BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Anak usia dini merupakan individu yang berada pada
rentang usia 0-8 tahun. Usia ini merupakan pondasi untuk usia-usia selanjutnya.
Selain itu pada usia ini dikenal dengan golden age yaitu sebuah kondisi
pada saat anak mengalami perkembangan fisik dan psikis yang sangat pesat.
Adapun dalam hal ini perkembangan yang sangat pesat tersebut, sangat
dipengaruhi oleh kesehatan dari fisik dan psikis anak.
Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang anak tidak
merasa sakit dan memang secara klinis tidak merasa sakit, semua organ tubuh
dalam keadaan normal dan berfungsi dengan normal. Begitupun dengan kesehatan
psikis terwujud apabila seseorang anak merasa mentalnya dalam keadaan stabil
sehingga mampu berfikir sehat dan mampu mengekspresikan emosi secara baik.
Ketika kesehatan fisik anak terganggu, maka dalam melakukan tindakan-tindakan
lainnya pun akan terganggu bahkan dalam ksehatan psikisnya pun akan mengalami
gangguan, begitupun sebaliknya. Jelas ini akan mempengaruhi pada proses
pertumbuhan serta perkembangannya.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan tidak sedikit anak
usia dini yang mengalami masalah dalam kesehatannya, artinya suatu keadaan
terganggunya fisik dan psikis anak. Gangguan fisik yang biasa muncul pada anak
usia dini contohnya diare, demam, malnutrisi, kejang, cacingan, flu, dan lain
sebagainya. Sedangkan gangguan psikis yang biasanya muncul pada anak usia dini
adalah stress, tantrum, depresi.
Berdasarkan uraian di atas, agar kesehatan fisik dan
psikis anak tetap sehat, maka perlunya upaya untuk memelihara kesehatan anak
usia dini. Adapun untuk mengetahui lebih lanjut terkait dengan pemeliharaan
kesehatan pada anak usia dini, maka perlu kiranya penyusun menyusun sebuah Karya
Ilmiah yang berjudul “Pemeliharaan Kesehatan untuk Anak Usia Dini.”
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1.
Mengapa pemeliharaan kesehatan untuk anak usia dini
dianggap penting?
2.
Bagaimana keterlibatan kesehatan psikologis dengan
kesehatan fisik pada anak usia dini?
3.
Bagaimana permasalahan kesehatan yang sering terjadi
pada anak usia dini?
4.
Apa dampak permasalahan kesehatan yang sering terjadi
pada anak usia dini?
5.
Bagaimana cara memelihara dan menjaga kesehatan anak
usia dini?
C. Tujuan
Penulisan Karya Ilmiah
Sejalan dengan rumusan masalah
diatas, Karya Ilmiah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:
1.
Pentingnya pemeliharaan kesehatan untuk anak usia dini.
2.
Keterlibatan kesehatan psikologis dengan kesehatan fisik pada anak usia dini.
3.
Permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada anak usia dini.
4.
Dampak permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada anak usia dini.
5.
Cara memelihara dan menjaga kesehatan anak usia dini
D. Manfaat
Penulisan Karya Ilmiah
Karya Ilmiah ini disusun dengan
harapan memberikan kegunaan, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara
teoritis Karya Ilmiah ini berguna sebagai pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan untuk anak
usia dini, secara praktis Karya Ilmiah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penyusun,
sebagai penambah pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan untuk anak usia dini;
2.
Pembacasebagai media informasi tentang pemeliharaan kesehatan untuk anak usia dini.
E. Prosedur
Penulisan
Metode yang digunakan adalah
deskriptif. Data teoritis dalam Karya
Ilmiah ini dikumpulkan malalui studi pustaka, artinya penulis mengambil data
melalui kegiatan membaca berbagai literatur, yang relevan dengan tema Karya
Ilmiah. Data tersebut diolah dengan teknik analis
isi melalui kegiatan mengeksposisikan data tersebut dalam konteks tema Karya
Ilmiah.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Kajian
Teori
1.
Pengertian Pemeliharaan Kesehatan
Menurut UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 menyatakan bahwa yang dimaksud
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dari pengertian diatas
dapat mengambil inti sari bahwasannya dalam membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani anak yaitu sebagai tugas seorang pendidik AUD,
dalam arti lain dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak juga
berhubungan dengan pendidik mampu memelihara kesehatan anak usia dini. Maka
perlu mengerti akan pengertian memelihara kesehatan anak usia dini itu sendiri
dibawah ini penjabaran pengertian memelihara kesehatan anak usia dini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata memelihara berasal dari
kata ‘pelihara’ yang artinya rawat dan jaga. Sedangkan pengertian kesehatan
berasal kata ‘ke-sehat-an’, sehat adalah suatu keadaan ketika seluruh organ
tubuh dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Pengertian Kesehatan menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian
kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan
dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan” Pada tahun 1986.
WHO, dalam Piagam Ottawa untuk
Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya
bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup” Kesehatan adalah konsep positif
menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik. Pengertian
Kesehatan Menurut Undang-Undang adalah:
a. Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
b. Upaya kesehatan
adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
c. Tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
d. Sarana kesehatan
adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Menurut UU Kesehatan No 23 tahun 1992 kesehatan adalah
keadaan sejahtera badan jiwa dan sosial, yang memungkinkan seseorang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Dari pengertian tersebut terdapat 4 macam
kesehatan
a. Kesehatan badan
/ fisik
Terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan
secara klinis memang tidak sakit. Semua organ normal dan berfungsi normal atau
tidak ada gangguan funsi tubuh.
b. Kesehatan jiwa /
mental
1) Pikiran ynag sehat
tercermin dari cara berpikir seseorang yakni berpikir yang logis dan runtut.
2) Emosional yang sehat
tercermin dari kemampuan seseorang dalam mengekspresikan emosinya.
3) Spiritual yang sehat
tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukurnya, pujian dan
penyembahannya terhadap Sang Pencipta.
c. Kesehatan
sosial
Terwujud apabila seseorang mampu
berhubungan dengan orang lain secara baik atau mampu berhubungan dengan orang
lain atau kelompok tanpa membeda-bedakan suku, ras,agama atau bangsa dll.
d. Kesehatan ekonomi
(orang dewasa) terlihat dari
produktivitas seseorang dalam arti mempunyai kegiatan yang dapat menyokong
hidupnya dan keluarganya secara finansial.
Jika kita kaitkan antara pengertian memelihara atau
pemeliharaan dengan pengertian kesehatan, maka pengertian memelihara kesehatan
mengandung arti upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan.
Kemudian pengertian Anak usia dini Menurut Beichler
dan Snowman adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Sedangkan
menurut UUD No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 pengertian
anak usia dini adalah anak sejak lahir sampai dengan enam tahun.
Dari penjabaran pengertian memelihara kesehatan anak
usia dini secara perkata diatas dapat disimpulkan bahwasannya pengertian
memelihara kesehatan anak usia dini adalah upaya penanggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan
terhadap anak usia dini (usia 0-6 tahun) yang meliputi jiwa dan raga.
2.
Status Gizi yang Baik untuk Anak Usia Dini
Status gizi
merupakan ekpresi dari keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh zat-zat gizi
tertentu. Status Gizi dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
a. Penyebab
langsung
Penyebab ini bersumber dari makanan anak dan penyakit
infeksi yang mungkin diderita oleh anak. Anak yang mendapat makanan yang cukup
baik tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status
gizinya. Begitu juga sebaliknya anak yang makannya tidak cukup baik, daya tahan
tubuhnya pasti kurang bahkan lemah dan pada akhirnya mempengaruhi status
gizinya.
b. Penyebab tidak
langsung, terdiri dari :
1) Ketahanan pangan di
keluarga, ini terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan dan daya beli
keluarga, serta yang paling utamanya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
2) Pola asuh anak,
berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal keterdekatannya
dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih sayang dan
sebagainya. Kesemuanya berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan
(fisik dan mental), status gizi, pendidikan umum, pengetahuan tentang
pengasuhan yang baik, peran dalam keluarga atau di masyarakat, sifat pekerjaan
sehari-hari, adat kebiasaan keluarga dan masyarakat.
3) Keterjangkauan anak
dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan kesehatan yang baik seperti
imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, penimbangan anak,
pendidikan kesehatan dan gizi, serta sarana kesehatan yang baik seperti
posyandu, puskesmas, rumah sakit dan lain-lain. Makin tersedia air bersih yang
cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan
dan sarana kesehatan, ditambah dengan
pemahaman ibu tentang kesehatan, maka makin kecil risiko anak terkena
penyakit dan kekurangan gizi.
Dalam menentukan status gizi harus ada reference atau
ukuran baku dan pada setiap ukuran terdapat ciri-ciri tertentu. Pada status
gizi dibagi menjadi empat yaitu :
a.
Gizi Lebih/ Over Weight.
Ciri-cirinya:
1)
Kegemukan atau obesitas,
2)
Berat badan lebih dari umurnya,
3)
Nafsu makan tinggi,
4)
Tidak terlalu bebas bergerak aktif.
b.
Gizi Baik/ Well Nourished.
Ciri-cirinya:
1)
Bertambah umur, bertambah berat, bertambah tinggi
2)
Postur tubuh tegap dan otot padat
3)
Rambut berkilau dan kuat
4)
Kuku dan kulit bersih, tidak pucat, tidak bersisik, dan tidak kering
5)
Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar
6)
Gigi bersih dan gusi merah muda
7)
Nafsu makan baik dan BAB teratur
8)
Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umurnya
9)
Penuh perhatian dan bereaksi aktif
10)
Tidur nyenyak
c.
Gizi kurang untuk under weight .
Ciri-cirinya:
1) Kurus (berat badan tidak dibawah rata-rata pada usia
seharusnya),
2)
Sulit mengalami kenaikan berat badan selama 3 bulan berturut-turut,
3)
Mudah terkena penyakit (diare, demam dll),
4)
Mata yang cekung,
5)
Rambut tipis,
6)
Tubuh mengalami pembengkakan terutama pada kaki dan punggung sementara ototnya
mengalami pengecilan,
7)
Wajah tampak keriput dan mata sayu,
d.
Gizi buruk, termasuk marasmus, kwasiorkor dan marasmus-kwasiorkor.
Ciri-cirinya (Marasmus):
1)
Badannya kurus,
2)
Wajahnya yang berubah menjadi tua disebabkan karena daging daerah wajah yang
menyusut,
3)
Cenderung rewel dan mudah menangis,
4)
Kulit menjadi keriput, karena lapisan lemak yang semakin terkikis,
5)
Jaringan lemak berkurang,
6)
Perut anak menjadi buncit dan terlihat tulang iga yang memprihatinkan,
7)
Sering mengalami penyakit infeksi,
8)
Mengalami diare yang akut.
Ciri-cirinya
(Kwasiorkor):
1)
Tubuh membengkak, terutama didaerah kaki dan wajah
2)
Pandangan mata berubah menjadi sayu
3)
Rambut berubah menjadi kemerahan, mudah rontok tnpa menimbulkan rasa sakit pada
anak
4)
Anak cenderung rewel dan bersikap apatis
5)
Hati mereka membesar
6)
Otot mengecil
7)
Pada kulitnya terdapat bercak merah yang berubah menjadi hitam lalu mengelupas
8)
Menderita anemia dan diare
9)
Sering menderita penyakit infeksi
Ciri-ciri dari gizi buruk
marasmus-kwasiorkor adalah perpaduan dari ciri-ciri diatas bahkan mungkin lebih
buruk lagi.
Upaya orang tua atau guru harus
memberi contoh dengan mengajak makan yang sehat bersama keluarga, pembiasaan
tidak jajan sembarangan. Memperkenalkan makanan yang baik dikonsumsi atau tidak
baik secara bertahap, terus mencoba makanan yang baru yang bergizi dan
membiasakan makan teratur sejak dini serta berikan suasana yang nyaman ketika
makan untuk meningkatkan selera makan anak.
Memastikan anak cukup makan untuk
memenuhi kebutuhan gizinya serta perhatikan pula ukuran makanan agar
disesuaikan dengan gigi geligi anak yang masih tumbuh (potongan kecil atau finger
food), porsi kecil tapi sering. Dalam pemilihan bahan makanan, snack atau
makanan camilan harus yang bergizi untuk memberi kecukupan energi dalam
aktivitas fisik anak seperti bermain bersama teman, berlari, main sepeda roda
tiga.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan untuk
Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan masa dimana
anak akan mengeksplor dan menggali segala kemampuannya terutama dengan kegiatan
yang melibatkan fisik motoriknya. Telah dijelaskan bahwa karakteristik anak
adalah aktif, tidak mau diam, penjelajah tanguh, memiliki keingintahuan yang
besar, dan lain sebagainya. Menurut Soegeng Santoso dan Anne Lies Ranti, “anak
sehat biasanya akan mampu belajar dengan baik. ia banyak berkomunikasi dengan
teman-temannya, saudara, orangtua dan orang lain di lingkungannya. anak yang
banyak bergaul, ia akan banyak pengetahuan dan pengalaman. anak tidak akan puas
atas sesuatu yang kurang dipahami dan ingin mendapat contoh”.
Ketika anak
sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat ini, sebagai orangtua
dan guru hendaknya selalu memperhatikan kesehatan dan gizi anak agar anak dapat
tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Anak yang sehat akan mengalami
perkembangan dan pertumbuhan yang wajar sesuai dengan usianya yaitu sesuai
dengan standar fisik yang dimiliki oleh anak seusianya, juga memiliki
kemampuan-kemampuan yang sesuai dengan standar anak seusianya. Dalam hal ini
pemeliharaan kesehatan sangat diperlukan untuk pengoptimalan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pemeliharaan kesehatan ini tentunya harus disesuaikan dengan
perkembangan anak.
Salah satu
bentuk pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada anak usia dini, salah satunya
dapat dilakukan dengan imunisasi. Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin
kepada seseorang agar tubuh dapat membuat antibodi sendiri terhadap bibit
penyakit. Imunisasi dapat melindungi anak usia dini dari serangan
bermacam-macam virus sehingga diharapkan seorang anak yang memang sangat rentan
terhadap penyakit akan lebih kuat dan terjaga kesehatannya. Vaksin yang
biasanya digunakan dalam imunisasi, yaitu:
a.
BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
Untuk
mencegah penyakit tuberkulosis
b.
Polio oral vaksin
Untuk
mencegah panyakit polio
c.
DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Untuk
mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus
d.
Hepatitis B
Untuk
mencegah penyakit Hepatitis B
e.
Campak
Untuk
mencegah penyakit campak
Jadi dapat
ditarik kesimpulan bahwa pemeliharaan kesehatan sangat dibutuhkan untuk anak
usia dini selain untuk pencegahan dari berbagai macam penyakit, juga untuk
pembiasaaan pada anak agar selalu hidup sehat. Pemeliharaan dan pelayanan
kesehatan pada anak ini harus disesuaikan dengan perkembangan anak. Orangtua
dan guru dapat menanamkan hidup sehat pada anak dengan memberikan
pembiasaan-pembiasaan dimulai dari hal yang kecil yang biasa dilakukan anak
dikesehariannya, pemberian asupan makan bergizi yang sesuai dengan kebutuhan
anak, juga pemberian imunisasi serta pemeriksaan kesehatan yang rutin bagi anak
usia dini.
2. Keterlibatan Kesehatan Psikologis
Dengan Kesehatan Fisik Pada Anak Usia Dini
Kesehatan seringkali identik dengan keadaan tubuh atau
fisik, namun demikian bahwa pada dasarnya kesehatan tidak hanya melingkupi
fisik saja. Hal ini sesuai dengan Undang-undang kesehatan No. 23 Tahun 1992
menyatakan bahwa “kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa keadaan sehat pada seseorang itu tidak hanya melingkupi fisik atau badan
saja tetapi juga keadaan jiwa atau psikis juga ikut menentukan kualitas
kesehatan. Baik kesehatan yang dimaksud bersifat menyeluruh atau integral.
Artinya, kesehatan antara yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi.
Adapun pada anak usia dini kesehatannya melingkupi
kesehatan fisik dan psikis, yang keduanya merupakan komponen penyusun manusia
yang saling mempengaruhi. Kesehatan fisik yaitu terwujud apabila seseorang
tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit, semua organ tubuh
normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh. Sedangkan
kesehatan psikis adalah terwujud apabila pikirannya sehat, emosional sehat dan
spiritualnnya sehat. Pertama, pikiran sehat tercermin dari cara berfikir
seseorang yakni mampu berfikir logis atau berfikir secara runtut. Kedua,
emosional yang sehat tercermin dari kemempuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya. Ketiga, spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang mampu
mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap sang pencipta.
Lebih lanjut, kedua jenis kesehatan tersebut sangatlah
berpengaruh antara satu dengan yang lainnya. Artinya kesehatan fisik sangat lah
berpengaruh terhadap kesehatan psikis, begitupun juga sebaliknya. Dalam hal ini
bisa dilihat bahwa ketika anak sehat secara psikis maka akan menunjang terhadap
kesehatan fisiknya, yang kemudian berpengaruh terhadap semangat dan kesiapan
anak untuk beraktivitas.
3. Permasalahan Kesehatan yang Sering
Terjadi pada Anak Usia Dini
a. Kurang Gizi/ Malnutrisi
Banyak anak kekurangan gizi karena mereka tidak
mendapatkan cukup makanan. Atau jika mereka hanya mendapatkan makanan yang
kurang kandungan gizinya, misalnya makanan dengan banyak air dan serat di
dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar, atau bubur jagung. Makanan jenis ini
hanya membuat anak-anak menjadi kenyang dan tidak memenuhi kebutuhan zat gizi
untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada anak ditemukan kekurangan zat-zat gizi
tertentu, seperti kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain. Malnutrisi
dapat menyebabkan berbagai masalah pada anak, termasuk dalam kasus ringan
seperti:
1)
pertumbuhan lambat
2) perut
bengkak
3) tubuh
kurus
4)
kehilangan nafsu makan
5)
kehilangan energi
6) pucat
(anemia)
7) luka di
sudut-sudut mulut
8) sering
pilek dan infeksi lainnya
9) rabun
ayam
Dalam kasus lain yang lebih serius, yaitu:
1) berat
badan tidak bertambah
2)
pembengkakan kaki (kadang-kadang muka juga)
3) bintik
hitam, 'memar', atau buka mengupas luka
4) rambut
menipis atau bahkan rontok
5) kurangnya
keinginan untuk tertawa atau bermain
6) luka
dalam mulut
7)
kecerdasan tidak berkembang
8) 'Mata
kering' (xeroftalmia)
9) kebutaan
Mencegah dan mengobati masalah kekurangan gizi pada
anak-anak sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan memberikan makanan bergizi
secara cukup, atau cobalah untuk memberinya lebih banyak / sering makan. Selain
itu penambahan (fortifikasi) zat-zat nutrisi esensial misalnya zat besi,
kalsium, vitamin, protein dll pada makanan juga sangat baik untuk memenuhi
kekurangan zat tersebut. Usahakan selalu berpedoman pada pola 4 sehat 5 sempurna
dalam memenuhi makan anak-anak.
b. Diare dan Disentri
Diare pada anak dapat ditandai dengan frekuensi buang
air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Bahaya
terbesar bagi anak-anak dengan diare adalah dehidrasi, atau kehilangan terlalu
banyak cairan dari tubuh. Hal ini akan bertambah bahaya jika disertai
muntah-muntah.
Bayi dan balita yang diare membutuhkan lebih banyak
cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah.
Pemberian cairan yang tepat dengan jumlah memadai merupakan modal utama
mencegah dehidrasi. Cairan harus diberikan sedikit demi sedikit dengan
frekuensi sesering mungkin. Oralit merupakan rumus manjur untuk mengatasi diare
pada anak.
Jika anak dalam masa pemberian ASI, lanjutkan pemberian
ASI, tetapi juga perlu ditambahkan cairan / minum agar tidak mengalami
dehidrasi. Bahaya besar kedua untuk anak-anak yang terkena diare adalah
kekurangan gizi. Berikan anak makanan bergizi.
c. Demam
Anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya melebihi dari
37,5°C waktu diukur dengan termometer. Pada anak-anak kecil, demam tinggi
(lebih dari 39°C) dapat dengan mudah menyebabkan kejang atau kerusakan otak.
Untuk menurunkan demam, dapat dilakukan beberapa hal berikut.
1) Kompres
dengan air hangat
Anak dikompres dengan handuk yang dibasahi dengan
dibasahi air hangat (30º C) kemudian dilapkan seluruh badan. Penurunan suhu
tubuh terjadi saat air menguap dari permukaan kulit. Oleh karena itu, anak
jangan “dibungkus” dengan lap atau handuk basah atau didiamkan dalam air karena
penguapan akan terhambat. Tambah kehangatan airnya bila demamnya semakin
tinggi. Dengan demikian, perbedaan antara air kompres dengan suhu tubuh tidak
terlalu berbeda. Jika air kompres terlalu dingin akan mengerutkan pembuluh darah
anak. Akibatnya, panas tubuh tidak mau keluar. Anak jadi semakin menggigil
untuk mempertahankan keseimbangan suhu tubuhnya.
2) Berikan
obat pereda demam
Perawatan paling efektif untuk demam adalah
menggunakan obat penurun panas seperti parasetamol atau ibuprofen. Terdapat
berbagai macam sediaan di pasaran seperti: tablet, drops, sirup, dan
suppositoria. Pengobatan ini dapat mengurangi ketidaknyamanan anak dan
menurunkan suhu 1 sampai 1,5 ºC. Sedangkan Aspirin tidak direkomendasikan untuk
anak di bawah 18 tahun karena dapat menyebabkan efek samping penyakit serius
yang disebut sindrom reye, meskipun angka kejadian penyakit ini jarang.
3) Berikan
banyak cairan
Demam pada anak dapat meningkatkan risiko terkena
dehidrasi (kekurangan cairan). Tanda dehidrasi paling mudah adalah berkurangnya
kencing dan air kencing berwarna lebih gelap daripada biasanya. Maka dari itu,
orang tua sebaiknya mendorong anak untuk minum cairan dalam jumlah yang
memadai. Anak dengan demam dapat merasa tidak lapar dan sebaiknya tidak memaksa
anak untuk makan. Cairan seperti susu (ASI atau sapi atau formula) dan air
harus tetap diberikan atau bahkan lebih sering. Anak yang lebih tua dapat
diberikan sup atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Bila anak tidak
mampu atau tidak mau minum dalam beberapa jam, orang tua sebaiknya diperiksakan
ke dokter.
4) Istirahat
yang cukup
Demam menyebabkan anak lemah dan tidak nyaman.
Orang tua sebaiknya mendorong anaknya untuk cukup istirahat. Sebaiknya tidak
memaksa anak untuk tidur atau istirahat atau tidur bila anak sudah merasa
baikan dan anak dapat kembali ke sekolah atau aktivitas lainnya ketika suhu
sudah normal dalam 24 jam.
d. Kejang
Penyebab dari kejang pada anak-anak antara lain demam
tinggi, dehidrasi, epilepsi, dan meningitis. Jika anak mengalami demam tinggi,
segera redakan agar tidak kejang. Periksa tanda-tanda dehidrasi dan meningitis.
Kejang yang datang tiba-tiba tanpa demam atau tanda lainnya mungkin epilepsi,
terutama jika anak tampak biasa-biasa saja tanpa menunjukkan ada gejala yang
aneh. Kejang yang dimulai pada rahang dan kemudian seluruh tubuh menjadi kaku
mungkin akibat tetanus. Tanda-tanda kejang pada anak, di antaranya:
1) kedua
kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang
selama 5 menit dan bola mata berbalik ke atas,
2) gigi
terkatup,
3) muntah,
4) tak
jarang si anak berhenti napas sejenak,
5) pada
beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/ kecil,
6) pada
kasus berat, anak kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga
sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.
e. Meningitis
Penyakit berbahaya ini bisa datang sebagai komplikasi
dari campak, gondok, atau yang lain yang serius penyakit. Anak-anak dari ibu
yang memiliki TB mungkin mendapatkan meningitis TBC. Seorang anak yang sangat
sakit yang terletak dengan cara kepala miring kembali, yang leher terlalu kaku
untuk membungkuk ke depan, dan yang tubuhnya membuat gerakan aneh (kejang) mungkin
memiliki meningitis.
Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita
meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot
leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan
gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang),
phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering
tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan
diri.
Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin
sangatlah sulit diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam
(tidak aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui.
Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan
melalui batuk, bersin, ciuman, bertukar alat makan, dan pemakaian sikat gigi
bersama. Mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ke toilet umum,
memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan
bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai
macam penyakit. Pemberian imunisasi vaksin meningitis merupakan tindakan yang
tepat terutama di daerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kesehatan
merupakan bagian penting pada manusia dalam menjalani kehidupan, sebab kondisi
kesehatan akan mempengaruhi kualitas seseorang. Kesehatan yang kurang baik
dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada seseorang, terutama pada anak usia
dini yang masih sangat rentan terserang virus.
Penyakit
yang menyerang kesehatan dapat datang kapan saja pada seseorang bila stamina
atau imunnya sedang lemah. Dampak dari gangguan kesehatan ada bermacam-macam,
hal tersebut dapat meliputi gangguan fisik dan psikis. Gangguan yang terjadi
pada fisik dan psikis seseorang dapat saling terlibat dan mempengaruhi,
misalnya penyakit psikosomatis.
Kesehatan
yang tidak dijaga dan dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan kematian. Namun
kondisi kesehatan dapat dijaga, ada banyak sekali cara menjaga kesehatan,
seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan, imunisasi, mengkonsumsi makanan
dan minuman yang sehat, dan mencukupi kebutuhan gizi. Kesehatan tidak hanya
perlu dijaga bila anak ada di rumah, namun di manapun anak berada, sebab virus
dan bakteri penyakit ada di mana saja.
B. Saran
Berdasarkan ilmu yang telah diketahui, maka sebagai
pihak yang bertanggung jawab pada anak, seperti orang tua dan guru di sekolah
perlu memahami ilmu mengenai kesehatan anak, sebab dengan memamahaminya orang
tua dan guru dapat menjaga anak dengan baik dan mengahasilkan anak yang
berkualitas.
Dalam hal ini, menjaga kesehatan bukan hal yang mudah
sebab virus dan bakteri dapat berkembang di mana saja, oleh sebab itu
pemeliharaam kesehatan seperti menjaga kebersihan, imunisasi, gizi yang cukup,
dan sebagainya perlu diperhatikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Ardiani,
Yogi. (2013). Perkembangan dan Pemeliharaan Kesehatan AUD. [Online].
Tersedia: http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/06/perkembangan-dan-pemeliharaan-kesehatan-aud-566538.html.
Ø Halim,
Andreas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Sulita Jaya.
Ø Multahzam,
Ahmad. (2012). Kesehatan dan Gizi. .[Online]. Tersedia: http://multazam-einstein.blogspot.com/2012/12/Karya
Ilmiah-kesehatan-dan-gizi.html.
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang telah
diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah saya
tentang “PEMELIHARAAN KESEHATAN ANAK
SEJAK DINI”. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen, serta tidak lupa terima kasih juga untuk
teman-teman yang telah bekerjasama dengan baik dalam pembuatan Karya Ilmiah ini.
Karya
Ilmiah ini tentunya belum cukup
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya dari pembaca yang
bersifat membangun.Penulis berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa
saja yang membacanya.
Raha, Desember
2014
Penulis
|
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
masalah.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah........................................................................................................... 1
1.3 Hipotesis........................................................................................................................ 1
1.4 Tujuan Penulisan............................................................................................................ 2
1.5 Manfaat penulisan.......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian
penyalahgunaan Narkoba............................................................................ 3
2.2 Jenis-Jenis
Narkotika...................................................................................................... 3
2.3 Dampak
Penyalahgunaan Narkoba Dikalangan Remaja............................................. 6
2.4 Jenis-Jenis Narkoba
Yang Disalahgunakan Oleh Remaja............................................. 6
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis
penelitian.............................................................................................................. 7
3.2 Waktu
penelitian............................................................................................................ 7
3.3 Sumber data.................................................................................................................. 7
3.4 Menganalisis
data.......................................................................................................... 7
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Faktor Pendorong
Penyalahgunaan Narkoba Dikalangan Remaja.............................. 8
4.2 Ciri-Ciri Pecandu
Narkoba............................................................................................ 8
4.3 Cara
Pencegahan pengunaan narkoba di kalangan remaja........................................... 8
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan.................................................................................................................... 10
5.2. Saran.............................................................................................................................. 10
DAFTAR
PUSTAKA
|
DOSEN
: LAODE KUNU, S.Pd. M.pd
TUGAS
: BAHASA INDONESIA
KARYA ILMIAH
PEMELIHARAAN KESEHATAN ANAK
SEJAK USIA DINI
DI SUSUN OLEH:
NAMA : WA ODE SUSANTI
NIM :
PSW.IB.2014.B.0033
TINGKAT : I
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI…………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.....................................................................................
1.2
Rumusan masalah................................................................................
1.3
Tujuan.................................................................................................
1.4
Manfaat..............................................................................................
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
BAB III METODE
PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian.................................................................................
3.2 Data dan Sumber Data..........................................................................
3.3 Metode Pengumpulan Data....................................................................
3.4 Metode Analisis Data.............................................................................
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan ..........................................................................................
5.2
Saran.....................................................................................................
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar