Situs AndaLuarBiasa.com merupakan contoh situs yang mau menciptakan
nilai bagi para pembacanya. Situs ini muncul sebagai hasil kreativitas individu
dan sekumpulan individu kreatif. Situs ini pun diisi dengan tampilan-tampilan
hasil olahan orang-orang yang mau menciptakan sesuatu untuk orang lain.
Bagaimana menciptakan nilai manfaat yang berguna bagi orang lain? Itu menjadi
salah satu pertanyaan penting dalam inovasi. Tidak saja dalam ranah inovasi bisnis,
tetapi lebih luas lagi, juga dalam ranah inovasi sosial.
Dan, kecenderungan dewasa
ini dan di masa mendatang, inovasi dilakukan dengan cara yang lebih terbuka,
kolaboratif, dan dengan sumber daya yang dapat diakses secara global (lokal dan
dunia). Kita akan sering mendengar istilah open source innovation. Yang mana inovasi dapat dilakukan pada
tingkat individu (oleh seseorang), organisasi, atau
masyarakat/komunitas/negara.
Inovasi adalah keberhasilan
ekonomi dan sosial karena adanya pengenalan cara baru. Atau, kombinasi baru
dari cara-cara lama dalam mengubah input
menjadi output, yang kemudian
menghasilkan perubahan besar. Perubahan besar seperti apa? Perubahan dalam
perbandingan antara nilai yang dipersepsikan oleh konsumen/pengguna/masyarakat
(manfaat barang atau jasa) dengan harga yang ditetapkan produsen (uang yang
dibayar oleh konsumen/pengguna/masyarakat). Jadi, inovasi harus menghasilkan
perubahan drastis dalam perbandingan antara nilai guna dan harga. Sebab,
inovasi merupakan proses penciptaan nilai yang drastis.
Kreativitas individu,
kelompok, serta komunitas semakin penting dalam memicu inovasi. Kreativitas ini
dapat tumbuh subur pada situasi dan suasana tertentu. Dalam suatu organisasi,
kreativitas akan cenderung subur. Terlebih bila suasana berorganisasi
digerakkan oleh orang-orang yang saling memercayai, ada iklim kerja positif,
cara kerja yang informal, pelibatan individu-individu dalam organisasi untuk
proses pengambilan keputusan, dan pemberian penghargaan yang sesuai dengan
proses dan hasil akhir (tidak saja hasil akhirnya!). Dan, tiga elemen penting
kreativitas perlu melekat pada setiap individu, di mana pun ia berada.
Kreativitas setiap
individu, dalam organisasi sebagai ilustrasi, ditentukan oleh tiga komponen:
keahlian, keterampilan berpikir kreatif, dan motivasi. Dapatkah pimpinan
organisasi dan manajer memengaruhi komponen-komponen ini? Jawabannya: ya, yaitu
lewat praktik-praktik dan kondisi-kondisi di tempat kerja. Keahlian merujuk
pada pengetahuan (pengetahuan teknis, prosedural, dan intelektual).
Keterampilan berpikir kreatif menentukan seberapa fleksibel dan imajinatif
orang-orang dalam organisasi saat menghadapi masalah. Apakah solusi-solusinya
mendobrak status quo? Apakah
solusi-solusinya membawa perubahan ke arah yang lebih baik?
Dan, tidak semua motivasi
diciptakan sama. Niat dari dalam diri untuk memecahkan masalah yang ada,
biasanya justru membawa pada solusi-solusi yang lebih kreatif. Ketimbang
misalnya bila motivasi memecahkan masalah itu muncul atau ada karena ingin
memperoleh imbalan finansial. Komponen motivasi ini disebut motivasi intrinsik.
Ini merupakan salah satu motivasi yang dapat dengan cepat dipengaruhi
keberadaannya oleh kondisi lingkungan kerja.
Uraian berikut akan saya
kaitkan dengan kreativitas dalam organisasi bisnis yang dapat kita rujuk dengan
sebutan kreativitas bisnis.
Apa itu kreativitas bisnis?
Ia adalah orisinalitas yang bermanfaat atau membuahkan hasil bagi banyak orang.
Kreativitas tidak hanya kemampuan dan
keterampilan berimajinasi. Ia tidak hanya keahlian dalam menata bisnis sehingga menghasilkan keuntungan
serta manfaat lebih bagi pengusaha. Ia tidak hanya motivasi. Kreativitas bisnis adalah gabungan ketiganya, yaitu
keahlian (expertise), kemampuan
dan keterampilan berpikir kreatif atau imajinatif (creative-thinking skills), dan motivasi (intrinsic motivation).
Keahlian adalah kapasitas
intelektual seseorang untuk berpikir luas, bereksplorasi, dan memecahkan
masalah. Berpikir kreatif adalah bagaimana cara orang menangani masalah,
mencari solusi, serta bagaimana memanfaatkan ide-ide yang ada dengan kombinasi
yang baru, agar dihasilkan cara baru memecahkan masalah dan solusi optimal.
Dengan kata lain, berpikir kreatif adalah kemampuan memecahkan masalah dengan
cara segar dan penuh ketekunan.
Keahlian dan kemampuan
berpikir kreatif saya sebut sebagai kompetensi kreativitas bisnis. Elemen
ketiga kreativitas bisnis, motivasi, menentukan apa yang sebenarnya orang akan
lakukan, dengan segala keahlian dan kemampuan berpikir kreatifnya. Motivasi
saya sebut sebagai karakter kreativitas bisnis. Karakter di sini menyangkut
aspek integritas, kejujuran, dan tidak ada agenda tersembunyi.
Kompetensi kreativitas
memang diperlukan, tetapi itu saja tidak cukup. Kreativitas bisnis perlu dan
harus ditunjang dengan motivasi yang tepat (right motivation). Motivasi yang keliru akan berdampak buruk
atau bahkan membunuh kreativitas bisnis.
Apa contoh motivasi atau
tekanan-tekanan eksternal yang tidak memupuk kreativitas? Orang menjalankan
bisnis, atau karyawan dalam bekerja melakukannya semata-mata didorong oleh
keinginan memperoleh uang, atau karena adanya tekanan dari luar; seperti takut
dipecat, tuntutan ketat dari bos, takut dihukum, dan ingin terkenal. Ini dapat
berdampak, antara lain, pada ketidakpedulian atas kualitas produk atau layanan
yang dihasilkan. Itu contoh motivasi ekstrinsik yang tidak produktif dalam
membangun dan memupuk kreativitas bisnis.
Berbeda dari motivasi
ekstrinsik, motivasi intrinsik berkaitan dengan keinginan dan minat dari dalam
diri untuk melakukan sesuatu (internal
desire) yang mulia. Orang akan lebih kreatif bila ia merasa termotivasi,
utamanya oleh karena minat, kepuasan, dan tantangan dari pekerjaan itu sendiri.
Jadi, termotivasi bukan karena tekanan-tekanan eksternal, seperti uang atau kendali
ketat sang atasan.
Betapa indah bila motivasi
intrinsik “ingin melayani sesama (konsumen, atasan, bawahan, masyarakat
konsumen, dan pihak-pihak lain yang terkait dalam bisnis) dan ingin
melakukannya karena minat serta rasa cinta yang tinggi akan apa yang
dilakukannya demi kebaikan sesama”, mendominasi kreativitas bisnis. Di sini
kompetensi dan karakter harus berjalan bersama.
Kreativitas bisnis adalah
salah satu elemen penting dalam manajemen inovasi, selain kepemimpinan,
manajemen risiko yang terkalkulasi, manajemen proyek yang unggul, pemahaman
yang baik tentang pasar, kesatuan dalam organisasi, sumberdaya informasi, dan
perlindungan hasil-hasil usaha kreatif itu sendiri. Saya menyebut enam elemen
penunjang kreativitas bisnis dalam usaha. Enam faktor ini dapat direalisasikan
dalam praktik usaha dan manajemen perusahaan.
1) Tantangan: Apakah pengelola usaha sudah memberikan tantangan
yang cukup bagi para pekerjanya? Menetapkan pekerjaan yang tepat, untuk orang
yang tepat, dan pada saat yang tepat? Semakin menantang, semakin memicu
kreativitas.
2) Kebebasan: Apakah manajer sudah memberikan para pekerja otonomi
yang cukup dalam mereka bekerja? Termasuk dalam mengambil keputusan yang
relevan di bagian pekerjaannya?
3) Sumber daya: Apakah perusahaan sudah memerhatikan dan
mengalokasi dengan bijaksana dua sumber daya utama yang memengaruhi kreativitas
(waktu dan uang)?
4) Fitur pembagian pekerjaan yang sesuai: Apakah perusahaan sudah
mengumpulkan orang-orang yang tepat pada satu kelompok pekerjaan sedemikian
rupa, sehingga kombinasi mereka menghasilkan pekerjaan yang baik?
5) Dukungan manajemen/pimpinan: Apakah manajemen, pengelola bisnis,
atau manajer sudah memerhatikan dan memberi penghargaan kepada para pekerja?
Tidak saja pada saat mereka berhasil, tetapi juga pada saat mereka kurang
berhasil—saat di mana mereka membutuhkan dukungan?
6) Dukungan organisasi: Apakah seluruh pihak dan desain dalam
organisasi sudah menunjang kreativitas bisnis?
Everyone
starts with an “A”! Ketika Benjamin
Zander, konduktor Boston Philharmonic Orchestra, mengajar murid-murid baru, ia
mengawali semester tersebut dengan memberi nilai “A” kepada semua. Caranya
menghargai secara nyata kemampuan dan potensi setiap individu memacu
pembelajaran mereka dan memperluas keyakinan diri mereka. Mereka termotivasi
untuk mempertahankan nilai “A.” Hal itu juga membangun iklim keakraban dan
kolaboratif sekaligus dengan sang guru dan di antara para artis berprestasi
yang biasanya lebih suka bekerja sendiri-sendiri dan bersaing daripada bekerjasama
dan berkolaborasi. (Cramer KD, Wasiak H. 2006. Change the way you see
everything: Through asset-based thinking.
Running Press, p. 80.)
Kreativitas menjadi salah
satu kata kunci dalam bisnis. Kreativitas meresap ke dalam tindakan-tindakan
bisnis perusahaan, baik di dalam maupun di luar perusahaan, demi pelayanan dan
kebaikan. Kolaborasi dan kerja sama didukung dalam perusahaan. Kejujuran dan
integritas menjadi kata kunci dan dipraktikkan. Kesuksesan perusahaan dan
kesuksesan bisnis dirasakan oleh semua bagian perusahaan dan para pemangku
kepentingan, sedemikian rupa sehingga aura sejahtera perusahaan pun dirasakan
oleh para pelanggannya, serta perekonomian pada umumnya. Sebuah paduan harmonis
antara karakter dan kompetensi bisnis.
Akhir kata, dewasa ini,
semakin mendesak kebutuhan dunia akan orang-orang kreatif. Mereka adalah
orang-orang yang mampu menemukan dan/atau menciptakan peluang di balik
kekrisuhan dan kepanikan dunia akibat krisis global. Kreativitas memicu
inovasi. Praktik kreativitas meluas tidak hanya individual dan bisnis, tetapi
juga sosial. Begitu pula dengan inovasi, tidak saja individual dan bisnis
tetapi juga sosial
http://www.andaluarbiasa.com/antara-motivasi-kreativitas-dan-inovasi
http://www.andaluarbiasa.com/antara-motivasi-kreativitas-dan-inovasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar