BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Menurut Lehninger (1990) protein
dengan deret asam-asam amino tertentu memungkinkan molekul ini menjalankan
berbagai fungsi tertentu. Secara garis besar berdasar fungsi biologinya protein
dibagi menjadi beberapa golongan (tabel 5).
Enzim. Protein yang mempunyai
kekhususan tinggi dan paling bervariasi adalah protein yang mempunyai aktivitas
katalisa yakni enzim. Hampir semua reaksi biomolekul organik didalam sel
dikatalisa oleh enzim. Ada sekitar 2.000 jenis enzim yang mempunyai reaksi
katalisa berbeda ditemukan dalam berbagai bentuk kehidupan (Lehninger, 1990).
Pada perkembangannya enzim dapat diisolasikan dengan berbagai tingkat kemurnian
dan dikristalisasikan yang akhirnya diperjual belikan secara umum. Ada beberapa
enzim yang dipergunakan secara umum pada kehidupan sehari-hari, misal
enzim papain digunakan untuk melunakkan daging dan enzim renin untuk
proses fermentasi pembuatan keju (Page, 1985).
Lipida (dari kata Yunani, Lipos,
lemak) dikenal oleh masyarakat awam sebagai minyak (organik, bukan minyak
mineral atau minyak bumi), lemak, dan lilin. Istilah "lipida" mengacu
pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofob, yang esensial
dalam menyusun struktur dan menjalankan fungsi sel hidup. Karena nonpolar,
lipida tidak larut dalam pelarut polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut
dalam pelarut nonpolar, seperti eter atau kloroform.
Lipid digolongkan menurut karakteristik kelarutannya.
Lipid didefinisikan sebagai zat yang tidak larut dalam air, yang dapat
diekstrak dari sel melalui pelarut organik seperti eter dan benzen. Lipid yang
ditemukan dalam tubuh manusia dapat di bagi ke dalam empat kelas menurut
struktur molekulnya, yaitu lemak, phosfolipid, malam (lilin), dan steroid.
B.
TUJUAN
Untuk Mengetahui Fungsi
Biologi Protein, Sifat asam amino, Klasifikasi Lipid, Sifat Asam Lemak, dan
Reaksi penting asam lemak.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
FUNGSI BIOLOGI PROTEIN
Protein transpor. Protein transpor adalah protein
yangberfungsi sebagai pengangkutan dari zat makanan (Page, 1985). Protein
transpor di dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion spesifik
dari satu organ ke organ lain. Misal, haemoglobin pada sel darah merah mengikat
oksigen ketika darah melalui paru-paru dan membawanya ke jarinagn perifer dan
oksigen dipergunakan untuk melakukan oksidasi nutrien yang menghasilkan energi.
Plasma darah mengandung lipoprotein (LDL, HDL, VLDL) yang membawa lipid dari
hati ke organ lain (Lehninger, 1990).
Protein nutrien dan penyimpan. Protein penyimpan
mempunyai fungsi sebagai penyimpan dari zat makanan (Page, 1985). Beberapa biji
dari tanaman berfungsi menyimpan protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
embrio tanaman, misal biji gandum, beras dan jagung. Ovalbumin protein utama pada
putih telur dan kasein protein utama pada susu, juga merupakan contoh protein
penyimpan yang diperlukan oleh pertumbuhan anaknya. Protein feritin merupakan
protein jaringan hewan penyimpan besi (Lehninger, 1990).
Protein kontraktil atu motil. Protein kontraktil
berfungsisebagai mekanik atau penggerak (Page, 1985). Protein kontraktil
mempunyai kemampuan untuk berkonstraksi, mengubah bentuk atau bergerak. Aktin
dan miosin merupakan protein filamen yang berfungsi di dalam sel kontraktil
otot rangka dan banyak sel bukan otot. Tubulin akan membentuk mikrotubul yang
merupakan komponen penting dari flagela dan silia yang berfungsi untuk
penggerak sel (Lehninger, 1990).
Protein struktural. Protein struktural berfungsi
sebagai struktur penyusun dari struktur biologi (Page, 1985). Protein
struktural mempunyai peran sebagai filamen, kabel atau lembaran penyanggah
untuk memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi. Kolagen merupakan
komponen utama dari urat dan tulang rawan yang mempunyai daya tegang yang amat
tinggi. Elastin merupakan protein pada persendian yang mampu merenggang kedua
dimensi. Keratin terdapat pada rambut, kuku dan bulu burung merupakan protein
yang tidak larut dan liat (Lehninger, 1990).
Protein pertahanan. Protein pertahanan berfungsi sebagai
perlindungan bagi kekebalan tubuh dan darah (Page, 1985). Protein ini
mempertahankan organisme dalam melawan serangan oleh spesies lain atau
melindungi dari luka. Imunoglobin merupakan protein khusus yang dibuat di
limposit bersifat dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralkan serangan
bakteri, virus atau protein asing dari spesies lain. Fibrinogen dan trombin
berguna untuk pembekuan darah yang menjaga kehilangan darah jika sistem
pembuluh terluka. Bisa ular, toksin bakteri dan risin (protein tumbuhan
beracun) berfungsi didalam pertahanan tubuh (Lehninger, 1990).
Protein pengatur. Protein pengatur berfungsi sebagai
pengatur dari metabolisme sel (Page, 1985). Diantara jenis protein ini ada yang
berfungsi sebagai hormon misal insulin yang mengatur metabolisme gulapituitari
(hormon pertumbuhan) dan paratiroid mengatur transpor Ca dan fosfat, prorein
represor mengatur biosintesa enzim sel bakteri (Lehninger, 1990).
Macam protein berdasarkan susunan asam aminonya
Suhardjo dan kusharto (1992) menggolongkan protein
berdasarkan macam asam amino yang membentuknya menjadi 3 golongan sebagai
berikut:
Protein sempurna (complete protein). Protein sempurna
yaitu protein yang mengandung asam-asam amino esensial lengkap baik macam atau
jumlahnya. Asam amino ini dapat menjamin pertumbuhan dan mempertahankan
kehidupan jaringan yang ada. Umumnya pada protein hewani merupakan protein
sempurna dan mempunyai nilai biologis yang tinggi, misal kasein pada susu dan
albumin pada putih telur.
Protein tidak sempurna (incomplete protein). Protein
tidak sempurna tidak mengandung atau sangat sedikit berisi satu atau lebih
asam-asam amino esensial, sehingga tidak dapat menjamin pertumbuhan dan
pertahanan jaringan. Contoh dari protein ini adalah zein protein dari jagung dan
protein nabati lainnya.
Protein kurang sempurna (partially complete protein).
Protein ini mengandung asam-asam amino lengkap tetapi beberapa diantaranya
berjumlah sedikit. Protein ini dapat menjamin pertumbuhan tetapi tidak dapat
menjamin pertahanan kehidupan jaringan. Contoh: legumin pada kacang-kacangan
dan gliadin pada gandum.
Lemak
Lemak atau lipida adalah senyawa organik berminyak
yang tidak larut dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh
pelarut non polar seperti kloroform dan eter. Kebanyakan lipida dibangun oleh
komponen yang bernama asam lemak yaitu asam organik berantai panjang yang
mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24, mempunyai gugus karboksil tunggal dan
ekor hidrokarbon non polar yang panjang. Ekor hidrokarbon ini mentyebabkan
lipida bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak (Lehninger,
1990).
Dalam pangan dikenal lemak dan dan minyak. Pada suhu
kamar (23oC) lemak bersifat padat dan minyak bersifat cair. Lemak pada umumnya
mengandung asam lemak jenuh tinggi sedang minyak cenderung mengandung asam
lemak berikatan rangkap (Suhardjo dan Kusharto, 1992).
Menurut Page (1985) ada beberapa jenis lipida atau
lemak utama dan menggambarkan klas-klas senyawa yang banyak berbeda yang
termasuk golongan lipida, yaitu:
1. Asam lemak: asam karboksilat alifatik berantai
panjang.
2. Alkohol lemak: alkohol alifatik berantai
panjang.
3. Lipida netral:
a. Gliserol mono, di- dan tri-asil (ester dengan
gliserol).
b. Eter gliserol.
c. Malam: ester dengan asam lemak dengan sembarang
alkohol selaingliserol.
4. Fosfogliserida: turunan asam fosfatida (banyak
bertalian dengan membran).
5. Spingolipida: pada umumnya bertalian dengan aringan
sistem syaraf.
6. Terpena: termasuk berbagai senyawa tak jenuh
seperti minyak-minyak esensial dan zat aroma, vitamin A,
pigmen visual dari retina dan
klorofil.
7. Steroida: senyawa alisiklik berlingkar campuran
termasuk kolesterol dan hormon
steroida.
8. Lipida terkonjugasikan:
a. Lipoprotein (larut dalam air).
b. Proteolipida (tak larut dalam air tetapi larut
dalam pelarut lemak).
c. Lipopolisakarida.
9. Prostaglandin: lipida yang dihasilkan dari asam
poli lemak tak jenuh yang berak- tivitas biologik tinggi.
10. Hidrokarbon: hodrokarbon-hidrokarbon jenuh dan tak
jenuh terdapat dimana saja di alam.
2.
SIFAT
ASAM AMINO
1. Sifat amfoter
(amfiprotik)
a. Asam amino dengan gugus karboksil menyebabkan sifat asam karena gugus [-COOH] dapat melepas ion H+ membentuk COO.
b. Asam amino dengan gugus amino menyebabkan sifat basa karena gugus [-NH2] dapat melepas ion H+ membentuk – NH3+
c. Sifat senyawa demikian disebut amfoter (bereaksi baik dengan asam maupun basa)
d. Pembentukan ion tersebut disebut dengan ion zwitter.
a. Asam amino dengan gugus karboksil menyebabkan sifat asam karena gugus [-COOH] dapat melepas ion H+ membentuk COO.
b. Asam amino dengan gugus amino menyebabkan sifat basa karena gugus [-NH2] dapat melepas ion H+ membentuk – NH3+
c. Sifat senyawa demikian disebut amfoter (bereaksi baik dengan asam maupun basa)
d. Pembentukan ion tersebut disebut dengan ion zwitter.
Asam amino
bersifat amfoter, maka:
1. jika direaksikan dengan asam, maka asam amino akan menjadi suatu kation.
2. jika direaksikan dengan basa, maka asam amino akan menjadi suatu anion.
1. jika direaksikan dengan asam, maka asam amino akan menjadi suatu kation.
2. jika direaksikan dengan basa, maka asam amino akan menjadi suatu anion.
2. Sifat optis
aktif
Semua senyawa asam amino mempunyai atom C asimetris (spiral) sehingga bersifat optis aktif, artinya dapat memutar bidang polarisasi kecuali glisin.
Glisin adalah satu-satunya asam amino yang tidak bersifat optis aktif.
Semua senyawa asam amino mempunyai atom C asimetris (spiral) sehingga bersifat optis aktif, artinya dapat memutar bidang polarisasi kecuali glisin.
Glisin adalah satu-satunya asam amino yang tidak bersifat optis aktif.
3.
KLASIFIKASI LIPID
1. LIPID
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya
akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses
metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber
yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam
sel-sel lemak sebagai cadangan energi.
Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung
organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin
larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai
pelumas, dan memelihara suhu tubuh.
2. KLASIFIKASI LIPID
2.2.1 Lemak/Trigliserida
Lemak merupakan estergliserol yang terbentuk dari dua
jenis molekul yang lebih kecil melalui reaksi dehidrasi. Lemak tersusun dari
dua jenis molekul, yaitu gliserol dan asam lemak. Dalam pembentukan lemak, tiga
asam lemak masing- masing berikatan dengan gliserol melalui ikatan ester, suatu
ikatan antara gugus hidroksil dengan gugus karboksil. Karena itu, lemak disebut
juga triasilgliserol; di samping nama lain trigliserida. Asam lemak pada dalam
suatu molekul lemak bisa sama ketiga-tiganya (seperti pada contoh gambar di
bawah), atau bisa terdiri atas dua atau tiga jenis asam lemak yang berlainan.
- Gliserol
Gliserol merupakan sejenis alkohol yang memiliki tiga
karbon, yang masing-masingnya mengandung sebuah gugus hidroksil.
- Asam Lemak
Asam lemak adalah asam karboksilat dengan jumlah atom
karbon banyak. Biasanya asam lemak mengandung 4 – 24 atom karbon, dan mempunyai
satu gugus karboksil. Bagian alkil dari asam lemak bersifat nonpolar, sedangkan
gugus karboksil bersifat polar. Bila bagian alkil asam lemak mengandung ikatan
rangkap, dinamakan asam lemak tak jenuh.Contohnya asam oleat. Sebaliknya, bila
tidak memiliki ikatan rangkap dinamakan asam lemak jenuh, seperti pada asam
stearat dan asam palmitat. Ester gliserol yang terbentuk dari asam lemak tak
jenuh dinamakan minyak, sedangkan yang berasal dari asam lemak jenuh dinamakan
lemak. Titik leleh lemak lebih tinggi daripada minyak, sehingga minyak
cenderung mencair pada suhu kamar.
2.2.2 Fosfolipid
Phosfolipid serupa dengan lemak, yaitu merupakan suatu
ester gliserol, tetapi, phosfolipid hanya mengandung dua asam lemak, yang
terikat pada atom C nomor 1 dan nomor 2 dari gliserol, sedangkan atom C nomor
tiga diesterkan oleh asam phosfat, yang telah mengikat gugus alkohol jenis
lain, seperti kolin, etanolamin, serin, dan inositol. Karena itu, phosfolipid
diberi nama menurut gugus alkohol yang terikat pada asam phosfatnya, misalnya
phosfatidilkolin (gugus alkohol mengikat kolin), phosfatidil etanolamin
(mengikat etanolamin), phosfatidil serin, dan nama lainnya. Struktur umum dari
phosfolipid ditunjukkan pada gambar berikut:
Akibat atom karbon nomor 3 mengikat gugus phosfat
menimbulkan sifat dualisme dari phosfolipid. Dua rantai panjang dari asam lemak
yang terikat pada ke-dua atom karbon bersifat nonpolar, sedangkan atom ketiga
mengikat gugus phosfat yang polar. Akibat dualisme ini, phosfolipid cenderung
membentuk bilayer (lapis ganda) di dalam larutan air dengan ekor (rantai asam
lemak) mengarah ke bagian dalam dan kepala (gugus phosfat) yang polar mengarah
ke bagian luar atau larut dalam air, seperti ditunjukkan pada gambar 18.10.
prilaku ini sama dengan anion asam lemak (sabun), membentuk misel.
Phosfolipid membentuk bagian signifikan dari membran
sel. Gambar berikut menunjukkan membran sel dalam bentuk bilayer phosfolipid
dengan protein terbesar didalamnya. Membran sel yang pertama berfungsi untuk
mencegah kerja sel dari cairan ekstraselular di sekitarnya. Fungsi lapisan
kedua untuk memberikan jalan bagi nutrien dan bahan kimia lain yang diperlukan
agar masuk kedalam sel, sementara produk yang sudah tidak diperlukan harus
dapat dikeluarkan dalam sel.
2.2.3 Malam/Lilin
Jenis yang mirip dengan fosfolipid dan lemak adalah
malam (waxe) merupakan suatu ester yang mirip dengan fosfolipid. Perbedaannya,
malam melibatkan alkohol monohidroksi dalam gliserolnya dengan rantai panjang.
Malam merupakan lapisan pelindung pada buah- buahan dan daun-daunan, juga
disekresi oleh serangga. Misalnya sekresi kelenjar lebah, adalah golongan
mirisil palmitat.
2.2.4 Steroid
Steroid adalah golongan lipid yang mempunyai
karakteristik dari jenis struktur penyatuan cincin karbon. Steroid tidak
mengandung asam lemak ataupun gliserol, karenanya tidak dapat mengalami
penyabunan. Steroid meliputi empat golongan, yaitu kolesterol, hormon, adrenokortikoid,
hormon seksual, dan asam empedu.
Kolesterol ditemukan dalam semua organisme dan
merupakan bahan awal untuk pembentukan asam empedu, hormon steroid, dan vitamin
D. Walaupun kolesterol esensial bagi mahluk hidup, tapi berimplikasi terhadap
pembentukan ‘plek’ pada dinding pembuluh nadi (suatu proese yang disebut
arteosclerosis, atau pengerasan pembuluh), bahkan dapat mengakibatkan
penyumbatan. Gejala ini penting terutama dalam pembuluh yang memasok darah ke
jantung. Penyumbatan pada pembuluh ini menimbulkan kerusakan jantung, yang pada
gilirannya dapat menimbulkan kematian akibat serangan jantung.
Hormon adrenokortikoid disintesis dalam kelenjar
adrenalin, yang terlibat dalam pengaturan air dan keseimbangan elektrolit,
serta dalam metabolisme protein dan karbohidrat. Misalnya, kortisol
memperlambat penyusunan protein sehingga asam amino normal yang dipakai untuk
tujuan ini dapat digunakan oleh hati untuk mensintesis glukosa ekstra.
Hormon seks yang penting pada laki-laki adalah
testoteron, hormon ini yang mengendalikan pertumbuhan reproduksi organ dan
rambut, serta untuk mengembangkan struktur otot dan suara khas laki-laki.
Terdapat dua jenis hormon seks perempuan, terutama progesteron dan golongan
estrogen, salah satunya adalah estradiol. Hormon-hormon ini menyebabkan
perubahan berkala dalam sel telur dan uterus yang bertanggung jawab terhadap
daur menstruasi. Selama kehamilan, progesteron berada pada tingkat yang tinggi,
dan dipertahankan untuk mencegah ovulation. Dan sebagai kendali terhadap kelahiran
menggunakan progesteron jenis tertentu yang disebut etinodiol diasetat.
4.
SIFAT
ASAM LEMAK
Suatu
asam lemak merupakan suatu rantai hodrokarbon dengan suatu gugusan karboksil
terminal, telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia di alam.
Walaupun asam lemak berantai pendek, contohnya, asam lemak berantai empat-atau
enam- adalah lazim ditemukan, namun triasilgliserolutama ditemukan pada
tumbuh-tumbuhan memiliki asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan
panjang 14 hingga 22 karbon. Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan ganda C=C
dalam strukturnya, sementara asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih
ikatan ganda, yang kadang-kadang berada dalam konfigurasi geometris cis. Asam
lemak tidak jenuh paling melimpah memiliki satu atau dua ikatan ganda
(masing-masing, asam lemak monoenoat dan dienoat); namun, asam lemak olefinik
dengan tiga (trienoat) dan empat (tetraenoat) ikatan ganda juga ditemukan
secara alamiah (Armstrong, 1995).
Molekul
asam lemak memiliki daerah hidrofobik dan daerah hidrofilik sekaligus. Dua
sifat yang saling bertolak belakang dalam satu molekul inilah yang umumnya
mendasari berbagai fungsi biologis lipid. Ekor hidrokarbon asam lemak cenderung
saling berkumpul sedemikian rupa sehingga hanya sedikit saja berhubungan dengan
air.. Sebaliknya, gugus karboksilnya, karena bersifat polar, cenderung untuk
berhubungan dengan lingkungan sekitar yang terutama terdiri atas air (Gilvery
and Goldstein, 1996).
Asam
lemak adalah asam lemah. Apabila larut dalam air molekul asam lemak
akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan
tergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam
lemak. Rumus pH untuk asam lemah pada umumnya telah dikemukakan oleh
Henderson-Hasselbach. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa, membentuk garam.
5.
REAKSI
PENTING ASAM LEMAK
1.
Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak
bebas dari trigliserida, menjadi bentuk
ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang
disebut interifikasi. Atau penukaran
ester yang didasarkan pada
prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.
Reaksi yang terjadi dalam esterifikasi
2.
Hidrolisis
Dalam reaksi
hidrolisis, lemak dan
minyak akan diubah
menjadi asam- asam lemak bebas
dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan lemak dan
minyak. Ini terjadi
karena terdapat terdapat
sejumlah air dalam lemak dan
minyak tersebut.
Reaksi yang terjadi dalam hidrolisis.
3.
Penyabunan
Reaksi ini
dilakukan dengan penambhan
sejumlah larutan basa
kepada trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap, lapisan air yang
mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
4. Hidrogenasi
Proses
hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan
ikatan dari rantai karbon asam lemak pada lemak atau
minyak . setelah proses hidrogenasi selesai , minyak didinginkan dan katalisator
dipisahkan dengan disaring . Hasilnya
adalah minyak yang
bersifat plastis atau
kera , tergantung pada derajat kejenuhan. Minyak tumbuhan yang cair
dapat tumbuh menjadi lemak padat dengan cara ini. Hidrogenasi dilakukan pada
suhu 2000 C dengan katalisator nikel.
5.
Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian
dengan cara hidrolisa ester. Reaksi
pembentukan ini adalah
6.
Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara
sejumlah oksigen dengan lemak atau
minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik
pada lemak atau minyak.
7.
Adisi Iodium
Iodium dapat
mengadisi ikatan tidak jenuh dalam lemak. Derajat ketidakjenuhan lemak dapat
dicari dari bilangan iodiumnya, yaitu
jumlah garam iodium yang dapat bereaksi dengan 10 gr minyak atau lemak.
8.
Pembentukan Akrolein
Bila lemak
dipanaskan pada suhu tinggi, maka akan terurai. Gliserol yang terbebas diubah
menjadi akrolein, yaitu suatu aldehid tidak jenuh dengan bau tajam. Dalam
laboratorium akrolein dilakukan dengan memanaskan lemak dengan dehidrator
seperti KHSO4.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Menurut Lehninger (1990) protein dengan
deret asam-asam amino tertentu memungkinkan molekul ini menjalankan berbagai
fungsi tertentu. Secara garis besar berdasar fungsi biologinya protein dibagi
menjadi beberapa golongan.
Suatu asam lemak
merupakan suatu rantai hodrokarbon dengan suatu gugusan karboksil terminal,
telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia di alam. Walaupun
asam lemak berantai pendek, contohnya, asam lemak berantai empat-atau enam-
adalah lazim ditemukan, namun triasilgliserolutama ditemukan pada tumbuh-tumbuhan
memiliki asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan panjang 14 hingga
22 karbon.
Lemak, disebut juga lipid, adalah
suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama
untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh
dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa
disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi.
MAKALAH
BIOKIMIA
DISUSUN OLEH :
NAMA : SUTAMIN
NIM : 91304006
PRODI : AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH TINGGI ILMU
PERTANIAN WUNA
( STIP WUNA )
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar