GAMBARAN PENINGKATAN PENGETAHUAN
MURID KELAS V TENTANG CARA MENYIKAT GIGI SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN DENGAN
CARA DEMONSTRASI
DI SDN 1 KECAMATAN NAPABALANO
TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna
Oleh
:
SARTIKA DEWI
2013 IB 0085
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
KATA
PENGANTAR
Tiada kata yang
paling indah untuk senantiasa dilantunkan selain mengucapkan Puji Syukur
kehadirat ALLAH SWT, karena berkat limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nyalah
yang telah memberikan kesehatan, sehingga penulisan Proposal penelitian yang
berjudul “gambaran
peningkatan pengetahuan murid kelas V tentang cara menyikat gigi setelah diadakan
penyuluhan dengan cara demonstrasi di SDN 1 Kecamatan Napabalano tahun 2016”
ini dapat diselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga serta teman-teman yang sudah memberikan motivasi sehingga proposal ini terselesaikan dengan baik dan dengan adanya proposal ini penyusun dapat lebih mudah dalam menyelesaikan penelitiannya.
Penyusun juga mengharapkan apabila ada saran dan masukan, penyusun dapat menerima dengan lapang dada. Akhir kata penyusun mengucapkan Wabillahi Taufik Wallhidayah Wassalammuallaikum Wr. Wb.
RAHA, 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, keamanan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan
yang diarahkan untuk meningkatkan mutu dan kemudahan pelayanan kesehatan yang
harus semakin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Razak, 2008).
Menurut UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan
bahwa terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Tidak hanya
orang perorang atau keluarga, akan tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh
seluruh anggota masyarakat. Adapun yang dimaksudkan dengan sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI, 2010).
Peningkatan
kesehatan mencakup 2 aspek, aspek preventif
dan aspek promotif. Penyuluhan
kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan
kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu, dengan adanya pesan
tersebut maka diharapkan dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang
lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap
perilaku. Diharapkan adanya penyuluhan tersebut
dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran (Notoatmodjo, 2007).
Persepsi
dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut masih
buruk, ini terlihat dari masih besarnya angka karies gigi dan penyakit mulut di
Indonesia yang cenderung meningkat. Karies gigi merupakan permasalahan yang
sering dijumpai di rongga mulut. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia
dan Amerika latin. Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis
anak anak yang sering terjadi. Karies gigi merupakan penyebab patologi primer
atas penanggalan gigi pada anak (Irma, 2013).
Upaya
pemeliharan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Usia sekolah
dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak,
termasuk diantaranya menyikat gigi. Kemampuan menyikat gigi secara baik dan
benar merupakan faktor yang cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut. Keberhasilan pemeliharaan kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut juga
dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode penyikatan gigi, serta
frekuensi dan waktu penyikatan yang tepat. (Riyanti, 2005).
Berdasarkan
sumber data yang diperoleh langsung dari
kepala sekolah SDN 1 Kecamatan Napabalano yaitu jumlah siswa pada tahun
ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa laki-laki 251 orang dan siswi perempuan
257 orang sedangkan murid kelas V SDN I Kecamatan Napabalano dengan jumlah
siswa 35 orang. dari jumlah tersebut terdapat 20 orang yang mengalami karies
pada gigi.
Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk
menggambarkan bagaimana pengetahuan murid kelas V tentang cara menyikat gigi
setelah dilakukan penyuluhan dengan cara demonstrasi di SDN I Kecamatan
Napabalano
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana gambaran peningkatan pengetahuan murid kelas V tentang cara
menyikat gigi setelah dilakukan penyuluhan dengan cara demonstrasi di SDN 1
Kecamatan Napabalano tahun 2016.
C.
Tujuan
Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana
gambaran peningkatan pengetahuan
murid kelas V tentang cara menyikat gigi setelah dilakukan penyuluhan dengan
cara demonstrasi di SDN 1 Kecamatan Napabalano tahun 2016.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui gambaran peningkatan pengetahuan
murid kelas V tentang cara menyikat gigi setelah dilakukan penyuluhan dengan
cara demonstrasi berdasarkan tingkat tahu di SDN 1 Kecamatan Napabalano tahun
2016.
b.
Mengetahui gambaran peningkatan pengetahuan
murid kelas V tentang cara menyikat gigi setelah dilakukan penyuluhan dengan
cara demonstrasi berdasarkan tingkat paham di SDN 1 Kecamatan Napabalano tahun
2016.
c.
Mengetahui gambaran peningkatan pengetahuan
murid kelas V tentang cara menyikat gigi setelah dilakukan penyuluhan dengan
cara demonstrasi berdasarkan tingkat aplikasi di SDN 1 Kecamatan Napabalano
tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan yang
berharga dalam menambah kepustakaan di Kampus Akbid
Paramata Raha Kabupaten Muna dan dapat menjadi bahan
bacaan dan referensi bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya.
2.
Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi
penentu kebijakan dalam upaya peningkatan pengetahuan
kesehatan
gigi dan mulut di sekolah.
3.
Manfaat Bagi peneliti
Sebagai pengalaman dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari penelitian
ini dan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Telaah Pustaka
1.
Gigi dan mulut
a.
Pengertian gigi dan mulut
Kesehatan merupakan bagian terpenting
dalam kehidupan manusia, sehat secara jasmani dan rohani, tidak terkecuali
anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang
secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang
perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan
mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh
secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan
bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat
dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Anggraini, 2009)
|
Kesehatan
Gigi dan Mulut sangatlah penting untuk menjaga kesehatan tubuh secarah
menyeluruh .Sebab, mulut adalah pintu gerbang makanan dan minuman yang masuk ke
dalam tubuh.Tanpa kita sadari, kesehatan gigi dan mulut dapat berpengaruh
secara signifikan terhadap organ-oragan lain di tubuh kita (Ml.Grace W.Susanto, 2013 )
Kesehatan gigi dan mulut merupakan
bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya, dengan demikian upaya-upaya
dalam bidang kesehatan gigi pada akhirnya akan turut berperan dalam peningkatan
kualitas dan produktivitas sumber daya manusia. Kesehatan gigi adalah penting
karena pencernaan makanan dimulai dengan bantuan gigi. Selain fungsinya untuk
makan dan berbicara, gigi juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
normal anak. pemeliharaan kesehatan gigi dan gusi masyarakat terutama pada anak
sekolah sangatlah penting. Oleh sebab itu, salah satu kebijaksanaannya adalah
dengan meningkatkan upaya promotif,
preventif, dan kuratif pada anak usia sekolah (6-12tahun) karena
pada usia tersebut merupakan waktu dimana akan tumbuhnya gigi tetap (Anggraini,2009).
Kesehatan
gigi dan mulut sangat penting karena gigi dan mulut yang rusak dan tidak
dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan dan dapat mengganggu
kesehatan tubuh lainnya. Banyaknya karies, gingivitis dan gigi berjejal harus
segera ditangani dan semuanya dapat dicegah. Memelihara kesehatan gigi dan
mulut sangat penting untuk memperoleh kesehatan tubuh kita, khususnya pada
anak-anak, karena pada masa anak- anak sangat penting karena kondisi gigi susu
(gigi decidui) saat ini sangat menentukan keadaan gigi-gigi permanent
penggantinya.
Untuk
mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan
secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan, dan
jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket.
Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan
caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi
dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang
sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan
berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak
ada keluhan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan dicapai
suatu kesehatan gigi dan mulut yang
optimal, dan akan meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan serta akan
meningkatkan etos kerja yang lebih baik lagi.
Menurut
drg.TriAstutiM.Kes, penyebab penyakit
gigi dan mulut yang banyak di derita anak-anak di indonesia sangat
berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. (Monitordepok,2007).
b.
Waktu menyikat gigi
American Dental Association (ADA) menyatakan bahwa
pasien harus menyikat gigi secara teratur, minimal 2 kali sehari yaitu pagi
setelah sarapan dan sebelum tidur malam (Pintauli,2008). Hal ini dikarenakan
pada waktu tidur, air ludah berkurang sehingga asam yang dihasilkan oleh plak
akan menjadi lebih pekat dan kemampuannya untuk merusak gigi tentunya menjadi
lebih besar. Oleh karena itu, untuk mengurangi kepekatan asam maka plak harus
dihilangkan (Ramadhan, 2010).
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa bila plak disingkirkan setiap hari secara
sempurna, maka tidak akan menimbulkan efek pada rongga mulut. Oleh karena hanya
sedikit orang yang bisa menyingkirkan plak secara sempurna, maka perlu tetap
ditekankan pembersihan sulkus sebagai kontrol terhadap penyakit periodontal dan
lebih sering menggunakan pasta yang mengandung fluor untuk mengontrol karies.
Waktu
menyikat gigi pada setiap orang tidak sama, bergantung pada beberapa faktor
seperti kecenderungan seseorang terhadap plak dan debris, keterampilan menyikat
gigi, dan kemampuan salivanya membersihkan sisa-sisa makanan dan debris. Hanya
setelah pasien berulang kali menyikat gigi dengan diawasi oleh tenaga
professional, maka baru dapat ditentukan berapa kali sebaiknya orang tersebut
menggosok gigi. (Pintauli,2008).
c.
Teknik Menyikat
Gigi
Banyak metode atau
teknik menyikat gigi yang diperkenalkan para ahli, dan kebanyakan metodenya
dikenal dengan namanya sendiri seperti metode Bass, Stillman, Charters, atau
disesuaikan dengan gerakannya. Pada prinsipnya
terdapat empat pola dasar gerakan, yaitu metode vertikal, horizontal, berputar atau rotasi dan bergetar atau vibrasi. (Pintauli, 2008).
Pada dasarnya menyikat gigi yang benar adalah menyikat
semua permukaan gigi sampai bersih dan plak juga
hilang dengan sempurna (Pintauli, 2008)
1)
Teknik Bass
Metode bass adalah salah satu teknik menyikat
gigi yang paling efektif dan paling banyak digunakan ini adalah metode yang diperkenalkan
Dr Charles Bass. (Pratiwi,2008
Metode Bass sangat efektif saat membersihkan daerah
yang terletak di bawah atau di samping margin gingiva. Penciptaan dan
akumulasi karies gigi ini paling sering terlihat di daerah yang tepat di bawah
atau dekat dengan garis gusi. Mereka juga banyak terbentuk di daerah
antara gigi yang disebut daerah inter proksimal (Pintauli,
2008).
Teknik Bass
pertama kali ditujukan untuk menyingkirkan plak dan debris dari dalam
sulkus yang dikombinasi dengan menggunakan sikat gigi lembut dan benang gigi.
Oleh karena itu, teknik ini dapat digunakan untuk mengontrol penyakit
periodontal dan karies (Pintauli,
2008).
Sikat gigi diletakkan dengan sudut 45° terhadap apeks
gigi. Kemudian bulu sikat didorong perlahan-lahan ke dalam sulkus. Gerakan
vibrasi yaitu gerakan maju mundur dan pendek-pendek akan menyebabkan bulu sikat
bergetar membersihkan sulkus. Untuk setiap bagian disarankan 10 kali. Gerakan
sikat gigi digetarkan di tempat tanpa mengubah-ubah posisi bulu sikat
(Pintauli, 2008).
Teknik Bass diindikasikan
(Pintauli, 2008) :
a)
Untuk menghilangkan kuman atau
bakteri plak yang berdekatan dengan gusi dan margin gingival.
b)
Untuk ruang antara gigi, dan pada
permukaan akar yang terekspos dengan penyakit gusi.
c)
Untuk pasien yang baru melakukan bedah
periodontal.
d)
Untuk menyikat
pada mahkota gigi, jembatan gigi, kawat gigi,dll
Menurut
Pintauli (2008) langkah-langkah dalam melakukan teknik bass:
a)
Pegang sikat gigi secara horizontal
dan letakkan kepala sikat gigi pada permukaan gigi, lebih tepatnya di tepi gusi
(batas gigi dengan gusi), karena disinilah banyak plak menumpuk.
b)
Miringkan kepala sikat gigi
kira-kira sebesar 45 derajat menghadap permukaan gigi. Tujuannnya agar bulu
sikat dapat masuk ke celah antara gigi dengan gusi yang disebut saku gusi, dan
membersihkan plak yang ada di dalamnya.
c)
Gerakan sikat secara horizontal
dengan jarak yang sangat pendek atau kecil seperti suatu getaran dan dengan
tekanan yang lembut.
d)
Sikatlah dengan gerakan sebanyak
10-20 kali gosokan baru berpindah ke gigi sebelahnya.
e)
Terakhir , sikap pula permukaan
lidah untuk membersihkan bakteri yang berada di permukaan lidah. Permukaan
lidah yang kasar dan berpapil membuat bakteri mudah menempel di sana.
2)
Teknik Roll
Teknik roll adalah cara menyikat gigi dengan gerakan memutar
mulai dari permukaan kunyah gigi belakang , gusi dan seluruh permukaan gigi
sisanya. (Pratiwi, 2007). Teknik ini memungkinkan pembersihan gusi dan gigi
tanpa menekan sulkus. Bulu sikat diletakkan sejajar dan berlawanan dengan
attached gingival sedangkan kepala sikat sejajar dataran oklusal. (Pintauli,
2008).
Sisi-sisi sikat menekan attached gingiva dan daerah
sulkus. Bulu sikat kemudian diputar melewati gingiva ke arah oklusal dengan
tetap mempertahankan sisi sikat yang menekan jaringan. Gerakan ini diulangi 8
kali untuk tiap daerah. Yang perlu diperhatikan pada penyikatan adalah sikat
harus digunakan seperti sapu, bukan seperti sikat untuk menggosok (Pratiwi, 2007).
Satu keuntungan dari metode roll adalah teknik
ini mudah untuk diajarkan kepada anak-anak juga membutuhkan sedikit
tekanan dan kekuatan dari pada teknik menyikat gigi lainnya. Sehingga anak-anak
kecil dapat menyikat gigi sendiri dengan baik dengan menggunakan metode
ini. Kemudahan dapat membuat
pilihan gerak yang baik bagi mereka
yang mempunyai masalah keterampilan motorik. (Pratiwi, 2007).
d.
Cara menyikat gigi yang baik dan benar
1) Bersihkan
permukaan gigi bagian luar yang menghadap kebibir dan pipi dengan menggunakan
teknik horizontal atau naik turun mulai dari rahang
atas terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan yang rahang bawah.
2) Bersihkan
permukaan kunyah gigi pada lengkung gigi sebelah kanan dan kiri dengan gerakan
maju mundur, atau boleh juga dengan sedikit diputar selama delapan kali atau
lebih, lakukan pada rahang atas dan rahang bawah.
3) Bersihkan
permukaan dalam gigi yang menghadap kelidah dan langit-langit dengan
menggunakan teknik modofikasi bass untuk lengkung gigi sebelah kanan dan kiri.
4) Untuk
lengkung gigi bagian depan dapat anda bersihkan dengan cara memegang sikat gigi
secara vertikal menghadap kedepan. Lalu gunakan ujung sikat dengan gerakan
menarik kearah mahkota gigi. Lakukan pada rahang atas dan rahang bawah.
5) Sikat
pula permukaan lidah untuk membersihkan bakteri yang berada dipermukaan lidah.
Permukaan lidah yang kasar dan berpapil membuat bakteri mudah menempel
e.
Memilih sikat gigi yang baik dan benar
1) Memilih
sikat gigi yang kapalanya cukup kecil sehingga dapat digunakan dengan baik
dalam rongga mulut. Bagi orang dewasa panjang kepala sikta gigi 2,5 cm,
sedangkan pada anak 1,5 cm.
2) Panjang
bulu sikat hendaknya sama, sikat gigi dengan bulu yang panjangnya berbeda tidak
dapat membersihkan permukaan datar tanpa menimbulkan tekanan pada beberapa bulu
sikat.
3) Tekstur
bulu sikat hendaknya memungkinkan digunakan dengan efektif, tanpa merusak
jaringan, jangan memilih bulu sikat gigi keras sebab dapat merusak jaringan.
4) Gagang
sikat harus cukup lebar dan tebal agar dapat dipegang dan dikontrol dengan
baik.
f.
Cara menyimpan sikat gigi
Setelah menyikat gigi maka harus dicuci
bersih. Kemudian digantung dengan kepala dibawah. Bila ditaruk, maka air tidak
segera kering dan kuman yang tinggal akan segera berkembang biak. Tetapi dengan
digantung sikat gigi akan segera kering dan bersih dari kuman. Cara menyimpan sikat gigi yang baik dan benar yaitu :
jauhkan dari toilet, posisi kepala sikat harus di atas, bilas hingga bersih,
ganti sikat gigi minimal setiap 3 bulan sekali.
2.
Penyuluhan Kesehatan
a.
Definisi Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan
kesehatan ialah suatu proses belajar yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk
mengembangkan pengertian tentang nilai kesehatan
dengan maksud menimbulkan respon berupa perilaku hidup sehari-hari dengan nilai kesehatan (Lumenta, 1989). Penyuluhan kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik
fisik, mental, sosial, dan ekonomi (Notoatmodjo, 2007).
b.
Tujuan Penyuluhan Kesehatan
Gigi Dan Mulut
Menurut
Noor 1972 (dalam Herijulianti, 2002) tujuan penyuluhan kesehatan gigi adalah:
1)
Meningkatkan pengertian dan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut.
2)
Menghilangkan atau paling
sedikit mengurangi penyakit gigi dan mulut serta gangguan lainnya pada gigi dan
mulut.
3)
Memperkenalkan kepada
masyarakat tentang kesehatan gigi.
4)
Mengingatkan kepada
masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
5)
Menjabarkan akibat yang akan
timbul dari kelalaian menjaga kebersihan gigi dan mulut.
6)
Menanamkan perilaku sehat
sejak dini melalui kunjungan ke sekolah.
c.
Prinsip-Prinsip Penyuluhan
Penyuluhan
merupakan upaya pendidikan yang memiliki prinsip-prinsip
tertentu, yang harus diperhatikan agar penyuluhan berhasil sesuai dengan
programnya (Herijulianti dkk, 2002) antara lain:
1)
Seorang penyuluh hendaknya
mempunyai keahlian dan kejujuran.
2)
Antara penyuluh dengan
sasaran harus terjalin hubungan yang baik.
3)
Materi atau bahan penyuluhan
hendaknya mudah diterima dan
bertahap dari yang sulit ke yang mudah dan sebaiknya disesuaikan dengan tingkat
pendidikan sasaran.
4)
Materi penyuluhan harus berdasarkan
kebutuhan kelompok sasaran. Pelaksanaan penyuluhan tidak hanya sekali. Media yang
digunakan untuk penyuluhan baik media massa maupun media manusia hendaklah yang
tepat guna dan berdaya guna.
d.
Komponen Penyuluhan
Komponen
penyuluhan adalah sebagai berikut :
1) Penyuluh
adalah pihak yang memberikan pesan dan informasi kepada sasaran. Penyuluh bisa
terdiri dari seseorang, beberapa orang, lembaga dan lain-lain.
2) Sasaran
adalah pihak yang menerima pesan dan informasi dari pihak penyuluh. Sasaran
penyuluhan program pendidikan luar sekolah bisa terdiri dari masyarakat yang
diajak mengikuti kegiatan-kegiatan
belajar pendidikan luar sekolah serta warga masyarakat yang diharapkan sebagai
pelaksana kegiatan.
3) Pesan
adalah materi atau informasi yang disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran
(yang disuluh). Pesan ini bisa bermacam-macam,
biasa dalam bentuk tulisan maupun lisan. Bentuk tertulis misalnya berupa
tulisan yang dituangkan dalam bentuk buletin, selebaran, surat kabar, leaflet dan lain-lain. Sedangkan lisan dapat
berupa ucapan langsung dari penyuluh. Isi pesan itu bermacam-macam sesuai
dengan tahap-tahap kegiatan.
4) Media
adalah saluran melalui nama pesan itu
disampaikan oleh penyuluh (Herijulianti
dkk, 2002).
3. Anak Usia Sekolah Dasar (Murid SD)
Anak
yang berada dikelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini.
Masa usia dini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat
penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh
potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara
optimal.
g.
Karakteristik
Perkembangan
anak pada kelas satu, dua, tiga, empat dan enam SD biasanya pertumbuhan fisiknya
telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan
keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian,
dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang
koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting.
h.
Cara anak belajar
Piaget
(1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam
menginterprestasikan dan beradaptasi dengan lingkungan (teori perkembangan
kognitif). Menurutnya setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut
schemata yaitu system konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman
terhadap objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan
objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses
memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses
tersebut jika berlangsunng terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan
pengetahuan baru akan menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap
anak dapat membangun pengetahuan melalui
interaksi dengan lingkungannya.
Anak
usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia
tersebut anak mulai menununjukkan perilaku belajar sebagai berikut
1)
Mulai memandang dunia
secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara
reflektif dan memandang unsure-unsur secara serenak
2)
Mulai berfikir secara
operasional
3)
Mempergunakan cara
berfikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda
4)
Membentuk dan
mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan
mempergunakan hubungan sebab akibat
5)
Memahami konsep
substansi, volume zatcair, panjang, lebar, kuas, dan berat.
Memperhatikan tahapan perkembangan berfikir tersebut,
kecenderungan belajar anak usui sekolah dasar memiliki tiga cirri :
1) Konkrit
Mengandung
makna proses belajar berasal dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat
dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik dengan titik penekanan pada
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
2) Integrative
Pada
tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu
keutuhan, mereka belum mampu memilih-milih konsep dari berbagai disiplin ilmu,
hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke
bagian demi bagian.
3) Hierarki
Pada
tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar
bekembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal
yang kebih kompleks.
4. Pengetahuan
a.
Definisi Pengetahuan
Pengetahuan yaitu mengetahui situasi atau
rangsangan dari luar. Pengetahuan diperoleh setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahun
merupakan pendorong yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(Notoadmodjo, 2010).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003)
pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal. Pengetahuan
atau kongnitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung 2 aspek yaitu
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menetukan sikap
seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek tertentu. Menurut teori WHO
yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) salah satu bentuk objek kesehatan dapat
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.
Menurut
Arikunto (2006), pegetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu :
1)
Tinggi : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari seluruh pertanyaan
2)
Sedang :
Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56%-75% dari seluruh pertanyaan
3)
Rendah :
Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40%-55% dari seluruh pertanyaan
b. Tingkat
pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yaitu:
1)
Tahu (know) adalah
mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari sebelumnya antara lain
menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, dan menyatakan.
2)
Memahami (Comprehension) adalah kemampuan untuk
memahami secara benar tentang objek yang dapat diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3)
Aplikasi (Aplication) adalah kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau lokasi real
(sesungguhnya).
4)
Analisis (Analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan
materi atau objek kedalaman komponen-komponen,
tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
5)
Sintesis (Synthesis) adalah kemampuan meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
6)
Evaluasi (Evaluation) adalah kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi.
5. Media
Penyuluhan
a.
Definisi Media
Kata
media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medius yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Mubarak
dkk, 2012). Menurut Asosiasi Pendidikan
Nasional (National Education Association/ Nea)
bahwa Media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya
dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca (Sadiman A. dkk, 2008).
Dari
definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa media merupakan sesuatu yang
bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya (Mubarak dkk,
2012).
b.
Media Penyuluhan Kesehatan
Media
penyuluhan kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media
cetak, elektronika (TV, radio, komputer, dan sebagainya) dan media luar
ruangan, yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan
pendidikan/pengajaran yang berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di
dalam proses pendidikan/pengajaran, sehingga sasaran dapat meningkatkan
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat mengubah perilakunya kearah
positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo 2007 dan 2010).
Menurut Notoatmodjo (2007)
bahwa alat penyalur pesan kesehatan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi tiga,
yaitu media cetak, media elektronik dan media papan.
1)
Media cetak adalah alat bantu
untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dengan berbagai variasi (Notoatmodjo,
2007) diantaranya:
a)
Booklet adalah
suatu media yang menyampaikan pesan kesehatan dalam
bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
b)
Leaflet adalah
bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan melalui lembaran yang
dilipat, isi informasi dapat berupa kalimat maupun gambar atau kombinasi dari
keduanya.
c)
Poster adalah
bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan
atau informasi kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok atau di tempat tempat
umum atau di kendaraan umum.
2) Media
elektronik sebagai sasaran informasi untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang terdiri
dari: televisi, radio, video, slide,
dan film-strip.
3) Media
papan (Billboard), biasanya dipasang
di tempat tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan
atau informasi-informasi kesehatan.
4) Demontrasi
c.
Tujuan Penggunaan Media
Penyuluhan Kesehatan
Tujuan
penggunaan media dalam penyuluhan adalah untuk memudahkan anak didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, karena dalam proses belajar mengajar kehadiran
media mempunyai arti yang cukup penting, sebab ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara (Mubarak dkk, 2012).
Beberapa
tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan Promosi
Kesehatan ( Notoatmodjo 2010) antara lain:
1) Mempermudah
penyampaian informasi.
2) Dapat
menghindari kesalahan persepsi.
3) Dapat
memperjelas informasi.
4) Mempermudah
pengertian.
5) Mengurangi
komunikasi yang verbalistik.
6) Dapat
menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan kasat mata.
d.
Fungsi Media Penyuluhan
Media
penyuluhan digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu
proses kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu perlu diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya
(Mubarak dkk, 2012). Menurut Kemp dan Dayton 1985 (dalam Mubarak dkk, 2012) ada tiga fungsi utama yaitu: memotivasi minat dan tindakan, menyajikan
informasi dan memberikan instruksi. Pada saat ini media pendidikan mempunyai
fungsi sebagai berikut:
1)
Membantu memudahkan belajar
bagi siswa dan mengajar bagi penyuluh.
2)
Memberikan pengalaman yang
lebih nyata, yang abstrak dapat menjadi kongkrit.
3)
Menarik perhatian siswa,
jalannya pengajaran tidak membosankan.
4)
Semua indera siswa dapat
diaktifkan,kelemahan satu indera dapat diimbangi oleh kekuatan indera lainnya
5)
Lebih menarik perhatian siswa
dan minat siswa dalam belajar.
6)
Dapat membangkitkan dunia
teori dan realitanya.
6. Demonstrasi
a. Pengertian
Metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memeragakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan
suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran
yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan
1) Kelebihan
a) Perhatian siswa dapat dipusatkan, dan titik barat yang di dianggap penting
oleh guru dapat diamati.
b) Perhatian siswa dapat terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses
anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak kepada masalah
lain.
c) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
d) Dapat menambah pengalaman siswa.
e) Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan.
f) Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan kongkrit.
g) Dapat menjawab semua masalah yang timbul didalam pikiran setiap siswa karna
ikut serat berperan secara langsung.
2) Kekurangan
a) Memerlukan waktu yang cukup banyak.
b) Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang
efesien.
c) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya.
d) Memerlukan tenaga.
e) Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif.
B.
Landasan
Teori
Kesehatan merupakan bagian
terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara jasmani dan rohani, tidak
terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan
berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat.
Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga
kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi
kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan
mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang
tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Anggraini, 2009)
Mulut
merupakan pintu gerbang pertama di dalam sistem pencernaan. Makanan dan minuman
akan diproses di dalam mulut dengan bantuan gigi-gigi, lidah, dan saliva.
Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan
kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman tetapi
fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang menyadari besarnya peranan
mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang.
Anak yang berada dikelas awal sd
adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini merupakan masa
yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang.
Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu
didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Penyuluhan kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik
fisik, mental, sosial, dan ekonomi (Notoatmodjo, 2007).
Tujuan
penggunaan media dalam penyuluhan adalah untuk memudahkan anak didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, karena dalam proses belajar mengajar kehadiran
media mempunyai arti yang cukup penting, sebab ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara (Mubarak dkk, 2012).
Media
penyuluhan kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media
cetak, elektronika (TV, radio, komputer, dan sebagainya) dan media luar
ruangan, yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan
pendidikan/pengajaran yang berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di
dalam proses pendidikan/pengajaran, sehingga sasaran dapat meningkatkan
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat mengubah perilakunya kearah
positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo 2007 dan 2010).
Tujuan
penggunaan media dalam penyuluhan adalah untuk memudahkan anak didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, karena dalam proses belajar mengajar kehadiran
media mempunyai arti yang cukup penting, sebab ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara (Mubarak dkk, 2012).
Metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memeragakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan.
C. Kerangka
Konsep
|
Keterangan
:
|
: Variabel Dependent (terikat)
: Hubungan Antar Variabel
D. Pertanyaan
Penelitian
1.
Bagaimana gambaran pengetahuan murid kelas V
tentang cara menyikat gigi sebelum diadakan penyuluhan dengan cara demonstrasi
di SDN 1 Kecamatan Napabalano tahun 2016.
2.
Bagaimana gambaran peningkatan pengetahuan murid kelas V tentang cara
menyikat gigi setelah diadakan penyuluhan dengan cara demonstrasi di SDN 1
Kecamatan Napabalano tahun 2016.
|
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian
evaluasi dengan pendekatan diskriptif yaitu suatu penelitian dilakukan untuk
memulai suatu program yang sedang atau yang sudah dilakukan .
B.
Waktu Dan Tempat
Penelitian
1.
Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan
pada bulan Agustus 2016
2.
Tempat Penelitian
Penelitian ini akan
dilakukan di SDN 1
Kecamatan Napabalano Kabupaten
Muna.
C.
Populasi
Dan
Sampel
1.
Populasi
Populasi
dalam penelitian ini adalah semua murid kelas V yang terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan di
SDN 1 Kecamatan Napabalano dengan jumlah 35 orang.
2.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah
semua murid kelas V yang terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan di
SDN 1 Kecamatan Napabalano dengan jumlah 35 orang.
|
D.
Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat ( Variabel Dependent)
2. Variabel Bebas (Variabel Independent)
a.
Murid kelas V
E.Defenisi
Operasional Variabel
No
|
Variabel
|
Defenisi
Operasional
|
Kriteria
Onyektif
|
Skala
Ukur
|
1
|
Dependent
Pengetahuaun Tentang
Menyikat Gigi
|
Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kemampuan responden untuk menjawab dengan benar terhadap pertanyaan
tentang gambaran peningkatan pengetahuan murid kelas V SDN 1 Kecamatan
Napabalano tentang cara menyikat gigi setelah diadakan penyuluhan denga cara
demonstrasi
|
Tahu : apabila subyek tahu tentang cara menyikat
gigi setelah diadakan penyuluhan dengan cara demonstrasi
Paham : apabila subyek paham tentang cara menyikat
gigi setelah diadakan penyuluhan dengan cara demonstrasi
Aplikasi : apabila subyek mampu mengaplikasikan atau
memperagakan tentang cara menyikat gigi setelah diadakan penyuluhan dengan
cara demonstrasi
|
Ordinal
|
2
|
Independent
Murid Kelas V
|
Seluruh murid kelas V
SDN 1 Kecamatan Napabalano
|
Baik :
Presentase 76-100%
Cukup
Presentase 56-75%
Kurang
Presentase <56%
|
Nominal
|
F.
Instrumen
Penelitian
Instrument
yang digunakan yaitu yang berisi
pertanyaan-pertanyaan tentang menyikat gigi yang dibagi beberapa kategori yaitu
tingkat tahu,tingkat paham dan tingkat aplikasi.
kuisioner tersebut digunakan sebagai sumber untuk mengetahui pengetahuan awal
sebelum dilakukan demonstrasi dan dengan kuisisoner yang sama juga digunakan
untuk mengevaluasi setelah diadakan demonstrasi.
G.
Pengolahan
Data dan Analisis Data
1.
Pengolahan data
a. Coding yaitu
memberikan kode pada lembaran kuisioner yang telah dibandingkan
kepada akseptor.
b. Editing yaitu
mengoreksi kembali data akseptor yang telah dikumpulakan melalui lembar
kuisioner yang meliputi identitas akseptor dan hasil jawaban responden.
c. Scoring yaitu
memberikan skor pada setiap hasil jawaban akseptor pada lembaran kuisioner yang
telah dikumpulkan.
d. Tabulating yaitu
menyusun data – data akseptor baik identitas maupun pengetahuan akseptor
kedalam table sesuai dengan kategorinya.
2. Analisis
Data
Analisis Univariat pada umumnya dalam analisis
ini hanya menghasilkan distribuso dan presentase dan tiap variabel. Variabel
penelitian dideskripsikan dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.
X
=
|
f
n
|
x K
|
Keterangan
x : presentase hasil yang diketahui
f : frekuensi kategori variabel yang
diteliti
n : jumlah sampel penelitian
K : konstanta (100%)
H. Rencana Penelitian
Penelitian
ini akan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebagai mana
dapat dilihat pada tabel 2
Tabel
2
Rencana
Penelitian
No
|
Kegiatan
|
Bulan
|
|||||||
Juli
|
Agustus
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Pengumpulan data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Pengolahan data / analisis data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Penyusunan laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Presentasi / seminar hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
GAMBARAN PENINGKATAN PENGETAHUAN
MURID KELAS V TENTANG CARA MENYIKAT GIGI SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN DENGAN
CARA DEMONSTRASI
DI SDN 1 KECAMATAN NAPABALANO
TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna
Oleh
:
SARTIKA DEWI
2013 IB 0085
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
KATA
PENGANTAR
Tiada kata yang
paling indah untuk senantiasa dilantunkan selain mengucapkan Puji Syukur
kehadirat ALLAH SWT, karena berkat limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nyalah
yang telah memberikan kesehatan, sehingga penulisan Proposal penelitian yang
berjudul “gambaran
peningkatan pengetahuan murid kelas V tentang cara menyikat gigi setelah diadakan
penyuluhan dengan cara demonstrasi di SDN 1 Kecamatan Napabalano tahun 2016”
ini dapat diselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga serta teman-teman yang sudah memberikan motivasi sehingga proposal ini terselesaikan dengan baik dan dengan adanya proposal ini penyusun dapat lebih mudah dalam menyelesaikan penelitiannya.
Penyusun juga mengharapkan apabila ada saran dan masukan, penyusun dapat menerima dengan lapang dada. Akhir kata penyusun mengucapkan Wabillahi Taufik Wallhidayah Wassalammuallaikum Wr. Wb.
RAHA, 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, keamanan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan
yang diarahkan untuk meningkatkan mutu dan kemudahan pelayanan kesehatan yang
harus semakin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Razak, 2008).
Menurut UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan
bahwa terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Tidak hanya
orang perorang atau keluarga, akan tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh
seluruh anggota masyarakat. Adapun yang dimaksudkan dengan sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI, 2010).
Peningkatan
kesehatan mencakup 2 aspek, aspek preventif
dan aspek promotif. Penyuluhan
kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan
kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu, dengan adanya pesan
tersebut maka diharapkan dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang
lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap
perilaku. Diharapkan adanya penyuluhan tersebut
dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran (Notoatmodjo, 2007).
Persepsi
dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut masih
buruk, ini terlihat dari masih besarnya angka karies gigi dan penyakit mulut di
Indonesia yang cenderung meningkat. Karies gigi merupakan permasalahan yang
sering dijumpai di rongga mulut. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia
dan Amerika latin. Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis
anak anak yang sering terjadi. Karies gigi merupakan penyebab patologi primer
atas penanggalan gigi pada anak (Irma, 2013).
Upaya
pemeliharan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Usia sekolah
dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak,
termasuk diantaranya menyikat gigi. Kemampuan menyikat gigi secara baik dan
benar merupakan faktor yang cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut. Keberhasilan pemeliharaan kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut juga
dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode penyikatan gigi, serta
frekuensi dan waktu penyikatan yang tepat. (Riyanti, 2005).
Berdasarkan
sumber data yang diperoleh langsung dari
kepala sekolah SDN 1 Kecamatan Napabalano yaitu jumlah siswa pada tahun
ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa laki-laki 251 orang dan siswi perempuan
257 orang sedangkan murid kelas V SDN I Kecamatan Napabalano dengan jumlah
siswa 35 orang. dari jumlah tersebut terdapat 20 orang yang mengalami karies
pada gigi.
Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk
menggambarkan bagaimana pengetahuan murid kelas V tentang cara menyikat gigi
setelah dilakukan penyuluhan dengan cara demonstrasi di SDN I Kecamatan
Napabalano
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana gambaran peningkatan pengetahuan murid kelas V tentang cara
menyikat gigi setelah dilakukan penyuluhan dengan cara demonstrasi di SDN 1
Kecamatan Napabalano tahun 2016.
C.
Tujuan
Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana
gambaran peningkatan pengetahuan
murid kelas V tentang cara menyikat gigi setelah dilakukan penyuluhan dengan
cara demonstrasi di SDN 1 Kecamatan Napabalano tahun 2016.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui gambaran peningkatan pengetahuan
murid kelas V tentang cara menyikat gigi setelah dilakukan penyuluhan dengan
cara demonstrasi berdasarkan tingkat tahu di SDN 1 Kecamatan Napabalano tahun
2016.
b.
Mengetahui gambaran peningkatan pengetahuan
murid kelas V tentang cara menyikat gigi setelah dilakukan penyuluhan dengan
cara demonstrasi berdasarkan tingkat paham di SDN 1 Kecamatan Napabalano tahun
2016.
c.
Mengetahui gambaran peningkatan pengetahuan
murid kelas V tentang cara menyikat gigi setelah dilakukan penyuluhan dengan
cara demonstrasi berdasarkan tingkat aplikasi di SDN 1 Kecamatan Napabalano
tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan yang
berharga dalam menambah kepustakaan di Kampus Akbid
Paramata Raha Kabupaten Muna dan dapat menjadi bahan
bacaan dan referensi bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya.
2.
Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi
penentu kebijakan dalam upaya peningkatan pengetahuan
kesehatan
gigi dan mulut di sekolah.
3.
Manfaat Bagi peneliti
Sebagai pengalaman dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari penelitian
ini dan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Telaah Pustaka
1.
Gigi dan mulut
a.
Pengertian gigi dan mulut
Kesehatan merupakan bagian terpenting
dalam kehidupan manusia, sehat secara jasmani dan rohani, tidak terkecuali
anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang
secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang
perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan
mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh
secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan
bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat
dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Anggraini, 2009)
|
Kesehatan
Gigi dan Mulut sangatlah penting untuk menjaga kesehatan tubuh secarah
menyeluruh .Sebab, mulut adalah pintu gerbang makanan dan minuman yang masuk ke
dalam tubuh.Tanpa kita sadari, kesehatan gigi dan mulut dapat berpengaruh
secara signifikan terhadap organ-oragan lain di tubuh kita (Ml.Grace W.Susanto, 2013 )
Kesehatan gigi dan mulut merupakan
bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya, dengan demikian upaya-upaya
dalam bidang kesehatan gigi pada akhirnya akan turut berperan dalam peningkatan
kualitas dan produktivitas sumber daya manusia. Kesehatan gigi adalah penting
karena pencernaan makanan dimulai dengan bantuan gigi. Selain fungsinya untuk
makan dan berbicara, gigi juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
normal anak. pemeliharaan kesehatan gigi dan gusi masyarakat terutama pada anak
sekolah sangatlah penting. Oleh sebab itu, salah satu kebijaksanaannya adalah
dengan meningkatkan upaya promotif,
preventif, dan kuratif pada anak usia sekolah (6-12tahun) karena
pada usia tersebut merupakan waktu dimana akan tumbuhnya gigi tetap (Anggraini,2009).
Kesehatan
gigi dan mulut sangat penting karena gigi dan mulut yang rusak dan tidak
dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan dan dapat mengganggu
kesehatan tubuh lainnya. Banyaknya karies, gingivitis dan gigi berjejal harus
segera ditangani dan semuanya dapat dicegah. Memelihara kesehatan gigi dan
mulut sangat penting untuk memperoleh kesehatan tubuh kita, khususnya pada
anak-anak, karena pada masa anak- anak sangat penting karena kondisi gigi susu
(gigi decidui) saat ini sangat menentukan keadaan gigi-gigi permanent
penggantinya.
Untuk
mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan
secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan, dan
jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket.
Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan
caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi
dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang
sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan
berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak
ada keluhan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan dicapai
suatu kesehatan gigi dan mulut yang
optimal, dan akan meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan serta akan
meningkatkan etos kerja yang lebih baik lagi.
Menurut
drg.TriAstutiM.Kes, penyebab penyakit
gigi dan mulut yang banyak di derita anak-anak di indonesia sangat
berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. (Monitordepok,2007).
b.
Waktu menyikat gigi
American Dental Association (ADA) menyatakan bahwa
pasien harus menyikat gigi secara teratur, minimal 2 kali sehari yaitu pagi
setelah sarapan dan sebelum tidur malam (Pintauli,2008). Hal ini dikarenakan
pada waktu tidur, air ludah berkurang sehingga asam yang dihasilkan oleh plak
akan menjadi lebih pekat dan kemampuannya untuk merusak gigi tentunya menjadi
lebih besar. Oleh karena itu, untuk mengurangi kepekatan asam maka plak harus
dihilangkan (Ramadhan, 2010).
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa bila plak disingkirkan setiap hari secara
sempurna, maka tidak akan menimbulkan efek pada rongga mulut. Oleh karena hanya
sedikit orang yang bisa menyingkirkan plak secara sempurna, maka perlu tetap
ditekankan pembersihan sulkus sebagai kontrol terhadap penyakit periodontal dan
lebih sering menggunakan pasta yang mengandung fluor untuk mengontrol karies.
Waktu
menyikat gigi pada setiap orang tidak sama, bergantung pada beberapa faktor
seperti kecenderungan seseorang terhadap plak dan debris, keterampilan menyikat
gigi, dan kemampuan salivanya membersihkan sisa-sisa makanan dan debris. Hanya
setelah pasien berulang kali menyikat gigi dengan diawasi oleh tenaga
professional, maka baru dapat ditentukan berapa kali sebaiknya orang tersebut
menggosok gigi. (Pintauli,2008).
c.
Teknik Menyikat
Gigi
Banyak metode atau
teknik menyikat gigi yang diperkenalkan para ahli, dan kebanyakan metodenya
dikenal dengan namanya sendiri seperti metode Bass, Stillman, Charters, atau
disesuaikan dengan gerakannya. Pada prinsipnya
terdapat empat pola dasar gerakan, yaitu metode vertikal, horizontal, berputar atau rotasi dan bergetar atau vibrasi. (Pintauli, 2008).
Pada dasarnya menyikat gigi yang benar adalah menyikat
semua permukaan gigi sampai bersih dan plak juga
hilang dengan sempurna (Pintauli, 2008)
1)
Teknik Bass
Metode bass adalah salah satu teknik menyikat
gigi yang paling efektif dan paling banyak digunakan ini adalah metode yang diperkenalkan
Dr Charles Bass. (Pratiwi,2008
Metode Bass sangat efektif saat membersihkan daerah
yang terletak di bawah atau di samping margin gingiva. Penciptaan dan
akumulasi karies gigi ini paling sering terlihat di daerah yang tepat di bawah
atau dekat dengan garis gusi. Mereka juga banyak terbentuk di daerah
antara gigi yang disebut daerah inter proksimal (Pintauli,
2008).
Teknik Bass
pertama kali ditujukan untuk menyingkirkan plak dan debris dari dalam
sulkus yang dikombinasi dengan menggunakan sikat gigi lembut dan benang gigi.
Oleh karena itu, teknik ini dapat digunakan untuk mengontrol penyakit
periodontal dan karies (Pintauli,
2008).
Sikat gigi diletakkan dengan sudut 45° terhadap apeks
gigi. Kemudian bulu sikat didorong perlahan-lahan ke dalam sulkus. Gerakan
vibrasi yaitu gerakan maju mundur dan pendek-pendek akan menyebabkan bulu sikat
bergetar membersihkan sulkus. Untuk setiap bagian disarankan 10 kali. Gerakan
sikat gigi digetarkan di tempat tanpa mengubah-ubah posisi bulu sikat
(Pintauli, 2008).
Teknik Bass diindikasikan
(Pintauli, 2008) :
a)
Untuk menghilangkan kuman atau
bakteri plak yang berdekatan dengan gusi dan margin gingival.
b)
Untuk ruang antara gigi, dan pada
permukaan akar yang terekspos dengan penyakit gusi.
c)
Untuk pasien yang baru melakukan bedah
periodontal.
d)
Untuk menyikat
pada mahkota gigi, jembatan gigi, kawat gigi,dll
Menurut
Pintauli (2008) langkah-langkah dalam melakukan teknik bass:
a)
Pegang sikat gigi secara horizontal
dan letakkan kepala sikat gigi pada permukaan gigi, lebih tepatnya di tepi gusi
(batas gigi dengan gusi), karena disinilah banyak plak menumpuk.
b)
Miringkan kepala sikat gigi
kira-kira sebesar 45 derajat menghadap permukaan gigi. Tujuannnya agar bulu
sikat dapat masuk ke celah antara gigi dengan gusi yang disebut saku gusi, dan
membersihkan plak yang ada di dalamnya.
c)
Gerakan sikat secara horizontal
dengan jarak yang sangat pendek atau kecil seperti suatu getaran dan dengan
tekanan yang lembut.
d)
Sikatlah dengan gerakan sebanyak
10-20 kali gosokan baru berpindah ke gigi sebelahnya.
e)
Terakhir , sikap pula permukaan
lidah untuk membersihkan bakteri yang berada di permukaan lidah. Permukaan
lidah yang kasar dan berpapil membuat bakteri mudah menempel di sana.
2)
Teknik Roll
Teknik roll adalah cara menyikat gigi dengan gerakan memutar
mulai dari permukaan kunyah gigi belakang , gusi dan seluruh permukaan gigi
sisanya. (Pratiwi, 2007). Teknik ini memungkinkan pembersihan gusi dan gigi
tanpa menekan sulkus. Bulu sikat diletakkan sejajar dan berlawanan dengan
attached gingival sedangkan kepala sikat sejajar dataran oklusal. (Pintauli,
2008).
Sisi-sisi sikat menekan attached gingiva dan daerah
sulkus. Bulu sikat kemudian diputar melewati gingiva ke arah oklusal dengan
tetap mempertahankan sisi sikat yang menekan jaringan. Gerakan ini diulangi 8
kali untuk tiap daerah. Yang perlu diperhatikan pada penyikatan adalah sikat
harus digunakan seperti sapu, bukan seperti sikat untuk menggosok (Pratiwi, 2007).
Satu keuntungan dari metode roll adalah teknik
ini mudah untuk diajarkan kepada anak-anak juga membutuhkan sedikit
tekanan dan kekuatan dari pada teknik menyikat gigi lainnya. Sehingga anak-anak
kecil dapat menyikat gigi sendiri dengan baik dengan menggunakan metode
ini. Kemudahan dapat membuat
pilihan gerak yang baik bagi mereka
yang mempunyai masalah keterampilan motorik. (Pratiwi, 2007).
d.
Cara menyikat gigi yang baik dan benar
1) Bersihkan
permukaan gigi bagian luar yang menghadap kebibir dan pipi dengan menggunakan
teknik horizontal atau naik turun mulai dari rahang
atas terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan yang rahang bawah.
2) Bersihkan
permukaan kunyah gigi pada lengkung gigi sebelah kanan dan kiri dengan gerakan
maju mundur, atau boleh juga dengan sedikit diputar selama delapan kali atau
lebih, lakukan pada rahang atas dan rahang bawah.
3) Bersihkan
permukaan dalam gigi yang menghadap kelidah dan langit-langit dengan
menggunakan teknik modofikasi bass untuk lengkung gigi sebelah kanan dan kiri.
4) Untuk
lengkung gigi bagian depan dapat anda bersihkan dengan cara memegang sikat gigi
secara vertikal menghadap kedepan. Lalu gunakan ujung sikat dengan gerakan
menarik kearah mahkota gigi. Lakukan pada rahang atas dan rahang bawah.
5) Sikat
pula permukaan lidah untuk membersihkan bakteri yang berada dipermukaan lidah.
Permukaan lidah yang kasar dan berpapil membuat bakteri mudah menempel
e.
Memilih sikat gigi yang baik dan benar
1) Memilih
sikat gigi yang kapalanya cukup kecil sehingga dapat digunakan dengan baik
dalam rongga mulut. Bagi orang dewasa panjang kepala sikta gigi 2,5 cm,
sedangkan pada anak 1,5 cm.
2) Panjang
bulu sikat hendaknya sama, sikat gigi dengan bulu yang panjangnya berbeda tidak
dapat membersihkan permukaan datar tanpa menimbulkan tekanan pada beberapa bulu
sikat.
3) Tekstur
bulu sikat hendaknya memungkinkan digunakan dengan efektif, tanpa merusak
jaringan, jangan memilih bulu sikat gigi keras sebab dapat merusak jaringan.
4) Gagang
sikat harus cukup lebar dan tebal agar dapat dipegang dan dikontrol dengan
baik.
f.
Cara menyimpan sikat gigi
Setelah menyikat gigi maka harus dicuci
bersih. Kemudian digantung dengan kepala dibawah. Bila ditaruk, maka air tidak
segera kering dan kuman yang tinggal akan segera berkembang biak. Tetapi dengan
digantung sikat gigi akan segera kering dan bersih dari kuman. Cara menyimpan sikat gigi yang baik dan benar yaitu :
jauhkan dari toilet, posisi kepala sikat harus di atas, bilas hingga bersih,
ganti sikat gigi minimal setiap 3 bulan sekali.
2.
Penyuluhan Kesehatan
a.
Definisi Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan
kesehatan ialah suatu proses belajar yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk
mengembangkan pengertian tentang nilai kesehatan
dengan maksud menimbulkan respon berupa perilaku hidup sehari-hari dengan nilai kesehatan (Lumenta, 1989). Penyuluhan kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik
fisik, mental, sosial, dan ekonomi (Notoatmodjo, 2007).
b.
Tujuan Penyuluhan Kesehatan
Gigi Dan Mulut
Menurut
Noor 1972 (dalam Herijulianti, 2002) tujuan penyuluhan kesehatan gigi adalah:
1)
Meningkatkan pengertian dan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut.
2)
Menghilangkan atau paling
sedikit mengurangi penyakit gigi dan mulut serta gangguan lainnya pada gigi dan
mulut.
3)
Memperkenalkan kepada
masyarakat tentang kesehatan gigi.
4)
Mengingatkan kepada
masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
5)
Menjabarkan akibat yang akan
timbul dari kelalaian menjaga kebersihan gigi dan mulut.
6)
Menanamkan perilaku sehat
sejak dini melalui kunjungan ke sekolah.
c.
Prinsip-Prinsip Penyuluhan
Penyuluhan
merupakan upaya pendidikan yang memiliki prinsip-prinsip
tertentu, yang harus diperhatikan agar penyuluhan berhasil sesuai dengan
programnya (Herijulianti dkk, 2002) antara lain:
1)
Seorang penyuluh hendaknya
mempunyai keahlian dan kejujuran.
2)
Antara penyuluh dengan
sasaran harus terjalin hubungan yang baik.
3)
Materi atau bahan penyuluhan
hendaknya mudah diterima dan
bertahap dari yang sulit ke yang mudah dan sebaiknya disesuaikan dengan tingkat
pendidikan sasaran.
4)
Materi penyuluhan harus berdasarkan
kebutuhan kelompok sasaran. Pelaksanaan penyuluhan tidak hanya sekali. Media yang
digunakan untuk penyuluhan baik media massa maupun media manusia hendaklah yang
tepat guna dan berdaya guna.
d.
Komponen Penyuluhan
Komponen
penyuluhan adalah sebagai berikut :
1) Penyuluh
adalah pihak yang memberikan pesan dan informasi kepada sasaran. Penyuluh bisa
terdiri dari seseorang, beberapa orang, lembaga dan lain-lain.
2) Sasaran
adalah pihak yang menerima pesan dan informasi dari pihak penyuluh. Sasaran
penyuluhan program pendidikan luar sekolah bisa terdiri dari masyarakat yang
diajak mengikuti kegiatan-kegiatan
belajar pendidikan luar sekolah serta warga masyarakat yang diharapkan sebagai
pelaksana kegiatan.
3) Pesan
adalah materi atau informasi yang disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran
(yang disuluh). Pesan ini bisa bermacam-macam,
biasa dalam bentuk tulisan maupun lisan. Bentuk tertulis misalnya berupa
tulisan yang dituangkan dalam bentuk buletin, selebaran, surat kabar, leaflet dan lain-lain. Sedangkan lisan dapat
berupa ucapan langsung dari penyuluh. Isi pesan itu bermacam-macam sesuai
dengan tahap-tahap kegiatan.
4) Media
adalah saluran melalui nama pesan itu
disampaikan oleh penyuluh (Herijulianti
dkk, 2002).
3. Anak Usia Sekolah Dasar (Murid SD)
Anak
yang berada dikelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini.
Masa usia dini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat
penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh
potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara
optimal.
g.
Karakteristik
Perkembangan
anak pada kelas satu, dua, tiga, empat dan enam SD biasanya pertumbuhan fisiknya
telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan
keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian,
dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang
koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting.
h.
Cara anak belajar
Piaget
(1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam
menginterprestasikan dan beradaptasi dengan lingkungan (teori perkembangan
kognitif). Menurutnya setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut
schemata yaitu system konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman
terhadap objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan
objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses
memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses
tersebut jika berlangsunng terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan
pengetahuan baru akan menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap
anak dapat membangun pengetahuan melalui
interaksi dengan lingkungannya.
Anak
usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia
tersebut anak mulai menununjukkan perilaku belajar sebagai berikut
1)
Mulai memandang dunia
secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara
reflektif dan memandang unsure-unsur secara serenak
2)
Mulai berfikir secara
operasional
3)
Mempergunakan cara
berfikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda
4)
Membentuk dan
mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan
mempergunakan hubungan sebab akibat
5)
Memahami konsep
substansi, volume zatcair, panjang, lebar, kuas, dan berat.
Memperhatikan tahapan perkembangan berfikir tersebut,
kecenderungan belajar anak usui sekolah dasar memiliki tiga cirri :
1) Konkrit
Mengandung
makna proses belajar berasal dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat
dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik dengan titik penekanan pada
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
2) Integrative
Pada
tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu
keutuhan, mereka belum mampu memilih-milih konsep dari berbagai disiplin ilmu,
hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke
bagian demi bagian.
3) Hierarki
Pada
tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar
bekembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal
yang kebih kompleks.
4. Pengetahuan
a.
Definisi Pengetahuan
Pengetahuan yaitu mengetahui situasi atau
rangsangan dari luar. Pengetahuan diperoleh setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahun
merupakan pendorong yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(Notoadmodjo, 2010).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003)
pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal. Pengetahuan
atau kongnitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung 2 aspek yaitu
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menetukan sikap
seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek tertentu. Menurut teori WHO
yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) salah satu bentuk objek kesehatan dapat
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.
Menurut
Arikunto (2006), pegetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu :
1)
Tinggi : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari seluruh pertanyaan
2)
Sedang :
Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56%-75% dari seluruh pertanyaan
3)
Rendah :
Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40%-55% dari seluruh pertanyaan
b. Tingkat
pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yaitu:
1)
Tahu (know) adalah
mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari sebelumnya antara lain
menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, dan menyatakan.
2)
Memahami (Comprehension) adalah kemampuan untuk
memahami secara benar tentang objek yang dapat diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3)
Aplikasi (Aplication) adalah kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau lokasi real
(sesungguhnya).
4)
Analisis (Analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan
materi atau objek kedalaman komponen-komponen,
tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
5)
Sintesis (Synthesis) adalah kemampuan meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
6)
Evaluasi (Evaluation) adalah kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi.
5. Media
Penyuluhan
a.
Definisi Media
Kata
media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medius yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Mubarak
dkk, 2012). Menurut Asosiasi Pendidikan
Nasional (National Education Association/ Nea)
bahwa Media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya
dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca (Sadiman A. dkk, 2008).
Dari
definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa media merupakan sesuatu yang
bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya (Mubarak dkk,
2012).
b.
Media Penyuluhan Kesehatan
Media
penyuluhan kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media
cetak, elektronika (TV, radio, komputer, dan sebagainya) dan media luar
ruangan, yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan
pendidikan/pengajaran yang berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di
dalam proses pendidikan/pengajaran, sehingga sasaran dapat meningkatkan
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat mengubah perilakunya kearah
positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo 2007 dan 2010).
Menurut Notoatmodjo (2007)
bahwa alat penyalur pesan kesehatan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi tiga,
yaitu media cetak, media elektronik dan media papan.
1)
Media cetak adalah alat bantu
untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dengan berbagai variasi (Notoatmodjo,
2007) diantaranya:
a)
Booklet adalah
suatu media yang menyampaikan pesan kesehatan dalam
bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
b)
Leaflet adalah
bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan melalui lembaran yang
dilipat, isi informasi dapat berupa kalimat maupun gambar atau kombinasi dari
keduanya.
c)
Poster adalah
bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan
atau informasi kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok atau di tempat tempat
umum atau di kendaraan umum.
2) Media
elektronik sebagai sasaran informasi untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang terdiri
dari: televisi, radio, video, slide,
dan film-strip.
3) Media
papan (Billboard), biasanya dipasang
di tempat tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan
atau informasi-informasi kesehatan.
4) Demontrasi
c.
Tujuan Penggunaan Media
Penyuluhan Kesehatan
Tujuan
penggunaan media dalam penyuluhan adalah untuk memudahkan anak didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, karena dalam proses belajar mengajar kehadiran
media mempunyai arti yang cukup penting, sebab ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara (Mubarak dkk, 2012).
Beberapa
tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan Promosi
Kesehatan ( Notoatmodjo 2010) antara lain:
1) Mempermudah
penyampaian informasi.
2) Dapat
menghindari kesalahan persepsi.
3) Dapat
memperjelas informasi.
4) Mempermudah
pengertian.
5) Mengurangi
komunikasi yang verbalistik.
6) Dapat
menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan kasat mata.
d.
Fungsi Media Penyuluhan
Media
penyuluhan digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu
proses kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu perlu diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya
(Mubarak dkk, 2012). Menurut Kemp dan Dayton 1985 (dalam Mubarak dkk, 2012) ada tiga fungsi utama yaitu: memotivasi minat dan tindakan, menyajikan
informasi dan memberikan instruksi. Pada saat ini media pendidikan mempunyai
fungsi sebagai berikut:
1)
Membantu memudahkan belajar
bagi siswa dan mengajar bagi penyuluh.
2)
Memberikan pengalaman yang
lebih nyata, yang abstrak dapat menjadi kongkrit.
3)
Menarik perhatian siswa,
jalannya pengajaran tidak membosankan.
4)
Semua indera siswa dapat
diaktifkan,kelemahan satu indera dapat diimbangi oleh kekuatan indera lainnya
5)
Lebih menarik perhatian siswa
dan minat siswa dalam belajar.
6)
Dapat membangkitkan dunia
teori dan realitanya.
6. Demonstrasi
a. Pengertian
Metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memeragakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan
suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran
yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan
1) Kelebihan
a) Perhatian siswa dapat dipusatkan, dan titik barat yang di dianggap penting
oleh guru dapat diamati.
b) Perhatian siswa dapat terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses
anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak kepada masalah
lain.
c) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
d) Dapat menambah pengalaman siswa.
e) Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan.
f) Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan kongkrit.
g) Dapat menjawab semua masalah yang timbul didalam pikiran setiap siswa karna
ikut serat berperan secara langsung.
2) Kekurangan
a) Memerlukan waktu yang cukup banyak.
b) Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang
efesien.
c) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya.
d) Memerlukan tenaga.
e) Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif.
B.
Landasan
Teori
Kesehatan merupakan bagian
terpenting dalam kehidupan manusia, sehat secara jasmani dan rohani, tidak
terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan
berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat.
Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga
kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi
kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan
mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang
tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Anggraini, 2009)
Mulut
merupakan pintu gerbang pertama di dalam sistem pencernaan. Makanan dan minuman
akan diproses di dalam mulut dengan bantuan gigi-gigi, lidah, dan saliva.
Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan
kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman tetapi
fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang menyadari besarnya peranan
mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang.
Anak yang berada dikelas awal sd
adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini merupakan masa
yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang.
Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu
didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Penyuluhan kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik
fisik, mental, sosial, dan ekonomi (Notoatmodjo, 2007).
Tujuan
penggunaan media dalam penyuluhan adalah untuk memudahkan anak didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, karena dalam proses belajar mengajar kehadiran
media mempunyai arti yang cukup penting, sebab ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara (Mubarak dkk, 2012).
Media
penyuluhan kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media
cetak, elektronika (TV, radio, komputer, dan sebagainya) dan media luar
ruangan, yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan
pendidikan/pengajaran yang berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di
dalam proses pendidikan/pengajaran, sehingga sasaran dapat meningkatkan
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat mengubah perilakunya kearah
positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo 2007 dan 2010).
Tujuan
penggunaan media dalam penyuluhan adalah untuk memudahkan anak didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, karena dalam proses belajar mengajar kehadiran
media mempunyai arti yang cukup penting, sebab ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara (Mubarak dkk, 2012).
Metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memeragakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan.
C. Kerangka
Konsep
|
Keterangan
:
|
: Variabel Dependent (terikat)
: Hubungan Antar Variabel
D. Pertanyaan
Penelitian
1.
Bagaimana gambaran pengetahuan murid kelas V
tentang cara menyikat gigi sebelum diadakan penyuluhan dengan cara demonstrasi
di SDN 1 Kecamatan Napabalano tahun 2016.
2.
Bagaimana gambaran peningkatan pengetahuan murid kelas V tentang cara
menyikat gigi setelah diadakan penyuluhan dengan cara demonstrasi di SDN 1
Kecamatan Napabalano tahun 2016.
|
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian
evaluasi dengan pendekatan diskriptif yaitu suatu penelitian dilakukan untuk
memulai suatu program yang sedang atau yang sudah dilakukan .
B.
Waktu Dan Tempat
Penelitian
1.
Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan
pada bulan Agustus 2016
2.
Tempat Penelitian
Penelitian ini akan
dilakukan di SDN 1
Kecamatan Napabalano Kabupaten
Muna.
C.
Populasi
Dan
Sampel
1.
Populasi
Populasi
dalam penelitian ini adalah semua murid kelas V yang terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan di
SDN 1 Kecamatan Napabalano dengan jumlah 35 orang.
2.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah
semua murid kelas V yang terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan di
SDN 1 Kecamatan Napabalano dengan jumlah 35 orang.
|
D.
Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat ( Variabel Dependent)
2. Variabel Bebas (Variabel Independent)
a.
Murid kelas V
E.Defenisi
Operasional Variabel
No
|
Variabel
|
Defenisi
Operasional
|
Kriteria
Onyektif
|
Skala
Ukur
|
1
|
Dependent
Pengetahuaun Tentang
Menyikat Gigi
|
Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kemampuan responden untuk menjawab dengan benar terhadap pertanyaan
tentang gambaran peningkatan pengetahuan murid kelas V SDN 1 Kecamatan
Napabalano tentang cara menyikat gigi setelah diadakan penyuluhan denga cara
demonstrasi
|
Tahu : apabila subyek tahu tentang cara menyikat
gigi setelah diadakan penyuluhan dengan cara demonstrasi
Paham : apabila subyek paham tentang cara menyikat
gigi setelah diadakan penyuluhan dengan cara demonstrasi
Aplikasi : apabila subyek mampu mengaplikasikan atau
memperagakan tentang cara menyikat gigi setelah diadakan penyuluhan dengan
cara demonstrasi
|
Ordinal
|
2
|
Independent
Murid Kelas V
|
Seluruh murid kelas V
SDN 1 Kecamatan Napabalano
|
Baik :
Presentase 76-100%
Cukup
Presentase 56-75%
Kurang
Presentase <56%
|
Nominal
|
F.
Instrumen
Penelitian
Instrument
yang digunakan yaitu yang berisi
pertanyaan-pertanyaan tentang menyikat gigi yang dibagi beberapa kategori yaitu
tingkat tahu,tingkat paham dan tingkat aplikasi.
kuisioner tersebut digunakan sebagai sumber untuk mengetahui pengetahuan awal
sebelum dilakukan demonstrasi dan dengan kuisisoner yang sama juga digunakan
untuk mengevaluasi setelah diadakan demonstrasi.
G.
Pengolahan
Data dan Analisis Data
1.
Pengolahan data
a. Coding yaitu
memberikan kode pada lembaran kuisioner yang telah dibandingkan
kepada akseptor.
b. Editing yaitu
mengoreksi kembali data akseptor yang telah dikumpulakan melalui lembar
kuisioner yang meliputi identitas akseptor dan hasil jawaban responden.
c. Scoring yaitu
memberikan skor pada setiap hasil jawaban akseptor pada lembaran kuisioner yang
telah dikumpulkan.
d. Tabulating yaitu
menyusun data – data akseptor baik identitas maupun pengetahuan akseptor
kedalam table sesuai dengan kategorinya.
2. Analisis
Data
Analisis Univariat pada umumnya dalam analisis
ini hanya menghasilkan distribuso dan presentase dan tiap variabel. Variabel
penelitian dideskripsikan dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.
X
=
|
f
n
|
x K
|
Keterangan
x : presentase hasil yang diketahui
f : frekuensi kategori variabel yang
diteliti
n : jumlah sampel penelitian
K : konstanta (100%)
H. Rencana Penelitian
Penelitian
ini akan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebagai mana
dapat dilihat pada tabel 2
Tabel
2
Rencana
Penelitian
No
|
Kegiatan
|
Bulan
|
|||||||
Juli
|
Agustus
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Pengumpulan data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Pengolahan data / analisis data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Penyusunan laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Presentasi / seminar hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar