Saat ini, banyak sekali orang yang mencoba peruntungannya dengan menjalankan bisnis berskala kecil dan menengah. Entah itu orang yang memang murni berprofesi sebagai pengusaha, atau karyawan yang menyambi menjadi pengusaha.
Seperti halnya usaha lain, bisnis di sektor UKM memiliki ciri khas modal yang tidak terlalu besar dan skala bisnis yang terbatas. Walau demikian, hal tersebut tidak menutup kemungkinan bagi sebuah usaha kelas UKM untuk kelak naik kelas.
Namun sebelum itu terjadi, pengusaha UKM haruslah jeli dan teliti dalam mempersiapkan dan mejalankan usahanya. Simak tiga tip berikut ini agar usaha UKM bisa naik kelas, seperti dikutip Readersdiges,
Membuat business plan. Kebanyakan pengusaha UKM lalai membuat business plan karena merasa bisnisnya terlalu kecil untuk dibuatkan, plus, membuat business plan adalah hal yang merepotkan. Akibatnya dalam menjalankan bisnis mereka cenderung melakukannya secara coba-coba, yang tanpa mereka sadari justru membuang-buang energi, waktu dan uang. Padahal dengan membuat business plan, pengusaha dapat memrediksi banyak hal dengan cara bertanya kepada orang-orang atau ahli di bidang usaha tersebut. Anda bisa bergabung dengan berbagai komunitas pengusaha UKM yang dijamin bakal bersedia membagi pengalaman mereka. Berdasarkan hal tersebut, pengusaha dapat membuat business plan yang meliputi gambaran atas bisnis yang dijalankan, analisa terhadap pasar dan kemungkinan kompetisi yang terjadi, lokasi, cara pemasaran produk, struktur pelaku dan pelaksanaan bisnis dan sumber daya manusia, production plan, finansial yang harus sejak awal dipisahkan antara uang pribadi dan perusahaan, serta target di jangka pendek, menengah dan panjang. Oh, ya. Anda juga wajib mencantumkan mimpi tentang UKM di business plan tersebut.
Pelaksanaan yang terstandardisasi. Apa yang membuat Starbucks bisa sukses dan mendunia? Tak lain karena produknya memiliki standardisasi. Jadi, kopi Starbucks yang Anda nikmati di Jakarta memiliki aroma dan rasa yang sama dengan kopi Starbucks di AS. Hal ini dapat tercapai lantaran ada standardisasi. Untuk mencapai standardisasi, pengusaha perlu membuat SOP atau Standard Operating Procedure. Kembali ke Starbucks sebagai contoh, mereka telah memiliki berbagai ukuran untuk menciptakan, misalnya kopi espresso, sampai yang terkecil. Berapa gram jumlah kopi, seberapa panas airnya, dan sebagainya. Kalau mau dilihat lebih jauh, SOP juga meliputi sistem keuangan, manajemen, sampai ke pelayanan pelanggan. Semakin kecil perusahaan Anda, sebetulnya semakin mudah. Karena Anda hanya perlu menjaga agar 3-5 orang untuk mengikuti SOP yang sudah Anda buat. Pembuatan SOP sendiri dapat Anda lakukan sendiri, walau kelak, ketika perusahaan bertambah besar dan produk bertambah rumit, Anda harus melakukan bersama profesional di bidang ini.
Promosi dan penjualan. Mau sebaik apapun produk Anda, bila tidak ada orang yang mengetahui dan membelinya, tentu percuma. Untungnya di era internet seperti saat ini, banyak sekali ruang yang diberikan bagi pengembangan UKM. Misalnya dengan memanfaatkan sosial media yang sedang marak. Tekniknya bisa beragam tergantung produk, lokasi, dan kesanggupan Anda dalam menjalankan promosi. Internet juga mengizinkan Anda untuk bisa berjualan secara online, sehingga meniadakan lokasi, yang umumnya merupakan beban yang berkontribusi cukup besar terhadap keseluruhan biaya produksi. Yang jelas, agar dapat memanfaatkan sosial media dan internet dalam mendukung usaha, Anda harus mau membangun dan mengembangkan jaringan atau network. Tapi tetap jangan melupakan hal yang bernama netike atau etiket alias tata krama berinternet. Jangan sampai karena Anda ingin UKM sukses, justru beroleh musuh di dunia maya. (bn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar