Ketika memulai untuk berbisnis, kita harus memahami terlebih dahulu tentang konsep produk atau jasa yang akan dijalankan nantinya. Memahaminya itu bukan hanya secara teknis produksi, tetapi kita juga mengenai pasar dan prospek dari lingkungan terkecil sampai pada tingkat lingkungan terbesar. Oleh karena itu perlu dibahas secara menyeluruh aspek-aspek penting dalam melakukan analisa kelayakan dan prospek produk, termasuk produk baru dengan melihat sisi human behavior, kebutuhan pasar, dan sebagainya.
Setiap entrepreneur harus tahu visi dan misinya, karena akan menjadi panduan bagi dirinya untuk tetap berjalan serta fokus pada bisnis dan organisasinya. Akan tetapi seringkali suatu usaha pada awal pengembangannya mengalami kegagalan. Hal itu dipicu oleh tidak fokusnya seseorang dalam rangka peningkatan kemajuan bisnisnya bahkan terlalu banyak mencoba untuk memulai jenis usaha yang lain.
Selain dari pada pemahaman usaha yang sedang dirintis, sikap mental pun merupakan kunci keberhasilan Anda. Ada sesuatu hal yang harus dicamkan oleh seorang entrepreneur seperti, sikap pantang menyerah, proses belajar berkesinambungan, dan melihat permasalahan secara positif yang tidak membuat kita menyerah. Entrepreneur harus melihat setiap detail peluang dan harus tetap belajar dari proses kegagalan.
Secara statistik hampir seluruh kegagalan dalam berbisnis baik kecil, menengah dan besar disebabkan oleh karena tidak adanya perencanaan dalam berbisnis. Asumsi-asumsi mengenai kapasitas produksi, tingkat utilisasi produksi, proyeksi kenaikan harga, dan biaya serta aspek yang lainnya. Dalam perencanaan berbisnisharuslah menggambarkannya secara akurat, realitas pasar atau praktek yang ada di dalam suatu ranah industri.
Sistemasi perhitungan dan proyeksi pendapatan serta biaya pun harus dibuat secara tepat, sehingga dapat membantu calon pengusaha untuk menghitung secara akurat kebutuhan modal investasi dan modal kerja.
Pemahaman yang baik akan membantu setiap entrepeneur untuk dapat mengidentifikasi potensi risiko dalam berbisnis, manajemen dan keuangan serta membuat langkah-langkah pengendalian untuk dapat mengatasi risiko tersebut. (*/DI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar