BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari berbagai kejadian yang terjadi di
massa lampau, dan merupakan ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penelitian
beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan.
Dengan
sejarah kita bisa mengetahui bagaimana proses perjalanan suatu bangsa,
mengetahui kehidupan orang-orang terdahulu, dan mengetahui
peninggalan-peninggalan sejarah suatu daerah. Begitupun dengan Kabupaten Muna
yang memiliki proses sejarah tersendiri dalam kehidupannya, yang menyisakan banyak
peninggalan bersejarah salah satunya adalah Benteng Tiworo, dan Mesjid Sangia
Barakati Tiworo.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
⌳ Bagaimana
Perkembangan Benteng Tiworo ?
⌳ Apa Saja
Fungsi Benteng Tiworo ?
⌳ Bagaimana
Kehidupan Masyarakat Sekitar Benteng Tiworo ?
⌳ Apa Usaha
yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam
Melestarikan
Benteng Tiworo?
C. Tujuan
Tujuan diadakannya penelitian ini antara lain:
⌳ Untuk mengetahui proses perkembangan benteng tiworo.
⌳ Untuk mengetahui fungsi dari benteng tiworo.
⌳ Untuk mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat
sekitar benteng tiworo.
⌳ Untuk mengetahui usaha yang dilakukan pemerintah dan masyarakat dalam
melestarikan benteng tiworo.
D. Manfaat
⌳ Dapat mengenal salah satu
peninggalan bersejarah Kabupaten Muna yaitu Benteng Tiworo.
⌳ Dapat menambah pengetahuan.
⌳ Dapat menjadi sarana refreshing bagi para siswa
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Metode
Penelitian
Adapaun meode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
wawancara dan studi pustaka.
B. Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Minggu, 13 Februari 2012, tepatnya di
desa Tiworo, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara.
C. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian kali ini yaitu Benteng Tiworo
dan Mesjid Sangia Barakati Tiworo.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Benteng Tiworo
Bentgeng tiworo adalah salah satu benteng peninggalan sejarah yang terletak
di desa Tiworo kabupaten Muna. Menurut sejarah, benteng tiworo dibangun pada
abad XVI oleh Raja Muna, yaitu La Ode Asmana. Pembuatan benteng ini dari bahan
batu yang diangkat masyarakat dengan cara berjejer sepanjang 150 kilometer.
Batu-batu yang digunakan untuk membuat Benteng Tiworo didatangkan dari
Lokawoghe yang terletak di bagian Desa Tongkuno lama. Konon katanya benteng ini
dibuat hanya dalam waktu satu malam, oleh para pekerja yang belum mengenal rasa
berat dan ringan. Untuk mengangkat batu yang akan digunakan membangun benteng,
para pekerja melapisi tangan mereka menggunakan kain sutera.
Pada
saat pembangunan Benteng Tiworo, pemerintahan telah berjalan. Namun, belum
terbentuk Kino melainkan kestabilan, baru setelah itu ada penunjukkan pimpinan.
Selain Benteng Tiworo, di Tiworo juga terdapat benteng lain yang letaknya masih
berada dalam kompleks Benteng Tiworo, yakni Benteng Waobu. Selain kedua mesjid
tersebut, di Tiworo juga terdapat sebuah mesjid yang bernama Mesjid Sangia
Barakati Tiworo. Mesjid tersebut dibangun oleh sepasang suami istri yang
kemudian wafat dan dikuburkan di samping kanan mimbar mesjid tersebut. Kuburan
suami istri tersebut ditumbuhi bunga melati dan menurut warga sekitar batu
nisannya bertambah 1 cm setiap tahunnya.
B. Fungsi Dari Benteng Tiworo
Pada zaman dahulu, Benteng Tiworo, digunakan sebagai tempat pemerintahan
dan pertahanan. Pusat pertahanan di benteng ini terletak di bagian Timur. Pada
saat terjadi peperangan di daerah Tiworo,myang berperang tersebut adalah sesama
orang Muna dan bukan orang Muna dengan orang Belanda. Kerajaan dari benteng
Tiworo sendiri tidak pernah di serang oleh tentara Sekutu, kecuali kerajaan
Ereke.
Dalam
hal pemnerian mas kawin, Tiworo berbeda dengan Muna. Tiworo menggunakan
hitungan Real sedangkan Muna menggunakan hitungan Boka. Benteng Tiworo ini juga
berperan sebagai tempat pelantikan Raja, karena di dalam benteng ini, tepatnya
di bagian belakang benteng ini terdapat tempat pelantikan Raja. Raja yang
terakhir dilantik di benteng ini adalah La Ode Sampaga.
Pada
saat ini fungsi benteng ini adalah sebagai situs sejarah sekaligus sebagai
tempat wisata “Benteng Tiworo” dengan nama Tiworo. Tiworo adalah simbol dalam
pemerintahan yang memilki makna untuk menghimbau masyarakatnya agar satu arah.
C. Kehidupan Masyarakat Sekitar Benteng Tiworo.
Dari zaman dahulu sampai sekarang, masyarakat sekitar Benteng Tiworo hidup
dengan berkecukupan. Ini disebabkan karena hasil alam atau hasil perkebunan
masyarakat, berhasil diolah dengan baik oleh masyarakan Tiworo.
D. Upaya Pelestarian Benteng Tiworo
Upaya
yang dilakukan masyarakat dalam menjaga kelestarian Benteng Tiworo sudah cukup
baik, terutama buat masyarakat yang mengelola Benteng Tiworo. Masyarakat juga
sudah mengusulkan kepada pemerintah setempat untuk lebih memperhatikan
kelestarian Benteng Tiworo dan menyediakan fasilitas yang nyaman untuk
masyarakat yang datang berkunjung dan agar bisa menarik minat para wisatawan
untuk berkunjung. Jika semua itu terjadi, tetntu benteng ini bisa menjadi
sebagai sumber devisa daerah. Namun sayang, semua itu hanya bisa menjadi
harapan masyarakat Tiworo sampai sekarang, karena pada kenyataannya pemerintah
masih kurang memperhatikan kelestarian peninggala-peninggalan sejarah, termasuk
Benteng Tiworo.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Benteng
Tiworo adalah benteng yang di bangun pada abad XVI oleh Raja Muna yaitu La Ode
Asmana. Benteng ini dibangun hanya dalamwaktu satu malam, oleh para pekerja
yang tangannya dilapisi oleh kain sutera
2. Benteng
Tiworo memiliki fungsi diantaranya sebagai benteng pertahanan dan keamanan, dan
sebagai tempat pelantikan raja pada zaman dulu.
3. Masyarakat
di sekitar Benteng Tiworo hidup berkecukupan sejak zaman dulu hingga sekarang,
karena keberhasilan mereka dalam mengelola hasil alam.
4. Upaya yang
dilakukan masyarakat dalam memelihara kelestarian Benteng Tiworo sudah cukup
baik, namun pemerintah masih kurang peduli terhadap kelestarian Bneteng Tiworo
tersebut
B. Saran
Sebaiknya
pemerintah harus lebih memperhatikan kelestarian dari peninggalan-peninggalan
sejarah daerahnya sendiri, karena itu merupakan identitas dari suatu daerah,
yang juga bisa mendatangkan keuntungan tersendiri bagi daerahnya.
DOKUMENTASI
Pintu Gerbang Benteng Tiworo
Mesjid Sangia Barakati Tiworo
Beduk/Gendang Tua di Tiworo
Situs Batu Pelantikan Raja Tiworo
DAFTAR PUSTAKA
Studi Pustaka (Situs Web) : http://kerajaantiworo.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar