do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Sabtu, 05 Februari 2011

Manajemen Hutang Usaha Kecil

Hal yang lumrah bagi seorang pengusaha menggunakan dana hutang sebagai modal dalam usaha. Bagi pelaku usaha yang sudah cukup dipercaya oleh lembaga keuangan tidaklah sulit untuk memperoleh modal usaha melalui dana hutang. Akan tetapi tidak sedikit pelaku usaha yang akhirnya terlilit oleh hutang yang berkepanjangan dan terbebani oleh kewajiban membayar angsuran yang terkadang lebih besar dari pemasukan (income) yang diperoleh. Untuk menutup hutang tentu harus menambah income setiap bulannya, jika tidak  akhirnya aset usaha ikut lenyap untuk menutup hutang yang besar. Hal seperti ini yang perlu difikirkan oleh pelaku usaha kecil dan menengah sebelum mengajukan pinjaman modal usaha melalui hutang, entah hutang melalui lembaga keuangan atau sumber lain. Sebelum melangkah yang difikirkan adalah kemampuan membayar bukan kemampuan meminjam. Inilah pentingnya kita memikirkan bagaimana mengelola hutang yang baik atau manajemen hutang.

Kesehatan Keuangan

Mungkin orang yang paling berbahagia di dunia adalah orang yang bebas dari hutang, dalam bahasa lain memiliki Kebebasan Finansial. Lalu bagaimana jika sudah terlanjur terbelit hutang? Pada dasarnya keuangan dapat dianalogikan dengan Kesehatan manusia. Kesehatan dimulai dari diri sendiri, ini juga berlaku bagi kesehatan keuangan anda. Sebagai contoh seseorang tidak akan dapat bekerja secara optimal jika dalam kehidupannya orang tersebut dibebani dengan kewajiban yang sangat besar hingga diluar kemampuannya, misalkan kewajiban membayar hutang, kewajiban membayar karyawan dan lain sebagainya.
Kesehatan keuangan sangat bergantung dari besarnya pengeluaran dan hutang. Memang pada awal hutang terbentuk sudah pasti tidak ada yang berminat memiliki hutang yang terlalu besar sehingga sangat berpotensi menjadi macet. Namun jika hal tersebut sudah terlanjur dengan 1001 alasan yang kuat, bagaimana kita dapat mengatasi masalahnya? Jawabannya utama adalah kita harus tetap menjaga kesehatan tubuh (badan & jiwa). Setelah kesehatan tubuh kita rasakan cukup maka langkah penting selanjutnya adalah melakukan “manajemen penyembuhan hutang” dan bukan sekedar “manajemen hutang”.

Menyembuhkan Hutang

Untuk dapat memberikan “obat yang mujarab” pada manajemen penyembuhan utang maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan identifikasi posisi terakhir hutang anda, Ada beberapa tips yang bisa dilakukan  untuk menyembuhkan hutang yaitu :
1. Hitung besar Cicilan hutang anda perbulan, apakah:
a.Kurang dari 30% dari penghasilan anda, jika ini yang terjadi maka anda masih memiliki kemampuan yang kuat untuk menyelesaikan hutang anda secara lancar.

b.Antara 30% hingga 50% dari penghasilan anda maka posisi hutang anda berada dalam 
kondisi ‘dalam perhatian khusus’ atau dikenal dalam istilah ‘under special mention’ ini berarti bahwa pengembalian cicilan hutang berpotensi mengalami keterlambatan sebelum masuk ketahap macet.

c. Diatas 50% hingga 60% dari penghasilan anda maka anda berada dalam posisi ‘kurang lancar’ atau ‘sub standard’, pada golongan ini anda sudah pasti mengalami tingkat kemacetan pembayaran yang melebihi 3 kali cicilan perbulannya dan berpotensi untuk menjadi lebih buruk lagi.

d. Diatas 60% dari penghasilan anda maka posisinya menjadi sangat mengkhawatirkan yakni pada posisi ‘diragukan’ atau ‘doubtful’ ini berarti posisi anda masuk kedalam potensi besar untuk tidak mampu menyelesaikan pembayaran cicilan.

2. Langkah berikutnya adalah lakukan solusi untuk penyelesaian hutang sesuai dengan posisi.
Jika anda berada di posisi diatas 30% dari penghasilan (poin b, c dan d) maka tindakan yang harus diambil adalah mutlak mencari bantuan bukan pinjaman (karena akan menambah hutang baru), ini harus benar-benar diusahakan jika tidak anda akan terpuruk lebih jauh. Ibarat orang sakit anda sedang berada didalam ICU (intensive care unit) atau dalam posisi krisis. Namun dibalik itu semua anda harus berpikir bagaimana melakukan solusi yang terbaik untuk mendapatkan income yang stabil dikemudian hari.
Income yang stabil adalah pintu dari penyelesaian hutang dan sebagai kuncinya adalah anda memiliki rasio cicilan hutang yang tidak lebih dari 30% penghasilan.Bagi anda yang bekerja sebagai karyawan maka ada dua solusi yaitu mengurangi belanja dan menambah income, ini berarti anda mutlak mencari tempat kerja baru atau menambah penghasilan sehingga anda masuk dalam posisi butir a diatas. Namun sebaliknya jika anda adalah seorang pelaku usaha (wiraswasta) maka yang anda harus lakukan adalah mutlak untuk melakukan review apakah saya sudah berada dalam jalur atau track yang benar dalam melakukan usaha?, berikut adalah sebagian profesi yang sering dilakukan oleh seorang wiraswasta, yakni jika anda:

a. Seorang broker atau penghubung sebaiknya anda hanya melakukan 1 (satu) jenis usaha dan maksimum 2 (dua) jenis. Jangan terlalu ‘bermimpi’ untuk mampu melakukan kegiatan ‘brokerisasi’ dalam jumlah yang fantastis besar jika anda tidak atau belum pernah memulainya dalam skala yang kecil. Tips kami untuk profesi ini hanya satu yakni sedikit demi sedikt lama-lama menjadi bukit.

b. Seorang pedagang yakni dengan definisi anda melakukan pembelian barang, melakukan penyimpanan dan penjualan barang tersebut. Maka yang harus dilakukan adalah melakukan telaah apakah posisi perdagangan anda sudah tepat?, dalam proses perdagangan mata rantainya adalah panjang (dari hulu hingga hilir), silahkan teliti posisi anda mungkin ada baiknya merubah atau menambah posisi usaha anda, tentu dalam jenis usaha yang sama.

c. Seorang tenaga professional (konsultan, ahli hukum, ahli manajemen, dll) mulailah anda berpikir untuk mencari partner usaha yang tepat dan cocok dengan anda serta mampu berfungsi sebagai investor baru dalam firma anda. Dengan demikian masalah hutang yang macet dapat terbagi bersama.

Kemudian setelah anda melakukan telaah yang mendalam atas profesi, langkah berikut adalah anda harus berani melakukan penjadwalan hutang (rescheduling) atas tanggal jatuh tempo pembayaran hutang anda. Datanglah kepada Bank, Lembaga Leasing, Kantor Kartu Kredit, Pegadaian, dll. Bicarakan kepada mereka bahwa anda sedang berada dalam posisi kesulitan arus kas sehingga pembayaran hutang dapat diperpanjang. Namun sebelum anda menuju ketempat penjadwalan sebaiknya anda sudah harus berpikir bahwa anda telah mendapatkan solusi penyelesaian yang terbaik walau tidak secara instan. (Galeriukm)

Sumber:
Taufik Gumulya, Menuju Kebebasan Finansial, Detik Finance. http://www.detikfinance.com/read/2009/12/22/094028/1264109/722/menuju-zona-kebebasan-finansial

Tidak ada komentar: