KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjtkan
kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan sebuah makalah yang berjudul “Gerakan
Muhammadiyah”. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah AIK I. Selain itu, untuk menambah
wawasan dan pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan judul makalah yang
kami susun.
Penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi kita semua. Amien…..
Bulukumba,
2013
Penyusun
ZULFADLI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Muhammadiyah sebuah organisasi yang
dibentuk dengan nama yang berhubungan dengan nama Nabi terakhir Muhammad Saw.
berdasarkan nama itu diharapkan setiap anggota Muhammadiyah dalam kehidupan
beragama dan bermasyarakat dapat menyesuaikan diri dengan pribadi Nabi Muhammad
Saw. dan Muhammadiyah menjadi organisasi akhir zaman.
Muhammadiyah yang didirikan oleh
K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 Masehi atau 8 Dzulhijjah 1330
Hijriah merupakan alternatif dan jawaban dari berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia khususnya umat Islam. Masalah utama yang
dihadapi pada awal kelahirannya, antara lain, meringkuk di bawah cengkraman
penjajahan kolonial Belanda, kemudian hidup dalam kemiskinan dan kemelaratan
serta kebodohan.
Demikianlah Muhammadiyah didirikan.
Organisasi ini mempunyai tujuan maksud “menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi
Muhammad s.a.w. kepada penduduk bumiputera” dan “memajukan hal agama Islam
kepada anggota-anggotanya”. Untuk mencapai ini organisasi itu bermaksud
mendidikan lembaga-lembaga pendidikan, mengadakan rapat-rapat dan tabligh di
mana dibicarakan masalah-masalah Islam, mendirikan wakaf dan masjid-masjid
serta menerbitkan buku-buku, brosur-brosur, surat-surat kabar dan
majalah-majalah.
Selanjutnya, pada umat Islam
terlihat ketidakmurnian amalan Islam, meluasnya pengaruh kristenisasi,
sementara lembaga pendidikan yang dimiliki umat Islam yang akan mencerdaskan
kehidupan bangsa sangat terbatas dan belum mampu menyiapkan generasi yang siap
mengemban misi selaku khalifah Allah di muka bumi. Pada waktu itu, menurut
Abuddin Nata sistem pendidikan ditandai dengan adanya sistem pendidikan yang
dikotomis antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Di satu segi terdapat
pendidikan agama tanpa mengajarkan pengetahuan umum, dan di satu sisi terdapat
pendidikan umum yang tidak mengajarkan agama.
B.
Rumusan Masalah
Untuk memudahkan dalam penulisan
makalah ini, penulis menfokuskan pada pembahasan tertentu yang penulis rumuskan
ke dalam empat pertanyaan berikut ini:
1. Apakah arti
Muhammadiyah?
2. Bagaimanakah
latar belakang berdirinya Muhammadiyah?
3. Bagaimanakah
bentuk dan maksud lambang Muhammadiyah?
4. Bagaimanakah
perkembangan Muhammadiyah?
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas
maka tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu berikut ini:
1.
Untuk mengetahui arti Muhammadiyah.
2.
Untuk mengetahui latar belakang berdirinya
Muhammadiyah.
3.
Untuk mengetahui bentuk dan maksud lambang Muhammadiyah.
4.
Untuk mengetahui perkembangan Muhammadiyah secara
garis besar.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
GERAKAN
MUHAMMADIYAH
A.
Tokoh Pendiri Muhammadiyah
Pendiri Muhammadiyah adalah KHA.
Dahlan. Ia lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta, pada tahun 1868 M dengan nama
Muhammadiyah Darwis. Ayahnya adalah KH. Abubakar, seorang khatib Masjid besar
Kesultanan Yogyakarta, yang apabila dilacak silsilahnya sampai kepada Maulana
Malik Ibrahim. Ibunya bernama Siti Aminah, putri KH. Ibrahim, Penghulu
kesultanan Yogyakarta. Jadi Muhammad Darwis itu dari pihak ayah maupun ibunya
adalah keturunan ulama.
Di masyarakat Kauman khususnya ada
pendapat umum bahwa barang siapa yang memasuki sekolah Gubernemen dianggap
kafir atau Kristen. Oleh karena itu ketika menginjak usia sekolah Muhammad
Darwis tidak disekolahkan melainkan diasuh dan dididik mengaji Al-Qur’an dan
dasar-dasar ilmu agama Islam oleh ayahnya sendiri di rumah. (Djarnawati
Hadikusumo, hal. 74). Pada usia delapan tahun ia telah lancar membaca Al-Qur’an
hingga khatam. Selanjutnya ia belajar Fiqih kepada KH. Muhammad Shaleh, dan
Nahwu kepada KH. Muhsin. Keduanya adalah kakak ipar Muhammad Darwis sendiri. Ia
juga berguru kepada KH. Muhammad Nur dan KH. Abdul Hamid dan berbagai ilmu.
Pada tahun 1889 M ia dikawinkan dengan Siti Walidah, putri KH. Muhammad Fadil,
kepada penghulu kesultanan Yogyakarta, (Sudjak, Muhammadiyah dan Pendirinya, 1989:2). Jadi Siti Walidah itu masih
saudara sepupu Muhammad Darwis.
B.
Arti Muhammadiyah
Persyarikatan Muhammadiyah sudah
dikenal luas sejak beberapa puluh tahun yang lalu, baik oleh masyarakat
internasional, khususnya oleh masyarakat Alam
Islamy. Nama Muhammadiyah sudah sangat akrab di telinga masyarakat umum
sekarang ini. Adapun arti Muhammadiyah dapat dilihat dari dua segi yaitu arti
bahasa atau etimologis, dan arti istilah atau terminologis.
1) Arti Bahasa
(Etimologis)
Muhamadiyah berasal dari kata bahasa
Arab "Muhammad", yaitu nama nabi dan rasul Allah yang terkhir.
Kemudian mendapatkan "ya" nisbiyah, yang artinya menjeniskan. Jadi,
Muhamadiyah berarti "umat Muhammad saw." atau "pengikut Muhammad
saw.", yaitu semua orang Islam yang mengakui dan meyakini bahwa Nabi
Muhammad saw. adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir.
2) Arti Istilah
(Terminologi)
Secara istilah, Muhamadiyah
merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam
dan bersumber pada Alquran dan sunah, didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada
tanggal 8 Zulhijah 1330 H, bertepatan 18 November 1912 Miladiyah di kota
Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya
dengan maksud untuk berpengharapan baik, dapat mencontoh dan meneladani
jejak perjuangan Rasulullah saw. dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi
agama Islam, semata-mata demi terwujudnya 'Izzul Islam wal muslimin, kejayaan
Islam sebagai realita dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai realita
C.
Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah
1) Faktor Subyektif
Faktor Subyektif yang sangat kuat,
bahkan dikatakan sbagai faktor utama dan faktor penentu yang mendorong
berdirinya Muhammadiyah adalah hasil pendalaman KHA. Dahlan terhadap Al Qur'an
dalam menelaah, membahas dan meneliti dan mengkaji kandungan isinya. Sikap KHA.
Dahlan seperti ini sesungguhnya dalam rangka melaksanakan firman Allah
sebagaimana yang tersimpul dalam dalam surat An-Nisa ayat 82 dan surat MUhammad
ayat 24 yaitu melakukan taddabur atau memperhatikan dan mencermati dengan penuh
ketelitian terhadap apa yang tersirat dalam ayat. Sikap seperti ini pulalah
yang dilakukan KHA. Dahlan ketika menatap surat Ali Imran ayat 104 : "Dan hendaklah ada diantara kamu
sekalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
makruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung ". Memahami
seruan diatas, KHA. Dahlan tergerak hatinya untuk membangan sebuah perkumpulan,
organisasi atau persyarikatan yang teratur dan rapi yang tugasnya berkhidmad
pada melaksanakan misi dakwah Islam amar Makruf Nahi Munkar di tengah
masyarakat luas.
2) Faktor Obyektif
Ada beberapa sebab yang bersifat
objektif yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah, yang sebagian dapat
dikelompokkan dalam faktor internal, yaitu faktor-faktor penyebab yang muncul
di tengah-tengah kehidupan masyarakat Islam Indonesia, dan sebagiannya dapat
dimasukkan ke dalam faktor eksternal, yaitu faktor-faktor penyebab yang ada di
luar tubuh masyarakat Islam Indonesia.
Faktor obyektif yang bersifat internal
1.
Ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya
Al-Quran dan as-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagian besar umat
Islam Indonesia.
2.
Lembaga pendidikan yang dimiliki umat Islam belum
mampu menyiapkan generasi yang siap mengemban misi selaku ”Khalifah Allah di
atas bumi”
Faktor obyektif yang bersifat eksternal
1.
Semakin meningkatnya Gerakan Kristenisasi di
tengah-tengah masyarakat Indonesia.
2.
Penetrasi Bangsa-bangsa Eropa, terutama Bangsa Belanda
ke Indonesia.
3.
Pengaruh dari Gerakan Pembaharuan dalam dunia Islam
D.
Lambang Muhammadiyah
1)
Bentuk Lambang
Lambang persyarikatan berbentuk
matahari yang memancarkan duabelas sinar yang mengarah ke segala
penjuru dengan sinarnya yang putih bersih bercahaya. Di tengah-tengah matahari
terdapat tulisan dengan huruf Arab : Muhammadiyah. Pada lingkaran yang mengelilingi
tulisan huruf Arab berwujud kalimat syahadat tauhid : asyhadu anal ila,ha
illa Allah (saya bersaksi bahwasannya tidak ada Tuhan kecuali Allah); di
lingkaran sebelah atas dan pada lingkaran bagian bawah tertulis kalimat
syahadat Rasul : wa asyhadu anna Muhammaddar Rasulullah (dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan Allah). Seluruh Gambar matahari dengan atributnya
berwarna putih dan terletak di atas warna dasar hijau daun.
2) Maksud
Lambang Muhammadiyah
Matahari merupakan salah satu benda
langit ciptaan ( Mahkluk ) Allah. Dalam sistem tatasurya, matahari menempati
posisi sentral ( heliosentris ) yaitu menjadi titik pusat dari
semua planet-planet lain. Matahari juga merupakan benda langit yang dari
dirinya sendiri memilikikekuatan dalam memancarkan sinar panas yang sangat
berguna bagi kehidupan biologissemua makhluk hidup yang ada diatas bumi. Dan
tanpa panas sinar matahari bumi akanmemebeku dan gelap gulita, sehingga semua
makhluk hidup tidak mungkin dapatmeneruskan kehidupannya.
Muhammadiyah menggambarkan jati
diri, gerak, serta mamfaatnya sebagaimanamatahari. Kalau matahari menjadi
penyebab lahiriyah berlangsungnya kehidupan secara biologis
bagi seluruh makhluk hidup yang
ada di bumi, maka muhammadiyah juga akanmenjadi
penyebab lahirnya, berlangsungnya kehidupan secara spiritual, rohaniah bagi
semuaorang yang mau menerima pancaran sinarnya yang berupa ajaran agama islam
sebagaimanayang tewrmuat dalam Al-Qur”an dan as Sunnah. Ajaran islam yang hak
dan lagi sempurna itu semuanya berintikan dua kalimat syahadat.Dua belas sinar
matahari yang memancar ke seluruh penjuru mengibaratkan tekad dansemangat
pantang menyerah dari warga muhammadiyah dalam memperjuangkan islam
ditengah-tengah masyarakat Indonesia sebagai tekad dan semangat pantang mundur sertamenyerahkan
dari kaum Hawary, yaitu sahat nabi Isa as. yang jumlahnya ada dua belasorang.
Karena tekad dan semangat telah teruji secara meyakinkan maka Allah pun
berkenanmengabadikan mereka dalam salah satu ayat Al-Qur”an, yaitu surat As
– Shaf ayat 14 : “Wahai sekalian
orang yang beriman ! jadikanlah kalian penolong-penolong (agama) Allah,
sebagaimana ucapan Isa putra Maryam kepada kaum Hawary: “Siapa
yang bersedia menolongku (semata-mata untuk menegakkan agama Allah), lalu
segolongan Bani Israil beriman dan segolongan
(yang lain) kafir: maka
kami berikan kekuatan kepada orang- orang yang beriman
terhadap musuh-musuh mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang”
E.
Maksud dan Tujuan Muhammadiyah
Maksud dan tujuan Muhammadiyah
sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Menegakkan,
Yaitu membuat
dan mengupayakan agar tetap tegak dan tidak condong apalagi roboh; yang semua
itu dapat terealisasikan manakah sesuatu yang ditegakkan tersebut diletakkan di
atas fondasi, landasan, atau asas yang kokoh dan solid, dipegang erat-erat,
dipertahankan, dibela serta diperjuangkan dengan penuh konsekuen.
b. Menjunjung Tinggi
Yaitu membawa atau menjunjung di atas segala-galanya,
mengindahkan serta menghormatinya.
c. Agama Islam
Yaitu Agama Allah yang diwahyukan kepada para
Rasul-Nya sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa sampai kepada Nabi penutup
Muhammad Saw. sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang
zaman, serta menjamin kesejahteraan hakiki duniawi maupun ukhrawi
d. Terwujud
Yaitu menjadi satu kenyataan akan adanya atau
wujudnya.
e. Masyarakat
Utama
Yaitu masyarakat yang senantiasa mengejar keutamaan
dan kemaslahatan untuk kepentingan hidup umat manusia, masyarakat yang selalu
bersikap takzim terhadap Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, mengindahkan dengan
penuh keikhlasan terhadap ajaran-ajaran-Nya, serta menaruh hormat terhadap
sesama manusia selaku makhluk Allah yang memiliki martabat absanu taqwim.
f. Adil dan Makmur
Yaitu suatu kondisi masyarakat yang didalamnya
terpenuhi dua kebutuhan hidup yang pokok.
Dengan ringkasan di atas dan dengan
kata lain, bahwa maksud dan tujuan muhammadiyah ialah: “Membangun, memelihara
dan memegang teguh agama Islam dengan rasa ketaatan melebihi ajaran dan
faham-faham lainnya, untuk mendapatkan suatu kehidupan dalam diri, keluarga dan
masyarakat yang sungguh adil, makmur, bahagia-sejahtera, aman-sejahtera, lahir
dan batin dalam naungan dan ridho Allah Swt.
F.
Perkembangan Muhammadiyah
Secara garis besar perkembangan
Muhammadiyah dapat dibedakan menjadi:
1. Perkembangan secara
vertikal
Yaitu perkembangan dan perluasan gerakan Muhammadiyah
keseluruh penjuru tanah air, berupa berdirinya wilayah-wilayah ditiap-tiap
provinsi, daerah-daerah di tiap-tiap kabupaten kotamadya, cabang-cabang dan
ranting-ranting serta jumlah anggota yang bertebaran dimana-mana.
2. Perkembangan secara
horizontal
Yaitu perkembangan dan perlunasan amal usaha
Muhammadiyah, yang meliputi berbagai bidang kehidupan. Hal ini dengan
pertimbangan karena bertambah luas serta banyaknya hal-hal yang harus
diusahakan oleh Muhammadiyah, sesuai dengan maksud dan tujuannya. Maka
dibentuklah kesatuan-kesatuan kerja yang berkedudukan sebagai badan pembantu
pimpinan persyarikatan. Kesatuan-kesatuan kerja tersebut berupa majelis-majelis
dan badan-badan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasa di atas penulis
hanya dapat memberikan kesimpulan bahwa Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H.
Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 Masehi atau 8 Dzulhijjah 1330
Hijriah merupakan alternatif dan jawaban dari berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia khususnya umat Islam. Masalah utama yang
dihadapi pada awal kelahirannya, antara lain, meringkuk di bawah cengkraman
penjajahan kolonial Belanda, kemudian hidup dalam kemiskinan dan kemelaratan
serta kebodohan.
Maksud dan tujuan muhammadiyah
ialah: “Membangun, memelihara dan memegang teguh agama Islam dengan rasa
ketaatan melebihi ajaran dan faham-faham lainnya, untuk mendapatkan suatu
kehidupan dalam diri, keluarga dan masyarakat yang sungguh adil, makmur,
bahagia-sejahtera, aman-sejahtera, lahir dan batin dalam naungan dan ridho
Allah Swt.
B.
Saran
Setelah penulis gali, kaji dan
simpulkan maka penulis hanya dapat memberikan sarah bahwa karena Muhammadiyah
bergerak dalam bidang nahi mungkar, maka lembaga pendidikan Muhammadiyah tidak
boleh terlepas sifat gerakan yang telah dirumuskan dalam “Kepribadian
Muhammadiyah” dan hakikat Muhammadiyah sebagai gerakan islam dan dakwa amar
ma’ruf nahi mungkar harus diterjemahkan kedalam pendidikan sekolah Muhammadiyah
tersebut. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin...
DAFTAR PUSTAKA
http://tonijulianto.wordpress.com/2012/12/14/sejarah-berdirinya-muhammadiyah-di-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar