KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia_Nya penulis diberikan kesehatan dan kesempatan
dalam meyelesaikan makalah biokimia ini.
Tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Di dalam makalah ini penulis menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar
menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Raha, Februari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………………..
Kata Pengantar………………………………………………………………………………….
Daftar Isi ………………………………………………………………………………………
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………………
A.
Latar
Belakang…………………………………………………………………………
B.
Rumusan Masalah
…………………………………………………………………….
C.
Tujuan
Penulisan……………………………………………………………………..
Bab II Pembahasan……………………………………………………………………………..
A.
Fungsi Biologi Protein…………………………………………………………………
B.
Sifat Asam Amino………………………………………………………………………
C.
Klasifikasi Lipid………………………………………………………………………..
D.
Sifat Asam Lemak……………………………………………………………………….
E.
Reaksi Penting Asam Lemak…………………………………………………………..
Bab III Penutup…………………………………………………………………………………
A.
Kesimpulan……………………………………………………………………………
B.
Saran……………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Biokimia adalah kimia makhluk hidup. Biokimia merupakan ilmu yang
mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat,
lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus
secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.
Saat ini penemuan-penemuan biokimia digunakan dalam berbagai bidang,
mulai dari genetika hingga biologi molecular dan dari pertanian hingga
kedokteran. Penerapan biokimia yang pertama kali barangkali adalah dalam
pembuatan roti menggunakan khamir, sekitar 4000 tahun yang lalu. Ada 4 kelas
molekul utama biokimia yaitu: lipid, karbohidrat, protein dan asam nukleat.
B. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.
Bagaimana fungsi biologi protein?
2.
Apa saja sifat asam amino?
3.
Bagaimana klasifikasi lipid?
4.
Apa saja sifat asam lemak?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar dapat :
1.
Mengetahui fungsi biologi protein
2.
Mengetahui Apa saja sifat asam
amino
3.
Mengetahui Bagaimana klasifikasi
lipid
4.
Apa saja sifat asam lemak
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A. FUNGSI BIOLOGI PROTEIN
Menurut Lehninger (1990) protein dengan deret asam-asam
amino tertentu memungkinkan molekul ini menjalankan berbagai fungsi tertentu.
Secara garis besar berdasar fungsi biologinya protein dibagi menjadi beberapa
golongan.
1. Enzim
Protein yang mempunyai kekhususan tinggi dan paling
bervariasi adalah protein yang mempunyai aktivitas katalisa yakni enzim. Hampir
semua reaksi biomolekul organik didalam sel dikatalisa oleh enzim. Ada sekitar
2.000 jenis enzim yang mempunyai reaksi katalisa berbeda ditemukan dalam
berbagai bentuk kehidupan (Lehninger, 1990). Pada perkembangannya enzim dapat
diisolasikan dengan berbagai tingkat kemurnian dan dikristalisasikan yang
akhirnya diperjual belikan secara umum. Ada beberapa enzim yang dipergunakan
secara umum pada kehidupan sehari-hari, misal enzim papain digunakan
untuk melunakkan daging dan enzim renin untuk proses fermentasi pembuatan keju
(Page, 1985).
2. Protein transport
Protein transpor adalah protein yangberfungsi sebagai
pengangkutan dari zat makanan (Page, 1985). Protein transpor di dalam plasma
darah mengikat dan membawa molekul atau ion spesifik dari satu organ ke organ
lain. Misal, haemoglobin pada sel darah merah mengikat oksigen ketika darah
melalui paru-paru dan membawanya ke jarinagn perifer dan oksigen dipergunakan
untuk melakukan oksidasi nutrien yang menghasilkan energi. Plasma darah
mengandung lipoprotein (LDL, HDL, VLDL) yang membawa lipid dari hati ke organ
lain (Lehninger, 1990).
3. Protein nutrien dan penyimpan
Protein penyimpan mempunyai fungsi sebagai penyimpan dari
zat makanan (Page, 1985). Beberapa biji dari tanaman berfungsi menyimpan
protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan embrio tanaman, misal biji gandum,
beras dan jagung. Ovalbumin protein utama pada putih telur dan kasein protein
utama pada susu, juga merupakan contoh protein penyimpan yang diperlukan oleh
pertumbuhan anaknya. Protein feritin merupakan protein jaringan hewan penyimpan
besi (Lehninger, 1990).
4. Protein kontraktil atau motil
Protein kontraktil berfungsisebagai mekanik atau penggerak
(Page, 1985). Protein kontraktil mempunyai kemampuan untuk berkonstraksi,
mengubah bentuk atau bergerak. Aktin dan miosin merupakan protein filamen yang
berfungsi di dalam sel kontraktil otot rangka dan banyak sel bukan otot. Tubulin
akan membentuk mikrotubul yang merupakan komponen penting dari flagela dan
silia yang berfungsi untuk penggerak sel (Lehninger, 1990).
5. Protein structural
Protein struktural berfungsi sebagai struktur penyusun dari
struktur biologi (Page, 1985). Protein struktural mempunyai peran sebagai
filamen, kabel atau lembaran penyanggah untuk memberikan struktur biologi
kekuatan atau proteksi. Kolagen merupakan komponen utama dari urat dan tulang
rawan yang mempunyai daya tegang yang amat tinggi. Elastin merupakan protein
pada persendian yang mampu merenggang kedua dimensi. Keratin terdapat pada
rambut, kuku dan bulu burung merupakan protein yang tidak larut dan liat
(Lehninger, 1990).
6. Protein pertahanan
Protein pertahanan berfungsi sebagai perlindungan bagi
kekebalan tubuh dan darah (Page, 1985). Protein ini mempertahankan organisme
dalam melawan serangan oleh spesies lain atau melindungi dari luka. Imunoglobin
merupakan protein khusus yang dibuat di limposit bersifat dapat mengenali dan
mengendapkan atau menetralkan serangan bakteri, virus atau protein asing dari
spesies lain. Fibrinogen dan trombin berguna untuk pembekuan darah yang menjaga
kehilangan darah jika sistem pembuluh terluka. Bisa ular, toksin bakteri dan
risin (protein tumbuhan beracun) berfungsi didalam pertahanan tubuh (Lehninger,
1990).
7. Protein pengatur
Protein pengatur berfungsi sebagai pengatur dari metabolisme
sel (Page, 1985). Diantara jenis protein ini ada yang berfungsi sebagai hormon
misal insulin yang mengatur metabolisme gulapituitari (hormon pertumbuhan) dan
paratiroid mengatur transpor Ca dan fosfat, prorein represor mengatur
biosintesa enzim sel bakteri (Lehninger, 1990).
B. SIFAT ASAM AMINO
Asam amino merupakan senyawa monomer
dari protein. Asam amino mempunyai dua buah gugus fungsi:
a.
Gugus karboksil (- COOH)
b.
Gugus amino (- NH2).
Asam amino dalam protein disebut
juga asam alfa amino, karena gugus amino terikat pada atom C alfa (yaitu atom
karbon yang terikat langsung pada gugus karboksil).
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino (–NH2).
Meskipun ratusan asam amino telah disintesis, hanya 20 yang telah diperoleh dengan
hidrolisis protein..
Asam amino mempunyai beberapa sifat, antara lain:
1. Larut dalam
air dan pelarut polar lain.
2. Tidak larut
dalam pelarut nonpolar, seperti benzena dan dietil eter.
3. Mempunyai
titik lebur lebih besar dibanding senyawa karboksilat dan amina.
4. Mempunyai
momen dipol besar.
5. Bersifat
elektrolit:
a.
kurang basa dibanding amina
b.
kurang asam dibanding
karboksilat
6. Bersifat
amfoter
Karena mempunyai gugus asam dan gugus basa. Jika asam
amino direaksikan dengan asam maka asam amino akan menjadi suatu anion, dan
sebaliknya jika direaksikan dengan basa maka akan menjadi kation.
7. Dalam
larutan dapat membentuk ion zwitter
Karena asam amino memiliki gugus karboksil (–COOH) yang
bersifat asam dan gugus amino (–NH2) yang bersifat basa, maka asam amino dapat
mengalami reaksi asam-basa intramolekul membentuk suatu ion dipolar yang
disebut ion zwitter.
8. Mempunyai
kurva titrasi yang khas.
9. Mempunyai pH
isoelektrik, yaitu pH pada saat asam amino tidak bermuatan.
Di bawah titik isoelektriknya, asam amino bermuatan
positif dan sebaliknya di atasnya bermuatan negatif.
C.
KLASIFIKASI
LIPID
1. Lipid
Lipida (dari kata Yunani, Lipos, lemak) dikenal oleh
masyarakat awam sebagai minyak (organik, bukan minyak mineral atau minyak
bumi), lemak, dan lilin. Istilah "lipida" mengacu pada golongan
senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofob, yang esensial dalam
menyusun struktur dan menjalankan fungsi sel hidup. Karena nonpolar, lipida
tidak larut dalam pelarut polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut dalam
pelarut nonpolar, seperti eter atau kloroform.
Lipid digolongkan menurut karakteristik
kelarutannya. Lipid didefinisikan sebagai zat yang tidak larut dalam air, yang
dapat diekstrak dari sel melalui pelarut organik seperti eter dan benzen. Lipid
yang ditemukan dalam tubuh manusia dapat di bagi ke dalam empat kelas menurut
struktur molekulnya, yaitu lemak, phosfolipid, malam (lilin), dan steroid.
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang
kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses
metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber
yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam
sel-sel lemak sebagai cadangan energi.
Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung
organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin
larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai
pelumas, dan memelihara suhu tubuh.
http://www.medicastore.com/nutracare/isi_choless.php?isi_choless=kelainan_lipid
2.
Klasifikasi Lipid
o Lemak/Trigliserida
Lemak merupakan estergliserol yang terbentuk dari
dua jenis molekul yang lebih kecil melalui reaksi dehidrasi. Lemak tersusun
dari dua jenis molekul, yaitu gliserol dan asam lemak. Dalam pembentukan lemak,
tiga asam lemak masing- masing berikatan dengan gliserol melalui ikatan ester,
suatu ikatan antara gugus hidroksil dengan gugus karboksil. Karena itu, lemak
disebut juga triasilgliserol; di samping nama lain trigliserida. Asam lemak
pada dalam suatu molekul lemak bisa sama ketiga-tiganya (seperti pada contoh
gambar di bawah), atau bisa terdiri atas dua atau tiga jenis asam lemak yang
berlainan.
·
Gliserol
Gliserol merupakan sejenis alkohol yang memiliki
tiga karbon, yang masing-masingnya mengandung sebuah gugus hidroksil.
·
Asam Lemak
Asam lemak adalah asam karboksilat dengan jumlah
atom karbon banyak. Biasanya asam lemak mengandung 4 – 24 atom karbon, dan
mempunyai satu gugus karboksil. Bagian alkil dari asam lemak bersifat nonpolar,
sedangkan gugus karboksil bersifat polar. Bila bagian alkil asam lemak
mengandung ikatan rangkap, dinamakan asam lemak tak jenuh.Contohnya asam oleat.
Sebaliknya, bila tidak memiliki ikatan rangkap dinamakan asam lemak jenuh,
seperti pada asam stearat dan asam palmitat. Ester gliserol yang terbentuk dari
asam lemak tak jenuh dinamakan minyak, sedangkan yang berasal dari asam lemak
jenuh dinamakan lemak. Titik leleh lemak lebih tinggi daripada minyak, sehingga
minyak cenderung mencair pada suhu kamar.
o Fosfolipid
Phosfolipid serupa dengan lemak, yaitu merupakan
suatu ester gliserol, tetapi, phosfolipid hanya mengandung dua asam lemak, yang
terikat pada atom C nomor 1 dan nomor 2 dari gliserol, sedangkan atom C nomor
tiga diesterkan oleh asam phosfat, yang telah mengikat gugus alkohol jenis
lain, seperti kolin, etanolamin, serin, dan inositol. Karena itu, phosfolipid
diberi nama menurut gugus alkohol yang terikat pada asam phosfatnya, misalnya
phosfatidilkolin (gugus alkohol mengikat kolin), phosfatidil etanolamin
(mengikat etanolamin), phosfatidil serin, dan nama lainnya. Struktur umum dari
phosfolipid ditunjukkan pada gambar berikut:
Akibat atom karbon nomor 3 mengikat gugus phosfat
menimbulkan sifat dualisme dari phosfolipid. Dua rantai panjang dari asam lemak
yang terikat pada ke-dua atom karbon bersifat nonpolar, sedangkan atom ketiga
mengikat gugus phosfat yang polar. Akibat dualisme ini, phosfolipid cenderung
membentuk bilayer (lapis ganda) di dalam larutan air dengan ekor (rantai asam
lemak) mengarah ke bagian dalam dan kepala (gugus phosfat) yang polar mengarah
ke bagian luar atau larut dalam air, seperti ditunjukkan pada gambar 18.10.
prilaku ini sama dengan anion asam lemak (sabun), membentuk misel.
Phosfolipid membentuk bagian signifikan dari membran
sel. Gambar berikut menunjukkan membran sel dalam bentuk bilayer phosfolipid
dengan protein terbesar didalamnya. Membran sel yang pertama berfungsi untuk mencegah
kerja sel dari cairan ekstraselular di sekitarnya. Fungsi lapisan kedua untuk
memberikan jalan bagi nutrien dan bahan kimia lain yang diperlukan agar masuk
kedalam sel, sementara produk yang sudah tidak diperlukan harus dapat
dikeluarkan dalam sel.
o Malam/Lilin
Jenis yang mirip dengan fosfolipid dan lemak adalah
malam (waxe) merupakan suatu ester yang mirip dengan fosfolipid. Perbedaannya,
malam melibatkan alkohol monohidroksi dalam gliserolnya dengan rantai panjang.
Malam merupakan lapisan pelindung pada buah- buahan dan daun-daunan, juga
disekresi oleh serangga. Misalnya sekresi kelenjar lebah, adalah golongan
mirisil palmitat.
o Steroid
Steroid adalah golongan lipid yang mempunyai
karakteristik dari jenis struktur penyatuan cincin karbon. Steroid tidak
mengandung asam lemak ataupun gliserol, karenanya tidak dapat mengalami
penyabunan. Steroid meliputi empat golongan, yaitu kolesterol, hormon,
adrenokortikoid, hormon seksual, dan asam empedu.
Kolesterol ditemukan dalam semua organisme dan
merupakan bahan awal untuk pembentukan asam empedu, hormon steroid, dan vitamin
D. Walaupun kolesterol esensial bagi mahluk hidup, tapi berimplikasi terhadap
pembentukan ‘plek’ pada dinding pembuluh nadi (suatu proese yang disebut
arteosclerosis, atau pengerasan pembuluh), bahkan dapat mengakibatkan
penyumbatan. Gejala ini penting terutama dalam pembuluh yang memasok darah ke
jantung. Penyumbatan pada pembuluh ini menimbulkan kerusakan jantung, yang pada
gilirannya dapat menimbulkan kematian akibat serangan jantung.
Hormon adrenokortikoid disintesis dalam kelenjar
adrenalin, yang terlibat dalam pengaturan air dan keseimbangan elektrolit,
serta dalam metabolisme protein dan karbohidrat. Misalnya, kortisol
memperlambat penyusunan protein sehingga asam amino normal yang dipakai untuk
tujuan ini dapat digunakan oleh hati untuk mensintesis glukosa ekstra.
Hormon seks yang penting pada laki-laki adalah
testoteron, hormon ini yang mengendalikan pertumbuhan reproduksi organ dan
rambut, serta untuk mengembangkan struktur otot dan suara khas laki-laki.
Terdapat dua jenis hormon seks perempuan, terutama progesteron dan golongan
estrogen, salah satunya adalah estradiol. Hormon-hormon ini menyebabkan
perubahan berkala dalam sel telur dan uterus yang bertanggung jawab terhadap
daur menstruasi. Selama kehamilan, progesteron berada pada tingkat yang tinggi,
dan dipertahankan untuk mencegah ovulation. Dan sebagai kendali terhadap
kelahiran menggunakan progesteron jenis tertentu yang disebut etinodiol
diasetat.
Lemak
adalah senyawa yang tidak larut dalam air yang dapat dipisahkan dari sel dan
jaringan dengan cara ekstrasi menggunakan pelarut organic yang non
polar,misalnya dietil eter atau kloroform. Oleh sebab itu,senyawa ini dibagi
menurut sifat fisiknya yaitu senyawa yang larut dalam pelarut non polar dan
yang tidak larut dalam air. Meskipun struktur lemak beracam macam semua lemak
mempunyai sifat struktur yang spesifik,yaitu mempunyai gugusan hidrokarbon
hidrofob yang banyak sekali dan sedikit gugusan hidro karbon hidrofil. Hal ini menggambarkan
sifat struktur lemak yang tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut non polar.
Minyak dan lemak tergolong
gliserida,yaitu ester antara gliserol dan asam lemak,dimana ketiga radikal
hidroksil dari gliserol semua diesterkan. Struktur kimia dari lemak yang
berasal dari hewan,manusia,tanaman maupun lemak sintetik,mempunyai bentuk umum
sebagai berikut :
D. SIFAT ASAM LEMAK
D. SIFAT ASAM LEMAK
1. Sifat-sifat
Fisis Lemak
o Titik lebur
(melting point) lemak relatif rendah,tetapi selalu lebih tinggi dari temperatur dimana ia menjadi padat kembali (setting
point). Misal lemak sapi mencair pada 49°C dan menjadi padat kembali pada 36°C.
Titik lebur lemak tergantung pada panjang pendeknya rantai karbon dari asam lemak
penyusunya dan banyak sedikitnya ikatan – ikatan rangkap. Makin panjang rantai
karbon tersebut makin tinggi titik lebur lemak, dan makin banyak ikatan rangkap
makin rendah titik leburnya. Misal titik lebur trimalpitin 66°C dan tristearin
71°C. Titik lebur triolein yang mempunyai tiga buah ikatan rangkap mempunyai
titik lebur -5°C.
o Lemak netral
tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut-pelarut lemak seperti
eter,chloroform,petroleumeter,carbon tetrakhlorida. Lemak dapat larut dalam
alkohol panas dan sedikit larut dalam alkohol dingin.
o Berat jenis
lemak padat sekitar 0.63,sedangkan minyak atau lemak cair 0.915-0.940,karena
berat jenis lemak lebih rendah dari pada berat jenis air menyebabkan lemak
menjadi terapung diatas air bila keduanya dicampur.
o Lemak murni
tidak berwarna,tidak berbau,tidak ada rasanya serta mempunyai sifat netral.
Lemak berbau atau berwarna disebabkan karena adanya figment-figment dari
asalnya atau mengalami perubahan struktur disebabkan pengaruh udara dalam
jangka waktu yang cukup lama. Beberapa minyak nabati yang berwarna kuning
disebabkan karena adanya figment seperti corotene dan xanthophyl.
2. Sifat-Sifat
Kimia Lemak
o Lemak dapat
dihidrolisasi dengan dipanaskan pada temperatur dan tekanan tinggi . Jika
didihkan pada tekanan biasa hidrolisa berjalan labat. Hidrolisa yang umum
dilakukan dengan basa kuat (NaOH/KOH),Dihasilkan gliserol dan garam yang
disebut sebagai sabun. Sabun dan gliserol larut dalam air. Untuk memisahkan
sabun dengan gliserol ditabahkan garam NaCL.
o Lemak tak jenuh
dapat mengaddisi hidrogen,sehingga menjadi lemak jenuh. Proses ini disebut
hidrogenasikatalitik sebab diperlukan katalisator,yaitu serbuk nikel,kadang
disebut juga proses pemadatan atau pengerasan lemak jenuh sebab pada proses ini
lemak tak jenuh(cair) menjadi lemak jenuh(padat)
o Bila lemak tak
jenuh ditambah beberapa tetes aquabromata dan kemudian campuran ini dikocok
maka warna dari aquabromata akan luntur. Dalam hal ini brom dari aquabromata
diaddisi oleh ikatan rangkap yang ada pada lemak tak jenuh tersebut. Disamping
mengaddisi brom,lemak tak jenuh dapat mengaddisi lod. Reaksinya identik dengan
reaksi diatas hanya brom diganti dengan lod.
o Hidrogenolisis
lemak dapat diartikan sebagai pembongkaran lemak oleh pengaruh hidrogen menjadi
alkohol. Untuk lemak tak jenuh mula – mula akan menjadi gliserol dan asam lemak
tak jenuh kemudian sam lemak tak jenuh yang terbentuk mengalai hidrogenasi
katalitik sehingga terbentuk alkohol jenuh.
o Reaksi penyebab
ketengikan ( rancidity) adalah perubahan kimia yang menimbulkan aroma/bau dan
rasa tidak enak pada lemak. Ketengikan pada lemak jenuh yang asa lemak
penyusunya mempunyai rantai pendek,dapat terjadi hanya karena pengaruh
hidrolisa. Sedangkan ketengikan lemak
tak jenuh yang asam lemak penyusunya mempunyai rantai panjang,dapat terjadi
melalui dua proses yaitu proses oksidasi dan hidrolisa. Penambahan oksigen atau
anti oksidan dapat mencegah terjadinya ketengikan.
E.REAKSI
PENTING ASAM LEMAK
Asam lemak merupakan suatu asam
karboksilat rantai panjang. Dengan demikian reaksi yang dapat terjadi pada asam
lemak hamper sama dengan reaaksi asam karboksilat.
1. Keasaman
Asam lemak tidak
menunjukan adanya variasi dalam hal keasaman. Hal tersebut dapat diketahui
dengan melihat tetapan keseteimbangan asam (pKa) masing-masing asam lemak. Asam
nonanoat mempunyai pKa yaitu 4,96; sedikit lemah dibandingkan dengan asam
asetat yaitu 4,76. Semakin meningkatnya panjang rantai, kelarutan asam lemak
dalam air berkurang drastis. Dengan demikian pH asam lemak rantai panjang
mempunyai pengaruh yyang kecil pada larutan berair (aqueous). Bahkan asam lemak
yang tak dapat larut dalam air akan larut dalam etanol, dan akan dikenai
titrasi dengan menggunakan larutan NaOH dan indikatior asam basa berupa pp.
Analisis ini digunakan untuk menentukan asam lemak bebas.
2. Hidrogenasi
dan pengerasan
Hidrogenasi asam
lemak tak jenuh dilakukan untuk membentuk asam lemak jenuh, yang cenderung
membentuk suatu bau tengik. Karena asam lemak jenuh mempunyai titik leleh yang
lebih tinggi daripada tak jenuh, proses ini disebut sebagai proses pengerasan.
Teknologi ini digunakan untuk mengubah minyak nabati menjadi margarine. Selama
hidrogenasi parsial, asam lemak tak jenuh dan berisomerisasi dengan cis ke
trans.
Pada reaksi varentrapp asam lemak tak jenuh tertentu
dipecah menggunakan basa.
3. Auto
oksidasi
Asam lemak tak
jenuh dapat melangsungkan perubahan kimia yang disebut auto oksidasi. Proses
ini membutuhkan oksigen (udara) dan dipacu oleh adanya logam. Minyak sayur tak
dapat mengalami proses auto oksidasi karena mengandung antioksidan bernama
tocopherol. Karena mengandung antioksidan, minyak sayuran baik untuk manusia. Minyak
dan lemak sering diperlakukan dengan agen pengkhelat sperti asam sitrat untuk
membuang katalis logam.
4. Ozonolisis
Asam lemak tak
jenuh mudah mengalami degradasi oleh ozon. Reaksi ini dilangsungkan dalam
produksi asam azelat ((CH2)7(CO2H)2)
dari asam oleat.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beberapa
kesimpulan dari makalah ini adalah:
o Fungsi
biologi protein dibagi menjadi beberapa golongan yaitu : enzim, protein
transport, protein nutrient atau penyimpan, protein kontraktil atau motil,
protein structural, protein pertahanan, protein pengatur.
o
Asam amino mempunyai
beberapa sifat, antara lain: Larut dalam air dan
pelarut polar lain, Tidak larut dalam pelarut nonpolar, seperti benzena dan
dietil eter, Mempunyai titik lebur lebih besar dibanding senyawa karboksilat
dan amina, Mempunyai momen dipol
besar, Bersifat elektrolit, Bersifat
amfoter, Dalam larutan dapat
membentuk ion zwitter, Mempunyai
kurva titrasi yang khas, Mempunyai pH isoelektrik, yaitu pH pada saat asam
amino tidak bermuatan.
o
Klasifikasi Lipid yaitu :
Lemak/Trigliserida, Fosfolipid, Malam/Lilin dan Steroid
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.medicastore.com/nutracare/isi_choless.php?isi_choless=kelainan_lipid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar