do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Rabu, 21 Desember 2011

Pemimpin Yang Bijaksana Sebagai Kunci Kesuksesan Suatu Tim


Oleh: Ruth Berliana
(managementfile – Leadership) - Suatu kali saya bertemu dengan seorang pemimpin yang terlihat sangat bijaksana. Mulai dari tutur katanya, sikap serta pendapat-pendapat yang dilontarkannya sampai kepada pandangan hidup. Semuanya benar-benar sempurna. Saya memperhatikannya dalam beberapa kesempatan dengan suatu rasa penasaran apakah yang menyebabkan ia dapat terlihat begitu cemerlang. Sampai kemudian pada suatu sore saya berkesempatan untuk berkenalan dengan tim yang dipimpin beliau. Sebuah tim yang solid dan bersemangat sampai-sampai saya tidak dapat menemukan suatu nilai minus pada saat itu.
Sesungguhnya keberhasilan seorang pemimpin tidaklah dapat dipisahkan dari tim yang dipimpinnya. Tidak mungkin seorang pemimpin akan mencapai kesuksesan sementara tim yang dipimpinnya mengalami kemunduran. Demikian sebaliknya, tidak mungkin sebuah tim mengalami kesuksesan bila tidak dipimpin oleh seorang pemimpin yang berpotensi dan dapat menjadi inspirasi bagi timnya.
Hal pertama yang hendaknya dilakukan seorang pemimpin adalah mengenali anggota timnya serta mengidentifikasi dan menggali potensi yang ada di dalamnya. Setiap anggota tim pastilah memiliki keunikan masing-masing. Tidak mungkin anggota yang satu sama persis dengan anggota yang lain. Sehingga seorang pemimpin harus dapat memberikan penanganan serta pendekatan yang tepat pada masing-masing anggota tim. Seorang pemimpin yang bijaksana dapat mengubah sisi negatif dari anggota timnya menjadi suatu kekuatan positif yang dapat memajukan timnya. Misalnya, seorang yang cukup “vocal” dalam suatu kelompok, kecenderungannya selalu memberikan penilaian dengan mudah bagi rekan-rekannya. Entah itu penilaian negatif ataupun positif. Bahkan kecenderungannya menjadi provokator bagi rekan-rekannya. Seorang pemimpin yang bijaksana hendaknya tidak cepat mengambil sikap antipati pada si”vocal” namun dengan bijaksana dapat mengarahkannya menjadi partner dalam bertukar pendapat serta menjadikannya sebagi motivator bagi timnya.
Adakalanya suatu tim bahkan tidak terlihat sama sekali kekuatannya. Bukan berarti tidak memiliki kekuatan tetapi di sinilah seorang pemimpin diperlukan untuk menggali potensi yang ada dari tim yang dimilikinya serta mengasahnya menjadi suatu hal yang bermanfaat bagi organisasinya
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat diterapkan oleh sang pemimpin pada suatu tim:
Jauhkanlah pikiran bahwa pemimpin pasti lebih baik dari tim yang dipimpinnya
Dengan merasa bahwa saudara belum tentu lebih baik dari tim anda maka akan mengantar saudara untuk mau belajar dari tim yang saudara pimpin. Bahkan menjauhkan diri saudara dari kepongahan dan sifat ”arogan” yang sangat tidak disukai oleh anak buah.
Dapat memposisikan diri menjadi partner kerja tidak hanya sebagai pemimpin
Bila sang pemimpin hanya melulu menempatkan diri menjadi atasan, maka akan sangat sulit bagi sang bawahan untuk menjalin suatu suasana kerja yang baik. Pemimpin yang baik dapat menjadi pendengar bagi anggota timnya, Terbuka dengan segala harapan-harapan yang dimiliki timnya serta akan dapat memperlakukan timnya dengan sopan dan penuh rasa menghargai. Sebagai partner kerja, tentulah akan terjalin suatu komunikasi 2 arah yang baik.
Dapat memberikan apresiasi bagi tim
Seorang pemimpin dapat menghargai dan memberikan pujian bagi timnya. Namun jangan hanya sekedar berkata, ”Good job” tetapi cobalah menyelaminya lebih lagi. Cobalah untuk menunjukan rasa ingin tahu bilamana hal tersebut dapat dicapai. Sehingga hal ini dapat juga menjadi masukan bagi anggota tim lainnya. Adanya ”share” antara anggota tim akan membuat tim menjadi semakin solid dan terhindar dari kerja tim yang buruk.
Lakukan analisa untuk segala sesuatu kekurangan yang ada
Mungkin salah seorang anggota tim dapat melakukan kesalahan berulangkali. Maka janganlah segera mengatakan bahwa ia memang kurangbaik, tetapi lakukanlah analisa mungkin orang tersebut kurang cocok pada posisi atau tugas yang dipegangnya saat itu dan temukanlah solusinya.
Konsisten dengan ”Good Mood” dan hindari ”Bad mood”
Pemimpin yang matang akan dapat menjaga ”mood”nya serta tidak cepat terpengaruh dengan emosinya. Hal ini akan menjadikan tim yang dipimpinnya tersebut pun lebih stabil dan tidak cepat terpengaruh dengan kondisi yang tidak menentu

Tidak ada komentar: