do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Sabtu, 10 Juli 2010

Allah Menciptakan Adam dan Hikmahnya


Penulis : Syaikh Abdurrahman As Sa’ady
Penciptaan Adam, sebagai Bapak seluruh manusia, sempat dipertanyakan oleh malaikat. Mengapa Allah menciptakan makhluk yang suka membuat kerusakan dan pertumpahan darah? Namun Allah memiliki hikmah tersendiri di balik penciptaan Adam tersebut.
Setiap saat, detik demi detik, tak ada satu pun perbuatan atau ucapan yang luput dari kehendak Allah dan kemampuan-Nya. Ini sesuai dengan hikmah Allah yang Maha Hikmah pada seluruh Qadha dan Qadhar-Nya. Dan Allah Maha Hikmah pada seluruh apa yang Ia syariatkan untuk hamba-hamba-Nya.
Sehingga ketika hikmah-Nya yang menyeluruh, ilmu-Nya yang mencakup segala sesuatu, dan rahmat-Nya yang sempurna menuntut penciptaan Adam ‘Alahi Shallatu Wa Sallam, ayah seluruh manusia, Allah kabarkan hal ini kepada malaikat melalui firman-Nya :
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan Khalifah di muka bumi.” (Al Baqarah: 30)
Hal ini dimaksudkan untuk menggantikan makhluk-makhluk sebelumnya yang hanya diketahui oleh Allah. Dan saat itu para Malaikat menjawab :
Mengapa Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah “.(Al Baqarah: 30)
Di satu sisi, ini merupakan bentuk penghormatan dan pengagungan para malaikat kepada Allah ketika menciptakan makhluk yang menyerupai akhlak makhluk-makhluk yang awal. Atau Allah khabarkan kepada Malaikat tentang penciptaan Adam ‘alaihis salam dan apa yang akan dilakukan oleh anak keturunannya yang jahat. Allah katakan kepada mereka :
Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak Engkau ketahui.” (Al Baqarah:30)
Dalam ayat ini, Allah sendiri yang memberitakan kesempurnaan ilmu-Nya. Yakni mencakup segala sesuatu termasuk kebaikan dan manfaat yang tidak terhitung dari penciptaan manusia. Dan kita wajib meyakini kekuasaan ilmu Allah dan hikmah-Nya. Allah tidak menciptakan sesuatu yang tiada gunanya dan tiada mengandung hikmah padanya.
Dalam ayat selanjutnya, Allah kemudian menerangkan kepada para malaikat tersebut secara terperinci mengapa Allah menciptakan Adam dengan tangan-Nya sendiri. Yaitu sebagai penghormatan kepadanya di atas seluruh makhluk.
Ayat ini menjadi salah satu bukti bahwa Allah memiliki kedua tangan yang hakiki seperti yang secara jelas disebut dalam kisah Nabi Adam ‘alaihis salam itu.
Terhadap apa yang Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku”.
Namun tentu saja dzat Allah tidak seperti dzat-dzat makhluk. Begitu juga dengan sifat-sifat-Nya, tidak seperti sifat-sifat makhluk.
Dalam proses penciptaan Adam itu juga dijelaskan, Allah menggenggam seluruh bumi dalam satu genggaman yang lunak dan yang keras, serta yang baik dan buruk. Ini dimaksudkan agar keturunannya sesuai dengan tabiat-tabiat ini.
Maka jadilah dia pada awalnya sebagai tanah. Lalu Allah lemparkan air sehingga menjadi lumpur. Ketika masa tetapnya air pada lumpur itu memanjang, berubahlah tanah liat tersebut menjadi lumpur hitam yang juga ikut berubah baunya. Lalu Allah keringkan setelah dibentuk menjadi semacam tembikar (tanah liat kering) yang memiliki bunyi.
Dalam proses ini, dia adalah sebuah jasad tanpa roh. Sehingga ketika penciptaan jasmaninya telah sempurna, Allah meniupkan roh kepada jasad itu. Berubahlah jasad itu dari benda mati menjadi sesuatu yang hidup, yang memiliki tulang, daging, urat, otot, dan roh.
Itulah hakekat manusia, Allah menyiapkannya untuk segala ilmu dan kebaikan, lalu Allah sempurnakan nikmat padanya sehingga mengajarinya nama segala sesuatu. Allah bermaksud memperlihatkan malaikat akan kesempurnaan makhluk ini sehingga Allah perlihatkan benda-benda dan berkata kepada mereka:
Sebutkanlah nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar”. (Al Baqarah: 31)
Maka malaikat-malaikat tersebut tidak mampu menyebut nama benda-benda itu. Padahal terkandung dalam ucapan para malaikat sebelumnya bahwa tidak diciptakannya Adam ‘alaihis sallam adalah lebih baik. Ini sesuai dengan yang nampak pada mereka saat itu. Mereka berkata :
“Maha Suci Engkau tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Al Baqarah: 32).
Allah berfirman :
Ya Adam, khabarkanlah kepada mereka nama benda-benda itu”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan kamu sembunyikan?” (Al Baqarah: 33).
Para malaikat kemudian menyaksikan kesempurnaan makhluk ini serta ilmunya yang tidak mereka sangka.
Faedah Yang Bisa Dipetik:
1. Di dalamnya terdapat keutamaan ilmu. Bahwasanya para malaikat tidak mengetahui dengan jelas keutamaan Adam dan ilmu yang dimilikinya. Dengan itu, para malaikat mengetahui kesempurnaan Adam sehingga ia berhak untuk dihormati.
2. Bahwasannya orang yang diberi karunia oleh Allah dengan ilmu hendaknya mengakui nikmat Allah kepadanya. Dan menyatakan seperti para malaikat dan Rasul: Maha Suci Engkau, kami tidak memiliki ilmu selain apa yang Engkau ajarkan. Kita juga harus berhati-hati untuk berbicara dengan sesuatu yang tidak diketahui. Karena sesungguhnya ilmu adalah karunia Allah yang terbesar. Dan cara mensyukuri nikmat tersebut di antaranya dengan mengakui ilmu yang dimiliki dari Allah dan banyak memuji-Nya atas pemberian ilmu tersebut. Mengajarkannya kepada manusia, serta berhenti pada sebatas apa yang dia ketahui dan diam pada apa yang tidak diketahui.
Dengan ini, para malaikat mengakui kesempurnaan hikmah Allah dengan rinci dan menyaksikan langsung sehingga mereka mengagungkan Nabi Adam dengan benar-benar. Allah menginginkan para malaikat ini menampakkan penghormatan tersebut baik secara lahir maupun batin. Maka Allah berfirman :
Sujudlah kalian kepada Adam”.
Sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Adam, sebagai bentuk ketaatan dan ibadah para malaikat kepada Rabbnya. Dan dengan rasa cinta dan merendah (kepada-Nya), mereka semuanya bersujud dengan segera.
Dikutip dari: http://www.asysyariah.com Penulis : Disadur dari tulisan Syaikh Abdurrahman As Sa’ady Judul: Hikmah Penciptaan Adam

Tidak ada komentar: