunia telah meningkat 4-8 inchi selama kurun waktu
100 tahun terakhir. Padahal menurut perhitungan para ahli IPCC, kenaikan 100 cm
muka air laut akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17.5 persen daerah
Bangladesh. Dan ribuan pulau kecil di Indonesia akan tenggelam”.
Dengan adanya
fakta demikian, sudah jelas bahwa Pemanasan Global membawa dampak yang
besar bagi lingkungan dan permukaaan bumi sebagai tempat tinggal manusia serta
makhluk hidup lainnya. Pada intinya pemanasan global tak akan bisa dihindari
namun bisa dikurangi jika saja kita tahu penyebabnya dan berusaha untuk mengurangi
dampak buruk yang ditimbulkan.
Dampak
Pemanasan Global
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus diberikan pada antisipasi terhadap dua dampak pemanasan global, yakni : kenaikan muka air laut (sea level rise) dan banjir.
Dampak-dampak lainnya :
· Musnahnya berbagai jenis keanekragaman hayati
· Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
· Mencairnya es dan glasier di kutub
· Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan
· Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.
· Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia
· Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
· Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah-daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk)
· Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus diberikan pada antisipasi terhadap dua dampak pemanasan global, yakni : kenaikan muka air laut (sea level rise) dan banjir.
Dampak-dampak lainnya :
· Musnahnya berbagai jenis keanekragaman hayati
· Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
· Mencairnya es dan glasier di kutub
· Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan
· Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.
· Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia
· Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
· Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah-daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk)
· Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian
Dampak
Terhadap Alam
Iklim
Mulai Tidak Stabil
Selama pemanasan global,
daerah bagian utama dari belahan bumi utara akan memanas lebih dari
daerah-daerah lain. Akibatnya gunung-gunung es akan mencair Musim tnam akan
lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan
cendrung meningkat. Daerah hangat akan menjadi lembab karena lebih banayak air
yang menguap dari lautan. Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan cuaca hujan.
Badai akan menjadi lebih sering, air akan lebih cepat menguap dari tanah yang
akan dapat mengakibatkan beberapa daerah menjadi kering. Selain itu juga, angin
akan bertiup kencang dan cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
Peningkatan
Permukan Laut
Ketika atmosfer menghangat,
lapisan permukaan laut juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar
dan menaikan permukaan laut. Tinggi permukaan laut diseluruh dunia telah
meningkat 10-25cm (9-10 inchi) selama abad ke 20 dan ilmuan IPCC memprediksi
peningkatan lebih lanjut 9-88cm (4-35inchi) pada abad ke 21. Perubahan tinggi
laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai dan dapat
menenggewlamkan beberapa negara.
Suhu
Global Cendrung Meningkat
Bagian selatan kanada,
sebagai contoh mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah
hujan dan lebih lamanya masa tanam. Dilain pihak, lahan pertanian ropis semi
kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun
yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika
snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami,
akan mencair sebelum puncak musim bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan
hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
Gangguan
Ekologi
Hewan tumbuhan menjadi
makhluk hidup yang sulit menghidari dari efek pemanasan ini, karena sebagaian
besar lahan telah dikuasai oleh manusia. Dalam pemanasan global, henwan
cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan
mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya
menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi
perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau ke selatan yang
terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati.
Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub
mungkin juga akan musnah.
Dampak Sosial dan Budaya
Perubahan cuaca dan lautan
dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas
dan nkematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen
sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrim dan
peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat
menyebabkan penyakit yang dengan bencana alam (banjir, badai, dan kebakaran)
dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan
perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian, dimana sering muncul
penyakit diare, malnutrisi, difisiensi mikronutrien, trauma psikologis,
penyakit kulit dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat
memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air. Seperti meningkatnya
kejadian demam berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk
berkembangbiak. Dengan adanya perubahan iklim ini, maka munculah spesies vektor
penyakit (eq. Aedes Agipty). Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten
terhadap obat tertentu yang targetnya adalah organisme tersebut.
Selain itu bisa diprediksi
bahwa ada beberapa spesies yang akan punah karena perubahan ekosistem. Gradasi
lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga
berkontribusi pada waterborne diseases dan vektor-vektor diseases. Ditambah
pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol, akan
berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan, seperti asma,
alergi, coccidiodomicosys, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar