do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Rabu, 31 Agustus 2011

Desain Pemasaran Usaha Kecil

Motivator pemasaran James Gwee menilai Usaha Kecil Dan Menengah perlu membuat desain rencana pemasaran secara baik dan tepat, agar dapat meningkatkan penjualannya. Akan tetapi, hal itu perlu didukung pemberdayaan tim marketing.”Kebijakan produk, harga, dan promosi merupakan bagian pokok strategi marketing. Marketing plan harus didesain secara kuantitatif,” kata Gwee dalam seminar Designing a Winning Marketing Plan, akhir pekan lalu. Gwee menyebutkan manfaat rencana pemasaran antara lain sebagai peta jalan bagi seluruh tim, alat bantu staf baru, perencanaan personalia, alat koordinasi dan komunikasi, komitmen setiap anggota tim, alat evaluasi, rencana berkelanjutan, dan pengawasan implementasi.
Manajer pemasaran, lanjutnya, harus membuat struktur organisasi penjualan, seperti berdasarkan geografis, produk, pelanggan, industri, dan aktivitas. Adapun sukses implementasi tergantung pada kepemimpinan, perencanaan yang terkonsolidasi, menggunakan ukuran kuantitatif, membuat tanggung jawab spesifik, penanggalan aktivitas, hingga penghargaan dan penalti.
(Galeriukm).

Sumber :http://smecda.com

Selasa, 30 Agustus 2011

Seberapa Jauh Anda Siap Berwirausaha

Dalam memulai berwirausaha banyak orang mengatakan modal nekat dan segera bertindak. Hal tersebut ada benarnya, banyak orang berhasil dengan modal itu namun banyak pula yang tidak kunjung menemui keberhasilan. Meski secara kasat mata sama, namun berbeda orang memiliki kesiapan yang berbeda dalam memulai kegiatan wirausaha. Dan ini yang perlu dipersiapkan dan dipertanyakan pada diri kita masing-masing. Dengan begitu resiko kegagalan bisa diminimalkan dan dipersiapkan antisipasi sebelumnya.
Jiwa dan semangat wirausaha dipercaya merupakan kunci utama membangun kesejahteraan dan kemakmuran seseorang. Semangat wirausaha atau enterpreneurship tidak hanya berlaku bagi lingkungan bisnis semata tetapi juga bidang kehidupan yang lain. Misalnya saja dalam bidang Pemerintahan, Goverment enterpreneur mengelola dan memimpin sebuah lembaga pemerintahan dengan jiwa dan kecakapan seorang enterpreneur untuk kesejahteraan rakyatnya.
Social enterpreneur, merupakan orang yang mengorganisasi aktifitas sosial dengan jiwa dan keterampilan enterpreneur dan juga Academic enterpreneur. Semangat dan jiwa enterpreneur juga bisa dimiliki oleh karyawan sebuah perusahaan, meski ia orang gajian tetapi jiwa dan pola berfikirnya adalah seorang enterpreneur. Model terakhir sering diistilahkan dengan Intrapreneur.
Apapun profesi dan peran anda tidak tertutup kemungkinan untuk menjadi dan berlaku sebagai seorang pelaku wirausaha. Hal yang berbeda antara seorang pengusaha dengan seorang enterpreneur/wirausaha. Pengusaha belum tentu seorang enterpreneur. Bagi anda yang bersiap merintis usaha sendiri dan memasuki dunia wirausaha tentu ada beberapa persiapan non material yang perlu dipertanyakan pada diri anda sendiri. Hal ini penting karena jalan berwirausaha adalah jalan berliku dan mendaki, namun puncak kebahagiaan menanti.
Untuk mengukur seberapa jauh anda siap menjadi seorang enterpreneur jawablah tujuh pertanyaan dari Pak Ciputra yang disebut dengan IR CIPUTRA’S 7 QUESTION FOR NEW ENTERPRENEUR. Pertanyaan tersebut merupakan pengalaman empiris Pak Ci selama berpuluh-puluh tahun menapaki kehidupan berwirausaha.
1. Apakah Anda sangat berhasrat untuk menjadi seorang enterpreneur?
Keinginan besar menjadi modal utama dalam berwirausaha, iseng-iseng tidak cukup kuat untuk menghadapi tantangan berwirausaha yang sangat berat. Dalam berwirausaha Anda harus siap dan berani bekerja dengan waktu yang lebih panjang, mencoba hal baru,tetap berusaha meski gagal dan ditolak serta mau belajar dari kegagalan.
2.Apakah Anda melihat sebuah kesempatan besar melayani pasar secara kreatif?
Kesuksesan orang lain tidak bisa dicopikan kepada diri anda. Peluang usaha bisa datang kepada diri anda jika anda bisa lebih kreatif melihat dan menghadirkan peluang tersebut. Semakin anda memiliki kreativitas yang besar semkin banyak peluang usaha diciptakan. Iniklah pentingnya anda selalu mengasah kreatifitas.
3.Apakah anda telah menciptakan sebuah produk inovatif yang ketika anda tawarkan maka prospek anda tidak mampu mengatakan tidak?
Sebuah produk inovatif memberikan nilai tambah yang maksimum sehingga konsumen tidak bisa mengatakan tidak ketika anda tawarkan.
4.Apakah anda memiliki kapasitas untuk memenangkan persaingan secara efektif?
Kunci dalam memenagkan persaingan adalah masuk kepada sebuah pasar dengan memperhitungkan apa yang dilakukan pesaing. Pastikan bahwa pelanggan memilih Anda dan ini bisa terjadi jika anda lebih baik dan berbeda.
5.Apakah anda tahu bagaimana caranya menghasilkan produk atau jasa yang ingin anda pasarkan dengan cara yang paling efisien?
6. Apakah anda tahu bagaimana caranya mendanai keseluruhan usaha baru anda dengan biaya termurah serta resiko terendah sementara hasil terbaik tetap dapat anda dapatkan?
Mendapatkan dana atau modal bagi usaha baru anda bisa datang dari banyak kemungkinan tergantung pada kondisi dan beberapa hal lainnya. Misalnya saja pinjam modal usaha dari Bank, pinjam modal usaha dari teman, saudara dan lain sebagainya. Selain itu anda bisa mengajak orang lain untuk menanam saham atau memberikan tawaran kerjasama bisnis dengan orang lain.Pilihlah hal yang paling baik bagi anda.
7. Apakah Anda siap menghadapi tuntutan kerja keras, resiko gagal dan rugi?
Setiap rencana dan usaha yang kita lakukan selalu ada kekurangan, bersiaplah menghadapi kegagalan. Lakukan penyesuaian-penyesuaian dan kalkulasi yang matang.
Jawaban dari pertanyaan di atas merupakan kondisi anda dalam bersiap menjadi seorang wirausahawan, jika belum siap, perbaiki diri dan bersiap menyongsong kehidupan sejahtera melalui wirausaha.(Galeriukm).
Sumber:
Ciputra Quantum Leap, Enterpreneurship Mengubah Masa Depan Bangsa dan Masa Depan Anda

Senin, 29 Agustus 2011

Menjadi Enterpreneur

Menjadi Enterpreneur atau berwirausaha? Siapa Takut..? Mengapa menjadi enterpreneur adalah salah satu jawaban menuju kesuksesan? Gelombang krisis ekonomi yang melanda dunia dan Indonesia diikuti dengan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran. Hal tersebut telah menimbulkan keterpurukan ekonomi di berbagai negara termasuk juga Indonesia. Dari sekian banyak pekerja yang terkena PHK tersebut memiliki latar belakang pendidikan yang cukup tinggi. Salah satu jalan untuk mengatasi krisis adalah menggerakkan roda ekonomi dengan berwirausaha. Jika sebagian dari korban PHK tersebut beralih menjadi enterpreneur tentu akan semakin cepat pulih dari  kondisi keterpurukan ekonomi. Menjadi enterpreneur atau melakukan kegiatan wirausaha merupakan solusi kongkrit untuk mengatasi permasalahan krisis perekonomian. Sektor Wirausaha dan sektor Usaha Kecil Menengah merupakan bidang usaha yang terbukti tahan krisis.
Menurut McClelland, suatu negara akan bisa menjadi makmur jika memiliki jumlah enterpreneur atau pelaku wirausaha sebesar 2% dari jumlah penduduk. AS pada tahun 2007 sudah memiliki enterpreneur sebesar 11.5 %. Jadi untuk Indonesia semestinya memiliki enterpreneur paling tidak sekitar 4.4 juta agar menjadi negara makmur. Melihat fakta-fakta tersebut kata kuncinya adalah memperluas sektor wirausaha dan mengkondisikan masyarakat untuk melakukan kegiatan eonomi di sektor wirausaha atau Menjadi Enterpreneur. Salah satu kunci untuk membuka peluang wirausaha adalah  harus berani memulai untuk berwirusaha.
Menjadi Enterpreneur apakah berani saja sudah cukup? Tentu saja hanya bermodal berani tidak akan cukup. Selain keberanian juga diperlukan kegigihan dalam berwirausaha, tidak mengenal putus asa dalam berusaha. Kegagalan merupakan sesuatu yang biasa dalam rangka belajar meningkatkan pemahaman kita tentang  suatu usaha. Masa  depan kita, baik tidaknya kita tergantung pada kita sendiri bukan orang lain. Maka jalan yang harus ditewmpuh adalah secara proaktif membuat diri kita menjadi baik. Semua orang berhak dan bisa menjadi seorang enterpreneur yang sukses jika melakukan dan memenuhi syarat-syaratnya. Agar hak untuk menjadi sukses dalam berwiraswasta maka ada beberapa kiat-kiat yang harus dipenuhi sebelum menjadi enterpreneur yang sukses. Berikut Kiat-kiat menjadi enterpreneur yang sukses:
1. Memiliki Sikap Mental Positif
Salah satu kiat sukses dalam berwirausaha atau menjadi enterpreneur adalah sikap mental positif yang melekat pada diri seorang enterpreneur. Sikap mental adalah cara mengekspresikan atau mengkomunikasikan suasana hati kepasa orang lain. Jika sikap mental kita positif maka kita disebut sebagai orang yang memiliki sikap mental positif. Sebaliknya jika ekspresi kita kepada orang lain negatif, maka kits memiliki sikap mental negatif. Sikap mental positif merupakan sikap mutlak dan menonjol yang harus dimiliki seorang enterpreneur. Dunia wirausaha adalah dunia relasi sehingga sikap mental positif sangat mendukung kesuksesan berwirausaha.
2. Memiliki Mimpi dan berusaha mewujudkan.
Mimpi adalah dasar seseorang dalam menjalankan kegiatan wirausaha. Seorang enterpreneur memulai kegiatan berwirausaha dari mimpi-mimpi dan harapan yang tinggi. Dalam bahasa manajemen mimpi disebut visi. Mimpi merupakan sesuatu yang seakan-akan tidak mungkin dicapai. Mimpi akan sesuatu yang bersifat ideal tetapi juga memiliki kemauan untuk mewujudkan menjadi dasar kesuksesan seorang enterpreneur. Meski memiliki mimpi yang tinggi, seorang enterpreneur tidak lupa melakukan tindakan nyata, tidak sekedar berangan-angan. Mimpi dan rencana besar saja tidak cukup bagi seorang enterpreneur, tetapi mimpi yang diikuti dengan tindakan nyata.
3. Strategi Sukses
Banyak orang sukses di sekitar kita dan banyak teori serta rahasia agar orang menjadi sukses. Enterpreneur selalu belajar dari kesuksesan dan kegagalan orang lain. Berwirausaha tidak mengenal berhenti belajar, kegagalan orang lain dijadikan masukan bagi enterpreneur agar tidak terulang pada dirinya. Kesuksesan orang lain bisa dkembangkan menjadi kesuksesan bagi dirinya. Strategi untuk mengembangkan bisnis bisa berangkat dari adopsi dan perubahan strategi sukses bisis orang lain.
4. Menerima Kegagalan
Tidak ada orang sukses yang tidak gagal sebelumnya. Waktu seorang anak kecil belajar naik sepeda, berapa kali dia terjatuh sebelum akhirnya dia bisa naik sepeda. Tapi setiap kali dia terjatuh pernahkan dia menganggap bahwa ia telah gagal? Jawabannya tentu tidak!
Tidak pernah ada dalam kamus anak belajar naik sepeda “Konsep Kegagalan”, yang dilakukan adalah terus mencoba dan belajar. Demikian juga dengan suatu usaha menjadi enterpreneur, kegagalan bukan menyurutkan semangat tetapi justru menjadi pemicu untuk menjadi lebih baik. Jadi terimalah kegagalan, tapi jangan membuat berputus asa.
5.Doa
Tidak ada yang memiliki kuasa yang lebih tinggi kecuali kuasa dari Tuhan. Jika Tukan menghendaki kita berhasil maka, kita akan berhasil. tetapi kita dianjurkan untuk meminta keberhasilan itu, dan janji Tuhan akan mengabulkan permohonan hambanya.
Sumber
1. Kiat Sukses Menjadi Enterpreneur Bagi orang Biasa, M Suyanto.
2. Menjadi enterpreneur, Kenapa Tidak?, H Rahmad Ali.

Minggu, 28 Agustus 2011

Ukuran Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan di mana keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efi sien dan lebih efektif. Apabilapelan pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan,
maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efi sien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan suatu sistem penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran.
Oleh karena pendekatan partisipatif diperlukan di dalam mengumpulkan data, maka sangat direkomendasikan agar enumerator yang akan mengumpulkan data dibekali terlebih dahulu pengetahuan tentang pelayanan pelanggan.
Cara sederhana yang digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:
a. Sistem Keluhan dan Saran
Industri yang berwawasan pelanggan akan menyediakan formulir bagi pelanggan untuk melaporkan kesukaan dan keluhannya. Selain itu dapat berupa kotak saran dan telepon pengaduan bagi pelanggan. Alur informasi ini memberikan banyak gagasan baik dan industri dapat bergerak lebih cepat untuk menyelesaikan masalah.
b. Survei Kepuasan Pelanggan
Industri tidak dapat menggunakan tingkat keluhan sebagai ukuran kepuasan pelanggan. Industri yang responsif mengukur kepuasan pelanggan dengan mengadakan survei berkala, yaitu dengan mengirimkan daftar pertanyaan atau menelpon secara acak dari pelanggan untuk mengetahui perasaan mereka terhadap berbagai kinerja industri. Selain itu, juga ditanyakan tentang kinerja industri saingannya.
c. Ghost Shopping (Pelanggan Bayangan)
Pelanggan bayangan adalah menyuruh orang berpura-pura menjadi pelanggan dan melaporkan titik-titik kuat maupun titik-titik lemah yang dialami waktu membeli produk dari industri sendiri maupun industri saingannya. Selain itu pelanggan bayangan melaporkan apakah wiraniaga yang menangani produk dari industri.
d. Analisa Pelanggan yang Beralih
Industri dapat menghubungi pelanggan yang tidak membeli lagi atau berganti pemasok untuk mengetahui penyebabnya (apakah harganya tinggi, pelayanan kurang baik, produknya kurang dapat diandalkan dan seterusnya, sehingga dapat diketahui tingkat kehilangan pelanggan.(Galeriukm).
Sumber:
http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1990166-mengukur-kepuasan-pelanggan/

Sabtu, 27 Agustus 2011

Sukses Bisnis, Tidak Semata-Mata Pendidikan Formal

BANYAK orang yang beranggapan pendidikan adalah satu-satunya jalan menuju sukses. Sementara memperbanyak gelar sarjana dapat menjadi modal untuk menimba pundi-pundi uang kelak. Namun, banyak juga yang meragukan anggapan itu. Kalangan ini menganggap, pendidikan bukan satu-satunya opsi untuk mencapai sukses. Setidaknya, anggapan yang menyebutkan pendidikan adalah opsi tunggal meraih sukses akan terpatahkan jika melihat sejumlah orang yang sukses di puncak karier tanpa menyandang gelar sarjana. Sebab, tidak sedikit para petinggi, bahkan pemilik perusahaan di dunia yang justru sama sekali tidak pernah menikmati bangku kuliah. Mereka yang kurang dalam hal pendidikan formal, justru memiliki kegigihan, pemikiran, dan kekuatan intuisi bisnis. Inilah yang umumnya menjadi modal bagi orang-orang yang tidak menyandang gelar sarjana.
Tengok saja kisah Richard Branson, Chief Executive Officer (CEO) Virgin Group.Pria kelahiran Blackheath, London, Inggris 18 Juli 1950, ini sukses mendirikan bisnis pertama kali pada umur 16 tahun, ketika memublikasikan sebuah majalah bernama Student. Kemudian, pada 1970, dia mendirikan sebuah bisnis audio record mail-order. Dua tahun kemudian dia memiliki retail toko kaset Virgin Records di London yang kemudian menjadi Virgin Megastores. Saat itu, artis Virgin pertama Mike Oldfield, mereka album Tubular Bells. Sejak saat itu, sejumlah nama artis kenamaan seperti Ben Harper, Fatboy Slim, Perry Farrell, Gorillaz, Lenny Kravitz, Janet Jackson, dan The Rolling Stones membuat Virgin Music menjadi industri rekaman nomor satu di dunia.
Merek Virgin yang diciptakan Branson tumbuh pesat pada era 1980-an. Ini setelah dia mendirikan Virgin Atlantic Airways dan melakukan ekspansi untuk Virgin Records. Branson menjual hak kekayaan Virgin Music Group (label rekaman, publikasi album musik, dan studio rekaman) pada 1992 seharga USD1 miliar. Kendati demikian, dia tetap menjadi pimpinan Virgin Group yang saat ini meliputi Virgin Atlantic (penerbangan), penerbitan buku, permainan (games), produk perawatan kesehatan, limosin, megastores, dan hotel.
Menariknya, meski sukses di dunia bisnis, Branson tidak pernah merasakan bangku kuliah. Kendati tidak pernah merasakan bangku kuliah, pada 1993 Branson mendapat gelar doktor kehormatan bidang teknologi dari Loughborough University.
Sumber:
http://suar.okezone.com/read/2010/12/27/283/407383/gigih-semangat-dan-intuisi-bisnis


Jumat, 26 Agustus 2011

Tips Mengoptimalkan Promosi Usaha

Promosi usaha menjadi faktor penting dalam suksesnya pemasaran sebuah produk. Ada banyak cara orang melakukan promosi, namun tidak semua cara promosi tepat untuk setiap produk. Bahkan satu cara promosi yang efektif saat ini belum tentu efektif untuk masa yang lain. Karena itu diperlukan pemahaman bagaimana promosi bisa dilakukan dengan efektif, efisien dan tepat sasaran. Menjadi sia-sia biaya promosi yang besar sudah dikeluarkan tetapi tidak tepat pada sasaran.
Saat ini kita dihadapkan pada pelanggan yang semakin kritis, informasi juga mudah diperoleh oleh pelanggan baik lewat media televisi, koran, majalah, internet, radio, billboard, handphone dan sebagainya. Namun sayang banyak perusahaan yang membuang dana promosi pemasaran begitu saja, karena ada beberapa kesalahan yang mereka buat.
Untuk mengoptimalkan Promosi usaha , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh marketing sebelum melakukan promosi usaha. Berikut beberapa Tips untuk mengoptimalkan Promosi usaha:
1. Marketing is Communication and Education.
Apakah anda sudah mengkomunikasikan promosi pemasaran anda dengan baik ke calon pelanggan anda?. Apakah pelanggan anda mengerti dan memahami apa yang anda tawarkan kepada mereka ? Apakah komunikasi anda mendatangkan respon yang positif dari calon pelanggan anda?. Apakah promosi pemasaran anda berisi pendidikan, yang membuat calon pelanggan anda dari yang tidak tahu menjadi tahu tentang produk anda?
2. Marketing starts well before the first purchase and continues well after the last sale.
Kegiatan marketing di awal sangatlah penting agar terjadi penjualan. Tanpa marketing yang tepat maka relatif tidak akan terjadi penjualan. Para pemasar sering terlena dan sering beranggapan bahwa kegiatan marketing hanya dilakukan sebelum penjualan. Persaingan saat ini menuntut seorang pemasar melakukan aktivitas marketing juga setelah terjadi penjualan. Tujuan dari hal ini adalah, agar pelanggan anda melakukan transaksi penjualan kembali ke anda dan tidak beralih ke pesaing anda. Salah satu contoh : Saya sangat suka dengan sms dari salah satu perusahaan jasa service mobil, setiap 3 bulan sekali pasti mengirimkan sms yang intinya adalah mobil saya perlu diservice kembali agar mobil saya dalam kondisi prima.
3. Under promising and over delivering.
Pelanggan anda akan puas jika anda tidak berjanji tetapi anda memberikan kejutan. Atau anda memberikan produk atau layanan yang melebihi apa yang anda janjikan. Contoh sederhana : anda berjanji untuk mengirimkan barang dalam 1 minggu, tetapi kenyataanya pelanggan anda menerima barang dalam waktu 5 hari.
4. Building the right marketing campaign.
Ada 5 hal utama yang sering dilupakan oleh para pemasar saat melakukan promosi marketing :
A. WHO
“WHO” berarti berbicara tentang : siapa target market anda, siapakah yang anda harapkan untuk dapat membeli produk anda?. Anda sebagai pimpinan harus mengetahui secara detail siapakah target market anda, bukan hanya anda tetapi semua team anda juga perlu mengerti dan memahami betul siapakah target market produk anda.
B. WHERE.
“WHERE” berarti dimanakah konsentrasi terbesar target market anda berkumpul. Contohnya : Asosiasi, Bank, perumahan, Gym, Café dan club, mall, tempat ibadah, gedung perkantoran. Tempat apa yang sering mereka kunjungi, majalah atau media apa saja yang sering mereka baca atau lihat. Dengan mengetahui hal ini maka anda dapat melakukan promosi pemasaran ke tempat atau media yang sering mereka gunakan.
C. WHAT.
“WHAT” berkaitan dengan hal utama apa yang dibutuhkan dan menarik bagi pelanggan anda. Apa yang menjadi komplain mereka saat ini dan apakah anda dapat mengatasi atau menawarkan solusi kepada mereka?. Jika anda dapat menawarkan sesuatu yang menarik buat mereka maka produk anda akan diminati oleh mereka.
D. WHY.
“WHY” berkaitan dengan pertanyaan : Mengapa calon pelangan anda harus memilih perusahaan dan produk anda?. Apa yang menjadi feature produk anda?, apa keuntungan menggunakan produk anda? dan apa benefit emosional yang dapat pelanggan anda peroleh jika menggunakan produk anda?.
E. HOW.
Setelah anda mengetahui dan menetapkan 4 hal diatas : WHO, WHERE, WHAT dan WHY, maka anda saat ini tinggal menemukan bagaimana anda mengkomunikasikan tentang produk anda ke tempat atau media yang digunakan oleh target market anda. Media apa saja yang anda gunakan, misal : brosur, CD, DVD, multimedia, standing barner, billboard, neon sign, booklet, social media, internet, pameran, seminar, door to door sales dan lain sebagainya.
Dengan menerapkan hal hal diatas secara tepat dan konsisten maka promosi pemasaran akan mendatangkan hasil untuk perusahaan anda. (Galeriukm).
Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/1292520984/hal-yang-harus-diingat-agar-promosi-berhasil

Kamis, 25 Agustus 2011

Belajar Dari Peluang Bisnis Yang Sedang Tren

Bisnis apa yang sedang tren? Pertanyaan tersebut sering diajukan bagi kita yang akan merintis bisnis. Wajar saja pertanyaan tersebut diajukan, karena bisnis yang sedang tren memang menawarkan keuntungan yang lumayan tinggi. Selain itu bisnis yang sedang tren disebabkan permintaan pasar akan produk bisnis tersebut cukup tinggi, namun demikian bisnis yang sedang tren memiliki masa yang tidak panjang. Saat Bisnis yang sedang tren sudah tidak tren lagi maka bisnis ini tidak akan menguntungkan lagi. Dalam bisnis ini, siapa yang cepat dia akan dapat.
Belajar dari hal tersebut boleh-boleh saja kita menggeluti bisnis-bisnis yang sedang tren, namun perlu waspada, jeli dan hati-hati. Banyak contoh orang yang sukses menekuni bisnis yang sedang tren, namun tidak sedikit yang gagal total karena memulai bisnis saat tren sudah mulai menurun.
Beberapa tahun yang lalu saat bisnis cacing sedang tren, salah seorang teman saya cukup sukses menjalankan usaha ini. Sampai suatu saat kami membentuk kelompok untuk menjadi pendamping bisnis cacing untuk penduduk di lereng merapi, yang notabene adalah peternak sapi. Kotoran sapi merupakan pakan cacing yang sangat bagus hanya dibuang oleh para peternak. Namun  alih-alih upaya ini sukses, justru kerugian yang didapat. Hal tersebut karena bisnis cacing sudah tidak tren lagi.
Belum hilang ingatan kita akan tren bisnis tanaman Gelombang cinta dan tanaman lainnya yang menawarkan keuntungan selangit. Peluang bisnis tanaman tersebut menjadi tren bisnis yang menjanjikan. Banyak orang berhasil pada usaha ini namun banyak yang bangkrut pula.
Tidak lama berselang bisnis tokek menjadi primadona baru bisnis yang menjanjikan keuntungan berjuta-juta tanpa susah payah. Hanya bermodalkan tokek 3 ons yang dicari dari rumah-rumah bisa bikin kaya mendadak. Faktanya, dari orang di sekeliling saya yang terjun ke bisnis yang sedang tren tersebut, belum saya temui yang sukses seperti yang banyak diberitakan. Jangankan dibeli berpuluh-puluh juta di beli puluhan ribu pun tidak.
Berangkat dari fakta-fakta tersebut alangkah baiknya jika kita belajar dari pengalaman tersebut. Berhati-hatilah jika kita ingin menekuni sebuah bisnis apalagi itu adalah bisnis musiman. Ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi:
- Bisnis yang sedang tren mengalami kecenderungan untuk turun dan tidak laku lagi.
- Pikirkan, pelajari sebuah bisnis apakah rasional atau tidak termasuk pasar dari produk bisnis yang sedang tren.
- Jangan tergiur sebuah peluang bisnis yang menjanjikan keuntungan berjuta-juta dengan cara yang mudah dan ongkang-ongkang kaki.
- Apapun bisnisnya perlu kesungguhan dan kerja keras.
Semoga ini bermanfaat untuk tidak terjebak pada tawaran bisnis yang sedang tren. Belajar dari pengalaman orang lain baik yang sukses maupun yang tidak sukses. Semoga sukses. (Galeriukm).

Rabu, 24 Agustus 2011

Membangun Brand

Membangun Brand yang baik dipandang penting bagi kesuksesan setiap bisnis untuk menunjukkan kualitas sebuah produk. Pernahkah Anda mempertanyakan sebuah situasi di mana kerap kali ditemukan seseorang berpikir telah melakukan branding dan mengalami kegagalan dalam membangun brand tersebut. Pada akhirnya, banyak pelaku bisnis yang sering menyalahkan proses branding sebagai sesuatu yang sia-sia dilakukan dan banyak memakan biaya percuma. Lalu, memilih kembali bertumpu dengan gaya-gaya konvensional. Kuncinya adalah bagaimana membangun brand yang baik dan memberi efek yang positif bagi produk kita.
Dari sejumlah pengalaman yang didapat selama bertahun-tahun di dalam industri branding, hasilnya sangatlah mengejutkan. Khususnya di Indonesia, hingga saat ini proses pembangunan branding masih banyak disalahartikan dengan definisi sebatas pembuatan logo yang bagus, kolateral yang menarik, hingga sekadar menjalankan proses pendaftaran paten/ hak cipta dari logo tersebut.
Ingatlah bahwa brand Anda mungkin saja sangat dikenal oleh masyarakat (high brandawareness) namun belum dapat dipastikan apakah brand itu menjadi pilihan (brand retention and brand loyalty).

Membangun Eksistensi Dengan Brand

Bayangkan Anda hendak membeli sebuah telepon genggam. Tentunya hal pertama yang biasanya menjadi pertimbangan adalah harga. Selain itu, jika memungkinkan, pilih model dengan teknologi teranyar dari semua yang tersedia. Di masa era perdagangan bebas dan globalisasi seperti saat ini banyak merek-merek telepon genggam baru yang bermunculan.
Produknya didukung berbagai fitur dengan variasi harga yang ditawarkan. Pembeli kebanyakan mencari merek-merek lain yang memiliki model serupa dan mungkin dengan spesifikasi dan harga yang jauh lebih rendah.
Apa yang dapat kita pelajari dari situasi seperti ini? Situasi terburuknya adalah saking banyaknya produk serupa sehingga ketika merek yang ada disamarkan dalam sebuah uji produk, banyak konsumen mengalami kesulitan dalam melakukan proses identifikasi. Artinya, akibat tuntutan pasar yang demikian hebat, banyak produsen yang akhirnya terlalu terbawa arus tren tanpa memikirkan diferensiasi.
Memang sulit membangun sebuah diferensiasi unik tanpa didasari oleh jiwa dari pemilik suatu brand. Industri saat ini sangat dinamis, arus perputaran staf terjadi secara cepat, dan di antara mereka memiliki dasar pendidikan mirip satu dengan lainnya.
Apa yang kemungkinan terjadi adalah ide yang dihasilkan tentunya bisa menjadi banyak kemiripan sehingga relevansi harga menjadi pertarungan akhir di antara berbagai produsen yang ada.
Mengapa diferensiasi itu penting? Karena publik terlalu banyak diberikan pilihan. Kita sebagai bagian dari publik tidak punya banyak waktu untuk mencari dan meneliti satu per satu yang ditawarkan.
Oleh karenanya, kita harus disodorkan satu atau dua alasan yang kuat mengapa kita harus memilih satu produk di antara ratusan merek yang ada. Pikirkan bagaimana secangkir kopi dapat dilihat menjadi sebuah gaya hidup dan berharga jauh lebih tinggi dibandingkan warung-warung kopi di sekitar kita.
Apa yang harus kita pahami sebelum menciptakan formulasi sebuah diferensiasi?
Pertama, yang harus kita tanyakan pada diri sendiri sebagai pemilik brand adalah hal-hal apa yang mendasari terciptanya produk tersebut. Apa saja elemen-elemen yang mendorong kita untuk masuk dan menjadi pemain dalam industri tersebut secara khusus dan apakah visi yang ingin dicapai pada jangka panjang.
Faktor ini harus secara detil diungkapkan, tidak sebatas ingin membuat produk terbaik, perusahaan terbesar, dan lainnya. Kita harus mengetahui kesempatan apa yang hendak diambil dari persaingan yang ada. Kemudian persepsi apa yang ingin Anda bangun dalam relasinya serta bagaimana publik melihat brand tersebut.
Kedua, untuk menciptakan sebuah diferensiasi tidaklah harus dalam bentuk yang fungsional (tangible), bisa saja bersifat emosional (intagible), misalnya untuk menjual sebuah produk sepatu tidaklah harus didasari oleh material atau teknologi belaka (yang terus berubah setiap waktu).
Namun, semangat apa yang harus dibawa bagi pemakai sepatu tersebut. Jangan kita membuat formulasi diferensiasi yang justru memperkecil ruang gerak dalam perkembangan bisnis ke depan.
Sebuah brand juga harus tumbuh secara organik mengikuti perkembangan zaman dan perilaku pangsa pasarnya. Dalam hal ini, diferensiasi bersifat emosional juga membantu memberikan fokus pada manajemen untuk mengembangkan produk mereka dengan koridor-koridor yang lebih jelas tertata dan mampu membangun persepsi dan keterikatan dengan publik dengan lebih baik.(Galeriukm)
Sumber:
http://economy.okezone.com/read/2010/10/25/23/386069/23/tantangan-membangun-brand

Selasa, 23 Agustus 2011

Memasarkan Produk Usaha Kecil

Meski Usaha Kecil Dan Menengah merupakan faktor penting dalam menggerakan ekonomi bangsa, tetapi pada kenyataannya masih ditemui kesulitan-kesulitan dan permasalahan pada diri pengusaha kecil. Ada dua masalah besar yang sering ditemui di lapangan, yaitu masalah modal usaha dan masalah pemasaran produksi. Masalah modal saat ini sudah relatif cukup mendapatkan perhatian dari pemerintah dan beberapa lembaga keuangan. Pemerintah dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah membuka kemudahan yang cukup besar bagi pelaku Usaha kecil dan Menengah. Masalah yang sampai saat ini masih perlu diperhatikan adalah kemampuan pengusaha UKM mengakses pasar yang lebih luas. Dengan Produksi yang sudah cukup bagus bila pasar yang dijangkau terbatas maka tidak akan cukup menolong kelangsungan hidup UKM. Karena itu diperlukan langkah-langkah Mengatasi Masalah Pemasaran Produksi Usaha Kecil dan Menengah.
Untuk mengatasi masalah pemasaran produksi UKM, sudah saatnya pelaku usaha mempersiapkan diri untuk memasuki era baru pemasaran produk UKM. Sebab selama ini kelemahan akses pasar menjadi persoalan bagi hampir seluruh pelaku UKM di tanah air. Mereka masih saja kurang memiliki informasi yang lengkap dan rinci, terkait pasar mana saja yang bisa ditembus oleh produk yang dihasilkan. Di sinilah UKM, terlihat begitu lemah, demikian kata konsultan marketing, Tung Desam Waringin. Menurut dia, akses pasar UKM tidak terbentuk secara luas dan tidak ada jaringan usaha yang kokoh. Padahal kemampuan mengakses pasar merupakan salah satu kunci pokok untuk memenangkan persaingan. Sehingga penting pagi pengusaha kecil memperluas jaringan pemasaran produksi.
Problem ini semakin diperumit dengan perluasan jangkauan pemodal besar yang masuk ke segmen pasar yang semula dikuasai oleh pengusaha kecil dan menengah. Contohnya adalah pasar buah-buahan dan sayuran yang semula merupakan usaha yang dikelola oleh pengusaha kecil diambil alih oleh swalayan uyang notabene merupakan milik pengusaha besar. Dengan kemasan dan tampilan yang lebih menarik pasar ini dikuasai oleh mereka.
Melihat persoalan tersebut pelaku UKM diharapkan memiliki penguasaan informasi pasar yang meliputi kecenderungan permintaan di pasar domestik maupun internasional, harga, kualitas dan standard lainnya. Maka kunci utama adalah meningkatkan kemampuan menangkap informasi dan penguasaan pasar. Jika pengusaha besar mampu menguasai pasar karena kemasan dan packaging yang menarik, tentu ini bisa dilakukan pula oleh UKM. Jika faktor kualitas yang menjadi unggulan tentu faktor kualitas yang harus diperbaiki. Usaha Kecil Dan Menengah dituntut untuk selalu inovatif dalam mengembangkan produk maupun metode pemasarannya.
Beberapa kendala yang sering dihadapi oleh pengusaha UKM di bidang pasar dan pemasaran antara lain :
  • Kesulitan mendapatkan suplai bahan baku berkualitas dan kontinyu
  • Terbatasnya kemampuan untuk melakukan promosi dan berkompetisi di pasar bebas.
  • Kurang diperhatikannya mutu produk dan arti kepuasan pelanggan.
  • Pelaku KUKM juga cenderung menguasai pasar yang sempit, sebagai akibat lemahnya kemampuan untuk berkompetisi dengan perusahaan besar, dan kurangnya kesempatan yang diberikan oleh perusahaan besar untuk menjadikan UKM sebagai mitra bisnisnya.
  • Packaging yang tidak menarik sehingga kurang diminati
Selain itu ada beberapa penyebab lemahnya daya saing UKM secara umum antara lain
  • Kurangnya informasi pasar produk,
  • Kurangnya promosi produk-produk KUKM, ketidaksesuaian produk UKM dengan permintaan pasar
  • Kurangnya informasi desain produk, kontinyuitas produk ketika bersinggungan dengan dunia ekspor,
  • Stabilitas kualitas produk untuk pemenuhan pasar, manajemen produksi, pasar dan kualitas yang tak berkelanjutan.
Untuk dapat melakukan langkah perbaikan dalam upaya meningkatkan daya saing produk UKM tersebut, diperlukan suatu sistem pemasaran yang tidak hanya menyentuh produk UKM saja melainkan juga harus menyentuh keinginan konsumen (pasar). Kuncinya adalah bagaimana meminimalkan bahkan menghilangkan beberapa penyebab lemahnya daya saing UKM dan kendala yang dihadapi tersebut di atas. Selain itu Faktor Promosi melalui Pameran-pameran merupakan wahana yang terbukti efektif memasarkan produk-produk Usaha Kecil.
(Galeriukm)
Sumber : Antara

Senin, 22 Agustus 2011

Meningkatkan Kinerja Usaha

Mengelola bisnis usaha kecil tidak ada bedanya dengan mengelola perusahaan besar. Semuanya memerlukan usaha serius, kerja keras dan efektif. Kinerja perusahaan yang baik secara keseluruhan akan menentukan keberhasilan bisnis yang dikelola. Kinerja berkaitan dengan semangat karyawan di dalam menjalankan fungsinya secara baik dan benar. Jika karyawabn memandang perusahannya pantas diberi komitmen sepenuh hati (engage) , maka kinerjanya akan meningkat dan konsekuensinya kinerja perusahaan akan meningkat pula.
Untuk mewujudkan itu perlu dianalisa beberapa faktor yang bisa meningkatka kinerja perusahaan secara significant. Idealnya perusahaan bisa memenuhi seluruh key driver secara maksimal. Namun, tentu saja itu sulit. Solusinya, Menurut Direktur Pengelola Multi Talenta Indonesia, Irwan Rei, menganjurkan perusahaan melakukan survei internal tentang hal berikut:
  • Faktor pendorong utama (key driver) apa saja yang saat ini relatif rendah nilainya dibandingkan dengan yang lain?
  • Mana yang harus atau bisa diperbaiki terlebih dulu?
  • Faktor apakah yang kalau diperbaiki memberi pengaruh besar pada peningkatan motivasi dan komitmen karyawan?
  • Apa yang relatif cepat dan mudah dilakukan perusahaan untuk memperbaiki kondisi yang ada?
Irwan menilai, faktor-faktor ini saling terkait satu sama lain. Pengembangan karier berhubungan dengan sistem penggajian, kepemimpinan dengan komunikasi dan penetapan sasaran kerja (sense of direction).
Perbaikan di satu faktor umumnya turut memperbaiki faktor lain. Yang mesti digarisbawahi, ia mewanti-wanti, besarnya pengaruh key driver serta berbagai komponennya tak akan sama untuk setiap individu ataupun kelompok karyawan. Alhasil, perusahaan dapat membangun rencana perbaikan berdasarkan pengelompokan-pengelompokan karyawan yang ada.
Setelah analisis dilakukan, perusahaan perlu menyusun rencana kerja perbaikan kondisi yang ada. Misalnya, bila nilai di bagian peluang karier rendah, lihatlah apakah perusahaan telah memiliki sistem pengembangan karier (career growth model) yang baik.
Akan tetapi, mengingat ini menyangkut manusia yang sifatnya kompleks, model-model motivasi dan komitmen, menurut Irwan, tidak akan pernah 100% akurat dan eksak. Karena itu, tidak ada jaminan 100% program perbaikan akan meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan. Namun, setidaknya memberikan kita suatu dasar di dalam melakukan perbaikan.(Galeriukm).
Sumber:
http://swa.co.id/2007/03/menjadi-perusahaan-pillihan/

Minggu, 21 Agustus 2011

Analisis Pengembangan Koperasi

Sejak awal kelahirannya Koperasi diharapkan menjadi soko guru perekonomian Indonesia. Pola pengorganisasian dan pengelolaannya yang melibatkan partisipasi setiap anggota dan pembagian hasil usaha yang cukup adil menjadikan koperasi sebagai harapan perngembangan perekonomian Indonesia. Dukungan dari pemerintah dan berbagai lembaga lainnya membuat koperasi dapat tumbuh subur di tanah air. Akan tetapi perkembangan koperasi tidak senantiasa semulus apa yang diharapkan dan dibayangkan. Banyak permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam setiap perkembangannya, harapan menjadikan koperasi menjadi soko guru perekonomian Indonesia belum dapat diwujudkan. Meski banyak contoh Koperasi yang telah berhasil membuat sejahtera anggotanya tetapi masih banyak hal yang perlu dibenahi. Pada kesempatan ini akan dipaparkan hasil Analisis Pengembangan Koperasi dengan menggunakan pendekatan Analisis SWOT.

Pengertian Koperasi

Koperasi menurut Undang-Undang perkoperasian No. 25 tahun 1992, adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatan-kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Menurut pengertian Nominalis Koperasi didekatkan dengan upaya kelompok-kelompok individu yang bermaksud mewujudkan tujuan-tujuan umum yang konkritnya melalui kegiatan ekonomi dilaksanakan secara bersama-sama bagi pemanfaatan bersama, sehingga koperasi merupakan organisasi ekonomi yang otonom yang dimiliki oleh para anggota dan ditugaskan untuk menunjang para anggotanya sebagai rekanan/pelanggan dari perusahaan koperasi.
Dari sudut pandang kelengkapan unsur-unsur struktural, untuk disebut koperasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Adanya kebutuhan bersama dari sekumpulan orang atau individu yang sekaligus merupakan dasar kebersamaan atau pengikat dari perkumpulan tersebut.
2. Usaha bersama dari individu-individu untuk mencapai tujuan tersebut.
3.  Perusahaan koperasi sebagai wahana untuk pemenuhan kebutuhan. Perusahaan koperasi tersebut didirikan secara permanen dan dikelola berdasarkan prinsip-prinsip koperasi.
4.  Promosi khusus untuk anggota. Kebutuhan bersama ini merupakan unsur-unsur struktural utama yang harus sudah dapat dirumuskan secara tepat, dan terukur baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Tanpa perumusan yang jelas mengenai kebutuhan bersama tidak ada landasan untuk pendirian koperasi.
Disamping pengertian kebutuhan bersama, unsur kumpulan individu-individu atau orang-orang sangat penting dalam koperasi, orang-orang ini akan menjadi pelaku-pelaku yang sangat menentukan perkembangan koperasi. Individu yang akan menjadi anggota koperasi mempunyai fungsi sebagai pemilik sekaligus pelanggan dan  harus melaksanakan kedua fungsi tersebut. Apabila tidak dapat melaksanakan fungsinya, koperasi tidak dapat berkembang. Fungsi anggota sebagai pemilik ialah mampu dalam penyertaan permodalan koperasi. Sebagai pelanggan mampu menggunakan jasa-jasa dari perusahaan koperasi. Fungsi ganda dari anggota disebut identity principle  merupakan ciri khas koperasi dan menbedakan dari badan usaha lainnya.
Jika koperasi dikaitkan dengan upaya kelompok-kelompok individu yang bermaksud mewujudkan tujuan-tujuan umum atau sasaran-sasaran. Konkritnya melalui kegiatan-kegiatan ekonomis yang dilaksanakan secara bersama bagi pemanfaatan bersama. Koperasi dan perusahaan kapitalis pada dasarnya memiliki persamaan-persamaan antara lain:
1. Koperasi maupun perusahaan kapitalis merupakan kegiatan usaha otonom, harus berhasil mempertahankan dirinya dalam persaingan pasar.
2. Harus berhasil menciptakan efisiensi ekonomi.
3. Harus dapat meningkatkan kemampuan dalam keuangannya.

Analisis Pengembangan Koperasi

Organisasi koperasi sebagai suatu sistem merupakan salah satu sub sistem dalam perekonomian masyarakat. Organisasi koperasi hanyalah merupakan suatu unsur dari unsur-unsur yang lainnya yang ada dalam masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dan saling berhubungan, saling tergantung dan saling mempengaruhi sehingga merupakan satu kesatuan yang komplek. Dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, organisasi koperasi sebagai sistem terbuka tidak dapat terlepas dari pengaruh dan ketergantungan lingkungan, baik lingkungan luar seperti ekonomi pasar, sosial budaya, pemerintah, teknologi dan sebagainya maupun lingkungan dalam seperti kelompok koperasi, perusahaan koperasi, kepentingan anggota dan sebagainya.
Analisis lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perencanaan strategi perusahaan dalam menentukan peluang maupun ancaman terhadap perusahaan itu sendiri. Dari hasil analisis tersebut perusahaan dapat mendiagnosis lingkungan dan mengambil suatu kebijaksanaan strategis yang berdasarkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis lingkungan Koperasi dapat dilakukan dengan pendekatan Analisis SWOT.
Ada beberapa alasan mengenai pentingnya analisis lingkungan bagi pengembangan koperasi yang ditujukan untuk :
1. Menentukan apa saja faktor dalam lingkungan yang merupakan kendala terhadap pelaksanaan strategi dan tujuan perusahaan yang sekarang.
2. menentukan apa saja faktor dalam lingkungan yang akan memberi peluang pencapaian tujuan yang lebih besar dengan cara menyesuaikan dengan strategi perusahaan. Juga penting bahwa analisis perlu mengenali resiko yang melekat padanya yang berkenan dengan percobaan untuk mengambil keuntungan dari peluang. Biasanya selalu terdapat ancaman dalam setiap peluang
Pengembangan Koperasi Dengan Analisis SWOT Kotler (1997 : 399) memberikan penjelasan tentang mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan sebagai berikut : analisis internal merupakan proses dengan mana perencanaan strategi mengkaji pemasaran, penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana perusahaan mempunyai kemampuan yang penting, sehingga perusahaan memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dapat menangani ancaman didalam lingkungan. Sedangkan faktor tertentu dalam lingkungan eksternal dapat menyediakan dasar-dasar bagi manajer untuk mengantisipasi peluang dan merencanakan tanggapan yang tepat sesuai dengan peluang yang ada, dan juga membantu manajer untuk melindungi perusahaan terhadap anacaman atau mengembangkan srategi yang tepat yang dapat merubah ancaman menjadi bermanfaat bagi perusahaan. Stoner (1994) menyatakan dalam satu lingkungan eksternal dapat menimbulkan ancaman, beliau mengelompokkan lingkungan ekstern kedalam 2 (dua) kelompok yaitu :
1. lingkungan luar mempunyai unsur-unsur langsung dan tidak langsung. Contoh unsur-unsur tindakan langsung adalah pelanggan, pemerintah, pesaing, serikat pekerja, pemasok, dan lembaga keuangan.
2. Unsur-unsur tindakan tidak langsung, antara lain : teknologi, ekonomi, dan politik masyarakat.
Kotler (1997 : 398) mengemukakan bahwa mengidentifikasi peluang dan ancaman dapat diuraikan sebagai berikut : disini seorang manejer akan berusaha
mengidentifikasi peluang dan acaman apa saja yang sedang dan akan dialami. Kedua hal ini merupakan faktor luar yang dapat mempengaruhi masa depan bisnis, sehingga memang perlu untuk dicatat. Dengan demikian setia pihak yang berkepentingan akan terangsang untuk menyiapakan tindakan, baik peluang maupun ancaman perlu diberikan urutan sedemikian rupa sehingga perhatian khusus dapat diberikan kepada yang lebih penting dan mendesak.
Pengembangan koperasi dalam analisis SWOT menurut Freddy Rangkuti (1997) sub-sub bagian dari analisis SWOT meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dengan berbagai indikator.
1. Kekuatan dengan indikator :
a. Telah memiliki badan hukum.
b. Stukur organisasi yang sesuai dengan eksistensi koperasi.
c. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela.
d. kekurangan pelanggan cukup kecil.
e. Biaya rendah.
f. Kepengurusan yang demokratis.
g. Banyaknya unit usaha yang dikelola.
2. Kelemahan dengan indikator :
a. Lemahnya stuktur permodalan koperasi.
b. Lemahnya dalam pengelolaan/manajemen usaha.
c. Kurang pengalaman usaha.
d. Tingkat kemampuan dan profesionalisme SDM koperasi belum memadai.
e. Kurangnya pengetahuan bisnis para pengelola koperasi.
f. Pengelola yang kurang inovatif.
g. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang usaha yang dilakukan.
h. Kurang dalam penguasaan teknologi.
i. Sulit menentukan bisnis inti.
j. Kurangnya kesadaran anggota akan hak dan kewajibannya (partisipasi anggota rendah).
3. Peluang dengan indikator
a. Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh pemerintah.
b. Undang-Undang nomor 25 tahun 1992, memungkinkan konsolidasi koperasi primer ke dalam koperasi sekunder.
c.Kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan masyarakat untuk lebih membangun koperasi.
d. Kondisi ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi.
e. Perekonomian dunia yang makin terbuka mengakibatkan makin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi Indonesia.
f. Industrialisasi membuka peluang usaha di bidang agrobisnis, agroindustri dan industri pedesaan lainnya.
g. Adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi.
h. Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi.
i. Potensi daerah yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan koperasi.
j. Dukungan kebijakan dari pemerintah.
k. Undang-Undang nomor 12 tahun 1992, tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi.
l. Daya beli masyarakat tinggi.
4. Ancaman dengan indikator :
a. Persaingan usaha yang semakin ketat.
b. Peranan Iptek yang makin meningkat.
c. Masih kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama dengan pelaku ekonomi lain dan antar koperasi.
d. Terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi.
e. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi serta kurangnya kepedulian dan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.
f. Pasar bebas.
g. Kurang memadainya prasarana dan sarana yang tersedia di wilayah tertentu, misalnya lembaga keuangan, produksi dan pemasaran.
h. Kurang efektifnya koordinasi dan sinkronasi dalam pelaksanaan program pembinaan koperasi antar sektor dan antar daerah.
i. Persepsi yang berbeda dari aparat pembina koperasi.
j. Lingkungan usaha yang tidak kondusif.
k. Anggapan masyarakat yang masih negatif terhadap koperasi.
l. Tarif harga yang ditetapkan pemerintah.
m. Menurunnya daya beli masyarakat. koperasi
Kesimpulan Pengembangan koperasi dengan menggunakan analisis SWOT :
1. Tujuh indikator kekuatan dan dua belas indikator peluang yang telah diuraikan diatas dapat membantu pengurus dan pengelola untuk mengimplementasikannnya dalam rangka pengembangan dan keberhasilan koperasi
2. Unsur-unsur kelemahan yang ada supaya mendapat perhatian yang serius baik oleh pengurus dan pengelola maupun oleh para anggota, sehingga resiko yang timbul akibat dari kelemahan-kelemahan tersebut dapat diminimalisasikan sehingga keberhasilan dan pengembangan koperasi dapat tercapai.
3. Perlu bagi pengurus dan pengelola untuk dapat mengantisipasi ancaman agar dapat hidup dan berkembang serta dapat mewujudkan keberhasilan yang diharapkan . (Galeriukm)
Sumber : Uus Manzilatusifa, Educare, Jurnal Pendidikan Dan Budaya

Sabtu, 20 Agustus 2011

Evaluasi Kemajuan Usaha

Bagi pelaku usaha baik itu Usaha Kecil, Usaha Mikro atau Usaha menengah mengalami kemandegan dalam sebuah usaha tentu merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dan tidak dikehendaki. Tentu setiap orang menginginkan selalu mengalami kemajuan Usaha dari waktu ke waktu. Akan tetapi kemandegan dan stagnasi usaha terkadang menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dihindarkan, bahkan terkadang harus mundur beberapa tahap. Banyak hal yang bisa mempengaruhi kondisi usaha kita, pasar yang mulai lesu, persaingan yang makin ketat, produktifitas menurun, biaya produksi yang meningkat dan lain-lain. Bagaimana agar usaha selalu mengalami kemajuan, atau paling tidak tidak surut ke belakang?  Setelah rencana bisnis yang kita buat dengan baik apakah sudah cukup? tentu tidak kita perlu melakukan evaluasi dan monitoring usaha. Kuci untuk menuju sukses usaha adalah melakukan evaluasi terhadap usaha yang sudah dilaksanakan.
Melakukan evaluasi kemajuan usaha merupakan proses yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Evaluasi berangkat dari kegiatan montoring setiap proses dalam usaha yang dijalankan, dari hasil monitoring dapat dibuat analisis kemajuan, kemunduran dan pencapaian apa yang sudah dilaksanakan. Evaluasi dan monitoring bagi seorang enterpreneur sekaligus menjadi sarana belajar dan proses mengupgrade diri. dalam proses inibisa jadi ditemukan hal-hal baru dan strategi baru mencapai sukses bisnis.

Monitoring Dan Evaluasi Usaha

Hal yang menjadi dasar setiap pelaku usaha untuk maju adalah keyakinan diri bahwa ia mampu untuk maju dan sukses dalam bisnis, jika cara berfikir ini cukup kuat maka satu tiket untuk sukses sudah didapat. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan dan belajar dengan melakukan (learning by doing). Apa saja yang perlu dievaluasi dalam sebuah bisnis?
1. Posisi Keseluruhan Usaha
Posisi keseluruhan Usaha digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian hasil dari keseluruhan usaha. Dengan begitu bisa diketahui berapa jumlah harta (modal/pendapatan usaha), berapa jumlah hutang-hutang pada pihak lain, Berapa rata-rata pengeluaran dalam sebulan, dan berapa pendapatan bersih yang diperoleh setiap bulannya. Apakah ada penyimpangan dalam masalah keuangan? Jadi, biasakanlah untuk melakukan pengecekan posisi keuangan usaha setiap saat. Evaluasi Usaha secara menyeluruh memberikan gambaran utuh kondisi usaha yang sebenarnya.
2. Apakah Ada kemajuan atau Kemunduran usaha?
Posisi keuangan biasanya menjadi patokan utama dalam Evaluasi kemajuan atau kemunduran sebuah usaha, meski bukan yang segala-galanya. Setelah mengetahui posisi keuangan , selanjutnya melakukan evaluasi terhadap kegiatan usaha . Apakah usaha mengalami kemajuan atau kemunduran? Cara mudahnya adalah dengan membandingkan pada saat awal anda menjalankan usaha dengan setelahnya (biasanya dengan jangka waktu pembanding yang waktunya dapat ditentukan sendiri, misalnya seperti 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun sekali setelah usaha berjalan).
3. Lakukan langkah perbaikan atau pengembangan
Hasil evaluasi usaha yang menunjukkan beberapa parameter dipergunakan sebagai bahan untuk melakukan langkah selanjutnya. Caranya, berikanlah perhatian pada penjualan yang menurun. Dimana kira-kira letak kesalahannya, sehingga Anda bisa melakukan langkah-langkah efektif untuk mengatasinya, dan bisa segera melakukan ‘penyehatan’ agar usaha Anda kembali berjalan baik. Tetapi apabila kondisi keuangan dan penjualan Anda telah sehat dan mengalami peningkatan, usahakan janglah ‘cepat puas’ dulu. Karena masih banyak sekali yang perlu Anda lakukan untuk mengembangkan usaha Anda lebih tinggi dari pencapaian hasil yang diperoleh pada periode kemarin. Setelah menerima laporan keuangan, Anda harus bersikap tenang dan berpikir melakukan perbaikan (apabila diketahui bahwa usaha mengalami kemunduran) dengan tujuan agar usaha Anda tidak semakin terpuruk. Sedini mungkin Anda harus mencoba mencari langkah yang tepat dalam memperbaiki usaha Anda.
4. Pikirkan target usaha Anda selanjutnya
Evaluasi sebuah usaha juga bisa dimanfaatkan sebagai baha untuk mencapai merencanakan target pertumbuhan usaha selanjutnya. Jika hasil usaha sudah menunjukkan pertumbuhan usaha yang mengalami kenaikan, tentu bukan sebagai bahan berbuas diri, justru menjadi bahan untuk mencapai target dan strategi yang baru. Anda dituntut untuk memikirkan ‘target’ selanjutnya dengan upaya Anda melakukan perbaikan atau pengembangan usaha. Coba pikirkan secara cermat, apakah dengan kondisi saat ini Anda ingin mendongkrak penjualan usaha Anda karena angka penjualan mengalami kerugian yang cukup besar? Coba Anda cari peluang target apa yang kira-kira tepat untuk Anda lakukan. Misalnya seperti, Apakah ini saatnya Anda melakukan promosi lebih gencar? Apa sudah waktunya Anda melakukan ekspansi usaha ke tempat lain yang lebih ramai?

Kapan Melakukan Evaluasi Usaha

Evaluasi terhadap perkembangan usaha dalat dilakukan dalam beberapa kondisi yaitu :
1. Secara rutin/berkala.
Anda bisa melakukan evaluasi bulanan, triwulan, ataupun tahunan. Biasanya yang paling sering dilakukan adalah evaluasi triwulan menyangkut evaluasi kegiatan sehari-hari (seperti pendapatan dan pengeluaran), dan tahunan untuk evaluasi secara lengkap yang mencakup laporan keuangan, persaingan usaha, SDM, dan lain sebagainya. Evaluasi berkala sangat baik manfaatnya, karena dengan adanya evaluasi secara rutin maka masalah-masalah yang timbul bisa lebih cepat diatasi dan peluang untk pengembangan bisa lebih cepat dimanfaatkan.
2. Secara Insidental
Evaluasi secara insidental dilakukan setiap saat apabila (umumnya) terjadi masalah yang dirasakan cukup signifikan pada usaha Anda. Evaluasi seperti ini biasanya dilakukan apabila terjadi masalah atau kemunduran pada usaha. Evaluasi ini sebenarnya kurang baik, karena masalahnya sudah terjadi dan tindakan pencegahan pun sudah tidak bisa dilakukan. Yang terpenting adalah tindakan koreksi. Dengan adanya evaluasi rutin yang baik, diharapkan masalah yang mungkin timbul bisa ditekan sehingga evaluasi insidental ini pun bisa dikurangi.

Apa Saja Hal-Hal yang Perlu Dievaluasi ?

1. Bagaimana kondisi keuangan usaha Anda?
Ini adalah tahap pertama, dimana Anda dapat mengetahui maju mundurnya usaha Anda dan mengukur kinerja usaha Anda melalui evaluasi keuangan.
2. Bagaimana kondisi pasar bisnis Anda?
Naik turunnya kondisi pasar sangat berpengaruh pada roda usaha Anda. Karena itu Anda tidak boleh melepaskan pandangan Anda dari kondisi pasar. Suatu saat akan terjadi perubahan yang
menuntut Anda peka dan mengetahui dengan cepat bagaimana permintaan atau perubahan pasar, untuk segera diantisipasi dan kembali mengikuti selera pasar.
3. Bagaimana dengan pasar usaha sasaran?
Apakah produk Anda sudah sesuai dengan kebutuhan pasar? Indikator kegiatan usaha yang sehat atau berhasil biasanya ditandai dengan tepatnya pemilihan terhadap kebutuhan atau selera, biaya, kenyamanan, dan komunikasi dengan konsumen, serta pemilihan SDM yang tepat.
4. Bagaimana kemajuan usaha Anda?
Coba Anda tinjau kembali secara berkala (paling sedikit 6 bulan)
5. Bagaimana tahapan pertumbuhan dan pengembangan usaha Anda?
Bagaimana hasil dari sasaran jangka pendeknya? Apakah ada pencapaian keuntungan dan pertumbuhan seperti yang diharapkan? Bagaimana pangsa pasarnya? Apakah memenuhi target?
6. Bagaimana kepemimpinan Anda?
Apakah Anda stress, atau hilang semangat? Apakah Anda kehilangan visi serta energi yang pernah Anda miliki pada saat pertama kali membuka usaha?
Lakukan Evaluasi Usaha sebelum Usaha berada dalam titik yang mengkhawatirkan, sedini mungkin evaluasi dapat dilakukan maka ini merupakan tindakan mencegah dari kegagalan usaha.
(Galeriukm)
Sumber : Peluang Untuk Mengembangkan Usaha : http://wardoyo.staff.gunadarma.ac.id/