Bisnis adalah proses yang berlangsung secara berkesinambungan,bukan sesuatu yang
sifatnya sesaat. Sesuatu yang terjadi di dalam kemajuan bisnis adalah terencana
dan terukur bukan by accident. Seringkali orang memulai bisnis
dengan jalan coba-coba atau trial and error. Hal ini nampaknya tidak berlaku
lagi dalam dunia bisnis sekarang. Saat ini entrepreneur dituntut untuk kreatif,
inovatif
dan memiliki daya saing global. Hal ini disebabkan kondisi lingkungan
yang mengharuskan demikian, persaingan bisnis global menuntut kompetensi
entrepreneur berwawasan global. Langkah yang bisa dilakukan adalah menjaga kesinambungan bisnis.
Wirausaha yang kreatif,
inovatif dan berdaya saing global diharapkan akan menjadi ‘jaminan sukses’ bagi
pengembangan perusahaan seperti dicontohkan oleh GlaxoSmithKline. GSK terus
membesarkan usahanya dengan strategi
menurunkan harga yang efektif meningkatkan penjualan.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam menjaga kesinambungan bisnis:
1. Menurunkan Harga
Ada anggapan bahwa strategi
menurunkan harga akan menurunkan citra kualitas
produk yang dijual, asumsi barang murah rendah kualitasnya. Selain
itu sering ada rasa ‘gengsi’ yang mengusik kita untuk menurunkan harga, apalagi
ketika kita ada di bisnis yang berpersepsi kualitas tinggi. Meski demikian
tidak sepenuhnya ini benar, kadang kita
perlu menerapkan strategi menurunkan harga. Penurunan harga, dengan
pendekatan teori ekonomi dasar supply-demand, merupakan formula baku dan resmi
untuk meningkatkan omset penjualan.
Karenanya meskipun menjaga citra tetap perlu dilakukan, tetapi
perusahaan semestinya tidak kelewat ‘jaim’ dengan menjaga image seperti ‘menara
gading’ yang tidak mengakar ke konsumen. Menurunkan harga bisa menjadi cara
efektif menjaga kesinambungan
pertumbuhan perusahaan melalui pemanfaatan fasilitas produksi seoptimal
mungkin.
2. Riset berkesinambungan
Kesadaran untuk melakukan riset sudah semakin menggejala di kalangan
perusahaan Indonesia, khususnya pada perusahaan yang berukuran besar.
Diperlukan riset yang berkelanjutan sehingga menghasilkan nilai tambah dan peningkatan
daya saing.
Kegiatan riset sebaiknya tidak dikonsentrasikan hanya pada aspek melihat
‘potret diri’ seperti riset pemasaran. Meskipun riset pemasaran tetaplah sesuatu yang penting, tetapi
proporsinya harus diseimbangkan dengan riset untuk pengembangan daya saing
termasuk riset pengembangan produk baru sepertri
dilakukan oleh GSK. Kegiatan riset seperti ini membutuhkan konsep dan aktivitas
yang berkelanjutan.
3. Pengembangan SDM
Memang belum muncul kesadaran yang sama tentang pentingnya pengembangan
SDM. Ada perusahaan yang melihat aspek SDM dalam konteks sebagai ‘alat’
produksi, tetapi ada pula yang melihatnya sebagai kewajiban sosial.
Dalam pengembangan usaha menuju kesinambungan
bisnis, pengembangan SDM
merupakan ‘harga mutlak’ yang diperlukan untuk membangun daya saing
berdimensi global
4. Pengembangan jejaring bisnis
Bisnis sering diasosiasikan dengan jejaring. Baik berupa jejaring
penjualan, distribusi, produksi, informasi maupun pembiayaan. Wirausaha baru yang hendak
dikembangkan perlu terus memperkuat dan
memperluas jaringan bisnis. Hal demikian tidak hanya penting untuk
menjamin keberadaan bisnis di jangka pendek, tetapi juga untuk pengembangan
bisnis di jangka panjang.
5. Komunikasi komunitas
Salah satu aspek penting dari pengembangan jejaring bisnis adalah
peningkatkan komunikasi dengan komunitas-komunitas terpenting, baik yang
sifatnya komersial maupun non komersial.
Sebagai contoh Tim Koornas Pengembangan Wirausaha sedang mendorong
perusahaan-perusahaan untuk menjalankan program CSR for Entrepreneurship, yang
mendorong terbangunnya kedekatan komunikasi perusahaan dengan komunitas
wirausaha baru yang hendak dibangun dan diharapkan punya keterkaitan dengan
perusahaan.
Kelima hal di atas bisa menjadi referensi untuk pengembangan kesinambungan bisnis, baik bagi perusahaan besar
seperti GSK maupun wirausaha baru. (Galeriukm).
Sumber:
http://www.bisnis.com/korporasi/strategi-bisnis/9922-kesinambungan-bisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar