do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Minggu, 21 Agustus 2016

askeb luka perineum derajat III



askeb luka perineum derajat III (Akbid Menara Primadani Soppeng)
TINJAUAN TEORI
1.      Pengertian
Perineum merupakan kumpulan berbagai jaringan yang membentuk perineum. Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya kira-kira 4 cm. Jaringan yang menopang perineum adalah diafragma pelvis dan urogenital. Diafragma pelvis terdiri dari muskulus levator ani dan muskulus koksigis di bagian posterior serta selubung fasia dari otot-otot ini. Muskulus levator ani membentuk sabuk otot yang lebar bermula dari permukaan posterior ramus phubis superior, dari permukaan dalam spina ishiaka dan dari fasia obruratorius. Diafragma urogenitalis terletak di sebelah luar diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuberositas iskial dan simpisis phubis. Diafragma urogenital terdiri dari muskulus pernialis transversalis profunda, muskulus konstriktor uretra dan selubung fasia interna dan eksterna. (Cunningham, 2006)
Persatuan antara mediana levatorani yang terletak antara anus dan vagina diperkuat oleh tendon sentralis perineum, tempat bersatu bulbokavernosus, muskulus pernialis transversalis superficial dan sfingter ani ekterna. Jaringan ini yang membentuk korpus pernialis dan merupakan pendukung utama perineum. Jaringan ini sering robek selama persalinan, kecuali dilakukan episiotomi yang memadai pada saat yang tepat. Infeksi setempat pada luka episiotomi merupakan infeksi masa puerperium yang paling sering ditemukan pada genetalia ekterna. (Hapsari, 2009)
Ruptur perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Ruptur perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkumferensia suboksipito bregmatika. (Depkes RI, 2001).
2.      Pembagian ruptur/Luka perineum
Menurut JNPK-KR (2007) ruptur perineum dibagi dalam tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
1)      Tingkat I : Ruptur hanya pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum.
2)      Tingkat II : Ruptur mengenai selaput lendir vagina dan otot perinea transversalis, tetapi tidak mengenai springter ani.
3)      Tingkat III : Ruptur mengenai seluruh perineum dan otot springter ani.
4)      Tingkat IV : Ruptur sampai mukosa rektum.   
3.      Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Kejadian Ruptur Perineum
Penyebab ruptur perineum menurut Oxorn (1996), yaitu :
v  Maternal
o   Partus presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong (sebab paling sering).
o   Partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang berlebih.
o   Edema dan kerapuhan pada perineum.
o   Varikositas vulva yang melemahkan jaringan perineum.
o   Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit pula sehingga menekan bayi di arah posterior.
o   Perluasan episiotomi.



v  Fetal
o   Bayi yang besar.
o   Posisi kepala yang abnormal, misalnya presentasi muka dan occipito-posterior.
o   Kelahiran bokong.
o   Distosia bahu.
o   Anomali kongenital, seperti hydrocephalus.


ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL CARE (PNC) PATOLOGI
PADA NY. “A” DENGAN LUKA PERINEUM DERAJAT III
DI RUMAH SAKIT AJAPPANGE KAB. SOPPENG
TANGGAL 20 MEI 2012
Nomor register            : 21 45 46
Tanggal masuk            : 19 Mei 2012              Pukul : 01.30 Wita
Tanggal partus             : 19 Mei 2012              Pukul : 12.50 Wita
Tanggal pengkajian     : 20 Mei 2012              Pukul : 08.15 Wita
Nama mengkaji           : Yulianti Maharani

Langkah 1. Identifikasi Data Dasar
A.    Identitas Istri/Suami
        Nama                                 : Ny. “A”             / Tn. “B”
        Umur                                 : 20 tahun             / 24 tahun
        Nikah/Lamanya                 : 1 kali                  / 2 tahun
        Suku                                  : Bugis                 / Bugis
        Agama                               : Islam                  / Islam
        Pendidikan                        : Sma                    / S1
        Pekerjaan                           : URT                   / Guru
        Alamat                              : Jalan Bila Selatan                 
B.     Data biologis/fisiologis
a.       Riwayat keluhan
Ibu mengeluh nyeri pada bekas luka jahitan
b.      Riwayat keluhan utama
-        Nyeri pada luka bekas jahitan dirasakan ibu setelah melahirkan tanggal 19 Mei 2012
-        Adanya jahitan pada perineum tingkat III
-        Nyeri dirasakan pada saat duduk dan berjalan sehingga ibu kurang bergerak karena takut jahitannya terlepas
-        Ibu berusaha mengatasi nyeri perineum dengan beristirahat baring di tempat tidur
-        Keluhan lain yang dirasakan ibu yaitu nyeri pada perut bagian bawah sejak melahirkan
-        Nyeri dirasakan hilang timbul sehingga ibu mengatasi aktifitasnya dan berupaya mengelus perutnya
c.       Riwayat kesehatan lalu
·         Ibu tidak pernah menderita penyakit hipertensi, DM, jantung, malaria, dan TBC
·         Tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan dan makanan tertentu
·         Tidak ada riwayat penyakit keturunan
d.      Riwayat reproduksi
·         Menarche umur 14 tahun
·         Siklus haid  ±28 hari
·         Lamanya 6 hari
·         Ibu tidak pernah merasakan adanya keluhan saat haid
e.       Riwayat kehamilan sekarang
·         Ibu hamil pertama, tidak pernah keguguran
·         HPHT         : 09-8-2011
·         HTP            : 16-5-2012     
·         Pergerakan janin dirasakan pada umur kehamilan 4 bulan
·         Ibu mendapat imunisasi TT selama hamil sebanyak 2x di BPS
·         Selama hamil ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dan jamu selain resep dari dokter
f.       Riwayat kebiasaan sehari-hari
1.      Kebutuhan nutrisi
-        Makan : frekuensi 3x sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk, dan kadang makan buah
-        Minum : 6-7 gelas sehari,
-        Kebiasaan selama post partum tidak ada perubahan
2.      Pola kebutuhan eliminasi
o   Pola kebiasaan sebelum post partum
-        BAK : 3-4x sehari
-        BAB : 1x sehari
o   Pola selama post partum
-        BAK : 3-4x sehari
-        BAB : 1x sehari
3.      Personal hygiene
a)      Kebiasaan sebelum post partum
-        Mandi 2x sehari menggunakan sabun mandi
-        Gosok gigi 2x sehari
-        Keramas 3x seminggu
-        Ganti pakaian 2x sehari
b)      Kebiasaan selama post partum
-        Mandi 2x sehari
-        Gosok gigi 2x sehari
-        Keramas 1x sehari
-        Ganti pakaian 2x sehari
-        Ganti pembalut 2-3x sehari atau tiap kali penuh
4.      Pola istirahat
a.       Kebiasaan sebelum post partum
-        Tidur siang ± 2 jam
-        Tidur malam 7-8 jam

b.      Kebiasaan selama post partum
-        Tidur siang 1-2 jam
-        Tidur malam 6-7 jam, ibu sering bangun menyusui bayinya
g.      Riwayat psikososial, ekonomi, dan spiritual
1.      Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya yang pertama
2.      Suami dan keluarga menyambut dengan bahagia kelahiran sang bayi dan berharap ibu dan bayinya sehat
3.      Hubungan ibu, suami, dan keluarga sangat harmonis
4.      Ibu bersyukur atas anugerah Tuhan dengan kelahiran bayinya dan berdoa agar kelak bayinya jadi anak yang soleh
h.      Riwayat pengetahuan
Ibu belum mengerti perawatan payudara, perawatan bayi sehari-hari, dan KB pasca persalianan.
i.        Riwayat persalinan sekarang
1.      Kala I    :
-        ibu masuk rumah sakit tanggal 19 Mei 2012
-        nyeri perut tembus ke belakang mulai dirasakan sejak tanggal 18 Mei 2012 pukul 23.45 Wita
-        lamanya kala I : 11 jam
2.      Kala II  :
-        Dengan his yang adekuat dan kekuatan mengedan maka lahirlah bayi laki-laki dengan BBL 3300gram, PBL 47cm
-        Perdarahan 150 cc
-        Lama kala II : 15 menit
3.      Kala III :
-        Periksa TFU                  : anak tunggal
-        Suntik oksitosin            : 1 ampul
-        PTT
-        Pukul 13.03 wita plasenta lahir lengkap
-        Perdarahan 150cc, kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar
-        TFU setinggi pusat
-        Lama kala III : 13 menit
4.      Kala IV (kala pengawasan)
pukul
TD
N
S
   P
TFU
Kontraksi uterus
perdarahan
Kandung kemih
hidrasi
13.05
110/80
84
36,5
24
Setinggi pusat
Baik,keras, bundar
50cc
kosong
250cc
13.35
110/80
80

20
Setinggi pusat
Baik,keras, bundar
-
kosong

14.05
110/80
80

20
Setinggi pusat
Baik,keras, bundar
-
kosong

14.35
110/80
80
36,8
20
Setinggi pusat
Baik,keras, bundar
-
kosong

14.55
110/80
80

20
Setinggi pusat
Baik,keras, bundar
-
kosong



j.        Pemeriksaan Fisik
1.      Pemeriksaan umum
Keadaan umum baik
Kesadaran komposmentis
TTV           :
a.       Tekanan darah : 110/70 mmHg
b.      Nadi                : 80x/mnt
c.       Suhu                : 36,8ºC
2.      Kepala dan rambut
Rambut bersih, hitam, tidak rontok, tidak berketombe, tidak ada massa atau benjolan.


3.      Wajah
Tidak ada oedema
4.      Mata
-        Konjungtiva merah muda
-        Sklera tidak ikterus
5.      Hidung
Tidak ada sekret dan tidak ada polip
6.      Mulut dan gigi
Bibir tidak pucat, mulut dan lidah bersih, gigi bersih tidak ada karies
7.      Telinga
Bersih simetris kiri dan kanan
8.      Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, limfe, vena jugularis
9.      Dada
Simetris kiri dan kanan, payudara membesar,  bengkak dan merah mengkilat
10.  Abdomen
-        Tidak luka bekas operasi
-        TFU 1 jrbpst
11.  Genitalia
Tidak ada oedema, nampak pengeluaran darah berwarna merah tua, nampak jahitan jelujur pada peremium yang masih basah, tampak mengeluarkan lochia rubra yang berwarna merah
12.  Ekstremitas
-        Atas: pergerakan baik, jari-jari lengkaptidak ada cacat
-        Bawah: refleks, patella kiri dan kanan positif (+)


Langkah II. Identifikasi diagnosa/masalah aktual
Diagnosa                     : post partum hari pertama
Masalah Aktual           :Nyeri pada daerah perineum
Data subjektif:
a.       Ibu melahirkan tanggal 19 Mei 2012  pukul 12.50 Wita
b.      Ibu mengatakan ada jahitan pada perenium
c.       Ibu mengeluh nyeri bila duduk dan berjalan
Data objektif:
a.       Nampak luka jahitan perineum tingkat III masih basah
b.      Ibu nampak kesakitan bila bergerak
c.       TFU 1 jari di bawah pusat
d.      Kontraksi uterus teraba keras dan bundar
e.       Pengeluaran lochia rubra
Analisa dan interpretasi data
a.       Adanya luka mengakibatkan terputusnya kontinuitas jaringan pembuluh darah dan serabut saraf yang ada di sekitar luka , sehingga impuls di bawah ke sistem saraf sentral melalui saraf asendens. Bila informasi ini sudah di sampaikan ke cortex serebri maka seseorang akan merasa nyeri (Sumber: Sipnopsis obsteri oleh Rustam Mochtar. Hal 116)
b.      Setelah bayi lahir TFU 12,5 cm di atas sympisis, setinggi pusat atau I jari bawah pusat.Dengan adanya proses involusi ukuran uterus harus kembali normal yaitu P= 8cm, L=5cm, B= 60(Sumber: Asuhan kebidanan nifas, oleh Eny Retna Ambarwati. Hal.73-74)
c.       Lochia adalah cairan yang berasal dari uterus melalui vagina dalam masa nifas. Pada hari 1-3 (luchia rubra) berisi darah segar dan sisa selaput ketubanSel-sel desidua, verniks cascosa lanugo dan mekanium(Sumber: Asuhan kebidanan nifas, oleh Eny Retna Ambarwati. Hsl 77-78)
Masalah aktual            :  Nyeri pada perut bagian bawah
Data Subjektif             : - Ibu mengeluh nyeri pada perut bagian bawah
-   Ibu mengatakan ada darah keluar dari jalan lahir berwarnah merah tua
Data Objektif              :
-        TFU: 1 jari dibawah pusat
-        Kontraksi uterus: baik teraba keras dan bundar
-        Pengeluaran lochia rubra merah ketuaan
Analisa dan interpretasi data
·      Setelah melahirkan uterus berkontraksi sehingga menjadi keras. Pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini menghentikan pendarahan (Sumber: perawatan kebidanan oleh cristina S. Ibrahim hal 16-17)
·         Setelah bayi lahir TFU 12,5 cm di atas sympisis, setinggi pusat atau I jari bawah pusat.Dengan adanya proses involusi ukuran uterus harus kembali normal yaitu P= 8cm, L=5cm, B= 60(Sumber: Asuhan kebidanan nifas, oleh Eny Retna Ambarwati. Hal.73-74)

Langkah III. Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial
Potensial terjadinya infeksi luka perineum
Diagnosa         : post partum hari pertama dengan nyeri luka perenium derajat III
DS                   : Ibu mengeluh nyeri bila duduk dan berjalan
DO                  : - terdapat jahitan pada perineum masih basah
-  Ibu tampak kesakitan bila bergerak dan berjalan.

Analisa dan interpretasi data
Luka persalinan merupakan tempat masuknya kuman ke dalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. (Sumber: ide bagus Gede Manuaba, Ilmu kebidanan, Penyayat kandungan dan KB untu k Dik.Bidan hal.313)
Langkah IV. Tindakan segera/kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian obat
Langkah V. Rencana tindakan
            Post partum hari pertama dengan masalah nyeri pada luka perineum tingkat III
a.       Tujuan:
-          Post partum hari 1 berlangsung normal
-          Ibu dapat beradaptsi dengan nyeri perineum
b.      Kriteria: KU ibu baik
-          Involutio uterus berjalan normal
-          TTV dalam batas normal
a.       TD   : 110/70mmHg
b.      P      : 20/mnt
c.       N     : 80/mnt
d.      S      : 36,8ºC
-          TFU berkurang 1cm setiap hari
-          Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
-          Pengeluaran lochia berubah seiring waktu dan proses perawatan
-          Ibu tidak meringis bila bergerak
-          Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti:
·         Color (panas)
·         Rubur(merah)
·         Dolor (nyeri)
·         Tuinor (pembengkakan)
·         Funcio leansa (kerusakan pada jaringan)

c.       Rencana tindakan
1.      Observasi KU ibu
Rasional    : untuk mengetahui keadaan umum ibu
2.      Minta persetujuan ibu dan jelaskan semua tindakan yang akan dilakukan
Rasional    : ibu mengetahui tujuan dari tindakan yang akan dilakukan
3.      Observasi tanda-tanda vital
Rasional    : tanda-tanda vital mencerminkan gambaran kondisi fisik dan merupakan suatu indikator untuk menilai KU ibu dan menentukan intervensi selanjutnya
4.      Observasi TFU, kontraksi uterus, dan pengeluaran lochia
Rasional    : TFU, kontraksi uterus, dan pengeluaran lochia adalah indikator untuk menentukan proses involusio apakah berlangsung normal
5.      Jelaskan pada ibu penyebab nyeri yang dirasakan
Rasional    : dengan mengetahui penyebab nyeri atas penjelasan yang diberikan ibu dapat mengerti dan beradaptasi dengan keadaannya sehingga dapat mengurangi kecemasan ibu
6.      Beri healt education (HE) pada ibu tentang:
-          Gizi
Anjurkan ibu makan makanan yang bergizi, cukup protein, vitamin, kalori, minum ± 8 gelas sehari
Rasional : dengan makan makanan yang bergizi proses pemulihan dapat berlangsungdengan cepat dan stamina tubuh terjagab.
-          Personal Hygiene
Anjurkan ibu untuk sering menjaga kebersihan dirinya dengan menjaga kebersihan dirinya dengan mandi paling tidak 2x sehari dan mengganti pakaian.
Rasional : dengan mengajarkan pada pasien tentang personal Hygiene dapat mencegah masuknya penyakit karena pasien selalu menjaga kebersiahan dirinya.
-          Vulva Hygiene
Ajarkan ibu untuk melakukan vulva hygiene untuk kebersihan perineum dan vulva
Rasional : dengan melakukan vulva hygiene dapat mencegah terjadinya terjadinya infeksi vulva perineum serta untuk penyembuhan luka perineum
-          Istirahat
Anjurkan pada pasien untuk istirahat siang minimal 2 jam, malam 7-8 jam
Rasional : Dengan istirahat dapat membantu memulihkan kondisi tubuh setelah menghadapi persalinan
7.      Anjurkan ibu sesering mungkin menyusui bayinya
Rasional    : ASI dapat memenuhi kebutuhan nutrisi untuk bayi serta ASI merangsang terbentuknya oksitosin yang mempengaruhi proses involusio, sehingga akan berlangsung cepat
8.      Ajarkan ibu untuk perawatan payudara
Rasional    : perawatan payudara yang benar dan teratur akan memperlancar dan meningkatkan produktifitas ASI
9.      Bantu ibu untuk mobilisasi dini
Rasional    : mobilisasi dini mempercepat proses involusio dan juga memperlancar sirkulasi darah ke jaringan sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan
10.  Penatalaksanaan pemberian obat
amoxicillin 500mg dan asam mefenamat 500mg
Rasional    : amoxicillin sebagai antibiotik dapat membunuh kuman penyebab infeksi dan asam mefenamat sebagai analgetik dapat mengurangi rasa sakit.
11.  Observasi tanda-tanda infeksi seperti: tuinor(pembengkakan), rubor(kemerahan), dolor(nyeri), color(panas), funcio leansa(kerusakan pada jaringan).
Rrasional   : dengan mengetahui tanda-tanda infeksi, dapat mencegah terjadinay infeksi
Langkah VI. Implementasi
-          Mengobservasi KU ibu
-          Minta persetujuan ibu dan menjelaskan semua tindakan yang akan dilakukan
-          Mengobservasi tanda-tanda vital
-          Mengobservasi TFU,kontraksi uterus, dan pengeluaran lochia
-          Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri yang dirasakan
-          memberi healt education (HE) pada ibu tentang gizi, personal hygiene, vulva hygiene, dan istirahat
-          Menganjurkan ibu sesering mungkin menyusui bayinya
-          Mengajarkan ibu untuk melakukan perawatan payudara
-          Membantu ibu untuk mobilisasi dini
-          Menatalaksana pemberian obat
-          Mengobservasi tanda-tanda infeksi seperti: tumor(pembengkakan), rubor(kemerahan), dolor(nyeri), color(panas), funcio leansa(kerusakan pada jaringan).
Langkah VII. Evaluasi
Tanggal 20 Mei 2012

Post partum hari I berjalan normal di tandai dengan:

·         TTV :
a.       TD: 110/70mmHg
b.      P   : 20/mnt
c.       N  : 80/mnt
d.      S   : 36,8ºC
·         TFU I JrbPst
·         Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
·         Pengeluaran lochia rubra                   
Nyeri daerah prineum sudah berkurang ditandai dengan:

-        Luka jahitan mulai baik

-        Tidak tanda-tanda infeksi seperti panas, merah, nyeri, bengkak dan kerusakan pada jaringan.




PENDOKUMENTASIAN  ASUHAN  KEBIDANAN  PATOLOGI  PNC
PADA NY. “A” DENGAN NYERI LUKA PERINEUM DERAJAT III
DI RSUD AJAPPANGE KAB. SOPPENG
TANGGAL 20 MEI 2012
Nomor register            : 21 45 46
Tanggal masuk            : 19 Mei 2012              Pukul : 01.30 Wita
Tanggal partus             : 19 Mei 2012              Pukul : 12.50 Wita
Tanggal pengkajian     : 20 Mei 2012              Pukul : 08.15 Wita
Nama mengkaji           : Yulianti Maharani

Identitas suami/istri
A.    Identitas Istri/Suami
        Nama                                 : Ny. “A”             / Tn. “B”
        Umur                                 : 20 tahun             / 24 tahun
        Nikah/Lamanya                 : 1 kali                  / 2 tahun
        Suku                                  : Bugis                 / Bugis
        Agama                               : Islam                  / Islam
        Pendidikan                        : Sma                    / S1
        Pekerjaan                           : URT                   / Guru
Alamat                             :  Jalan Bila Selatan
Klasifikasi Data
A.    Data Subjektif
-          Ibu melahirkan tanggal 19 Mei 2012 pukul 12.50 Wita
-          Ibu merasa nyeri pada perineum terutama bila bergerak, duduk, dan berjalan
-          Ibu mengatakan ada jahitan pada perineum
B.     Data objektif
-          PIA0
-          TFU 1 jbpst
-          Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
-          Pengeluaran lochia rubra
-          TTV:
o   TD       : 110/70mmHg
o   P          : 20/mnt
o   N         : 80/mnt
o   S          : 36,8ºC
-          Tampak jahitan perineum yang masih basah
-          Kandung kemih kosong

C.     Assesment
Post partum hari pertama dengan dengan nyeri luka perineum tingkat III
Antisipasi terjadinya infeksi

D.    Planning
·         Mengobservasi KU ibu
-          KU ibu normal
·         Minta persetujuan ibu dan menjelaskan semua tindakan yang akan dilakukan
-          Ibu mengerti tentang tindakan yang akan dilakukan
·         Mengobservasi tanda-tanda vital
-          TD : 110/70 mmHg           -  S       : 36,8ºC
-          N   : 80x/mnt                     -  P       : 20x.mnt
·         Mengobservasi TFU,kontraksi uterus, dan pengeluaran lochia
-          TFU, kontraksi uterus, dan pengeluaran lochia berlangsung normal
·         Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri yang dirasakan
-          Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan
·         Menganjurkan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup
-          Ibu melaksanankan anjuran yang diberikan
·         Menganjurkan ibu sesering mungkin menyusui bayinya
-          Ibu menyusui bayinya on demand
·         Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi seimbang
-          Ibu melaksanakan anjuran yang diberikan
·         Mengajarkan ibu untuk melakukan perawatan payudara
-          Ibu telah mengerti dan bisa melakukannya sendiri
·         Mengajarkan ibu untuk melakukan personal hygiene
-          Ibu mengerti
·         Membantu ibu untuk mobilisasi dini
-          Ibu melaksanakan
·         Menatalaksana pemberian obat
-          Ibu mengkonsumsi obat yang diberikan
·         Mengobservasi tanda-tanda infeksi seperti: tuinor(pembengkakan), rubor(kemerahan), dolor(nyeri), color(panas), funcio leansa(kerusakan pada jaringan).
-          Tidak terdapat tanda-tanda infeksi

Tidak ada komentar: