BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kata
protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama.
Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia.
Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat
dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan
tubuh. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, karena adanya
enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis.
Kita
memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein
yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari
tumbuhan disebut protein nabati.
B.
Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok mata kuliah Kima dasar.
2. Untuk mengetahui pengetahuan tentang
protein Naabati.
3. Agar dapat mengetahui
pengklasifikasian protein nabati berdasarkan kelarutannya.
C.
Rumusan Masalah
1. Pengertian protein Nabati
2. Pengklasifikasian protein Nabati berdasarkan kelarutannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Protein
Kata
protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama.
Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia.
Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam
makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.
Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, karena adanya enzim,
suatu protein yang berfungasi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari
makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan
disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein
nabati.
Beberapa
makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai,
gandum, jagung, dan buah-buahan. Tumbuhan membentuk proten dari CO2, H2O, dan senyawa
Nitrogen. Hewan yang memakan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein
hewani. Disamping digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat
digunakan sebagai sumber energy apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan
lemak. Komposisi rata-rata unsure kimia yang terdapat pada protein ialah
sebagai berikut: karbon 50%, Hidrogen 7%, Oksigen 23%, Nitrogen 16%, Belerang
0-3%, dan Fosfor 0-3%. Dengan pedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat
dilakukan penentuan kandungan protein dalam suatu bahan makanan.
Nama Bahan Makanan
|
Kadar Protein (%)
|
Daging Ayam
|
18,2
|
Daging Sapi
|
18,8
|
Telur Ayam
|
12,8
|
Susu Sapi Segar
|
3,2
|
Keju
|
22,8
|
Bandeng
|
20,0
|
Udang Segar
|
21,0
|
Kerang
|
8,0
|
Beras Tumbuk Merah
|
7,9
|
Beras Giling
|
6,8
|
Kacang Ijo
|
22,2
|
Kedelai Basah
|
30,2
|
Tepung Terigu
|
8,9
|
Jagung Kuning (Butir)
|
7,9
|
Pisang Ambon
|
1,2
|
Durian
|
2,5
|
Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul
bervariasi antara 5.000 sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau
oleh enzim, protein akan menghasilkan asam-asam amino. Ada protein yang mudah
larut dalam air tetapi juga ada yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku
adalah suatu protein yang tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi,
sedangkan protein yang terdapat dalam air dan mudah bereaksi.
B. Karakteristik Protein
1. Protein ikan bersifat tidak stabil
dan mempunyai sifat dapat berubah (denaturasi) dengan berubahnya kondisi
lingkungan.
2. Apabila larutan protein tersebut
diasamkan hingga mencapai pH 4,5 – 5 maka akan terjadi pengendapan atau salting
out.
3. Sebaliknya apabila dipanaskan
seperti dalam pemasakan atau penggorengan , protein ikan menggumpal atau
terkoagulasi.
4. Protein juga dapat mengalami
denaturasi apabila dilakukan pengurangan kandungan air, baik selama pengeringan
maupun pembekuan.
5. Protein otot sebagaian besar dalam
bentuk koloid, baik berupa sol maupun gel.
Kemampuan
untuk mengektraksi protein miosoin lewbih besar pda pH yang agak tinggi, tetapi
kekuatan gel daging ikan pada produk akhir lebih rendah meskipun jumlah myosin
yang diekstrak lebih banyak.
C. Klasifikasi Protein
Hingga
saat ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan. Klasifikasi
protein yang menonjol didasarkan pada antara lain:
· Kelarutan
· Kelarutan
·
Bentuk keseluruhan
·
Peranan biologis
D. Sumber
Protein Nabati
- Kacang Kedelai. Kajian yang membahas kedelai sebagai sumber protein nabati terbaik cukup banyak. Hal ini wajar sebab di dalam tiap butir kedelai tersimpan protein sehat yang melimpah. Istimewanya, selain protein, kacang kedelai juga mengandung senyawa lain seperti asam phytc, saponin, phytochemical, isuflavon dan masih banyak lagi lainnya. Ada beragam hasil olahan kacang kedelai ini antara lain susu kedelai, tahu, tempe dan masih banyak lagi lainnya. Tahukah Anda bahwa Tempe telah dinobatkan sebagai makanan paling sehat oleh WHO? Istimewanya, proses fermentasi pada tempe membuat proteinnya semakin mudah diserap tubuh.
- Kacang almond sering kita jumpai pada kue kering. Anda mungkin belum tahu bahwa kacang ini juga ternyata mengandung protein yang melimpah. Tak hanya itu, ia juga dilengkapi dengan kalsium dan karbohidrat jadi sangat sehat dikonsumsi.
- Brokoli merupakan salah satu sumber protein nabati yang baik dikonsumsi. Setiap 1 cangkir brokoli mengandung 5 sampai 6 gram protein. Tak hanya itu, ia juga menyumbang serat, vitamin, karbohidrat dan juga sejumlah mineral penting.
- Sayuran lain yang merupakan sumber protein nabati adalah bayam. Dalam 1 cangkir bayam, terdapay sekitar 3 gram protein sehat. Karena itu, ia sangat baik dikonsumsi sehari-hari. Pastikan Anda mengolahnya dengan benar, baik itu dikukus, rebus ataupun ditumis. Jangan terlalu lama memasak bayam sebab kandungan nutrisinya mudah menguap.
- Kacang-kacangan seperti kadang tanah,kacang hijau, kacang arab dan jenis kacang lainnya merupakan suber protein nabati yang baik untuk tubuh Anda. Jadi jangan ragu ngemil kacang.
- Grain atau biji-bijian juga mengandung protein yang melimpah. Contoh nyatanya ada pada gandum. Selain itu, ia juga kaya akan serat yang baik untuk pencernaan.
- Jamur juga merupakan salah satu sumber protein nabati yang baik. Konsumsi jamur secara teratur akan membantu memenuhi kebutuhan protein harian Anda.
E. Sifat-sifat Protein
Ø Ionisasi
Protein yang larut dalam air akan
membentuk ion yang mempunyai muatan positif dan negative. Dalam suasana asam
molekul protein akan membentuk ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan
membentuk ion negative. Protein mempunyai isolistrik yang berbeda-beda.
Ø
Denaturasi
Beberapa jenis protein sangat peka
terhadap perubahan lingkungannya.Suatu protein mempunyai arti bagi tubuh
apabila protein tersebut di dalam tubuh dapat melakukan aktivitas biokimiawinya
yang menunjang kebutuhan hidup.Aktivitas ini banyak tergantung pada struktur
dan konformasi molekul protein berubah,misalnya oleh perubahan suhu,Ph atau
karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain,ion-ion logam,maka aktivitas
biokimiawinya akan berkurang. Perubahan konformasi alamiah menjadi suatu
konformasi yang tidak menentu merupakan suatu proses yang disebut
denaturasi.Proses denaturasi ini kadang-kadang dapat berlangsung secara
reversible,kadang-kadang tidak.Penggumpalan protein biasanya didahului oleh
proses denaturasi yang berlangsung dengan baik pada titik isolistrik protein
tersebut.
Protein akan mengalami koagulasi
apabila dipanaskan pada suhu 50 atau lebih.
Ø
V iskositas
Viskositas adalah tahanan yang
timbul oleh adanya gesekan antara molekul-molekul di dalam zat cair yang
mengalir.Suatu larutan protein dalam air mempunyai viskositas atau kekentalan
yang relative lebih besar daripada viskositas air sebagai pelarutnya.Pada umumnya
viskositas suatu larutan tidak ditentukan atau diukur secara absolute, tetapi
ditentukan viskositas relatif, yaitu dibandingkan terhadap viskositas zat cair
tertentu.Alat yang digunakan untuk menentukan viskositas ini ialah viscometer
Oswald.Pengukuran viskositas dengan alat ini didasarkan pada kecepatan aliran
suatu zat cair atau larutan melalui pipa tertentu.Serum darah misalnya,
mempunyai kecepatan aliran yang lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan
aliran air.Apabila viskositas air diberi harga satu, maka viskositas serum
darah mempunyai harga kira-kira antara 1,5 sampai 2,0. Viskositas larutan
protein tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi serta
larutan.Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi tetapi berbanding terbalik
dengan suhu.Larutan suatu protein yang bentuk molekulnya panjang mempunyai
viskositas lebih besar daripada larutan suatu protein yang berbentuk bulat.Pada
titik isolistrik viskositas larutan protein mempunyai harga terkecil.
Ø
Kristalisasi
Banyak protein yang telah dapat
diperoleh dalam bentuk Kristal. Meskipun demikian proses kristalisasi untuk
berbagai jenis protein tidak selalu sama, artinya ada yang dengan mudah dapat
terkristalisasi, tetapi ada pula yang sukar.Beberapa enzim antara pepsin,
tripsin, katalase, dan urease telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal.
Albumin pada serum atau telur sukar dikristalkan. Proses kristalisasi protein
sering dilakukan dengan jalan penambahan garam ammoniumsulfat atau NaCl pada
larutan dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya. Kadang-kadang dilakukan
pula penambahan asetonatau alcohol dalam jumlah tertentu. Pada dasarnya semua
usaha yang dilakukan itu dimaksudkan untuk menurunkan kelarutan protein dan
ternyata pada titik isolistrik kelarutan protein paling kecil, sehingga mudah
dapat dikristalkan dengan baik.
Ø
System koloid
Pada
tahun 1861 Thomas Graham membagi zat-zat kimia dalam dua kategori, yaitu zat
yang dapat menembus membran atau kertas perkamen dan zat yang tidak dapat
menembus membran. Oleh karena yang mudah menembus membrane adalah zat yang
dapat mengkristal, maka golongan ini disebut kristaloid, sedangkan golongan
lain yang tidak dapat menembus membrane disbut koloid. Pengertian koloid pada
waktu ii lebih banyak dihubungkan dengan besarnya molekul atau pada bobot
molekul yang besar. Molekul yang besar atau molekul makro apabila dilarutkan
dalam air mempunyai sifat koloid, yaitu tidak dapat menembus membrane atau
kertas perkamen, tetapi tidak cukup besar sehigga tidak dapat mengendap secara
alami. System koloid adalah system yang heterogen, terdiri atas dua fase, yaitu
partikel keci yang terdispersi dan medium atau pelarutnya. Pada umumnya partiel
koloid mempunyai ukuran antara 1 milimikaro-100 milimikro, namun batas ini
tidak selalu tetap, mungkin lebih besar. Bobot molekul beberapa protein telah
ditentukan berdasarkan kecepatan pengendapan dengan menggunakan ultrasentrifuga
yang mempunyai kecepatan putar kira-kira 60.000 putaran per menit.
F.
Akibat Kekurangan dan Kelebihan
Protein Nabati
Akibat Kekurangan Protein
Kekurangan protein banyak terdapat
pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium
berat menyebabkan Kwasiorkor pada anak – anak di bawah lima tahun (Balita).
Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi
yang menyebabkan kondisi yang dinamakan Marasmus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Protein
merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh
karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam
makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.
Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, karena adanya enzim,
suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan
yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut
protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. contohnya seperti
kacang-kacangan (kedelai, almond, kacang mede, kacang hijau , kacang hazel, kacang
merah), jintan, biji bunga matahari dan biji labu.
3.2
Saran
a. Diharapkan kepada seluruh masyarakat
untuk dapat memenuhi asupan protein, agar dapat tumbuh dengan sehat.
b. Agar seluruh ibu – ibu memperhatikan
gizi anak, terutama asupan proteinnya, agar tidak ada lagi
penderita gizi buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Poedjiadi Anna
dan F.M. Titin Supriyanti, 2005, Dasar-Dasar Biokimia (Revisi), Jakarta:
Universitas Indonesia.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………….....…........ i
DAFTAR ISI ………………………………………………………...... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ……………………………………….. ………........... 1
B.
Rumusan
Masalah................................................................................ 1
C.
Tujuan..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan ………………………………........................................... 7
4.2
Saran........................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 8
MAKALAH INDIVIDU
PROTEIN NABATI
DISUSUN
OLEH :
NAMA :
SAFRIN SAID
NIM :
91301005
JURUSAN :
PERIKANAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU PERTANIAN WUNA
(
STIP WUNA )
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas rahmat dan hidayah yang telah Allah berikan
kepada Saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu
yang telah diberikan untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisi tentang “PROTEIN NABATI”
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat membantu.
mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Saya menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
keritik dan saran dari saudara atau saudari sangat saya harapkan untuk
kesempurnaan makalah pada kemudian hari.
Raha, Juni 2014
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar