BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Amilosa adalah bagian
dari pati yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan terutama pada padi-padian,
biji-bijian dan umbi-umbian. Perbandingan antara amilosa dan amilopektin dapat
menentukan tekstur pera atau tidaknya nasi, cepat atau tidaknya mengeras,
lengket atau tidaknya nasi, warna dan kilap. Pada beras, semakin kecil
kandungan amilosa, nasi yang dihasilkan akan semakin pulen. Semakin tinggi
kadar amilosa volume nasi yang diperoleh makin besar tanpa kecenderungan mengempes,
hal ini dikarenakan amilosa mempunyai kemampuan retrogadasi yang lebih besar.
Berdasarkan kadar amilosa, beras diklasifikasikan menjadi ketan atau beras
beramilosa sangat rendah (<10%), beras beramilosa rendah (10-20%), beras
beramilosa sedang (20-24%), dan beras beramilosa tinggi (>25%).
Analisa kadar amilosa
dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri. Sebelum melakukan analisa
kadar amilosa, terlebih dahulu dilakukan persiapan contoh. Contoh dalam bentuk
beras putih dibuat tepung dengan mesin blender. Selanjutnya, dilakukan
pembuatan larutan. Contoh yang telah dihaluskan dilarutkan dengan larutan KOH
dan diencerkan dengan air suling. Lalu dilakukan pengenceran dengan faktor
pengenceran 100/10. Setelah itu ditambahkan larutan HCl dan pereaksi B. Untuk
standarisasi amilosa dilakukan pembuatan kurva standar yang menunjukkan
hubungan antara nilai penyerapan cahaya dengan konsentrasi amilosa. Pembuatan
standar dilakukan dengan pembuatan larutan amilosa dengan perbandingan amilisa
dan amilopektin 1: 4, kemudian dilarutkan dengan KOH dan diencerkan dengan air
suling. Lalu selanjutnya dikerjakan seperti pada penetapan contoh. Larutan
contoh dan larutan standar yang telah dibuat, langsung diukur absorban dengan
menggunakan spektofotometri pada panjang gelombang 589 nm. Dari hasil
pengukuran absorban dapat dilakukan perhitungan kadar amilosa yang terkandung
dalam contoh. Beras yang mempunyai kadar amilosa rendah, menunjukkan bahwa nasi
yang berkadar amilosa rendah ini tergolong nasi yang apabila dimasak
menghasilkan nasi yang lengket, mengkilap, tidak mengembang, dan tetap
menggumpal setelah dingin.
B. Tujuan
Untuk
mengetahui materi amilosa
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AMILOSA
Amilosa adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Amilosa sering disebut juga dengan sebutan “pati”.
Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai
sumber energi yang penting.
Amilosa mempunyai Rumus Molekul (C6H10O5)n, Densitas 1.5 g/cm3.Dalam air dingin
amilum tidak akan larut tetapi apabila suspensi dalam air dipanaskan akan
terjadi suatu larutan koloid yang kental, memberikan warna ungu pekat pada tes
iodin dan dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan
glukosa.
Pada uji bleaching tepung terigu, untuk
mendapatkan tepung yang putih dilakukan bleaching, yang berhubungan dengan
oksidasi karoten. Cara uji; melarutkan terigu sebanyak 14.17 g dalam 50 ml
petroleum ether kemudian mengendapkan, terigu yang tidak di bleaching akan
menyebabkan cairan supernatan berwarna kuning, sedangkan yg dibleaching tidak
menimbulkan warna. tepung gandum biasanya berwarna krem, karena adanya zat
warna xantofil. Warna tepung akan memutih selama penyimpanan, tetapi ini
merupakan proses yang lambat. Karena konsumen lebih menyukai tepung yang
berwarna putih, maka digunakan bahan pemutih tepung. Bahan pemutih tepung yang
paling sering digunakan adalah Benzil Peroksida. Semua tepung dapat disediakan
sebagai tepung yang dipucatkan atau tidak dipucatkan. Bila tepung gandum lunak
ingn dipucatkan, pada umumnya dilakukan dengan klor yang memiliki pengaruh
pengerasan terhadap gluten yang terbatas; besarnya pengaruh pengerasan berbanding
langsung dengan jumlah klor yang digunakan. Sebagai pedoman tepung yang
dipucatkan dengan klor tidak dianjurkan untuk memproduksi kue keringan, kecuali
hanya digunakan untuk jenis kue keringan lunak, dimana jumlah yang relatif
besar dari bahan yang mengempukkan dan menahan air digunakan, seperti misalnya
gula, sortening dan kuning telur.
B. SUMBER AMILOSA
Amilosa yang diperdagangkan dapat diperoleh dari
berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan
padi ; dari umbi kentang ; umbi akar Manihot
esculenta (pati tapioka); batang Metroxylon sagu (pati sagu); dan rizom
umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna
edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut)
Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di
bidang farmasi adalah Zea mays
(jagung), Oryza sativa (beras), Solanum tuberosum (kentang), Triticum aesticum (gandum), Maranta arundinacea (garut), Ipomoea
batatas (ketela rambat), Manihot
utilissima (ketela pohon).
C. Struktur Amilosa
Kandungan pati tersusun dari dua macam
karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda.
D. Sifat-sifat Amilosa
Amilum adalah karbohidrat
kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak
berbau yang mempunyai Rumus Molekul (C6H10O5)n, Densitas 1.5 g/cm3.
Dalam air dingin amilum tidak akan larut tetapi
apabila suspensi dalam air dipanaskan akan terjadi suatu larutan koloid yang
kental, memberikan warna ungu pekat pada tes iodin dan dapat dihidrolisis
dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa.
Pati merupakan bahan utama
yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk
fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati
sebagai sumber energi yang penting. Kandungan pati tersusun
dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda.
Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan
amilopektin menyebabkan sifat lengket. Pati digunakan sebagai bahan untuk
memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati
dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada
industri kosmetika.
E. Kegunaan Amilosa
digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk
memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri,
pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada
industri kosmetika.
Diatas disebutkan bahwa amilum sering dicampuradukan
dengan kanji. Biasanya kanji dijual dalam bentuk tepung serbuk berwarna putih
yang dibuat dari ubi kayu sebelum
dicampurkan dengan air hangat
untuk digunakan.
Kanji juga digunakan sebagai pengeras pakaian dengan
menyemburkan larutan kanji cair ke atas pakaian sebelum disetrika. Kanji juga
digunakan sebagai bahan perekat atau lem.
Selain itu, serbuk kanji juga digunakan sebagai
penyerap kelembapan, sebagai contoh, serbuk kanji disapukan pada bagian
kelangkang bayi untuk mengurangi gatal-gatal. Kanji lebih efektif dibandingkan
bedak bayi karena kanji menyerap kelembapan dan menjaga agar pelapis senantiasa
kering. Tes kanji dilakukan untuk mengetes adanya iodin.
Leucoplasts: untuk monoterpene sintesis; leucoplasts
kadang-kadang lebih khusus berdiferensiasi menjadi plastida:
Lamela adalah lapisan pada amilum. Lamela
terbentuk karena pemadatan molekul dan perbedaan kadar air pada awal
pertumbuhan amilum.
Pada butir kentang jangka waktu pembentukan
lapisan-lapisan bergantung pada faktor-faktor endogen.
Amilosa merupakan salah satu bagian dari sel yang
bersifat non protoplasmik yang ada di dalam plastida. Perkembangan amilum
dimulai dengan terbentuknya hilus/hilum, kemudian diikuti oleh pembentukan
lamela yang semakin banyak. Kandungan amilum umbi kentang semakin meningkat
dari minggu ke –13. Kandungan klorofil mengalami peningkatan maksimal pada usia
7 minggu setelah itu mengalami penurunan. Amilum pada kentang merupakan amilum
setengah majemuk diadelf. Amilum setengah majemuk diadelf adalah
butir amilum yang mempunyai lebih dari satu hilum yang masing-masing
dikelilingi lamela dan di luarnya dikelilingi lamela bersama
Dalam bahasa sehari-hari (bahkan kadang-kadang di
khazanah ilmiah), istilah “pati” kerap dicampuradukkan dengan “tepung” serta “kanji“. “Pati” (bahasa Inggris starch)
adalah penyusun (utama) tepung. Tepung bisa jadi tidak murni hanya mengandung
pati, karena ter-/dicampur dengan protein, pengawet, dan sebagainya. Tepung
beras mengandung pati beras, protein, vitamin, dan lain-lain bahan yang
terkandung pada butir beras. Orang bisa juga mendapatkan tepung yang merupakan
campuran dua atau lebih pati. Kata ‘tepung lebih berkaitan dengan komoditas
ekonomis. Kerancuan penyebutan pati dengan kanji tampaknya
terjadi karena penerjemahan. Kata ‘to starch’ dari bahasa Inggris memang
berarti ‘menganji’ (‘memberi kanji’) dalam bahasa Melayu/Indonesia, karena yang
digunakan memang tepung kanji.
Pati digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk
memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri,
pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri
kosmetika.
Simpulan dari penelitian ini adalah amilum kentang
bertypeeksentrik. Struktur anatomi amilum selalu mengalami
perkembangan,kandungan amillum semakin meningkat dan kandungan klorofil
maksimal pada umur 7 minggu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Amilosa adalah
karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar
dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan
untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang
(Kimball, 1983)
Pati adalah suatu polisakarida yang mengandung amilosa
dan amilopektin. Amilosa merupakan polisakarida berantai lurus bagian dari
butir-butir pati yang terdiri atas molekul-molekul glukosa -1,4-glikosidik . Amilosa merupakan
bagian dari pati yang larut dalam air, yang mempunyai berat molekul antara
50.000-200.000, dan bila ditambah dengan iodium akan memberikan warna biru.
B.
SARAN
Makalah ini masih memiliki berbagai
jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Poedjadi,
Anna, 1994, Dasar-DasarBiokimia, Universitas Indonesia. Jakarta.
2. Rahmat,
MiftaNur, 2010, Ulasan Sekilas Mengenai KLT, Kendari: Zam-zam Office.
3. Sitompul,
S., 2004, Analisis Amilum dalam Tepung jagung dan kentang, Buletin
Tekhnik Pertanian, Vol. 9, Nomor 1.
4. Sumber :
Dra. Emma S. Wirakusumah, M.Sc., 2001 (Buah dan Sayur untuk Terapi)
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………………….....…........ i
DAFTAR ISI
………………………………………………………...... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ……………………………………….. ………........... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................ 1
C.
Tujuan..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
………………………………........................................... 7
4.2
Saran........................................................................................................ 7
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................... 8
MAKALAH INDIVIDU
KIMIA AMILOSA
DISUSUN OLEH :
NAMA : HARLIANTI
Nim :
91301009
JURUSAN : PERIKANAN
SEKOLAH TINGGI
ILMU PERTANIAN WUNA
( STIP WUNA )
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas rahmat dan hidayah yang telah Allah berikan
kepada Saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu
yang telah diberikan untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisi tentang “AMILOSA”
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat membantu.
mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Saya menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
keritik dan saran dari saudara atau saudari sangat saya harapkan untuk
kesempurnaan makalah pada kemudian hari.
Raha, Juni 2014
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar