TUGAS AGAMA
MANUSIA SEBAGAI KHALIFA
OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.
SMAN 1 RAHA
2015
Manusia Sebagai Khalifah
Surat Al Baqarah : 30
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang
yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”.” (QS Al Baqarah
: 30)
a. Kandungan ayat
Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi agar manusia
dapat menjadi kalifah di muka bumi tersebut. Yang dimaksud dengan khalifah
ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa
yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya,
gunungnya, lautnya, perikanannya dan seyogyanya manusia harus mampu
memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatannya. Jika manusia
telah mampu menjalankan itu semuanya maka sunatullah yang menjadikan manusia
sebagai khalifah di bumi benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia
tersebut, terutama manusia yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SWT.
Kesimpulan kandungan Surat Al Baqarah : 30, diantaranya:
- Allah memberitahu kepada malaikat bahwa Allah akan menciptakan khalifah (wakil Allah) di bumi
- Allah memilih manusia menjadi khalifah di muka bumi
- malaikat menyangsikan kemampuan manusia dalam mengemban tugas sebagai manusia. Menurut pandangan malaikat, manusia suka membuat kerusakan dan menumpahkan darah
- Malaikat beranggapan bahwa yang pantas menjadi khalifah di bumi adalah dirinya. Malaikat merasa selalu bertasbih, bertauhid dan menyucikan Allah
- Allah lebih mengetahui apa yang tidak diketahui oleh malaikat
2. Surat Al Mukminun : 12-14
Bacalah Surat Al Mukminun ayat 12-14 berikut dengan fasih
dan benar! Teks lihat “google Al-Qur’an onlines”
Artinya: “12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. 13. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). 14.
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik.” (QS Al Mukminun : 12-14)
a. Kandungan ayat
Dalam surat Al Mukminun ayat 12-14 Allah SWT menerangkan
tentang proses penciptaan manusia. Sebelum para ahli dalam bidang kedokteran
modern mengetahui proses asal usul kejadian penciptaan manusia dalam rahim
ibunya, Allah SWT sudah terlebih dahulu mejelaskan perihal kejadian tersebut
dalam Al Qur’an seperti dalam surat Al Mukminun ayat 12-14, dan diperkuat oleh
ayat lainnya diantaranya Surat Al Hasyr ayat 24 yang berbunyi: Teks lihat
“google Al-Qur’an onlines”
Artinya : Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan,
yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang
di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS Al
Hasyr : 24)
Pada surat Al Mukminun ayat 12 -14 Allah SWT menjelaskan
bahwa proses penciptaan manusia dalam rahim ibunya terbagi menjadi 3 fase
yaitu:
- Fase air mani
- Fase segumpal darah
- Fase segumpal daging
Yang masing-masing fasenya memakan waktu 40 hari, hal ini
dijelaskan dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh bukhari:
Artinya :
Dari Abdullah bin Mas’ud ra.,ia berkata : Rasululla saw
bercerita kepada kami, beliaulah yang benar dan dibenarkan : “Sesungguhnva
penciptaan perseoranganmu terkumpul dalam perut ibunva empat puluh hari dan
empat puluh malam atau empat puluh malam, kemudian menjadi segumpal darah,
semisal itu (40 hari = pen) kemudian menjadi segumpal daging, semisal itu (40
hari = pen), kemudian Allah mengutus Malaikat, kemudian dipermaklumkan dengan
empat kata, kemudian malaikat mencari rizkinya, ajalnya (batas hidupnya), amalnya
serta celaka dan bahagianya kemudian Malaikat meniupkan ruh padanya.
Sesungguhnya salah seorang di antaramu niscaya beramal dengan amal ahli
(penghuni) sorga, sehingga jarak antara sorga dengan dia hanya satu hasta,
namun catatan mendahuluinya, maka ia beramal dengan penghuni neraka, maka ia
masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang diantaramu, beramal dengan amal
ahli neraka, sehingga jarak antara neraka dengan dia hanya satu hasta, namun
catatan mendahuinya, maka ia beramal dengan amal penghuni sorga, maka ia masuk
sorga. (Hadits
ditakhrij oleh Bukhari).
Sedangkan dalam surat Al Hasyr Allah menjelaskan bahwa janin
sebelum menjadi manusia sempurna juga mengalami tiga fase, yaitu:
- Taswir, yaitu digambarkan dengan bentuk garis-garis, waktunya setelah 42 hari
- Al Khalq, yaitu dibuat bagian-bagian tubuhnya
- Al Baru’, yaitu penyempurnaan terhadap bentuk janin
Kesimpulan kandungan surat Al Mukminun ayat 12-14 ini antara
lain:
- Menjelaskan tentang proses kejadian manusia
- Allah memberi kesempatan hidup di dunia kepada manusia
- Usia manusia ditentukan oleh Allah SWT
- Manusia diperintahkan untuk memikirkan proses kejadiannya agar tidak sombong kepada Allah dan sesama manusia
3. Surat Adz Dzariyat ayat 56
Bacalah surat Az Zariyat berikut ini dengan fasih dan benar!
Teks lihat “google Al-Qur’an onlines”
Artinya: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia
melainkan untuk menyembah kepadaku.” (QS Adz Zariyat : 56)
a. Kandungan ayat
Surat Adz dzariyat ayat 56 mengandung makna bahwa semua
makhluk Allah, termasuk jin dan manusia diciptakan oleh Allah SWT agar mereka
mau mengabdikan diri, taat, tunduk, serta menyembah hanya kepada Allah SWT.
Jadi selain fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi (fungsi horizontal),
manusia juga mempunya fungsi sebagai hamba yaitu menyembah penciptanya (fungsi
vertikal), dalam hal ini adalah menyembah Allah karena sesungguhnya Allah lah
yang menciptakan semua alam semesta ini.
Seperti diutarakan pada surat Al Mukminun ayat 12-14 bahwa
Allah SWT yang menciptakan manusia dari saripati tanah yang terkandung dalam
tetesan air yang hina, yaitu air mani, oleh karenanya merupakan suatu keharusan
bagi manusia untuk menyembah penciptanya, yang telah menjadikan manusia sebagai
makhluk mulia diantara makhluk lainnya.
4. Surat Al Hajj ayat 5
Bacalah surat Al Hajj ayat 5 berikut ini dengan fasih,
tartil, dan benar! Teks lihat “google Al-Qur’an onlines”
Artinya: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang
kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan
kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa
yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada
kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu
yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. “ (QS
Al Hajj : 5)
B. PROSES KEJADIAN MANUSIA
Manusia dalam pandangan Islam tediri atas dua unsur, yaitu
jasmani dan rohani. Jasmani manusia bersifat materi yang berasal dari
unsur-unsur sari pati tanah. Sedangkan roh manusia merupakan substansi
immateri, yang keberadaannya dia alam baqa nanti merupakan rahasia Allah
SWT. Proses kejadian manusia telah dijelaskan dalam Al Qur’anul Karim dan
Hadits Rasulullah SAW.
Tentang proses kejadian manusia, Allah SWT telah berfirman
dalam Al Qur’an surat Al Mukminun ayat 12 – 14 Teks lihat “google Al-Qur’an
onlines”
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan sari pati itu
air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudain airmani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS Al
Mukminun : 12-14).
Tentang proses kejadian manusia ini juga dapat dilihat dalam
pada QS As Sajadah ayat 7 – 9 yang berbunyi: Teks lihat “google Al-Qur’an
onlines”
Artinya : 7. yang membuat segala sesuatu yang Dia
ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. 8.
kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. 9. kemudian
Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur. (QS As Sajadah : 7 – 9)
Dalam hadits Rasulullah SAW tentang kejadian manusia, beliau
bersabda yang artinya: “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan kejadiannya
dalam perut ibunya 40 hari sebagai nutfah, kemudain sebagai alaqah seperti itu
pula (40 hari), lalu sebagai mudgah seperti itu, kemudian diutus malaikat
kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan ruh kedalam tubuhnya.” (Hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari r.a dan muslim)
Ketika masih berbentuk janin sampai umur empat bulan, embrio
manusia belum mempunyai ruh, karena baru ditiupkan ke janin itu setelah berumur
4 bulan (4X30 hari). Oleh karena itu, yang menghidupkan tubuh manusia itu bukan
roh, tetapi kehidupan itu sendiri sudah ada semenjak manusia dalam bentuk
nutfah. Roh yang bersifat immateri mempunyai dua daya, yaitu daya pikir yang
disebut dengan akal yang berpusat diotak, serta daya rasa yang disebut kalbu
yang berpusat di dada. Keduanya merupakan substansi dai roh manusia.
C. PERANAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH
Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka
bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai
hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah). Kedua, memelihara
bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah).
1. Memakmurkan Bumi
Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah
SWT. Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya
umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dinikmati secara
adil dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah. Sehingga
generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu.
2. Memelihara Bumi
Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara
akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari
kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan
sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangata potensial merusak
alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.
Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan
manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau
penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar
memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud
adalah agama (Islam).
Mengapa Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk
memelihara bumi dari kerusakan?, karena sesungguhnya manusia lebih banyak yang
membangkang dibanding yang benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan
cenderung untuk berbuat kerusakan, hal ini sudah terjadi pada masa nabi – nabi
sebelum nabi Muhammad SAW dimana umat para nabi tersebut lebih senang berbuat
kerusakan dari pada berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil, seperti
yang Allah sebutkan dalam firmannya dalam surat Al Isra ayat 4 yang berbunyi :
Teks lihat “google Al-Qur’an onlines”
Artinya : dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil
dalam kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua
kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar“.
(QS Al Isra : 4)
Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita
akan menjalankan fungsi sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan
pengrusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Seperti firmannya
dalam surat Al Qashash ayat 77 yang berbunyi: Teks lihat “google Al-Qur’an
onlines”
Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan. (QS AL Qashash : 7)
D. TUGAS MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
Manusia diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya.
Kata menyembah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun.
Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah
yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.
1. Ibadah muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah
ditentukan waktunya, tata caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas,
baik Al Qur’an maupun hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi.
Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.
2. Ibadah ‘ammah (umum), yaitu pengabdian yang
dilakuakn oleh manusia yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas dan kegiatan
hidup yang dilaksanakan dalam konteks mencari keridhaan Allah SWT
Jadi, setiap insan tujuan hidupnya adalah untuk mencari
keridhaan Allah SWT, karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah k=jiwa
yang berbahagia, mendapat ketenangan, terjauhkan dari kegelisahan dan
kesengsaraan bathin. Sedankan diakhirat kelak, kita akan memperoleh imbalan
surga dan dimasukkan dalam kelompok hamba-hamba Allah SWT yang istimewa.
Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhainya. Maka masuklah dalam
jamaah hamba-hambaku. Dan masuklah ke dalam surgaku.” (QS Al Fajr : 27-30)
Selama hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan
diri kepada Allah. Seluruh aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah
kepadanya. Islam telah memberi petunjuk kepada manusia tentang tata cara
beribadah kepada Allah. Apa-apa yang dilakukan manusia sejak bangun tidur
samapai akan tidur harus disesuaikan dengan ajaran Islam.
Jin dan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT mempunayi
tugas pokok di muka bumi, yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT. Pengabdian
yang dikehendaki oleh Allah SWT adlah bertauhid kepadanya, yakni bersaksi bahwa
tiada tuhan selain Allah. Jin dan manusia wajib mengesakan Allah dalam segala
situasi dan kondisi, baik dalam keadaan suka maupun duka.
Petunjuk Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat
dan patuh kepada Allah dan rasulnya, serta berjihad dijalannya. Taat kepada
Allah dibuktikan dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi segala
larangannya. Taat kepada rasul berarti bersedia menjalankan sunah-sunahnya.
Kesiapan itu lalu ditambah dengan keseriusan berjihad, berjuang di jalan Allah
dengan mengorbankan harta, tenaga, waktu, bahkan jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar