BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pengetahuan
adalah merupakan hasil “tahu” dan ini
terjadi setelah seseorang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu, pengetahuan umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui
panca indera manusia, yaitu: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas persepsi terhadap objek. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2003).
Pengetahuan
sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan
pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Upaya kesehatan gigi perlu di tinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan,
pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk
pencegahan dan perawatan. Dalam hal ini contohnya anak SD yang masih belum
banyak memiliki pengetahuan yang luas terutama tentang kesehatan gigi dan
mulut. Usaha pemerintah dalam membangun kesehatan tentunya membutuhkan
orang-orang yang dapat memberikan penjelasan mengenai kesehatan gigi dan aturan
yang ada dalam bidang kesehatan, terutama kesehatan gigi (Kesehatan Gigi dan
Mulut. 2010).
Kesehatan gigi adalah bagian
integral dari kesehatan umum, sehingga perlu bagi kesehatan gigi untuk
senantiasa meningkatkan kemampuan sesuai dengan perkembangan kesehatan pada
umumnya. Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat
salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan
mulut (Notoatmodjo cit Fankari, 2004).Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya
pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Anak masih sangat
tergantung pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi
karena kurangnya pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dibanding orang
dewasa. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan salah satu
faktor yang dapat merusak gigi adalah makanan dan minuman , yang mana ada yang
menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi (Kesehatan Gigi dan Mulut,
1989: 132). Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak
makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang
mengalami karies (Penyebab dan Gejala Timbulnya Karies Gigi. 2010). Kerusakan
pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga dapat
mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Pentingnya perawatan gigi dan mulut serta
menjaga kebersihannya karena mulut bukan sekedar pintu masuknya makanan dan
minuman saja, tetapi mulut juga bisa menjadi pintu masuknya mikroorganisme yang
dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. Berbicara masalah kesehatan gigi,
tingkat kebersihan mulut mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga
dan mempertahankan kesehatan gigi dan jaringan periodontal, sehingga peranan
kebersihan gigi dan mulut dalam upaya peningkatan derajat kesehatan yang
optimal sangat perlu diperhatikan, sebab penyakit gigi dan mulut merupakan
penyakit dengan prevalensi terbesar dari masalah-masalah kesehatan nasional.
Saat ini untuk menjaga kebersihan mulut adalah dengan menyikat gigi yang baik
dan benar (H.Tan 1993). Pendidikan kesehatan gigi merupakan metode untuk
memotivasi pasien
agar membersihkan mulut mereka dengan efektif.
Pendekatan ini sebaiknya tidak dianggap sebagai instruksi dokter tetapi lebih
merupakan dorongan atau ajakan agar pasien sadar akan pentingnya kebersihan
mulut (Donna,2009). Andlaw berkata bahwa
walaupun lebih dari 50% anak-anak di Inggris menyatakan menggosok giginya
sekurang-kurangnya 2 kali sehari, kebanyakan mempunyai debris pada
gigi-giginya. Hal ini menunjukkan bahwa menggosok gigi, biasanya dilakukan
dengan tdk efesien. Dalam mengajar anak untuk menggosok gigi-gigi mereka,
tujuanya haruslah memberi instruksi dan mendorong semangat mereka untuk
mengeluarkan semua debris dan plak dari semua permukaan gigi yang dapat
dijangkau (Todd dan Dodd, 1985).
Kebiasaan
menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi 2 kali sehari waktu pagi
dan sebelum tidur. Dengan berbagai macam cara tekhnik yang bias digunakan
(Ardyan, 2010). Dalam hal ini perlu pengawasan sedini mungkin, terutama pada
anak yang berusia muda, mereka belum mengalami kerusakan lebih lanjut dan masih
dalam tafir belajar sehingga mereka lebih menerima dan mengalami perubahan
untuk berkembang.
Dari
uraian diatas kebiasaan menjaga kesehatan mulut sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari apa lagi dalam kalangan anak-anak sekolah dasar sehingga perlu
diterapkan pendidikan kesehatan mulut, maka dari itu penulis berinisiatif untuk
meneliti gambaran pengetahuan tehnik menyikat gigi yang baik dan benar pada
siswa kelas IV di SD Negeri 28 Katobu.
B.
Rumusan
masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
Bagaimana gambaran pengetahuan tehnik menyikat gigi yang baik dan benar pada
siswa kelas IV di SD Negeri 28 Katobu ?
C.
Tujuan
Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui gambaran pengetahuan tehnik menyikat gigi yang baik dan benar siswa kelas
IV SD Negeri 28 Katobu
2.
Tujuan Khusus
1.
Untuk mengetahui peran
siswa dalam menghindari makanan manis, lengket, dan camilan, mengingat waktu
menyikat gigi, tehnik menyikat gigi, pemilihan sikat gigi dan pasta gigi,
memeriksa kesehatan gigi, pada siswa kelas IV SD Negeri 28 Katobu.
2.
Untuk mengetahui
tingkat pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut.
D.
Manfaat
Penelitian
1.
Memberikan masukan
kepadatenaga-tenaga kesehatan gigi dan mulut untuk melakukan program penyuluhan
kepada siswa SD tentang tehnik menyikat gigi yang baik dan benar dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari .
2.
Memberi sumbangan bagi
pengembangan ilmu kesehatan gigi dalam masyarakat serta dapat dipakai sebagai
acuan bagi peneliti lain untuk mengembangkan ilmu kesehatan gigi dalam
masyarakat.
3.
Memberi kesempatan pada
penulis untuk menggali kemampuan dan melakukan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Tehnik/Metode
1.
Metode Pembelajaran
Istilah metode berasal dari bahasa
Yunani methodos ’jalan’, ’cara’. Karena itu, metode diartikan cara melakukan
sesuatu. Dalam
dunia pembelajaran, metode diartikan ’cara untuk mencapai tujuan’. Jadi, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai
cara-cara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dengan urutan yang sistematis
berdasarkan pendekatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Jadi, metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan, sedangkan pendekatan
bersifat filosofis, atau bersifat aksioma.
Dengan demikian, metode bersifat
prosedural. Artinya, menggambarkan
prosedur bagaimana mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Karena itu, tepat bila
dikatakan bahwa setiap metode pembelajaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai
bagian atau komponen metode itu. Jadi, secara keseluruhan metode pengajaran itu
mencakup tiga tahap kegiatan, yaitu persiapan (preparasi), pelaksanaan
(presentasi), dan penilaian (evaluasi). Setiap tahap diisi pula oleh
langkah-Iangkah kegiatan yang lebih spesifik. Dari bagan di atas terlihat bahwa
tahap I (persiapan) tidak kelihatan di sekolah karena biasa dilakukan guru di
rumah. Ini membuktikan bahwa metode pengajaran itu luas cakupannya, mencakup
kegiatan guru yang ada di rumah sampai ke sekolah dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa metode pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang mencakup pemilihan,
penentuan, dan peyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta
kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya. Karena itu,metode
pengajaran dapat dikatan sebagai cara-cara guru mencapai tujuan pengajaran dari
awal sampai akhir yang terdiri atas lima kegiatan pokok. Kegiatan-kegiatan
tersebut sebagai berikut:
1.
pemilihan bahan,
2.
penyusunan bahan,
3.
penyajian,
4.
pemantapan,
5.
penilaian formatif.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa secara prosedural sebenarnya semua metode pengajaran itu
sama. Yang membedakannya adalah pendekatan dan prinsip-prinsip yang dianutnya.
Hal itu karena keduanya, terutama pendekatan, sangat menentukan corak sebuah
metode pengajaran. Metode disusun (dilaksanakan tahap-tahapnya) dengan
berpedoman kepada pendekatan dan prinsip-prinsip yang dianut. Pendekatan (dan
juga prinsip) inilah yang mempengaruhi setiap langkah kegiatan metode, yaitu
mempengaruhi pemilihan bahan, penyusunan, pengajian, pemantapan, dan juga
penilaian. Karena itu, tidak heran bila nama-nama metode pengajaran bahasa
banyak yang menggunakan nama-nama pendekatannya. Contohnya metode komunikatif
berasal dari pendekatan komunikatif dan metode SAS berasal dari pendekatan SAS.
Sama seperti prinsip dan
pendekatan, metode pengajaran juga terbagi atas dua bagian, yaitu metode umum
dan metode khusus.
a. Metode
Umum (Metode Umum Pembelajaran)
Metode umum adalah metode yang digunakan
untuk semua bidang studi/mata pelajaran, milik bersama semua bidang studi.
Contoh metode umum ini antara lain:
1.
metode ceramah,
2.
metode tanya jawab,
3.
metode diskusi
4.
metode ramu pendapat,
5.
metode demonstrasi,
6.
metode penemuan,
7.
metode inkuiri,
8.
metode pemberian tugas
dan resitasi, dan
9.
metode latihan.
b. Metode Khusus
(Metode Khusus Pembelajaran Bidang Studi Tertentu)
Metode
khusus adalah metode pembelajaran tiap-tiap bidang studi, misalnya metode
khusus pengajaran bahasa. Metode khusus ini tentu sangat ditentukan oleh corak
bidang studi yang bersangkutan dan tujuan pengajarannya. Bidang studi yang
mirip tentu akan memiliki metode khusus yang mirip pula. Metode khusus
pembelajaran bahasa dapat dibagi atas dua bagian besar, yaitu:
1.
Metode pengajaran bahasa pertama (bahasa ibu), dan
2.
Metode pengajaran bahasa kedua atau bahasa
asing.
Di antara kedua
jenis metode pengajaran bahasa ini, metode pengajaran bahasa kedualah yang
lebih banyak ragamnya, lebih berkembang berkat pengajaran bahasa Inggris
sebagai bahasa kedua atau bahasa asing di seluruh dunia. Istilah bahasa kedua
dalam hal ini mencakup pula bahasa ketiga, keempat, dan seterusnya yang
dipelajari oleh seseorang.
Bahasa Indonesia
bagi kebanyakan orang Indonesia adalah bahasa kedua. Hal itu karena sewaktu
kecil mereka telah beroleh bahasa ibu, dalam hal ini bahasa ibu.
Contoh
metode-metode pengajaran bahasa kedua yang pernah populer adalah:
1.
metode tata bahasa
terjemahan,
2.
metode langsung,
3.
metode eklektik,
4.
metode audiolingual,
5.
metode SAS (Struktural Analitik Sintetik), dan
6.
metode komunikatif.
2.
Teknik Pembelajaran
Bila
Anda hanya mengenal pendekatan dan metode saja sebenarnya Anda baru mengetaui penyampaian pelajaran
secara teoretis (Hidayat dkk. 2000: 60). Karena ada suatu alat lain yang
digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pelajaran itu, yaitu teknik. Teknik artinya cara,
yaitu cara mengerjakan atau melaksanakan sesuatu. Jadi, teknik pengajaran atau
mengajar adalah daya upaya, usaha-usaha, cara-cara yang digunakan guru untuk
melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas pada waktu tatap muka dalam
rangka menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran agar tercapai tujuan
pembelajaran (TIK/TPK pada kurikulum sebelum 2004, indikator setelah kurikulum
2004) saat itu.
Karena itu,
teknik bersifat implementasional (pelaksanaan) dan terjadinya pada tahap
pelaksanaan pengajaran (penyajian dan pemantapan). Kalau kita perhatikan guru
yang sedang mengajar di kelas, maka yang tampak pada kegiatan guru – murid itu
adalah teknik mengajar.
Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat atau cara yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat
memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan
metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut.
Dengan kata lain, pendekatan menjadi dasar penentuan metode, dari metode dapat ditentukan teknik. Karena itu, teknik
yang digunakan guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat
digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai
faktor.
Karena itu,
teknik pembelajaran yang digunakan guru tergantung pada kemampuan guru itu
mencarai akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar
dan berhasil dengan baik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan teknik pembelajaran di antaranya
1.
Situasi kelas,
2.
lingkungan,
3.
kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi
yang lain.
Dalam
percakapan sehari-hari kata metode dan tehnik ini diartikan sama, yaitu cara.
Dengan demikian, guru sering mencampuradukkan antara metode pengajaran dan
teknik mengajar. Kalau teknik mengajar disebut metode mengajar masih bisa
diterima karena metode mencakup teknik. Sebaliknya, kalau sebuah metode
pengajaran disebut teknik pengajaran jelas tidak tepat sama sekali.
Seperti
halnya prinsip, pendekatan, dan metode, teknik pembelajaran dapat dibagi atas
dua bagian, yaitu teknik umum dan teknik khusus.
1. Teknik Umum
(Teknik Umum Mengajar)
Teknik umum
adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi. Teknik umum di
antaranya sebagai berikut.
a.
teknik ceramah
b.
teknik tanya jawab
c.
teknik diskusi
d.
teknik ramu pendapat
e.
teknik pemberian tugas
f.
teknik latihan
g.
teknik inkuiri
h.
teknik demonstrasi
i.
teknik simulasi.
Nama-nama teknik
umum ini sama seperti nama-nama metode umum, namun wujudnya tentu berbeda.
Misalnya ceramah. Sebagai metode, ceramah mencakup pemilihan, penyusunan, dan
penyajian bahan. Bahkan, metode ceramah juga mencakup bagaimana menyajikan
bahan, dan biasanya teknik ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai
dalam suatu pertemuan atau kegiatan belajar mengajar.
b. Teknik Khusus
(Teknik Khusus Pengajaran Bidang Studi Tertentu)
Teknik khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan
atau memantapkan) bahan-bahan pelajaran bidang studi tertentu. Teknik khusus
pengajaran bahasa mempunyai ragam dan jumlah yang sangat banyak. Hal ini karena
teknik mengacu kepada penyajian materi dalam lingkup yang kecil. Sebagai
contoh, teknik pengajaran keterampilan berbahasa terdiri atas teknik
pembelajaran membaca, teknik pembelajaran menulis, teknik pembelajaran
berbicara, teknik pembelajaran menyimak, teknik pembelajaran tata bahasa, dan
teknik pembelajaran kosa kata. Pembelajaran membaca terbagi pula atas teknik
pembelajaran membaca permulaan dan teknik pembelajaran membaca lanjut.
Masing-masing terdiri pula atas banyak macam. Begitulah, teknik khusus itu
banyak sekali macamnya karena teknik khusus itu berhubungan dengan rincian
bahan pembelajaran.
Dalam setiap
kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa Indonesia, hanya menggunakan
satu metode, katakanlah metode khusus pembelajaran bahasa (yang ditunjang
sejumlah pendekatan dan prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik umum
maupun khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan.
B.
Gambaran
Umum Menyikat Gigi siswa
1.
Tehnik Menyikat Gigi
Teknik
menyikat gigi merupakan cara untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi
maupun gusi dan merupakan tindakan preventif dalam menjagakesehatan rongga
mulut yang optimal (Srigupta, 2004), beberapa teknik menyikat gigi yang umum
digunakan adalah:
a.Teknik Vertikal
Teknik ini
digunakan dengan kedua rahang dalam keadaan tertutup, kemudian
permukaan bukal gigi disikat dengan gerakan keatas dan ke bawah. Untuk
permukaan lingual dan palatinal dilakukan gerakan yang sama dengan posis kedua
rahang dalam keadaan terbuka.
b.Teknik Horizontal
Pada
teknik ini permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan ke depan dan ke
belakang. Untuk permukaan oklusal,menggunakan gerakan horizontal yang sering
disebut“scrub brushtechnic”dapat dilakukan dan terbukti merupakan cara yang
sesuaidengan bentuk anatomis permukaan oklusal. Kebanyakan orang yangbelum
diberi pendidikan khusus biasanya menyikat gigi dengan teknikvertikal dan
horizontal dengan tekanan yang keras. Cara-cara ini tidakbaik karena dapat
menyebabkan resesi gusi dan abrasi pada emailgigi.
c.Teknik Roll
Tehnik
ini disebut juga “ADA(American
DentalAssociation)-roll Technic”yangmerupakan carapaling seringdianjurkan
karena sederhana tetapi efisien dan dapat digunakan diseluruh bagian
mulut,bulu-bulu sikat ditempatkan pada gusi sejauhmungkin dari permukaan
oklusal dengan ujung-ujung bulu sikatmengarah ke apeks dan sisi bulu sikat
digerakan perlahan-lahanmelalui permukaan gigi sehingga bagi belakang dari
kepalasikatbergerak dengan lengkungan. Pada waktu bulu-bulu sikat
melaluimahkota klinis, kedudukannya hampir tegaklurus permukaan email,gerakan
ini diulang8-12 kalipadasetiap daerah dengan sistematissehingga tidak ada yang
terlewat. Cara ini akanmenghasilkan pemijatan gusi dan dapat membersihkan sisa
makanan dari daerah Interproksimal(Putri,
Herijulianti danNurjannah, 2002)
d. Teknik Vibratory
Teknik
ini pada prinsipnya membersihkan debris dan plak pada daerah interproksimal
gigi sekaligus memijat daerah tepi gingiva. Sikat dipegang dengan tangkai dalam
kedudukan horizontal, ujung bulu sikat diletakan pada permukaan gigi membentuk
sudut 45 derajat terhadap sumbu panjang gigi dan mengarah ke oklusal. Pada
posisi ini badan
bulu sikat menyentuh tepi gingiva, sedangkan ujung bulu sikat pada permukaan
gigi, sikat ditekan sehingga ujung bulu sikat masuk ke daerah interproksimal
dan badan bulu sikat menekan tepi gingival. Sikat digetarkan dalam gerakan
sirkuler kecil tetapi dengan tetap menjaga letak ujung bulu sikat pada tempat semula.
e.Teknik Fones atau Teknik Sirkuler
Bulu-bulu
sikat ditempatkan tegak lurus pada permukaan bukal dan labial dengan gigi dalam
keadaan oklusi. Sikat digerakkan dalam lingkaran-lingkaran besar sehingga gigi
dan gusi rahang atas rahang bawah disikat sekaligus, setelah semua permukaan
bukal dan labial disikat, mulut dibuka lalu permukaan lingual dan palatinal
disikat dengan gerakan yang sama, hanya dalam lingkaran-lingkaran yanglebih
kecil. Karena cara ini sulitdilakukanpada lingual dan
palatinal,makadapatdilakukan gerakan maju mundur untuk daerah ini. Tekni ini
dilakukan untuk meniru jalannya makanan di dalam mulut
sewaktumengunyah(Carranza,2006cit.Putri, Herijulianti,dan Nurjanah,2012).
2.
Cara
menyikat gigi yang baik dan benar
Walaupun
aktifitas menyikat gigi sudah menjadi bagian dari rutinitas kegiatan
sehari-hari sejak manusia mampu mengingat, namun masih terdapat
kesalahan-kesalahan ketika menggosok gigi. Dari tata cara menyikat gigi,
pemilihan sikat gigi, sehingga tak ayal timbul keluhan pada kondisi kesehatan
oral.
Untuk
langkah pertama, bisa diawali dengan memilih sikat gigi yang tepat. Berikut
beberapa tips yang bermanfaat dalam memilih sikat gigi yang baik dan sehat: Sesuaikan ukuran sikat
gigi dengan rongga mulut, terutama untuk menggosok bagian yang sulit dijangkau.
Selain itu, dengan memiliki sikat gigi yang sesuai dengan rongga mulut, dapat
mengoptimalkan tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi. Terutama bagi yang
memiliki struktur gigi cukup kecil, disarankan gunakan sikat gigi berukuran
kecil pula. Bentuk kepala sikat gigi yang berbentuk oval dapat melindungi gusi
dari kemungkinan terluka.
Pilihlah
bulu sikat gigi yang halus. Hal ini berguna untuk melindungi gusi dari
kemungkinan terluka ketika menyikat gigi. Pun, bulu sikat yang terlampau kasar
dapat merusak lapisan gusi sehingga menyebabkan gigi sensitif. Sebaliknya, jika
bulu sikat terlalu halus, kebersihan gigi menjadi kurang optimal.
Sikat
gigi dengan pegangan yang cukup lebar dapat membantu untuk menggenggam dengan
lebih kuat dan mantap, sekalipun dalam keadaan basah.
Jika menggunakan
jenis sikat gigi yang memiliki penutup kepala sikat, pastikan penutup sikat
memiliki lubang ventilasi udara. Dengan demikian proses tumbuhnya bakteri
akibat tingkat kelembaban yang tinggi di kepala sikat dapat terhindari.
Batas
pemakaian sebuah sikat gigi adalah 3 bulan, jika digunakan lebih dari tempo
yang ditentukan, maka berpotensi untuk melukai gusi ketika proses penyikatan
berlangsung. Hindari
meminjamkan atau meminjam sikat gigi orang lain demi menghindari terjadinya
infeksi akibat kuman dan bakteri yang terbawa.
Menggosok gigi
secara benar dan teratur dua kali sehari dapat mengurangi resiko terjadinya
kerusakan gigi. Berikut adalah sekilas tata cara menyikat gigi yang dianjurkan:
·
Gosoklah seluruh
permukaan gigi yang menghadap ke pipi dan lidah. Pastikan seluruh permukaan
telah tergosok. Untuk gigi atas gerakan sikat dari atas ke bawah dan sebaliknya
untuk gigi bawah gerakan sikat dari bawah ke atas.
·
Gosoklah dengan lembut
permukaan gusi dan lidah
·
Posisi sikat gigi
kurang lebih 45 derajat di daerah perbatasan antara gigi dan gusi sehingga gusi
tidak terluka.
Biasakan
menyikat gigi sebelum tidur. Pada saat seseorang sedang tidur, produksi air
liur menurun, sehingga alirannya pun jauh berkurang. Padahal air liur memiliki
efek self- cleansing, yaitu berfungsi
untuk membilas plak yang melekat di gigi.
Tidur malam bisa
memakan waktu hingga 8 jam. Pada rentang waktu selama itu, plak mengalami
maturasi, di mana jumlah bakterinya lebih banyak. Pada waktu itulah gigi rentan
terhadap proses karies atau gigi berlubang.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk
menyikat gigi sebelum tidur guna menekan resiko timbulnya gangguan kesehatan
oral (sumber: gigi.klikdokter.com).
3.
Hal-hal
yang perlu di perhatikan ketika menyikat gigi
1. Memilih sikat
gigi
Pada
saat ini, sudah banyak berbagai jenis sikat gigi yang bisa kita pilih sesuka
hati. Salah satu fitur yang tidak akan terlewatkan ketika memilih sikat gigi adalah bulu pada
sikatnya. Bulu pada sikat tentulah harus lembut agar ketika menyikat gigi tidak
akan mengikis enamel pada gigi dan merobek gusi. Sikat gigi hendaklah
harus diganti setiap 3 bulan atau 6 bulan agar tetap efektif dan nyaman untuk
digunkan. Tapi sikat gigi dapat pula diganti lebih cepat dari 3 bulan jika
tekstur dan bentuk pada bulu sikatnya terlihat sudah tidak layak untuk dipakai
lagi.
2. Memilih pasta
gigi
Pada
saat ini sudah banyak dijumpai di beberapa iklan di TV yang menawarkan berbagai
produk pasta gigi untuk mencegahan gigi berlubang. Di dalam pasta gigi terdapat
zat kimia Fluorida. Tapi penggunaan pasta gigi buat anak-anak dianjurkan yang
bebas fluorida karena dapat berbahaya jika tertelan saat menyikat. Gigi
sensitif dapat dihilangkan dengan menggunakan pasta gigi khusus yang
menggunakan Bahan aktif seperti strontium chloride, yang dapat membantu gigi
untuk meminimalkan gigi yang sensitive.
3. Flossing
Flossing
dapat memberikan manfaat yang signifikan yang tidak bisa dilakukan saat
menyikat gigi, seperti menghilangkan sisa-sisal makanan yang terjebak pada
sela-sela gigi. Penggunaannya dengan memutar benang floss di jari tengah pada
masing-masing tangan sehingga ibu jari digunakan untuk memandu benang. Dorong
pasangan benang antara gigi dan geser terhadap masing-masing gigi beberapa kali
dan ulangi proses ini sampai semua gigi telah difloss. Jangan terlalu keras
dalam menggunakan floss karena dapat memotong gusi.
Adapun hal-hal
yang perlu diperhatikan ketika menyikat gigi
1.
Cara menyikat harus
dapat membersihkan semua deposit pada permukaan gigi dan gusi secara baik,
terutama saku gusi dan ruang interdental (ruang antar gigi);
2.
Gerakan sikat gigi
tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi dengan tidak memberikan
tekanan berlebih;
3.
Cara menyikat harus
tepat dan efisien.
4.
Frekuensi menyikat gigi
maksimal 3 kali sehari (setelah makan pagi, makan siang dan sebelum tidur
malam), atau minimal 2 kali sehari (setelah makan pagi dan sebelum tidur
malam).
Telah
kita ketahui bahwa frekuensi menggosok gigi adalah sehari 3 kali, setiap
sehabis makan dan sebelum tidur. Kenyataannya menggosok gigi 3 kali sehari
tidak selalu dapat dilakukan, terutama ketika seseorang berada di sekolah,
kantor atau tempat lain. Manson (1971) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari
cukup 2 kali, setelah makan pagi dan sebelum tidur malam.
Menyikat
gigi harus dilakukan secara sistematis, tidak ada sisa makanan tertinggal.
Caranya menggosok mulai dari gigi belakang kanan/kiri digerakan ke arah depan
dan berakhir pada gigi belakang kanan/kiri dari sisi lainnya. Hasil penyikatan
akan lebih baik bila menggunakan disclosing solution atau disclosing tablet
sebelum dan sesudah penyikatan gigi. Dengan disclosing solution,
lapisan-lapisan yang melekat pada permukaan gigi dapat terlihat jelas.
Menyikat gigi itu adalah suatu
keharusan yang harus dilakukan setiap hari. Salah satu cara merawat gigi adalah
dengan menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur. Namun demikian ternyata
menggosok gigi juga belum tentu menyehatkan, ini bila cara menggosok gigi yang
dilakukan tidak benar.
1.
Menggosok
gigi terlalu keras
Menggunakan sikat gigi dengan bulu yang keras,
ditambah lagi dengan tekanan yang terlalu kuat saat menggosok gigi, bisa
menghilangkan enamel pelindung gigi secara permanen. Hal inilah yang memicu
gigi sensitif dan lubang gigi, sertanya menyebabkan gusi mundur (menipis).
Lebih baik, gunakan sikat gigi dengan bulu halus, lalu
gosok gigi dengan gerakan memutar selama 2 menit, sedikitnya dua kali sehari.
Sikat gigi dengan kepala yang ramping dapat bergerak dengan mudah di dalam
mulut yang kecil, sedangkan gagang sikat yang panjang lebih mampu menjangkau
geraham belakang daripada yang pendek.
2.
Menggunakan
pasta gigi yang salah
Jangan langsung percaya dengan pasta gigi yang diklaim
mengandung berbagai bahan yang bermanfaat. Beberapa pasta gigi, khususnya yang
didesain sebagai “tartar control” bisa menyebabkan abrasi. Pasta gigi yang
mengandung butiran-butiran terasa kasar dapat mengikis enamel gigi dan
menyebabkan gusi menipis. Pasta gigi dengan fluoride sudah cukup untuk Anda.
3.
Tidak
menggunakan dental floss
Bakteri pada gigi dapat berkembang menjadi plak,
penyebab utama lubang dan penyakit gusi, dalam 24 jam. Gunakan benang gigi
sekali sehari untuk mengusir plak.
4.
Sering
minum minuman bersoda
Minuman berkarbonasi, alias minuman bersoda yang
mengandung asam fosforik, yang lama-kelamaan dapat mengikis gigi. Jika kita
biasa menikmati minuman ini, gunakan sedotan untuk meminimalisasi kontak
langsung cairan tersebut dengan gigi. Jangan lupa gosok gigi sesudahnya.
5.
Makanan
yang meninggalkan noda
Enamel gigi itu seperti spons. Makanan atau minuman
yang meninggalkan noda di piring atau cangkir, seperti kopi, teh, minuman
berkola, saus marinara, atau kecap, juga akan membuat gigi berangsur menjadi
kuning. Mintalah dokter gigi untuk melakukan perawatan laser whitening,
bleaching, atau Prophy Power, prosedur baru dimana sodium bicarbonate (bahan
pemutih yang lembut) dicampur dengan semburan air yang kuat untuk mengangkat
noda tanpa menghilangkan enamel. Pasta gigi dengan pemutih memang bisa sedikit
memutihkan gigi, tetapi cenderung terlalu tajam untuk enamel.
6.
Doyan
ngemil yang tidak sehat
Setiap kali kita makan sesuatu, apalagi yang manis
atau mengandung tepung, bakteri yang biasa hidup di dalam mulut akan
menciptakan asam untuk memecah makanan tersebut. Namun asam ini juga bisa
menyerang gigi, menyebabkan gigi rusak. Sebagai gantinya, pilih buah-buahan dan
sayuran yang renyah (seperti apel atau wortel) baik sebagai lauk maupun sebagai
cemilan.
Para ahli kesehatan gigi bahkan mempertimbangkan jenis
makanan seperti ini sebagai sikat gigi alami karena efeknya pada plak yang
bagaikan detergen. Mengunyah permen karet tanpa gula seperti Xylitol juga
membantu mencegah lubang gigi, dengan meningkatkan aliran liur. Liur yang
mengalir akan mengusir bakteri penyebab lubang gigi.
7.
Menggunakan
gigi sebagai alat bantu
Membuka kantong keripik yang terbuat dari aluminium
foil dan melonggarkan simpul menggunakan gigi ternyata dapat menyebabkan gigi
retak dan pecah, serta merusak perawatan gigi yang sedang dilakukan. Kebiasaan
lain yang merusak gigi adalah mengunyah es batu, cokelat yang sudah membeku,
atau permen.
8.
Mengabaikan
masalah gigi
Gusi berdarah, dan nafas berbau yang sudah kronis,
adalah indikasi adanya penyakit gusi. Untuk mengatasi bau mulut, minumlah cukup
air untuk menjaga kelembaban mulut, dan membuang kelebihan bakteri dengan
pengerok lidah (banyak dijual di apotek). Untuk mencegah gusi berdarah, gosok
gigi secara teratur dan gunakan benang gigi. Segera ke dokter bila gejala ini
tak juga mereda.
9.
Menghindari
dokter gigi
Sangat disarankan untuk memeriksa kesehatan gigi dua
kali dalam setahun, namun saran ini tampaknya cenderung diabaikan. Padahal,
jika gusi mengalami masalah, setidaknya kita harus kontrol ke dokter setiap
tiga bulan.
10.
Mengabaikan
masalah pada bibir
Tak peduli betapa baiknya kondisi gigi Anda, senyum
Anda tak akan terlihat cerah bila bibir dibiarkan kering dan pecah-pecah. Kulit
pada bibir, yang lebih tipis daripada kulit lainnya, cenderung akan kehilangan
kelembabannya dan berubah seiring bertambahnya usia. Menggunakan lip balm
dengan pelembab setiap hari akan sangat membantu agar bibir tidak kering.
11. Berkumur usai sikat gigi
Selama ini, sesudah menggosok gigi orang pasti akan langsung berkumur.
Menurut Tam, hal tersebut tidaklah dianjurkan. Dia menjelaskan tujuan menyikat
gigi ialah memperbaiki dan membuat daerah mulut menjadi bersih. Oleh karena itu
sebaiknya jangan berkumur selama 30 menit seusai sikat gigi agar kandungan pada
pasta gigi dapat meresap terlebih dahulu.
12. Menyikat gigi sehabis makan
Meskipun pada pagi hari kita cenderung terburu-buru dalam melakukan
segala hal, namun penting untuk menunggu selama 30 menit setelah makan untuk
dapat menyikat gigi. Hal itu ditujukan untuk menunggu pH mulut yang sempat naik
karena makanan yang dikonsumsi saat sarapan, bisa turun.
13. Menyikat gigi kurang dari dua menit
Jika Anda menyikat gigi kurang dari waktu tersebut maka kemungkinan sisa
makanan dan noda yang tertinggal pada gigi akan lebih besar.
14.
Hanya menyikat gigi depan
Ketika
menggosok gigi, orang hanya mengingat gigi depan yang digunakan untuk
tersenyum, sehingga bagian belakang sering diabaikan. Padahal, plak juga
menempel di bagian gigi belakang.
15. Menyikat gigi saat mandi
Hal itu dianggap dapat menghemat waktu. Namun, menggosok gigi sambil
mandi justru hanya membuat Anda tidak fokus pada proses tersebut. Sebaiknya
menyikat gigi tetap dilakukan di depan cermin sehingga dapat melihat pergerakan
sikat dalam menggosok gigi.
16.
Anda terlalu sebentar menyikat gigi.
Kebanyakan orang tidak cukup lama
menggosok giginya. Kebanyakan dokter gigi merekomendasikan menggosok gigi
selama dua atau tiga menit, namun sebagian besar orang tidak melakukannya.
Lebih baik mulai sekarang, perhatikan waktu menggosok gigi Anda. Pastikan
mencapai waktu dua hingga tiga menit.
17.
Anda tidak melihat cara Anda
menggosok gigi.
Pastikan Anda berkaca saat menggosok
gigi dan lihat arah sikat gigi. Pasalnya Anda akan dengan mudah kehilangan area
di batas-batas gusi yang merupakan bagian penting. Di sinilah plak, tartar, dan
bakteri berkumpul yang menyebabkan gusi meradang dan terinfeksi. Juga perhatian
di bagian belakang geraham. Jika kepala sikat membentuk pipi sebelum Anda
mencapainya, Anda bisa terlewat menggosok di bagian-bagian tertentu.
18.
Teknik menggosok Anda salah.
Email (lapisan gigi) merupakan lapisan
yang bisa rusak ketika Anda menggosoknya bolak-balik. Pegang sikat dengan arah
bulu 45 derajat dari permukaan gigi dan gosok dengan pola lingkarang-lingkaran
kecil. Fokus pada beberapa gigi sekaligus, kemudian pindah ke set berikutnya.
Setelah menyelesaikan lingkarang-lingkaran tersebut, sikat dari arah garis gusi
untuk membersihkan sisa plak dan bakteri.
19.
Anda salah memilih sikat gigi
Pastikan Anda membeli sikat gigi yang
berbulu lembut untuk meminimalisir kerusakan. Meski tetap saja, Anda harus bisa
menggunakannya dengan tepat. Selembut apa pun bulu sikat gigi, jika Anda salah
menggosokkannya, bisa merusak gigi. Anda sebaiknya mengganti sikat gigi setiap
tiga bulan sekali. Jika bulu sikat gigi sudah terlihat rusak sebelum tiga
bulan, gantilah. Setelah dipakai, bilas sikat gigi dengan air hangat dan
biarkan mengering untuk menghilangkan bakteri.
20.
Anda tidak berkumur dengan larutan kumur anti bakteri
Berkumur setelah menggosok gigi dan flossing
adalah tahap terakhir untuk menyingkirkan bakteri. Anda bisa memilih cairan
kumur tanpa alkohol yang menjaga kebersihan mulut dan tidak melukai gigi. Bisa
juga pilih cairan kumur berbahan fluoride untuk menguatkan gigi dan
membentengi email gigi dan mencegah lubang.
C.
Kebersihan gigi dan mulut
Faktor yang mempengaruhi kebersihan
gigi dan mulut :
1.
Plak
Plak
adalah suatu lapisan lunak yang terdiriatas kumpulan mikroorganisme yang
berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada
pemukaan gigi yang tidak di bersihkan.plak sangat tipis, baru terlihat setelah
dilakukan perwarnaan, dan plak tidak dapat dibersihkan hanya dengan
berkumur-kumur, semprotan air atau udara tetapi plak dapat dibersihkan secara
mekanis yaitu membershkan plak dengan menyikat gigi (Supardan Iman drg, 2013).
Pembentukan
plak terjadi melalui tiga tahap yaitu pembentukan pelikel, perlekatan bakteri
(kolonisasi) dan pengerasan. Plak terbentuk ketika palikel, sisa makanan dan
bakteri bergabung. Tahap pertama pembentukan plak adalah melekatnya palikel
pada email gigi. Palikel adalah lapisan tipis dari protein air ludah
yangmelekat sesaat setelah gigi di bersihkan. Partikel berperan melindungi
email dari aktifitas asam. Namun disisi lain, partkel juga menyediakan
permukaan yang besifat sticky (melengket), Sehingga bakteri mudah menempel.
Bakteri yang mudah menempel pada
permukaan luar pelikelterutama adalah bakteri streptococcus mutans dan
streptococcus sangius. Bakteri-bakteri tersebut memproksi subtansi yang
menstimulasi bakteri-bakteri bebas untuk bergabung. Bakteri-bakteri terus
menempel dan berkembang biak sehingga mengakibatkan peningkatan masa. Jika plak
tidak dibersihkan , akan terakumulasi dan mengeras menjadi karang gigi (http://www.enzim.com)
2. Debris
Food
debris adalah sisa makanan yang terdapat dalam rongga mulut. Kebanyakan Food
debris terbentuk secara cepat oleh enzim, bakteri dan jelas pada oral cavity
dalam 5 menit setelah makan tetapi tersisa pada gigi dan mukosa. Flow salifa,
gerakan mekanis lida, pipi dan bibir dan bentuk kesejajaran pipih / gigi dan
rahang mempengaruhi rata-rata adanya makanan yang mana dipercepat oleh
peningkatan pengunyahan dan viskositas yang rendah dari saliva. Walaupun
mengandung bakteri, Food debris berbeda dengan lapisan bakteri plate dan
bakteri alba. Dental plak bukan derivat dari Food debris dan Food debris bukan
menjadi penyebab penting terjadinya gingivitis (sandira iqbal, 2009).
3. Calculus
Calculus
terbentuk dari dental plat yang mengeras pada gigi dan menetap dalam waktu yang
lama. Dental plat merupakan tempat ideal bagi mikro organisme mulut, karena
terlindung dari pembersihan alami oleh lidah maupun saliva. Akumulasi plak juga
dapat menyebabkan iritasi dan implamasi gusi yang gingivitis. Jika akumulasi
plak terlalu berat, maka dapat menyebabkan periodontitis maka plak, sering
disebut juga sebagai penyebab primer penyakit periodontitis. Sementara,
kalkulus pada gigi membuat gental plak melepat pada gigi atau gusi yang sulit
dilepaskan hingga dapat memicu pertumbuhan plak selanjutnya. Karena itu
kalkulus disebut juga sebagai penyebab sekunder periodontitis.
Kalkulus dapat terbentuk diatas gusi
atau supraginival, atau pada sulcus, yaitu saluran antara gusi dan gigi. Ketia
terjadi plak supraginival, maka bakteri yang terkandung di dalamnya hampir
semua merupakan bakteri aerobik, atau bakteri yang dapat hidup di lingkungan
penuh oksigen. Plak subginival teruta terdiri dari bakteri anaerobik yaitu
bakteri yang tidak dapat hidup pada lingkungan yang mengandung oksigen bakteri
anaerobik inilah yang berbahaya bagi
gusi dan jaringan yang menempel pada gigi, yang menimbulkan periodentitis. Pada
umumnya, orang yang mengalami periodentitis memiliki deposit calculus subginival.
Untuk menghilangkan dental plak dan calculus perlu
dilakukan scaling atau root planning, yang merupakan terapi periodental
konvensional atau non-surgikal. Terapi ini selain mencegah inflamasi juga
membantu periodentium bebas dari penyakit. Prosedur scaling menghilangkan plak,
calculus, dan noda dari permukaan gigi maupun akarnya. Prosedur lain adalah
root planing, terapi khusus yang menghilangkan cementum dan permukaan denking
yang ditumbuhi calculus, mikro organisme, serta racun racunya. Scaling dan root
planing digolongkan sebagai deep cleaning, dan dilakukan dengan peralatan
khusus seperti alat ultrasonik, seperti periodental scaller dan curet
C.
Kerangka
konsep
Variabel
bebas
Gambaran menyikat gigi
1. Menyikat
gigi dengan baik dan benar
2. Mengingatkan
waktu menyikat gigi
3. Menyediakan
sikat gigi dan pasta gigi
4. Memeriksakan
ke dokter gigi
Variabel
terikat
Pemeliharaan
kebersihan gigi dan mulut
-
Baik
-
Cukup
-
Kurang
E.
Devinisi
Operasional
1. Siswa
Yang dimaksud siswa
dalam penelitian ini adalah siswa-siswi dari anak SD Negeri 28 Katobu yang
dijadikan sebagai subjek penelitian
2. Waktu
menyikat gigi
Yang dimaksud dengan
menyikat gigi dalam penelitian ini
adalah waktu-waktu tertentu yang digunakan untuk menyikat gigi, yaitu 2 x
sehari, yang pertama pada saat pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
3. Menyikat
gigi
Yang dimaksud menyikat
gigi dalam penelitian ini adalah kegiatan membersihkan gigi menggunakan sikat
gigi dan pasta gigi secara teratur sesuai dengan waktu menyikat gigi
4. Sikat
gigi
Yang dimaksud dengan
sikat gigi dalam penelitian ini adalah alat untuk membersihkan gigi yang
berbentuk sikat kecil dengan pegangan
5. Pasta
gigi
Yang dimaksud dengan
pasta gigi dalam penelitian ini adalah sejenis pasta yang biasa digunakan untuk
membersihkan gigi, biasa digunakan bersama dengan sikat gigi
6. Tehnik
Yang dimaksud tehnik
dalam penelitian ini adalah cara yang dilakukan dalam proses membersihkan gigi.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan adalah Deskriptif. Deskriptif merupakan penelitian
yang bertujuan untuk memberikan gambaran tehnik pengetahuan menyikat gigi yang
baik dan benar pada siswa kelas 1 dan 2 di SDN 28 Katobu.
B.
Tempat
dan waktu penelitian
1. Tempat
penelitian
Penelitian dilakukan di
SDN 28 Katobu
2. Waktu
penelitian
Waktu penelitian
dilakukan pada waktu bulan September-Oktober 2015
C.
Popilasi
dan Sampel
1. Populasi
Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah 30 orang siswa-siswi yang berumur 5- 6 tahun SD Negeri 28
Katobu
2. Sampel
Sampel yang diambil
sebanyak 30 orang siswa-siswi yang berumur 5-6
tahun yang sudah dianggap dapat mewakili populasi. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara total sampling.
D.
Tehnik
Pengumpulan Data
1. Data
diperoleh dengan cara memberikan kuisioner kepada seluruh siswa untuk
mengetahui gambaran tehnik menyikat gigi yang baik dan benar
2. Pengolahan
data secara manual
a. Data
primer yaitu data yang diperoleh dari kuisoner
b. Data
sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai dokumen serta perpustakaan
yang dapat menunjang hasil penelitian.
3. Analisa
data
Analisa data dilakukan
secara deskriptif dengan membuat uraian secara sistematis mengenai hasil
penelitian kemudian mendistribusikan dalam bentuk tabel
E.
Instrumen
penelitian
Kuisioner
untuk mengetahui gambaran tehnik menyikat gigi yang baik dan benar.
F.
Pengolahan data dan analisa data
1. Pengolahan
data
Setelah data yang
diperlukan peneliti terkumpul, maka dilakukan tahap pengolahan data yang
melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Editting
Upaya untuk memeriksa
kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.
b. Coding
Pemberian / pembuata
kode-kode pada tiap-tiap data yang termaksud dalam kategori yang sama.
c. Tabulatting
Membuat tabel-tabel
yang berisikan data yang telah diberi kode, sesuai dengan analisis yang
dibutuhkan
d. Cleaning
Merupakan kegiatan
pencegahan pengecekan kembali data yang sudah diolah apakah ada kesalahan atau
tidak.
2. Analisa
data
Hasil kuisioner responden
akan diolah dan setiap responden memperoleh nilai sesuai dengan pedoman
penelitian kuisioner. Jika responden menjawab “YA” akan diberik skor satu (1),
sedangkan jika responden menjawab “tidak” akan diberi nilai nol (0).
Kemudian dari nilai
tersebut akan ditentukan skor total pada masing-masing responden dengan rumus :
N = sp / sm x 100 %
Keteragan :
N =
Nilai pengetahuan
Sp = skor yang di dapat
Sm = skor tertinggi maksimum
Selanjutnya hasil
perhitungan di masukkan kedalam standar kriteria objek, yaitu :
1. Baik
: bila hasil 76 – 100%
2. Ckup
: bila hasil 56 – 75%
3. Kurang
: bila hasil 40 – 55%
DAFTAR PUSTAKA
Erwan
Agam Ferry, 2013, Seputar kesehatan gigi dan
mulut, ANDI, Yogyakarta VI
Novala
Marina, 2015, Penyuluhan kesehatan gigi pada
anak Sekolah Dasar, Universitas Sumatra Utara
Ishak
Nur, 2014, Gambaran pengetahuan anak terhadap
menggosok gigi yang benar (KTI KEPERAWATAN). Makassar
Indah
Nisita Putri, 2012, Kemampuan menyikat gigi secara
baik dan benar (Skripsi). Makassar
Universitas
Hasanuddin
Evy,
2007, Cara menyikat gigi yang baik dan benar .jakarta
Indah
Sari, 2012, Media komunikasi tentang cara menggosok gigi yang baik dalam media
komunikasi (Makalah). Palembang.
Jurusan
Kesehatan Gigi Poltekes Kemenkes Palembang
Muin
M, 2013, Tehnik menyikat gigi secara baik dan
benar. Makassar
Skripsi
dekan fakultas kedokteran gigi Universitas Hasanuddin
Suparman
Iman, 2007, Definisi plak. Retrieved April 3,
2004, from dokter muda
http//www.
Dokter muda. Com
Sandira
Iqbal, 2009, Food debris. Retrived April 2014, from
jurnal ilmu pendidikan : jilid 5 : http///www.Malang.ac.id
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
B.
Rumusan
masalah
C.
Tujuan
penelitian
D.
Manfaat
penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Gambaran
tehnik atau metode
B.
Gambaran
umum menyikat gigi siswa
C.
Kebersihan
gigi dan mulut
D.
Kerangka
konsep
E.
Definisi
operasional
BAB III METODE
PENELITIAN
A.
Jenis
penelitian
B.
Tempat
dan waktu penelitian
C.
Populasi
dan sampel
D.
Tehnik
pengumpulan data
E.
Instrumen
penelitian
F.
Pengolahan
data dan analisa data
ii
|
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan
syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan taufiknya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Proposal
Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat guna
menempuh ujian akhir program pada pendidikan diploma III Keperawatan Gigi,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Amanah Makassar. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini berjudul
“Gambaran Pengetahuan Tehnik Menyikat Gigi Yang Baik Dan Benar Pada Siswa Kelas
I dan II SD Negeri 28 Katobu Raha Tahun
2015”.
Dalam penyusunan
dan penyelesaian Proposal
Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan
sebagai manusia biasa yang senantiasa membutuhkan pertolongan orang lain. Oleh
sebab itu penulis telah melibatkan berbagai pihak yang telah memberikan bantuan
, baik berupa pikiran maupun bantuan materi, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini.
Penyusun
WD. Agusyanti
i
|
GAMBARAN PENGETAHUAN
TEHNIK MENYIKAT GIGI YANG BAIK DAN BENAR PADA SISWA KELAS 1 DAN 2
SD
NEGERI 28 KATOBU
KAB.
MUNA
PROPOSAL KARYA TULIS
ILMIAH
Dianjurkan Kepada Program
Studi Diploma III Keperawatan Gigi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan amanah
Makassar
Sebagai salah Satu
Syarat Mengikuti
Ujian Akhir
Program
OLEH :
OLEH :
WA
ODE
AGUSYANTI
NIM : 01203090
PROGRAM STUDI DIPLOMA
III KEPERAWATAN GIGI
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN AMANAH
MAKASSAR
2015
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar