Karakter wirausaha Indonesia berbeda jauh dengan China atau India yang
sudah sangat kuat berdagangnya. Bila kita lihat riwayatnya negri ini
dijajah Belanda ratusan tahun dimana mereka menanamkan pemikirn di
masyarakat untuk menjadi pegawainya akan menjadi terhormat. Selanjutnya
orang tua mendorong anaknya untuk menjadi pegawai. Mereka lebih bangga
bila anaknya menjadi pegawai. Sebenarnya, kini seorang pengusaha lebih banyak mempunyai kesempatan
dibanding pegawai dalam mengembangkan potensi diri maupun taraf hidup. Ada kecenderungan pengusaha masuk ke dunia politik. Di DPR saja ada 60
anggauta HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), belum lagi di
tingkat kabupaten, kota, propinsi atau yang menjadi gubernur, bupati,
walikota
Sungguh wajar bila di jaman penjajahan Belanda menanamkan pemikiran
bahwa menjadi pegawai merupakan strata istimewa di masyarakat. Bukankah
ini berarti pegawai menjadi abdi dalem mereka! Tragisnya, di
sebagian besar negri ini (terutama di daerah-daerah, bukan metropolis)
masyarakat masih memandang pegawai mempunyai kelas tersendiri. Entah
sampai kapan???
Padahal negri ini kini membutuhkan wirausahawan muda yang tangguh untuk menciptakan lapangan kerja bagi diri dan orang lain. Kini sudah sepantasnya wirausahawan tangguh ini menjadi pahlawan ekonomi bangsa.
Padahal negri ini kini membutuhkan wirausahawan muda yang tangguh untuk menciptakan lapangan kerja bagi diri dan orang lain. Kini sudah sepantasnya wirausahawan tangguh ini menjadi pahlawan ekonomi bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar