Revolusi industri
ini pada akhirnya mempengaruhi lahirnya perubahan-perubahan yang cepat dalam
berbagai bidang kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut pada
akhirnya menimbulkan dampak-dampak sebagai berikut.
1. Perubahan sistem perekonomian
Berlangsungnya revolusi industri, memicu
terjadinya revolusi dalam sistem perekonomian. Sebelum terjadinya revolusi
industri, sebagian besar negara lebih banyak menggantungkan perekonomian pada
sektor pertanian.
Perdagangan yang dilakukan masih sangat terbatas
dan dalam skala yang masih kecil. Industri-industri yang berkembang di
negara-negara Eropa umumnya masih bersifat industri rumahan yang hanya
menghasilkan barang dalam jumlah terbatas dan waktu penyelesaian yang cukup
lama. Daerah pemasaran pun masih terbatas dan barang yang dihasilkan hanya
didasarkan pada pemesanan saja.
Kondisi tersebut berubah dengan cepat setelah
terjadinya revolusi industri. Meskipun modal yang harus disediakan cukup besar
untuk penggunaan mesinmesin baru dan pabrik-pabrik bila dibandingkan dengan
alat-alat sederhana dari masa sebelumnya, akan tetapi produksi barang secara
besar-besaran akan memberikan kemungkinan untuk mengurangi biaya yang
dikeluarkan
dan bahkan mampu meningkatkan keuntungan.
Berkembanglah industri-industri yang pada akhirnya menarik minat sebagian besar
penduduk untuk beralih profesi menjadi buruh pabrik. Perpindahan profesi
tersebut terutama dilakukan oleh para petani penggarap yang tidak memiliki
tanah. Perubahan profesi ini, mereka lakukan dengan harapan untuk dapat
meningkatkan derajat kehidupan mereka.
Sejalan dengan revolusi industri,
organisasi-organisasi perdagangan yang telah terbentuk sebelumnya seperti EIC,
VOC, dan sebagainya mengalami perkembangan. Revolusi industri memberikan
pengaruh terbentuknya perusahaan-perusahaan dagang tersebut menjadi perusahaan
dengan modal bersama yang tentu saja dengan tanggung jawab terbatas. Pada
perkembangan selanjutnya, perusahaan-perusahaan ini akan melahirkan model Trust
dan monopoli perusahaan besar.
2. Perubahan sistem sosial kemasyarakatan
Pada fase awal terjadinya revolusi industri
timbul gejolak-gejolak dalam kehidupan masyarakat. Dibukanya industri-industri
menimbulkan minat dari masyarakat untuk mengalihkan mata pencahariannya dari
bidang pertanian menjadi pekerja industri. Kondisi ini memicu arus urbanisasi
yang cukup tinggi di Inggris, sehingga rakyat dari pedesaan berbondong-bondong
pindah ke perkotaan untuk menjadi pekerja di sektor-sektor industri yang berada
di
perkotaan.
Bagi mereka yang sudah mendapatkan pekerjaan di
sektor industri, kehidupannya tidak menjadi lebih baik. Kaum kapitalis
seringkali menekan para pekerjanya dengan beban kerja yang tinggi demi
tercapainya hasil produksi yang tinggi yang akan mendatangkan keuntungan yang
lebih
banyak. Hal ini tidak diimbangi dengan pemenuhan
hak-hak pekerja yang memadai, upah yang sangat rendah, serta tidak diberikannya
jaminan kesehatan, perumahan, pendidikan dan kesejahteraan keluarga para buruh.
Pada akhirnya, hal ini akan mendorong terciptanya perkampungan-perkampungan
kumuh di perkotaan yang disebabkan ketidakmampuan para buruh untuk membangun
rumah tinggal yang lebih layak. Kondisi seperti ini juga memicu hadirnya
pekerja dari komunitas wanita dan anak-anak.
3. Lahirnya paham-paham baru
Berkembangnya revolusi industri mendorong
lahirnya paham-paham baru, yaitu sebagai berikut:
a. Kapitalisme
Kapitalisme adalah paham yang berpendapat bahwa
untuk meningkatkan perekonomian, perlu dibangun sektor-sektor industri yang
ditunjang dengan modal yang besar. Penguasaan sektor industri tersebut perlu
juga didukung dengan ketersediaan sumber bahan baku dan daerah pemasaran yang
luas. Aliran ini berkembang setelah terjadinya revolusi industri dan mencapai
puncaknya pada abad ke-19.
Para kapitalis ini pada akhirnya mendorong perkembangan
ekonomi nasional, sehingga dengan cepat Eropa mencapai taraf perekonomian yang
sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia. Ketika
bangsabangsa lainnya sedang berada dalam cengkeraman kolonialisme, Eropa pada
saat yang sama sedang menikmati kemakmuran yang dihasilkan oleh
industrialisasi.
Selain itu, dalam sistem perekonomian, lahirnya
golongan kapitalis ini telah mendorong semakin berkembangnya aliran ekonomi
liberal. Para kapitalis menuntut agar pemerintah tidak ikut campur tangan
terlalu besar dalam kehidupan perekonomian. Perekonomian sepenuhnya diserahkan
pada pasar, sehingga akan menggantungkan pada sistem penawaran dan permintaan.
b. Sosialisme
Lahirnya paham sosialisme disebabkan oleh terjadinya
kondisi buruk dalam kehidupan sosial kemasyarakatan setelah terjadinya revolusi
industri.
Aliran sosialisme sangat menentang hadirnya para
kapitalis yang dianggap membawa kesengsaraan bagi rakyat. Para penganut
sosialis memimpikan terbangunnya suatu masyarakat tanpa kelas, sehingga semua
manusia dapat menikmati kesejahteraan secara bersama.
Perkembangan sosialisme untuk pertama kalinya
lahir di Inggris dengan tokohnya adalah Robert Owen (1771-1858).
Pemikiran-pemikirannya tentang sosialisme dikembangkannya melalui bukunya yang
berjudul A View of Society, an Essay on the Formation of Human Character. Tokoh
sosialisme lainnya adalah Saint Simon (1760-1825) yang mengemukakan pentingnya
peranan kelas pekerja dalam membentuk masyarakat industri.
Paham sosialisme yang bisa diterima oleh kaum
kapitalis adalah paham sosalisme yang dikembangkan oleh Pierre Joseph Proudhon
(1809-1865).
Pandangannya tentang sosialisme yang tertuang
dalam karyanya yang berjudul Philosophi de la Misere mengungkapkan pentingnya
pembagian hak milik antara individu secara sukarela dan merata tanpa adanya
pemaksaan dari pihak manapun termasuk negara.
Sementara paham sosialisme radikal dikembangkan
oleh Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels. Das Kapital yang merupakan
karya dari Marx mendengungkan perlunya perjuangan untuk mewujudkan masyarakat
tanpa kelas. Sementara itu, Engels sering mendengungkan semboyan kaum proletar
sedunia, bersatulah. Pada akhirnya pemikiran dari tokoh-tokoh sosialisme
radikal ini mendorong timbulnya gejolak-gejolak penentangan perluasan kaum
kapitalis dan menginginkan terwujudnya
masyarakat tanpa kelas. Bahkan gerakan-gerakan ini pada akhirnya diarahkan
untuk mewujudkan suatu Negara yang masyarakatnya tanpa kelas seperti yang
terjadi pada revolusi Oktober Rusia 1917. Sosialisme radikal pada akhirnya
lebih cenderung bersifat komunis.
4. Timbulnya imperialisme modern
Pada awalnya imperialisme dan kolonialisme
dikembangkan dengan semangat penaklukan dan kejayaan, bahkan semangat untuk
menyebarkan agama Nasrani. Pasca revolusi industri, paradigma imperialisme
berubah menjadi lebih bermotifkan ekonomi yang bertumpu pada industrialisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar