Organisasi yang korup tidak hanya berada dalam domain
pemerintahan, birokrasi, atau sejenisnya. Anda bisa menemukan sifat dan
karakteristik korup yang mirip dalam lembaga-lembaga swasta termasuk juga
startup.
Sebagai sebuah organisasi yang dipimpin oleh seorang pemimpin utama, startup dan entrepreneur juga tidak kebal terhadap fenomena korupsi kekuasaan dalam pengelolaannya. Siapa saja yang memiliki kekuasaan memang cenderung akan melakukan tindak korup yang bentuknya bisa bermacam-macam tetapi muaranya sama: kehancuran organisasi itu sendiri.
Jika Anda adalah entrepreneur dengan kekuasan yang hampir mutlak dalam startup, inilah yang bisa Anda lakukan untuk menjaga diri dari risiko terkikis oleh kekuasaan Anda sendiri.
1. Gunakan kekuasaan dalam batasan yang wajar dan untuk kebaikan: Tanyakan pada diri Anda sendiri: kebajikan apakah yang saya bsa lakukan dengan kewenangan saya? Fokuslah pada perubahan positif yang Anda bisa wujudkan. Misalnya, apakah kekuasaan Anda memungkinkan Anda untuk mendorong munculnya inovasi atau melejitkan kemungkinan peluang baru?
2. Akuilah adanya kekuatan yang menarik menuju kebobrokan: Jangan berpura-pura bahwa kekuasaan tidak memiliki sisi negatif. Pikirkan bagaimana cara kekuasaan bisa membuat Anda menjadi pribadi yang bobrok dan korup. Pikirkan mengenai celah yang dapat dilalui untuk membuat Anda bobrok sembari mengingat selalu dalam benak dapat membantu Anda terus mewaspadai kelalaian.
3. Mintalah orang lain untuk menantang Anda: Tempatkan diri Anda di tengah orang-orang yang bersedia mengingatkan Anda begitu Anda sudah keluar dari jalur yang semestinya.(*Akhlis)
Sebagai sebuah organisasi yang dipimpin oleh seorang pemimpin utama, startup dan entrepreneur juga tidak kebal terhadap fenomena korupsi kekuasaan dalam pengelolaannya. Siapa saja yang memiliki kekuasaan memang cenderung akan melakukan tindak korup yang bentuknya bisa bermacam-macam tetapi muaranya sama: kehancuran organisasi itu sendiri.
Jika Anda adalah entrepreneur dengan kekuasan yang hampir mutlak dalam startup, inilah yang bisa Anda lakukan untuk menjaga diri dari risiko terkikis oleh kekuasaan Anda sendiri.
1. Gunakan kekuasaan dalam batasan yang wajar dan untuk kebaikan: Tanyakan pada diri Anda sendiri: kebajikan apakah yang saya bsa lakukan dengan kewenangan saya? Fokuslah pada perubahan positif yang Anda bisa wujudkan. Misalnya, apakah kekuasaan Anda memungkinkan Anda untuk mendorong munculnya inovasi atau melejitkan kemungkinan peluang baru?
2. Akuilah adanya kekuatan yang menarik menuju kebobrokan: Jangan berpura-pura bahwa kekuasaan tidak memiliki sisi negatif. Pikirkan bagaimana cara kekuasaan bisa membuat Anda menjadi pribadi yang bobrok dan korup. Pikirkan mengenai celah yang dapat dilalui untuk membuat Anda bobrok sembari mengingat selalu dalam benak dapat membantu Anda terus mewaspadai kelalaian.
3. Mintalah orang lain untuk menantang Anda: Tempatkan diri Anda di tengah orang-orang yang bersedia mengingatkan Anda begitu Anda sudah keluar dari jalur yang semestinya.(*Akhlis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar