do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Kamis, 27 Agustus 2015

KTI KEPERAWATAN GIGI



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pengetahuan adalah  merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui panca indera manusia, yaitu: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2003).
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Upaya kesehatan gigi perlu di tinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Dalam hal ini contohnya anak SD yang masih belum banyak memiliki pengetahuan yang luas terutama tentang kesehatan gigi dan mulut. Usaha pemerintah dalam membangun kesehatan tentunya membutuhkan orang-orang yang dapat memberikan penjelasan mengenai kesehatan gigi dan aturan yang ada dalam bidang kesehatan, terutama kesehatan gigi (Kesehatan Gigi dan Mulut. 2010).
Kesehatan gigi adalah bagian integral dari kesehatan umum, sehingga perlu bagi kesehatan gigi untuk senantiasa meningkatkan kemampuan sesuai dengan perkembangan kesehatan pada umumnya. Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut (Notoatmodjo cit Fankari, 2004).Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Anak masih sangat tergantung pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi karena kurangnya pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dibanding orang dewasa. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan salah satu faktor yang dapat merusak gigi adalah makanan dan minuman , yang mana ada yang menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi (Kesehatan Gigi dan Mulut, 1989: 132). Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang mengalami karies (Penyebab dan Gejala Timbulnya Karies Gigi. 2010). Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Pentingnya perawatan gigi dan mulut serta menjaga kebersihannya karena mulut bukan sekedar pintu masuknya makanan dan minuman saja, tetapi mulut juga bisa menjadi pintu masuknya mikroorganisme yang dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. Berbicara masalah kesehatan gigi, tingkat kebersihan mulut mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga dan mempertahankan kesehatan gigi dan jaringan periodontal, sehingga peranan kebersihan gigi dan mulut dalam upaya peningkatan derajat kesehatan yang optimal sangat perlu diperhatikan, sebab penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit dengan prevalensi terbesar dari masalah-masalah kesehatan nasional. Saat ini untuk menjaga kebersihan mulut adalah dengan menyikat gigi yang baik dan benar (H.Tan 1993). Pendidikan kesehatan gigi merupakan metode untuk memotivasi pasien
 agar membersihkan mulut mereka dengan efektif. Pendekatan ini sebaiknya tidak dianggap sebagai instruksi dokter tetapi lebih merupakan dorongan atau ajakan agar pasien sadar akan pentingnya kebersihan mulut (Donna,2009).  Andlaw berkata bahwa walaupun lebih dari 50% anak-anak di Inggris menyatakan menggosok giginya sekurang-kurangnya 2 kali sehari, kebanyakan mempunyai debris pada gigi-giginya. Hal ini menunjukkan bahwa menggosok gigi, biasanya dilakukan dengan tdk efesien. Dalam mengajar anak untuk menggosok gigi-gigi mereka, tujuanya haruslah memberi instruksi dan mendorong semangat mereka untuk mengeluarkan semua debris dan plak dari semua permukaan gigi yang dapat dijangkau (Todd dan Dodd, 1985).
Kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi 2 kali sehari waktu pagi dan sebelum tidur. Dengan berbagai macam cara tekhnik yang bias digunakan (Ardyan, 2010). Dalam hal ini perlu pengawasan sedini mungkin, terutama pada anak yang berusia muda, mereka belum mengalami kerusakan lebih lanjut dan masih dalam tafir belajar sehingga mereka lebih menerima dan mengalami perubahan untuk berkembang.                                                                                                     
Dari uraian diatas kebiasaan menjaga kesehatan mulut sangat penting dalam kehidupan sehari-hari apa lagi dalam kalangan anak-anak sekolah dasar sehingga perlu diterapkan pendidikan kesehatan mulut, maka dari itu penulis berinisiatif untuk meneliti gambaran pengetahuan tehnik menyikat gigi yang baik dan benar pada siswa kelas IV di SD Negeri 28 Katobu.

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : Bagaimana gambaran pengetahuan tehnik menyikat gigi yang baik dan benar pada siswa kelas IV di SD Negeri 28 Katobu ?

C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tehnik menyikat gigi yang baik dan benar siswa kelas IV SD Negeri 28 Katobu
2.      Tujuan Khusus
1.      Untuk mengetahui peran siswa dalam menghindari makanan manis, lengket, dan camilan, mengingat waktu menyikat gigi, tehnik menyikat gigi, pemilihan sikat gigi dan pasta gigi, memeriksa kesehatan gigi, pada siswa kelas IV SD Negeri 28 Katobu.
2.      Untuk mengetahui tingkat pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Memberikan masukan kepadatenaga-tenaga kesehatan gigi dan mulut untuk melakukan program penyuluhan kepada siswa SD tentang tehnik menyikat gigi yang baik dan benar dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari .
2.      Memberi sumbangan bagi pengembangan ilmu kesehatan gigi dalam masyarakat serta dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti lain untuk mengembangkan ilmu kesehatan gigi dalam masyarakat.
3.      Memberi kesempatan pada penulis untuk menggali kemampuan dan melakukan penelitian.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Gambaran Tehnik/Metode
1.         Metode Pembelajaran
         Istilah metode berasal dari bahasa Yunani methodos ’jalan’, ’cara’. Karena itu, metode diartikan cara melakukan sesuatu. Dalam dunia pembelajaran, metode diartikan ’cara untuk mencapai tujuan’. Jadi, metode pembelajaran  dapat diartikan sebagai cara-cara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Jadi, metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan, sedangkan pendekatan bersifat filosofis, atau bersifat aksioma.
         Dengan demikian, metode bersifat prosedural.  Artinya, menggambarkan prosedur bagaimana mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Karena itu, tepat bila dikatakan bahwa setiap metode pembelajaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai bagian atau komponen metode itu. Jadi, secara keseluruhan metode pengajaran itu mencakup tiga tahap kegiatan, yaitu persiapan (preparasi), pelaksanaan (presentasi), dan penilaian (evaluasi). Setiap tahap diisi pula oleh langkah-Iangkah kegiatan yang lebih spesifik. Dari bagan di atas terlihat bahwa tahap I (persiapan) tidak kelihatan di sekolah karena biasa dilakukan guru di rumah. Ini membuktikan bahwa metode pengajaran itu luas cakupannya, mencakup kegiatan guru yang ada di rumah sampai ke sekolah dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan.
         Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang mencakup pemilihan, penentuan, dan peyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya. Karena itu,metode pengajaran dapat dikatan sebagai cara-cara guru mencapai tujuan pengajaran dari awal sampai akhir yang terdiri atas lima kegiatan pokok. Kegiatan-kegiatan tersebut sebagai berikut:
1.     pemilihan bahan,
2.     penyusunan bahan,
3.      penyajian,
4.     pemantapan,
5.     penilaian formatif.
            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara prosedural sebenarnya semua metode pengajaran itu sama. Yang membedakannya adalah pendekatan dan prinsip-prinsip yang dianutnya. Hal itu karena keduanya, terutama pendekatan, sangat menentukan corak sebuah metode pengajaran. Metode disusun (dilaksanakan tahap-tahapnya) dengan berpedoman kepada pendekatan dan prinsip-prinsip yang dianut. Pendekatan (dan juga prinsip) inilah yang mempengaruhi setiap langkah kegiatan metode, yaitu mempengaruhi pemilihan bahan, penyusunan, pengajian, pemantapan, dan juga penilaian. Karena itu, tidak heran bila nama-nama metode pengajaran bahasa banyak yang menggunakan nama-nama pendekatannya. Contohnya metode komunikatif berasal dari pendekatan komunikatif dan metode SAS berasal dari pendekatan SAS.
            Sama seperti prinsip dan pendekatan, metode pengajaran juga terbagi atas dua bagian, yaitu metode umum dan metode khusus.
a.    Metode Umum (Metode Umum Pembelajaran)
Metode umum adalah metode yang digunakan untuk semua bidang studi/mata pelajaran, milik bersama semua bidang studi. Contoh metode umum ini antara lain:
1.         metode ceramah,
2.         metode tanya jawab,
3.         metode diskusi
4.         metode ramu pendapat,
5.         metode demonstrasi,
6.         metode penemuan,
7.         metode inkuiri,
8.         metode pemberian tugas dan resitasi, dan
9.         metode latihan.
b. Metode Khusus (Metode Khusus Pembelajaran Bidang Studi Tertentu)
            Metode khusus adalah metode pembelajaran tiap-tiap bidang studi, misalnya metode khusus pengajaran bahasa. Metode khusus ini tentu sangat ditentukan oleh corak bidang studi yang bersangkutan dan tujuan pengajarannya. Bidang studi yang mirip tentu akan memiliki metode khusus yang mirip pula. Metode khusus pembelajaran bahasa dapat dibagi atas dua bagian besar, yaitu:
1.         Metode pengajaran bahasa pertama (bahasa ibu), dan
2.         Metode pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing.
          Di antara kedua jenis metode pengajaran bahasa ini, metode pengajaran bahasa kedualah yang lebih banyak ragamnya, lebih berkembang berkat pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau bahasa asing di seluruh dunia. Istilah bahasa kedua dalam hal ini mencakup pula bahasa ketiga, keempat, dan seterusnya yang dipelajari oleh seseorang.
          Bahasa Indonesia bagi kebanyakan orang Indonesia adalah bahasa kedua. Hal itu karena sewaktu kecil mereka telah beroleh bahasa ibu, dalam hal ini bahasa ibu.
Contoh metode-metode pengajaran bahasa kedua yang pernah populer adalah:
1.        metode tata bahasa terjemahan,
2.         metode langsung,
3.         metode eklektik,
4.         metode audiolingual,
5.         metode SAS (Struktural Analitik Sintetik), dan
6.         metode komunikatif.
2.         Teknik Pembelajaran
            Bila Anda hanya mengenal pendekatan dan metode saja sebenarnya  Anda baru mengetaui penyampaian pelajaran secara teoretis (Hidayat dkk. 2000: 60). Karena ada suatu alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pelajaran itu, yaitu teknik. Teknik artinya cara, yaitu cara mengerjakan atau melaksanakan sesuatu. Jadi, teknik pengajaran atau mengajar adalah daya upaya, usaha-usaha, cara-cara yang digunakan guru untuk melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas pada waktu tatap muka dalam rangka menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran (TIK/TPK pada kurikulum sebelum 2004, indikator setelah kurikulum 2004) saat itu.
          Karena itu, teknik bersifat implementasional (pelaksanaan) dan terjadinya pada tahap pelaksanaan pengajaran (penyajian dan pemantapan). Kalau kita perhatikan guru yang sedang mengajar di kelas, maka yang tampak pada kegiatan guru – murid itu adalah teknik mengajar.
          Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat atau cara yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi dasar penentuan metode, dari metode  dapat ditentukan teknik. Karena itu, teknik yang digunakan guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor.
          Karena itu, teknik pembelajaran yang digunakan guru tergantung pada kemampuan guru itu mencarai akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi  penentuan teknik pembelajaran di antaranya
1.         Situasi kelas,
2.         lingkungan,
3.         kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi yang lain.
            Dalam percakapan sehari-hari kata metode dan tehnik ini diartikan sama, yaitu cara. Dengan demikian, guru sering mencampuradukkan antara metode pengajaran dan teknik mengajar. Kalau teknik mengajar disebut metode mengajar masih bisa diterima karena metode mencakup teknik. Sebaliknya, kalau sebuah metode pengajaran disebut teknik pengajaran jelas tidak tepat sama sekali.
            Seperti halnya prinsip, pendekatan, dan metode, teknik pembelajaran dapat dibagi atas dua bagian, yaitu teknik umum dan teknik khusus.
1. Teknik Umum (Teknik Umum Mengajar)
Teknik umum adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi. Teknik umum di antaranya sebagai berikut.
a.         teknik ceramah
b.         teknik tanya jawab
c.         teknik diskusi
d.        teknik ramu pendapat
e.         teknik pemberian tugas
f.          teknik latihan
g.         teknik inkuiri
h.         teknik demonstrasi
i.           teknik simulasi.
          Nama-nama teknik umum ini sama seperti nama-nama metode umum, namun wujudnya tentu berbeda. Misalnya ceramah. Sebagai metode, ceramah mencakup pemilihan, penyusunan, dan penyajian bahan. Bahkan, metode ceramah juga mencakup bagaimana menyajikan bahan, dan biasanya teknik ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai dalam suatu pertemuan atau kegiatan belajar mengajar.
b. Teknik Khusus (Teknik Khusus Pengajaran Bidang Studi Tertentu)
          Teknik  khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan-bahan pelajaran bidang studi tertentu. Teknik khusus pengajaran bahasa mempunyai ragam dan jumlah yang sangat banyak. Hal ini karena teknik mengacu kepada penyajian materi dalam lingkup yang kecil. Sebagai contoh, teknik pengajaran keterampilan berbahasa terdiri atas teknik pembelajaran membaca, teknik pembelajaran menulis, teknik pembelajaran berbicara, teknik pembelajaran menyimak, teknik pembelajaran tata bahasa, dan teknik pembelajaran kosa kata. Pembelajaran membaca terbagi pula atas teknik pembelajaran membaca permulaan dan teknik pembelajaran membaca lanjut. Masing-masing terdiri pula atas banyak macam. Begitulah, teknik khusus itu banyak sekali macamnya karena teknik khusus itu berhubungan dengan rincian bahan pembelajaran.
          Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa Indonesia, hanya menggunakan satu metode, katakanlah metode khusus pembelajaran bahasa (yang ditunjang sejumlah pendekatan dan prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik umum maupun khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan.


B.            Gambaran Umum Menyikat Gigi siswa
1.        Tehnik Menyikat Gigi
Teknik menyikat gigi merupakan cara untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi maupun gusi dan merupakan tindakan preventif dalam menjagakesehatan rongga mulut yang optimal (Srigupta, 2004), beberapa teknik menyikat gigi yang umum digunakan adalah:
a.Teknik Vertikal
Teknik ini digunakan dengan kedua rahang dalam keadaan tertutup, kemudian permukaan bukal gigi disikat dengan gerakan keatas dan ke bawah. Untuk permukaan lingual dan palatinal dilakukan gerakan yang sama dengan posis kedua rahang dalam keadaan terbuka.
b.Teknik Horizontal
              Pada teknik ini permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan ke depan dan ke belakang. Untuk permukaan oklusal,menggunakan gerakan horizontal yang sering disebut“scrub brushtechnic”dapat dilakukan dan terbukti merupakan cara yang sesuaidengan bentuk anatomis permukaan oklusal. Kebanyakan orang yangbelum diberi pendidikan khusus biasanya menyikat gigi dengan teknikvertikal dan horizontal dengan tekanan yang keras. Cara-cara ini tidakbaik karena dapat menyebabkan resesi gusi dan abrasi pada emailgigi.
c.Teknik Roll
              Tehnik ini disebut juga  “ADA(American DentalAssociation)-roll Technic”yangmerupakan carapaling seringdianjurkan karena sederhana tetapi efisien dan dapat digunakan diseluruh bagian mulut,bulu-bulu sikat ditempatkan pada gusi sejauhmungkin dari permukaan oklusal dengan ujung-ujung bulu sikatmengarah ke apeks dan sisi bulu sikat digerakan perlahan-lahanmelalui permukaan gigi sehingga bagi belakang dari kepalasikatbergerak dengan lengkungan. Pada waktu bulu-bulu sikat melaluimahkota klinis, kedudukannya hampir tegaklurus permukaan email,gerakan ini diulang8-12 kalipadasetiap daerah dengan sistematissehingga tidak ada yang terlewat. Cara ini akanmenghasilkan pemijatan gusi dan dapat membersihkan sisa makanan dari daerah Interproksimal(Putri, Herijulianti danNurjannah, 2002)
d. Teknik Vibratory
            Teknik ini pada prinsipnya membersihkan debris dan plak pada daerah interproksimal gigi sekaligus memijat daerah tepi gingiva. Sikat dipegang dengan tangkai dalam kedudukan horizontal, ujung bulu sikat diletakan pada permukaan gigi membentuk sudut 45 derajat terhadap sumbu panjang gigi dan mengarah ke oklusal. Pada posisi ini badan bulu sikat menyentuh tepi gingiva, sedangkan ujung bulu sikat pada permukaan gigi, sikat ditekan sehingga ujung bulu sikat masuk ke daerah interproksimal dan badan bulu sikat menekan tepi gingival. Sikat digetarkan dalam gerakan sirkuler kecil tetapi dengan tetap menjaga letak ujung bulu sikat pada tempat semula.
e.Teknik Fones atau Teknik Sirkuler
            Bulu-bulu sikat ditempatkan tegak lurus pada permukaan bukal dan labial dengan gigi dalam keadaan oklusi. Sikat digerakkan dalam lingkaran-lingkaran besar sehingga gigi dan gusi rahang atas rahang bawah disikat sekaligus, setelah semua permukaan bukal dan labial disikat, mulut dibuka lalu permukaan lingual dan palatinal disikat dengan gerakan yang sama, hanya dalam lingkaran-lingkaran yanglebih kecil. Karena cara ini sulitdilakukanpada lingual dan palatinal,makadapatdilakukan gerakan maju mundur untuk daerah ini. Tekni ini dilakukan untuk meniru jalannya makanan di dalam mulut sewaktumengunyah(Carranza,2006cit.Putri, Herijulianti,dan Nurjanah,2012).
2.        Cara menyikat gigi yang baik dan benar
            Walaupun aktifitas menyikat gigi sudah menjadi bagian dari rutinitas kegiatan sehari-hari sejak manusia mampu mengingat, namun masih terdapat kesalahan-kesalahan ketika menggosok gigi. Dari tata cara menyikat gigi, pemilihan sikat gigi, sehingga tak ayal timbul keluhan pada kondisi kesehatan oral.
            Untuk langkah pertama, bisa diawali dengan memilih sikat gigi yang tepat. Berikut beberapa tips yang bermanfaat dalam memilih sikat gigi yang baik dan sehat: Sesuaikan ukuran sikat gigi dengan rongga mulut, terutama untuk menggosok bagian yang sulit dijangkau. Selain itu, dengan memiliki sikat gigi yang sesuai dengan rongga mulut, dapat mengoptimalkan tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi. Terutama bagi yang memiliki struktur gigi cukup kecil, disarankan gunakan sikat gigi berukuran kecil pula. Bentuk kepala sikat gigi yang berbentuk oval dapat melindungi gusi dari kemungkinan terluka.
            Pilihlah bulu sikat gigi yang halus. Hal ini berguna untuk melindungi gusi dari kemungkinan terluka ketika menyikat gigi. Pun, bulu sikat yang terlampau kasar dapat merusak lapisan gusi sehingga menyebabkan gigi sensitif. Sebaliknya, jika bulu sikat terlalu halus, kebersihan gigi menjadi kurang optimal.
            Sikat gigi dengan pegangan yang cukup lebar dapat membantu untuk menggenggam dengan lebih kuat dan mantap, sekalipun dalam keadaan basah.
Jika menggunakan jenis sikat gigi yang memiliki penutup kepala sikat, pastikan penutup sikat memiliki lubang ventilasi udara. Dengan demikian proses tumbuhnya bakteri akibat tingkat kelembaban yang tinggi di kepala sikat dapat terhindari.
            Batas pemakaian sebuah sikat gigi adalah 3 bulan, jika digunakan lebih dari tempo yang ditentukan, maka berpotensi untuk melukai gusi ketika proses penyikatan berlangsung. Hindari meminjamkan atau meminjam sikat gigi orang lain demi menghindari terjadinya infeksi akibat kuman dan bakteri yang terbawa.
Menggosok gigi secara benar dan teratur dua kali sehari dapat mengurangi resiko terjadinya kerusakan gigi. Berikut adalah sekilas tata cara menyikat gigi yang dianjurkan:
·                Gosoklah seluruh permukaan gigi yang menghadap ke pipi dan lidah. Pastikan seluruh permukaan telah tergosok. Untuk gigi atas gerakan sikat dari atas ke bawah dan sebaliknya untuk gigi bawah gerakan sikat dari bawah ke atas.
·                Gosoklah dengan lembut permukaan gusi dan lidah
·                Posisi sikat gigi kurang lebih 45 derajat di daerah perbatasan antara gigi dan gusi sehingga gusi tidak terluka.
            Biasakan menyikat gigi sebelum tidur. Pada saat seseorang sedang tidur, produksi air liur menurun, sehingga alirannya pun jauh berkurang. Padahal air liur memiliki efek self-   cleansing, yaitu berfungsi untuk membilas plak yang melekat di gigi.
          Tidur malam bisa memakan waktu hingga 8 jam. Pada rentang waktu selama itu, plak mengalami maturasi, di mana jumlah bakterinya lebih banyak. Pada waktu itulah gigi rentan terhadap proses karies atau gigi berlubang.
 Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk menyikat gigi sebelum tidur guna menekan resiko timbulnya gangguan kesehatan oral (sumber: gigi.klikdokter.com).
3.        Hal-hal yang perlu di perhatikan ketika menyikat gigi
1. Memilih sikat gigi
            Pada saat ini, sudah banyak berbagai jenis sikat gigi yang bisa kita pilih sesuka hati. Salah satu fitur yang tidak akan terlewatkan  ketika memilih sikat gigi adalah bulu pada sikatnya. Bulu pada sikat tentulah harus lembut agar ketika menyikat gigi tidak akan mengikis enamel pada gigi dan merobek gusi. Sikat gigi hendaklah harus diganti setiap 3 bulan atau 6 bulan agar tetap efektif dan nyaman untuk digunkan. Tapi sikat gigi dapat pula diganti lebih cepat dari 3 bulan jika tekstur dan bentuk pada bulu sikatnya terlihat sudah tidak layak untuk dipakai lagi.
2. Memilih pasta gigi
            Pada saat ini sudah banyak dijumpai di beberapa iklan di TV yang menawarkan berbagai produk pasta gigi untuk mencegahan gigi berlubang. Di dalam pasta gigi terdapat zat kimia Fluorida. Tapi penggunaan pasta gigi buat anak-anak dianjurkan yang bebas fluorida karena dapat berbahaya jika tertelan saat menyikat. Gigi sensitif dapat dihilangkan dengan menggunakan pasta gigi khusus yang menggunakan Bahan aktif seperti strontium chloride, yang dapat membantu gigi untuk meminimalkan gigi yang sensitive.
3. Flossing
            Flossing dapat memberikan manfaat yang signifikan yang tidak bisa dilakukan saat menyikat gigi, seperti menghilangkan sisa-sisal makanan yang terjebak pada sela-sela gigi. Penggunaannya dengan memutar benang floss di jari tengah pada masing-masing tangan sehingga ibu jari digunakan untuk memandu benang. Dorong pasangan benang antara gigi dan geser terhadap masing-masing gigi beberapa kali dan ulangi proses ini sampai semua gigi telah difloss. Jangan terlalu keras dalam menggunakan floss karena dapat memotong gusi.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menyikat gigi
1.        Cara menyikat harus dapat membersihkan semua deposit pada permukaan gigi dan gusi secara baik, terutama saku gusi dan ruang interdental (ruang antar gigi);
2.        Gerakan sikat gigi tidak merusak jaringan gusi dan mengabrasi lapisan gigi dengan tidak memberikan tekanan berlebih;
3.        Cara menyikat harus tepat dan efisien.
4.        Frekuensi menyikat gigi maksimal 3 kali sehari (setelah makan pagi, makan siang dan sebelum tidur malam), atau minimal 2 kali sehari (setelah makan pagi dan sebelum tidur malam).
              Telah kita ketahui bahwa frekuensi menggosok gigi adalah sehari 3 kali, setiap sehabis makan dan sebelum tidur. Kenyataannya menggosok gigi 3 kali sehari tidak selalu dapat dilakukan, terutama ketika seseorang berada di sekolah, kantor atau tempat lain. Manson (1971) berpendapat bahwa menggosok gigi sehari cukup 2 kali, setelah makan pagi dan sebelum tidur malam.
              Menyikat gigi harus dilakukan secara sistematis, tidak ada sisa makanan tertinggal. Caranya menggosok mulai dari gigi belakang kanan/kiri digerakan ke arah depan dan berakhir pada gigi belakang kanan/kiri dari sisi lainnya. Hasil penyikatan akan lebih baik bila menggunakan disclosing solution atau disclosing tablet sebelum dan sesudah penyikatan gigi. Dengan disclosing solution, lapisan-lapisan yang melekat pada permukaan gigi dapat terlihat jelas.
4.        Hal-hal yang dapat merusak gigi ketika menyikat gigi
Menyikat gigi itu adalah suatu keharusan yang harus dilakukan setiap hari. Salah satu cara merawat gigi adalah dengan menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur. Namun demikian ternyata menggosok gigi juga belum tentu menyehatkan, ini bila cara menggosok gigi yang dilakukan tidak benar.
1.    Menggosok gigi terlalu keras
Menggunakan sikat gigi dengan bulu yang keras, ditambah lagi dengan tekanan yang terlalu kuat saat menggosok gigi, bisa menghilangkan enamel pelindung gigi secara permanen. Hal inilah yang memicu gigi sensitif dan lubang gigi, sertanya menyebabkan gusi mundur (menipis).
Lebih baik, gunakan sikat gigi dengan bulu halus, lalu gosok gigi dengan gerakan memutar selama 2 menit, sedikitnya dua kali sehari. Sikat gigi dengan kepala yang ramping dapat bergerak dengan mudah di dalam mulut yang kecil, sedangkan gagang sikat yang panjang lebih mampu menjangkau geraham belakang daripada yang pendek.
2.    Menggunakan pasta gigi yang salah
Jangan langsung percaya dengan pasta gigi yang diklaim mengandung berbagai bahan yang bermanfaat. Beberapa pasta gigi, khususnya yang didesain sebagai “tartar control” bisa menyebabkan abrasi. Pasta gigi yang mengandung butiran-butiran terasa kasar dapat mengikis enamel gigi dan menyebabkan gusi menipis. Pasta gigi dengan fluoride sudah cukup untuk Anda.
3.    Tidak menggunakan dental floss
Bakteri pada gigi dapat berkembang menjadi plak, penyebab utama lubang dan penyakit gusi, dalam 24 jam. Gunakan benang gigi sekali sehari untuk mengusir plak.
4.    Sering minum minuman bersoda
Minuman berkarbonasi, alias minuman bersoda yang mengandung asam fosforik, yang lama-kelamaan dapat mengikis gigi. Jika kita biasa menikmati minuman ini, gunakan sedotan untuk meminimalisasi kontak langsung cairan tersebut dengan gigi. Jangan lupa gosok gigi sesudahnya.
5.    Makanan yang meninggalkan noda
Enamel gigi itu seperti spons. Makanan atau minuman yang meninggalkan noda di piring atau cangkir, seperti kopi, teh, minuman berkola, saus marinara, atau kecap, juga akan membuat gigi berangsur menjadi kuning. Mintalah dokter gigi untuk melakukan perawatan laser whitening, bleaching, atau Prophy Power, prosedur baru dimana sodium bicarbonate (bahan pemutih yang lembut) dicampur dengan semburan air yang kuat untuk mengangkat noda tanpa menghilangkan enamel. Pasta gigi dengan pemutih memang bisa sedikit memutihkan gigi, tetapi cenderung terlalu tajam untuk enamel.
6.    Doyan ngemil yang tidak sehat
Setiap kali kita makan sesuatu, apalagi yang manis atau mengandung tepung, bakteri yang biasa hidup di dalam mulut akan menciptakan asam untuk memecah makanan tersebut. Namun asam ini juga bisa menyerang gigi, menyebabkan gigi rusak. Sebagai gantinya, pilih buah-buahan dan sayuran yang renyah (seperti apel atau wortel) baik sebagai lauk maupun sebagai cemilan.
Para ahli kesehatan gigi bahkan mempertimbangkan jenis makanan seperti ini sebagai sikat gigi alami karena efeknya pada plak yang bagaikan detergen. Mengunyah permen karet tanpa gula seperti Xylitol juga membantu mencegah lubang gigi, dengan meningkatkan aliran liur. Liur yang mengalir akan mengusir bakteri penyebab lubang gigi.
7.    Menggunakan gigi sebagai alat bantu
Membuka kantong keripik yang terbuat dari aluminium foil dan melonggarkan simpul menggunakan gigi ternyata dapat menyebabkan gigi retak dan pecah, serta merusak perawatan gigi yang sedang dilakukan. Kebiasaan lain yang merusak gigi adalah mengunyah es batu, cokelat yang sudah membeku, atau permen.
8.    Mengabaikan masalah gigi
Gusi berdarah, dan nafas berbau yang sudah kronis, adalah indikasi adanya penyakit gusi. Untuk mengatasi bau mulut, minumlah cukup air untuk menjaga kelembaban mulut, dan membuang kelebihan bakteri dengan pengerok lidah (banyak dijual di apotek). Untuk mencegah gusi berdarah, gosok gigi secara teratur dan gunakan benang gigi. Segera ke dokter bila gejala ini tak juga mereda.
9.    Menghindari dokter gigi
Sangat disarankan untuk memeriksa kesehatan gigi dua kali dalam setahun, namun saran ini tampaknya cenderung diabaikan. Padahal, jika gusi mengalami masalah, setidaknya kita harus kontrol ke dokter setiap tiga bulan.
10.     Mengabaikan masalah pada bibir
Tak peduli betapa baiknya kondisi gigi Anda, senyum Anda tak akan terlihat cerah bila bibir dibiarkan kering dan pecah-pecah. Kulit pada bibir, yang lebih tipis daripada kulit lainnya, cenderung akan kehilangan kelembabannya dan berubah seiring bertambahnya usia. Menggunakan lip balm dengan pelembab setiap hari akan sangat membantu agar bibir tidak kering.
11.     Berkumur usai sikat gigi
Selama ini, sesudah menggosok gigi orang pasti akan langsung berkumur. Menurut Tam, hal tersebut tidaklah dianjurkan. Dia menjelaskan tujuan menyikat gigi ialah memperbaiki dan membuat daerah mulut menjadi bersih. Oleh karena itu sebaiknya jangan berkumur selama 30 menit seusai sikat gigi agar kandungan pada pasta gigi dapat meresap terlebih dahulu.
12.     Menyikat gigi sehabis makan
Meskipun pada pagi hari kita cenderung terburu-buru dalam melakukan segala hal, namun penting untuk menunggu selama 30 menit setelah makan untuk dapat menyikat gigi. Hal itu ditujukan untuk menunggu pH mulut yang sempat naik karena makanan yang dikonsumsi saat sarapan, bisa turun.
13.     Menyikat gigi kurang dari dua menit
Jika Anda menyikat gigi kurang dari waktu tersebut maka kemungkinan sisa makanan dan noda yang tertinggal pada gigi akan lebih besar.
14.     Hanya menyikat gigi depan
Ketika menggosok gigi, orang hanya mengingat gigi depan yang digunakan untuk tersenyum, sehingga bagian belakang sering diabaikan. Padahal, plak juga menempel di bagian gigi belakang.
15.     Menyikat gigi saat mandi
Hal itu dianggap dapat menghemat waktu. Namun, menggosok gigi sambil mandi justru hanya membuat Anda tidak fokus pada proses tersebut. Sebaiknya menyikat gigi tetap dilakukan di depan cermin sehingga dapat melihat pergerakan sikat dalam menggosok gigi.

16.     Anda terlalu sebentar menyikat gigi.
Kebanyakan orang tidak cukup lama menggosok giginya. Kebanyakan dokter gigi merekomendasikan menggosok gigi selama dua atau tiga menit, namun sebagian besar orang tidak melakukannya. Lebih baik mulai sekarang, perhatikan waktu menggosok gigi Anda. Pastikan mencapai waktu dua hingga tiga menit.
17.      Anda tidak melihat cara Anda menggosok gigi.
Pastikan Anda berkaca saat menggosok gigi dan lihat arah sikat gigi. Pasalnya Anda akan dengan mudah kehilangan area di batas-batas gusi yang merupakan bagian penting. Di sinilah plak, tartar, dan bakteri berkumpul yang menyebabkan gusi meradang dan terinfeksi. Juga perhatian di bagian belakang geraham. Jika kepala sikat membentuk pipi sebelum Anda mencapainya, Anda bisa terlewat menggosok di bagian-bagian tertentu.
18.     Teknik menggosok Anda salah.
Email (lapisan gigi) merupakan lapisan yang bisa rusak ketika Anda menggosoknya bolak-balik. Pegang sikat dengan arah bulu 45 derajat dari permukaan gigi dan gosok dengan pola lingkarang-lingkaran kecil. Fokus pada beberapa gigi sekaligus, kemudian pindah ke set berikutnya. Setelah menyelesaikan lingkarang-lingkaran tersebut, sikat dari arah garis gusi untuk membersihkan sisa plak dan bakteri.


19.     Anda salah memilih sikat gigi
Pastikan Anda membeli sikat gigi yang berbulu lembut untuk meminimalisir kerusakan. Meski tetap saja, Anda harus bisa menggunakannya dengan tepat. Selembut apa pun bulu sikat gigi, jika Anda salah menggosokkannya, bisa merusak gigi. Anda sebaiknya mengganti sikat gigi setiap tiga bulan sekali. Jika bulu sikat gigi sudah terlihat rusak sebelum tiga bulan, gantilah. Setelah dipakai, bilas sikat gigi dengan air hangat dan biarkan mengering untuk menghilangkan bakteri.
20.     Anda tidak berkumur dengan larutan kumur anti bakteri
Berkumur setelah menggosok gigi dan flossing adalah tahap terakhir untuk menyingkirkan bakteri. Anda bisa memilih cairan kumur tanpa alkohol yang menjaga kebersihan mulut dan tidak melukai gigi. Bisa juga pilih cairan kumur berbahan fluoride untuk menguatkan gigi dan membentengi email gigi dan mencegah lubang.

C. Kebersihan gigi dan mulut
Faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut :
1.      Plak
Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiriatas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada pemukaan gigi yang tidak di bersihkan.plak sangat tipis, baru terlihat setelah dilakukan perwarnaan, dan plak tidak dapat dibersihkan hanya dengan berkumur-kumur, semprotan air atau udara tetapi plak dapat dibersihkan secara mekanis yaitu membershkan plak dengan menyikat gigi (Supardan Iman drg, 2013).
            Pembentukan plak terjadi melalui tiga tahap yaitu pembentukan pelikel, perlekatan bakteri (kolonisasi) dan pengerasan. Plak terbentuk ketika palikel, sisa makanan dan bakteri bergabung. Tahap pertama pembentukan plak adalah melekatnya palikel pada email gigi. Palikel adalah lapisan tipis dari protein air ludah yangmelekat sesaat setelah gigi di bersihkan. Partikel berperan melindungi email dari aktifitas asam. Namun disisi lain, partkel juga menyediakan permukaan yang besifat sticky (melengket), Sehingga bakteri mudah menempel. Bakteri yang mudah menempel  pada permukaan luar pelikelterutama adalah bakteri streptococcus mutans dan streptococcus sangius. Bakteri-bakteri tersebut memproksi subtansi yang menstimulasi bakteri-bakteri bebas untuk bergabung. Bakteri-bakteri terus menempel dan berkembang biak sehingga mengakibatkan peningkatan masa. Jika plak tidak dibersihkan , akan terakumulasi dan mengeras menjadi karang gigi (http://www.enzim.com)
2.      Debris
Food debris adalah sisa makanan yang terdapat dalam rongga mulut. Kebanyakan Food debris terbentuk secara cepat oleh enzim, bakteri dan jelas pada oral cavity dalam 5 menit setelah makan tetapi tersisa pada gigi dan mukosa. Flow salifa, gerakan mekanis lida, pipi dan bibir dan bentuk kesejajaran pipih / gigi dan rahang mempengaruhi rata-rata adanya makanan yang mana dipercepat oleh peningkatan pengunyahan dan viskositas yang rendah dari saliva. Walaupun mengandung bakteri, Food debris berbeda dengan lapisan bakteri plate dan bakteri alba. Dental plak bukan derivat dari Food debris dan Food debris bukan menjadi penyebab penting terjadinya gingivitis (sandira iqbal, 2009).
3.      Calculus
Calculus terbentuk dari dental plat yang mengeras pada gigi dan menetap dalam waktu yang lama. Dental plat merupakan tempat ideal bagi mikro organisme mulut, karena terlindung dari pembersihan alami oleh lidah maupun saliva. Akumulasi plak juga dapat menyebabkan iritasi dan implamasi gusi yang gingivitis. Jika akumulasi plak terlalu berat, maka dapat menyebabkan periodontitis maka plak, sering disebut juga sebagai penyebab primer penyakit periodontitis. Sementara, kalkulus pada gigi membuat gental plak melepat pada gigi atau gusi yang sulit dilepaskan hingga dapat memicu pertumbuhan plak selanjutnya. Karena itu kalkulus disebut juga sebagai penyebab sekunder periodontitis.
            Kalkulus dapat terbentuk diatas gusi atau supraginival, atau pada sulcus, yaitu saluran antara gusi dan gigi. Ketia terjadi plak supraginival, maka bakteri yang terkandung di dalamnya hampir semua merupakan bakteri aerobik, atau bakteri yang dapat hidup di lingkungan penuh oksigen. Plak subginival teruta terdiri dari bakteri anaerobik yaitu bakteri yang tidak dapat hidup pada lingkungan yang mengandung oksigen bakteri anaerobik inilah  yang berbahaya bagi gusi dan jaringan yang menempel pada gigi, yang menimbulkan periodentitis. Pada umumnya, orang yang mengalami periodentitis memiliki deposit calculus subginival.
            Untuk  menghilangkan dental plak dan calculus perlu dilakukan scaling atau root planning, yang merupakan terapi periodental konvensional atau non-surgikal. Terapi ini selain mencegah inflamasi juga membantu periodentium bebas dari penyakit. Prosedur scaling menghilangkan plak, calculus, dan noda dari permukaan gigi maupun akarnya. Prosedur lain adalah root planing, terapi khusus yang menghilangkan cementum dan permukaan denking yang ditumbuhi calculus, mikro organisme, serta racun racunya. Scaling dan root planing digolongkan sebagai deep cleaning, dan dilakukan dengan peralatan khusus seperti alat ultrasonik, seperti periodental scaller dan curet
C.    Kerangka konsep
    Variabel bebas
 Gambaran menyikat gigi
1.      Menyikat gigi dengan baik dan benar
2.      Mengingatkan waktu menyikat gigi
3.      Menyediakan sikat gigi dan pasta gigi
4.      Memeriksakan ke dokter gigi
Variabel terikat
Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
-          Baik
-          Cukup
-          Kurang
E.     Devinisi Operasional
1.      Siswa
Yang dimaksud siswa dalam penelitian ini adalah siswa-siswi dari anak SD Negeri 28 Katobu yang dijadikan sebagai subjek penelitian
2.      Waktu menyikat gigi
Yang dimaksud dengan menyikat gigi dalam  penelitian ini adalah waktu-waktu tertentu yang digunakan untuk menyikat gigi, yaitu 2 x sehari, yang pertama pada saat pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
3.      Menyikat gigi
Yang dimaksud menyikat gigi dalam penelitian ini adalah kegiatan membersihkan gigi menggunakan sikat gigi dan pasta gigi secara teratur sesuai dengan waktu menyikat gigi
4.      Sikat gigi
Yang dimaksud dengan sikat gigi dalam penelitian ini adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil dengan pegangan
5.      Pasta gigi
Yang dimaksud dengan pasta gigi dalam penelitian ini adalah sejenis pasta yang biasa digunakan untuk membersihkan gigi, biasa digunakan bersama dengan sikat gigi


6.      Tehnik
Yang dimaksud tehnik dalam penelitian ini adalah cara yang dilakukan dalam proses membersihkan gigi.




















BAB III
METODE PENELITIAN


A.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif. Deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tehnik pengetahuan menyikat gigi yang baik dan benar pada siswa kelas 1 dan 2 di SDN 28 Katobu.
B.     Tempat dan waktu penelitian
1.      Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di SDN 28 Katobu
2.      Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada waktu bulan September-Oktober 2015
C.    Popilasi dan Sampel
1.      Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah 30 orang siswa-siswi yang berumur 5- 6 tahun SD Negeri 28 Katobu
2.      Sampel
Sampel yang diambil sebanyak 30 orang siswa-siswi yang berumur 5-6  tahun yang sudah dianggap dapat mewakili populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling.
D.    Tehnik Pengumpulan Data
1.      Data diperoleh dengan cara memberikan kuisioner kepada seluruh siswa untuk mengetahui gambaran tehnik menyikat gigi yang baik dan benar
2.      Pengolahan data secara manual
a.       Data primer yaitu data yang diperoleh dari kuisoner
b.      Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai dokumen serta perpustakaan yang dapat menunjang hasil penelitian.
3.      Analisa data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan membuat uraian secara sistematis mengenai hasil penelitian kemudian mendistribusikan dalam bentuk tabel
E.     Instrumen penelitian
Kuisioner untuk mengetahui gambaran tehnik menyikat gigi yang baik dan benar.
F.      Pengolahan data dan analisa data
1.      Pengolahan data
Setelah data yang diperlukan peneliti terkumpul, maka dilakukan tahap pengolahan data yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
a.       Editting
Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.

b.      Coding
Pemberian / pembuata kode-kode pada tiap-tiap data yang termaksud dalam kategori yang sama.
c.       Tabulatting
Membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode, sesuai dengan analisis yang dibutuhkan
d.      Cleaning
Merupakan kegiatan pencegahan pengecekan kembali data yang sudah diolah apakah ada kesalahan atau tidak.
2.      Analisa data
Hasil kuisioner responden akan diolah dan setiap responden memperoleh nilai sesuai dengan pedoman penelitian kuisioner. Jika responden menjawab “YA” akan diberik skor satu (1), sedangkan jika responden menjawab “tidak” akan diberi nilai nol (0).
Kemudian dari nilai tersebut akan ditentukan skor total pada masing-masing responden dengan rumus :
N = sp / sm x 100 %
Keteragan   :
N  =  Nilai pengetahuan
Sp = skor yang di dapat
Sm  = skor tertinggi maksimum
Selanjutnya hasil perhitungan di masukkan kedalam standar kriteria objek, yaitu :
1.      Baik : bila hasil 76 – 100%
2.      Ckup : bila hasil 56 – 75%
3.      Kurang : bila hasil 40 – 55%




















DAFTAR PUSTAKA

Erwan Agam Ferry, 2013, Seputar kesehatan gigi dan mulut, ANDI, Yogyakarta VI
Novala Marina, 2015, Penyuluhan kesehatan gigi pada anak Sekolah Dasar, Universitas Sumatra Utara
Ishak Nur, 2014, Gambaran pengetahuan anak terhadap menggosok gigi yang benar (KTI KEPERAWATAN). Makassar
Indah Nisita Putri, 2012, Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar (Skripsi). Makassar
Universitas Hasanuddin
Evy, 2007, Cara menyikat gigi  yang baik dan benar .jakarta
Indah Sari, 2012, Media komunikasi tentang cara menggosok gigi yang baik dalam media komunikasi (Makalah). Palembang.
Jurusan Kesehatan Gigi Poltekes Kemenkes Palembang
Muin M, 2013, Tehnik menyikat gigi secara baik dan benar. Makassar
Skripsi dekan fakultas kedokteran gigi Universitas Hasanuddin
Suparman Iman, 2007, Definisi plak. Retrieved April 3, 2004, from dokter muda
http//www. Dokter muda. Com
Sandira Iqbal, 2009, Food debris. Retrived April 2014, from jurnal ilmu pendidikan : jilid 5 : http///www.Malang.ac.id


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
B.     Rumusan masalah
C.     Tujuan penelitian
D.    Manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Gambaran tehnik atau metode
B.     Gambaran umum menyikat gigi siswa
C.     Kebersihan gigi dan mulut
D.    Kerangka konsep
E.     Definisi operasional
BAB III METODE PENELITIAN
A.    Jenis penelitian
B.     Tempat dan waktu penelitian
C.     Populasi dan sampel
D.    Tehnik pengumpulan data
E.     Instrumen penelitian
F.      Pengolahan data dan analisa data
ii
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan taufiknya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat guna menempuh ujian akhir program pada pendidikan diploma III Keperawatan Gigi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Amanah Makassar. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Gambaran Pengetahuan Tehnik Menyikat Gigi Yang Baik Dan Benar Pada Siswa Kelas I dan II SD Negeri 28 Katobu  Raha Tahun 2015”.
Dalam penyusunan dan penyelesaian Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan sebagai manusia biasa yang senantiasa membutuhkan pertolongan orang lain. Oleh sebab itu penulis telah melibatkan berbagai pihak yang telah memberikan bantuan , baik berupa pikiran maupun bantuan materi, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.


 Penyusun

        WD. Agusyanti


i
 
GAMBARAN  PENGETAHUAN TEHNIK MENYIKAT GIGI YANG BAIK DAN BENAR PADA SISWA KELAS 1 DAN 2 
SD NEGERI 28 KATOBU
KAB. MUNA


PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Dianjurkan Kepada Program Studi Diploma III Keperawatan Gigi
 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan amanah Makassar 
Sebagai salah Satu Syarat Mengikuti
Ujian Akhir Program    
                                                                                                                                   






OLEH :

OLEH :
WA ODE AGUSYANTI
NIM : 01203090
                                                        

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN GIGI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AMANAH
MAKASSAR
2015

 

Tidak ada komentar: