do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Kamis, 31 Maret 2011

Memulai Wirausaha Sejak Dini

Usia muda merupakan saat yang tepat untuk memulai wirausaha, pada usia ini ide-ide segar mengalir dan keberanian untuk mencoba relatif tinggi. Hal yang dibutuhkan oleh seorang enterpreneur adalah keberanian untuk memulai usaha tanpa beban apapun. Bayangkan jika wirausaha dimulai saat usia sudah cukup lanjut dan tanggungan menghidupi keluarga cukup besar, orang menjadi lebih banyak pertimbangan untuk memulai sebuah bisnis. Demikian juga dengan yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Keberanian dan kreativitas mereka memulai wirausaha mengantarrkan menjadi menjadi juara harapan II business competition yang digelar Hipmi dan AIESEC Undip.

Melalui usaha handycraft berbahan enceng gondok berlabel Albus Gallery, Dimas Putra (21), Agung Ani Sutanto (21), Aditya Candra Wijaya (21), Erlangga (21), Anshori (21) dan M Arif (21), memiliki tekad untuk menularkan virus wirausaha semenjak dini.
Lahirnya galeri yang berada di Jalan Tanjungsari 2 RT 1 RW 2 No 36 ini dimotori oleh Anshori, yang jauh lebih dulu merintis usaha kerajinan tangan. Produk yang dihasilkannya beragam, dari gantungan kunci, tas, hingga mebel. Namun yang bikin unik dari produk itu adalah bahan baku yang digunakan selama ini kurang dilirik. Seperti serat enceng gondok, rotan, dan pandan karang.
Ditambah dengan kreativitas tinggi, produk mereka memiliki nilai artistik tersendiri. Padahal di bangku kuliah mereka tidak mendalami ilmu desain produk, lantas dari mana mereka mendapatkan inspirasi? Menurut Dimas, ide bisa didapatkan dari berbagai sumber. Selain salah seorang anggota sudah terjun terlebih dahulu, mereka tidak malu untuk belajar dari buku-buku desain produk.
Dia secara khusus menyebut pekerjaannya di galeri itu mendatangkan tantangan tersendiri. Meski belum bisa dibilang besar omsetnya, tapi selama dua bulan itu pesanan mebel dari pandan karang masih berdatangan. Satu set mebel berisi satu meja dan dua kursi dijual seharga Rp 3 juta. Dalam operasinya, galeri tersebut melayani pembuatan desain kerajinan untuk produk-produk keluaran usaha kecil dan menengah (UKM).
Sekalipun kesibukan mereka sudah seabrek, kelima wirausaha muda ini masih menyimpan obsesi khusus menularkan virus wirausaha sebanyak-banyaknya. Beruntung, keikutsertaannya dalam kompetisi bisnis yang akhirnya berbuah stan gratis dalam Marketing Entrepreneurship Expo membuat potensi mereka semakin dilirik. ”Kami sangat terbantu karena mendapat jaringan kerja baru. Kami berharap bisa membuka cabang-cabang baru,” katanya.(Galeriukm).
Sumber:
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/12/17/132772/Albus-Gallery-Tularkan-Virus-Wirausaha-sejak-Dini

Rabu, 30 Maret 2011

Wirausaha Yang Penting Praktek

Perananan wirausaha dalam menumbuhkan perekonomian masyarakat dan bangsa sangat strategis. Namun sayang jumlah pelaku wirausaha belumlah memadai untuk itu, sehingga diperlukan wirausahawan-wirausahawan yang lebih banyak lagi. Seringkali banyak pelaku wirausaha pemula gamang dalam memulai dan takut bayangan kegagalan sehingga tidak banyak berbuat untuk segera memulai usaha.

Dalam mengatasi hal tersebut banyak orang membaca buku-buku teori kewirausahaan, training kewirausahaan dan mencari referensi suatu bisnis. Namun pada akhirnya praktek berwirausaha harus tetap dijalani. Menurut Jusuf Kala ,dalam Seminar Nasional Kewirausahaan di Universitas Udayana, Bali,Memulai usaha tidak perlu harus memiliki gelar terlebih dahulu, mulai saja sekarang. Yang penting ada semangat.
Praktek lapangan dalam berwirausaha merupakan hal yang mutlak diperlukan, tidak bisa hanya mengandalkan teori saja. Ibarat orang berenang, membaca referensi tentang berenang boleh-boleh saja, namun pada akhirnya harus masuk ke kolam dan tenggelam.
Wirausaha merupakan jembatan untuk mengangkat kehidupan ekonomi seseorang. Di tengah situasi sulitnya mencari lapangan pekerjaan apalagi jika yang diharapkan menjadi PNS. Moratorium PNS jelas membuat lowongan pekerjaan menjadi PNS hampir mustahil terbuka. Maka mengapa tidak segera mulai praktek berwirausaha.(Galeriukm).

Sumber:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/09/13/1122118/JK.Jangan.Ragu.Berwirausaha

Selasa, 29 Maret 2011

manajemen keuangan


Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan.

Analisis sumber dana atau analisis dana merupakan hal yang sangat penting bagi manajer keuangan. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan asal perolehan dana tersebut. Suatu laporan yang menggambarkan asal sumber dana dan penggunaan dana. Alat analisa yang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan perusahaan adalah analisa rasio dan proporsional.
Langkah pertama dalam analisis sumber dan penggunaan dana adalah laporan perubahan yang disusun atas dasar dua neraca untuk dua waktu. Laporan tersebut menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen tersebut yang mencerminkan adanya sumber atau penggunaan dana.
Pada umumnya rasio keuangan yang dihitung bisa dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu :
  1. Rasio Likuiditas, rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.
  2. Rasio Leverage, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang di-supply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan.
  3. Rasio Aktivitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam menggunakan sumber dayanya. Semua rasio aktifitas melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta.
  4. Rasio Profitabilitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.
  5. Rasio Pertumbuhan, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya pertumbuhan ekonomi dan industri.
  6. Rasio Penilaian, rasio ini merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap oleh karena rasio tersebut mencemirkan kombinasi pengaruh dari rasio risiko dengan rasio hasil pengembalian.

Senin, 28 Maret 2011

Sistem Pemasaran


Macam – Macam Sistem Pemasaran
a. Sistem pemasaran dengan saluran vertikal
Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan.
Tujuan :
§ Mengendalikan perilaku saluran
§ Mencegah perselisihan antara anggota saluran
b. Sistem pemasaran dengan saluran horizontal
Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul.
c. Sistem pemasaran dengan saluran ganda
Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan manajemen digabungkan, kemudian dari belakang dipimpin secara sentral.
C. Lingkungan Sebuah Sistem Pemasaran
a. Lingkungan makro ekstern.
Lingkungan makro tersebut ialah:
a. Demografi (kependudukan).
b. Kondisi ekonomi.
c. Teknologi.
d. Kekuatan sosial dan budaya.
e. Kekuatan politik dan legal.
f. Persaingan.
b. Lingkungan mikro eksternal
a. Pasar (market)
b. Pemasok
c. Pialang (marketing intermediaries)
c. Lingkungan Non- – Pemasaran Intern
Kekuatan non – pemasaran lainnya adalah lokasi perusahaan, ketangguhan bagian penelitian dan pengembangan. Kekuatan intern bersifat menyatu (interest) dalam organisasi dan dikendalikan oleh manajemen.

Minggu, 27 Maret 2011

konsep pemasaran


. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara:
1. Temukan keinginan pasar dan penuhilah.
2. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat.
3. Cintailah pelanggan, bukan produk anda.
4. Lakukanlah menurut cara anda (Burger king)
5. Andalah yang menentukan (United Airlines)
6. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.

Sabtu, 26 Maret 2011

Strategi pemasaran


sebelum menentukan harga, peritel harus terlebih dahulu memilih stateg pemasaran yang akan digunakan. Strategi pemasaran yang dapat dipilih antara lain
1. Penetrasi Pasar
Strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah penjualan barang dan jasa yang sudah ada dengan memperbesar upaya penjualan dan periklanan. Misalnya upaya promosi dan iklan yang gencar yang dilakukan oleh produk-produk jamu, perusahaan-perusahaan rokok dan berhasil meningkatkan angka penjualan.
2. Pengembangan Pasar
Mencoba meningkatkan penjualan dengan memperkenalkan produk barang dan jasa yang ada ada pasar baru.
3. Pengembangan produk
Mencoba menignkatkan penjalan dengan memperkenalkan produk dan jasa baru kepada pasar yang sudah ada.
4. Segmentasi Pasar
Merupakan strategi pemasaran yang sangat terkenal bagi usaha yang baru. Pada strategi ini, produk dipasarkan berdasarkan segmennya misalnya segmentasi berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, tingkat pendapatan dan sebagainya.

Sumber : Drs. Suryana, M.Si, KewiraUsahaan, Penerbit Salemba 4

Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/2000584-strategi-pemasaran-bagi-usaha-baru/#ixzz1gt6ABQY6

Jumat, 25 Maret 2011

STRATEGI MEMASUKI USAHA BARU

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai atau memasuki dunia usaha yaitu :

  1. Merintis usaha baru : yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide,organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri.
  2. Membeli perusahaan orang lain (buying) yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis atau diorganisir oleh orang lain dengan nama (goodwill) dan organisasi usaha yang sudah ada.
  3. Kerjasama Manajemen (Frachising) : kerjasama antara franchisee dengan franchisor /parent company. Kerjasama ini biasanya: pemilihan tempat, rencana bangunan, peralatan, pengendalian kualitas, riset.

Menurut hasil survey yang dilakukan oleh Peggy Lambing(2000; 90): Sekitar 43% responden mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya.


■ Ada 2 pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang :
  • Pertama, Inside out (idea generation) adalah pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha.
  • Kedua, pendekatan outside in, atau opportunity recognition, yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa kebutuhan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan kebutuhan di pasar

Opportinity recognition tak lain adalah pengamatan lingkungan, yaitu alat pengembangan yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi.

Berita peluang tersebutb bersumber dari :
  1. Surat kabar
  2. Laporan periodik tentang perubahan ekonomi
  3. Jurnal Perdagangan dan pameran dagang
  4. Publikasi Pemerintah
  5. Informasi lisensi produk yang disediakan oleh pialang saham, universitas dan perusahaan lainnya.

Dalam merintis usaha baru terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan:
  1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki
  2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih
  3. Organisasi usaha yang akan digunakan
  4. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
  5. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh

Bidang dan jenis usaha yang dimasuki :
  1. Pertanian: usaha pertanian, kehutanan, perikanan dan perkebunan.
  2. Pertambangan: meliputi usaha galian pasir, galian tanah batu dan bata.
  3. Pabrikasi: usaha industri, perakitan dan sintesis
  4. Konstruksi: usaha konstruksi bangunan, jembatan, pengairan dan jalan raya.
  5. Jasa keuangan: usaha perbankan, asuransi dan koperasi
  6. Jasa perorangan: usaha potong rambut, salon, laundry, katering.
  7. Jasa umum: usaha pengangkutan, pergudangan, wartel dan distribusi.
  8. Jasa wisata: meliputi berbagai kelompok


Berdasarkan UU No 9/ 1990 tentang Kepariwisataan terdapat 86 jenis usaha yang bisa dirintis yang terbagi ke dalam 3 kelompok :

A. Kelompok usaha jasa pariwisata meliputi :
  • Jasa biro perjalanan wisata
  • Jasa agen perjalanan wisata
  • Jasa Pramuwisata
  • Jasa konvensi perjalanan intensif dan pameran
  • Jasa Konsultan Pariwisata
  • Jasa Informasi Pariwisata
B. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata meliputi :
  • Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam
  • Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya
  • Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus
  • Usaha sarana wisata meliputi :
  • Penyediaan akomodasi
  • Penyediaan makanan dan minuman
  • Penyediaan angkutan wisata
  • Penyediaan sarana wisata
  • Tempat usaha yang akan dipilih

Dalam menentukan tempat usaha harus dipertimbangkan bbrp hal di bawah ini:
  1. Apakah tempat usaha tsb mudah dijangkau oleh konsumen, pelanggan atau pasar ? Bagaimana akses pasarnya ?
  2. Apakah tempat usaha dekat ke sumber tenaga kerja ?
  3. Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya spt alat pengangkut dan jalan raya ?
 http://adesyams.blogspot.com/2009/09/strategi-memasuki-usaha-baru.html

Kamis, 24 Maret 2011

konsep kewirausahaan

A.  Konsep Kewirausahaan
Sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus berkembang. Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.

Seseorang yang memiliki karakter wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5), “An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resources to capitalze on those opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya.
Dari beberapa konsep di atas menunjukkan seolah-olah kewirausahaan identik dengan  kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu  identik dengan karakter wirausaha semata, karena karakter wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997).
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
  1. Pengembangan teknologi baru (developing new technology),
  2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),
  3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services),
  4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources).
Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, namun sebenarnya karakter  wirausaha juga dimiliki oleh orang-orang  yang berprofesi di luar wirausaha. Karakter kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan,   pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.
Dengan demikian, ada enam hakikat pentingnya kewirausahaan, yaitu:
  1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)
  2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
  3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
  4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959)
  5. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)
  6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
Berdasarkan keenam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah  nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku seseorang yang selalu kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo(1999), memberikan  ciri-ciri seseorang yang memiliki karakter wirausaha sebagai orang yang (1) percaya  diri, (2) berorientasi tugas dan hasil, (3) berani mengambil risiko, (4) berjiwa kepemimpinan, (5) berorientasi ke depan, dan (6)  keorisinalan.
Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.
B.   Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah
Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu  komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.  Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek.
1.   Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi Dalam Seluruh Mata Pelajaran
Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses  pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui sistem penilaian.
Dalam pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilainilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah nilai pokok sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai pokok tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran pada langkah awal ada 6 (enam)  nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil resiko, kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras.
Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan, silabus dan RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun silabus yang terintegrsi nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan mengadaptasi silabus yang telah ada dengan menambahkan satu kolom dalam silabus untuk mewadahi nilai-nilai kewirausahaan yang akan diintegrasikan. Sedangkan cara menyususn RPP yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP yang sudah ada dengan menambahkan pana materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.
Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
  • Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai kewirausahaan sudah tercakup didalamnya.
  • Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalam SKdan KD kedalam silabus.
  • Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan integrasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku.
  • Memasukan langkah pembelajaran aktif yang terintegrasi nilai-nilai kewirausahaan ke dalam RPP.
2.   Pendidikan Kewirausahaan yang Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; (2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.
3.  Pendidikan Kewirausahaan Melalui Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.
Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pengembangan  kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.
Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan: bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian. Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik. Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari sekolah misalnya kegiatan ‘business day’ (bazar, karya peserta didik, dll)
4.   Perubahan Pelaksanaan Pembelajaran Kewirausahaan dari Teori ke Praktik
Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada pencapaian tiga kompetansi yang meliputi penanaman karakter wirausaha, pemahaman konsep dan skill, dengan bobot yang lebih besar pada pencapaian kompetensi jiwa dan skill dibandingkan dengan pemahaman konsep. Dalam struktur kurikulum SMA, pada mata pelajaran ekonomi ada beberapa Kompetensi Dasar yang terkait langsung dengan pengembangan pendidikan kewirausahaan. Mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai kewirausahaan, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Salah satu contoh model pembelajaran kewirausahaan yang mampu menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha dapat dilakukan dengan cara mendirikan kantin kejujuran, dsb.
5.   Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan ke dalam Bahan/Buku Ajar
Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan k egiatan-kegiatan pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan adaptasi yang berarti. Penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan dapat dilakukan ke dalam bahan ajar baik dalam pemaparan materi, tugas maupun evaluasi.
6.  Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Kutur Sekolah
Budaya/kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok masyarakat sekolah.
Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan mengunakan fasilitas sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, komitmen dan budaya berwirausaha di lingkungan sekolah (seluruh warga sekolah melakukan aktivitas berwirausaha di lngkungan sekolah).
7. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Muatan Lokal
Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat dan mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya mampu membekali peserta didik dengan keterampilan dasar (life skill) sebagai bekal dalam kehidupan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Contoh anak yang berada di  ingkungan sekitar pantai, harus bisa menangkap potensi lokal sebagai peluang untuk mengelola menjadi produk yang memiliki nilai tambah, yang kemudian diharapkan anak mampu menjual dalam rangka untuk memperoleh pendapatan.
Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mulok, hampir sama dengan integrasi pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan ini, RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya MULOK memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun RPP MULOK yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP MULOK yang sudah ada dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan. Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai kewirausahaan.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/06/29/konsep-kewirausahaan-dan-pendidikan-kewirausahaan/

Rabu, 23 Maret 2011

dari peluang menjadi usaha

Langkah yang harus dilakukan bagi anda yang sudah atau mau memiliki usaha adalah bagaimana mengenali peluang usaha. Peluang itu muncul kapan saja dan di mana saja. Peluang selalu ada, asal anda mau bekerja keras, ide sekecil apapun bisa menjadi peluang.
Ide usaha kadang datang secara tidak terduga, seperti wangsit; seolah jatuh dari langit. Kadang tanpa kita sadari gagasan bisnis bisa digali dimana saja. Ada peluang yang datang dari sekitar diri kita, dari ide orang lain atau ide yang diciptakan sendiri.
Hal yang terpenting di dalam mengenali peluang adalah kecermatan anda mengamati lingkungan di sekitar diri sendiri. Ini merupakan salah satu cara mudah dalam menemukan ide usaha. Atau, jika tidak ada kebutuhan orang lain yang bisa anda ciptakan sebagai suatu peluang bisnis, anda bisa menawarkan kebutuhan baru bagi orang lain yang layak untuk dijadikan peluang usaha. Tetapi jangan sampai terkecoh dengan ide usaha adalah satu-satunya kunci keberhasilan usaha. Sebenarnya yang jauh lebih penting adalah “Bagaimana Anda Mewujudkan ide tersebut”. Untuk itu, jangan sampai anda kehabisan energi dan semangat anda sepenuhnya untuk mewujudkan gagasan ide tersebut agar benar-benar menjadi”usaha”. Sebab, seorang pengusaha tidak pernah tahu apakah gagasannya itu cemerlang atau hanya pepesan kosong belaka, jika ia tidak pernah berusaha untuk mewujudkannya dalam tindakan nyata alias action.
Hal-hal yang saya tuliskan di atas adalah isi dari buku baru yang berjudul “Dari Peluang Menjadi Usaha”. Buku inilah yang saya perintahkan peserta didik saya untuk mengupasnya secara mendalam dalam diskusi mata kuliah kewirausahaan di STMIK Muhammadiyah Jakarta Selasa, 4 Januari 2011 lalu.
Untuk menjadi seorang wirausahawan dibutuhkan pengorbanan jumlah waktu yang begitu besar, kerja keras, dan berani mengambil risiko. Keberhasilan di dalam kegiatan wirausaha akan terwujud apabila ia tangguh menciptakan inovasi baru. Bahkan, tantangan pun bisa berubah menjadi sebuah peluang melalui ide yang diciptakannya. Untuk menjadi wirausaha, anda harus kreatif membentuk ide, dan menciptakan suatu barang atau produk usaha. Untuk mendapatkan ide tersebut, anda harus mau melakukan evaluasi dan pengamatan terus-menerus terhadap lingkungan di sekitarnya.
Dari mana peluang itu muncul?
Ide akan menjadi peluang apabila seseorang mampu mengamati atau mengevaluasi pintu peluang. Ketika anda ingin menentukan gagasan usaha, tentu sebelumnya anda harus mempertimbangkan terlebih dahulu kebutuhan-kebutuhan apa yang dapat anda jadikan sebagai peluang usaha. Jika anda ingin berwirausaha, kuncinya adalah mau belajar berani mengambil risiko, jeli menangkap peluang dan pantang menyerah.
Sebuah peluang usaha akan memiliki nilai tambah, apabila anda mampu menciptakan ide kreatif/melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama dengan cara-cara baru (doing new thing or old things in a new way).

Sebuah ide bisa menjadi sebuah peluang melalui 3 cara, antara lain :
  1. Ide dapat anda peroleh dan dikelola secara internal dengan cara memenuhi kebutuhan yang ada di sekitar anda.
  2. Ide dapat dihasilkan dengan cara menciptakan produk atau usaha yang baru/yang belum pernah dilakukan oleh orang lain.
  3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi (pembauran) antara ide anda, dan ide orang lain, dengan cara melakukan modifikasi sebagai sesuatu usaha atau jasa baru.
Supaya dapat menemukan ide potensial dan mewujudkannya sebagai peluang bisnis yang potensial. Anda harus mau melakukan secara terus menerus evaluasi terhadap masuknya pintu peluang. Cara menjaring ide yang potensial sebagai peluang anda harus :
1.      Menciptakan Ide Baru
Yaitu kemampuan menciptakan ide usaha yang baru dan berbeda dari produk barang/jasa yang sudah pernah ada. Misalnya, ketika menemukan ide dalam bentuk barang atau jasa. Anda harus bisa menciptakan ide tersebut sebagai :
  • Ide yang baru, berbeda dan belum pernah ada di pasaran.
  • Ide yang anda pilih sebagai peluang usaha ini memiliki “nilai lebih” bagi konsumen yang menggunakannya. Karena itu, untuk menciptakan ide baru, anda harus cermat mengamati kebutuhan-kebutuhan yang tengah dibutuhkan oleh pasar.
  • Seorang pengusaha akan sukses apabila mampu menciptakan ide baru dan bernilai tinggi bagi pasar konsumennya.
Untuk memperoleh “peluang” bergantung pada :
  • Kemampuan anda menganalisis demografi kebutuhan pasar.
  • Kemampuan anda untuk menganalisis sifat dan tingkah laku pesaing.
  • Kemampuan untuk menganalisis keunggulan dan kelemahan pesaing yang daoat anda jadikan sebagai sebuah peluang usaha baru.
2.      Cermati Mengamati Pintu Peluang.
Sebagai seorang pengusaha, anda harus bisa mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing. Anda bisa mengamati munculnya pintu peluang dengan cara belajar dari pengalaman, dan keberhasilan seorang pengusaha sukses.
Peluang usaha itu muncul apabila anda dapat mengenali, menangkap, dan mengelolanya sehingga menjadi suatu bisnis yang menguntungkan. Pintu peluang itu datangnya bisa secara terbuka tertutup, atau lewat pintu peluang buatan.
Agar keinginan untuk menjadi pengusaha tidak sekadar impian kosong. Anda bisa :
  1. Menggali potensi yang ada pada diri sendiri, untuk dikembangkan sebagai sebuah peluang usaha.
  2. Mencermati peluang yang lewat di depan mata dengan tidak perlu menangkap peluang usaha yang jauh di seberang sana.

Selasa, 22 Maret 2011

Mengenali dan Mengukur Peluang bisnis


Cermat dalam mengamati peluang tentu akan membawa langkah anda menjadi seorang wirausaha. Semakin cermat mengamati lingkungan, akan semakin besar pula terbuka peluang bagi anda untuk memilih ide usaha. Untuk bisa meraih peluang, bagaimana cara mengenali dan mengukurnya?.
Teknik Menggali Gagasan sebagai sumber peluang.
Ada 2 cara mudah untuk mendapatkan ide yaitu :
  1. Anda dapat menciptakan ide-ide bisnis sesuai dengan keinginan anda atau mengembangkan ide orang lain.
  2. Anda bisa menciptakan ide baru atau melakukan pengembangan ide yang anda petik dari konsep bisnis keberhasilan pengusaha yang sudah sukses menjalakan usahanya.
Untuk menciptakan ide bisnis ada 5 (lima) sumber peluang yang penting untuk anda ketahui :
  1. Lewat iklan. Melalui media iklan, anda bisa mencari peluang, agen perantara atau mengamati kegiatan bisnis yang sudah ada dan sesuai dengan tujuan yang anda inginkan.
  2. Dengan cara meniru bisnis orang lain.
  3. Mengenal kebutuhan msyarakat/tetangga di sekitar kita.
  4. Mengenali tren peluang usaha yang ada di pasaran.
  5. Melakukan identifikasi celah pasar yang ada.

Teknik yang membantu anda untuk menciptakan ide, yaitu :
  1. Membentuk Visualisasi, pada cara ini anda harus “bermimpi”. Hal ini merupakan alat untuk membantu anda memvisualisasikan gambaran masa depan usaha dan memperjelas tujuan jangka panjang, penyusunan ide, dan evaluasi ide peluang yang anda pilih.
  2. Menggunakan Brainstorming, yaitu mengembangkan kemampuan otak kanan anda untuk mengasah kemampuan daya berpikir anda menjadi lebih optimal, untuk menganalisis ide peluang yang tepat.
  3. Menggunakan Analisis Morfologi, yaitu cara anda memisahkan antara masalah-masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana. Pada tahap ini sebuah ide dapat terpecahkan menjadi beberapa bagian. Misalnya, anda tertarik dengan ide membuat usaha makanan, berupa kacang. Untuk segmen pasarnya anda bisa memasuki semua jenis usia. Dan untuk variasi makanan dari bahan baku kacang(anda dapat membuat selai kacang,kacang kulit dsb). Dari jenis produk kacang ini anda bisa memiliki beragam bentuk produk olahan kacang.
  4. Merumuskan ide peluang merupakan langkah anda mengumpulkan sebanyak-banyaknya daftar ide peluang dan mereferensi ide peluang dari berbagai jenis usaha orang lain.
Umumnya, keberhasilan yang diraih oleh para pengusaha yang telah sukses adalah ketika mereka berhasil dengan tepat merumuskan ide hingga proses pencarian ide dengan cara-cara tradisional.
Teknik Menyusun Daftar Peluang
Berikut ini formula daftar peluang yang berjasil disusun oleh McGrath dan MacMillan sebagai berikut :
  1. Rancanglah Konsep Bisnis sebagai gambaran singkat dari ide/gagasan yang anda inginkan.
  2. Buat Tipe Peluang, yaitu tipe peluang seperti apa yang anda inginkan.
  3. Buatlah Penetapan Waktu sebagai pertimbangan kapan anda akan memulai usaha sendiri. Hal ini bisa anda jadikan sebagai penentu langkah awal anda dalam memulai sebuah usaha sendiri.
  4. Data Kunci. Buatlah sebuah catatan khusus dari berbagai peluang yang telah anda rancang. Hal ini untuk memudahkan anda memilih dan menentukan peluang mana yang layak dan pas untuk anda tekuni.
  5. Catatan Halangan & Rintangan apa yang dapat merintangi jalannya usaha anda. Apakah masalah teknologi yang tidak anda kuasai? Masalah pasar? Atau peraturan bisnis yang masih belum anda kuasai?
  6. Sumber Daya. Gunakanlah sumber daya yang professional untuk menunjang keberhasilan anda.
  7. Kompetisi. Catat siapa saja pesaing anda. Berhati-hatilah jangan sampai ide atau peluang anda yang menarik ini disambar orang lain karena kelengahan anda.
  8. Tren. Kenali gejala bisnis yang sedang ramai di pasaran. Hal ini bisa anda jadikan masukan untuk mengenali konsep yang potensial yang dapat anda tiru dan terapkan guna mendapatkan ide peluang yang menarik perhatian pasar.
Menetapkan Sasaran Peluang
Setelah menyusun daftar peluang, anda juga harus bisa menetapkan gagasan. Ide yang terbaik menurut kemampuan. Hal ini penting anda lakukan untuk menghindari melebarkannya bentuk usaha yang akan anda lakukan. Beberapa  sasaran peluang yang mesti anda perjelas, antara lain :
  1. Tentukan ide usaha/gagasan usaha yang anda inginkan.
  2. Beri penilaian terhadap kelayakan ide usaha tersebut (apakah ide itu layak anda lakukan di sekitar rumah anda? Dilihat dari beberapa factor : lingkungan, selera pasar, dan target pasar)
  3. Pilihlah ide usaha yang rasional disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Hal yang perlu diingat sebagai pengusaha bahwa sebagai seorang pengusaha, anda tidak sekedar “menemukan peluang”. Akan tetapi, anda harus bisa menciptakan sebuah organisasi usaha yang mampu menjalankan ide peluang tersebut, yang kelak menjadi penopang kelembagaan usaha anda.
Menangkap Peluang Dengan Tepat
Cara menangkap peluang dengan tepat dengan cara memperbanyak melatih diri untuk belajar dan kumpulkan sebanyak-banyaknya informasi penting dari orang lain di sekitar anda sehingga anda mampu menjaring sebuah ide cemerlang. Sebuah ide dapat anda jadikan sebagai peluang yang layak dan berpotensi melalui informasi yang bisa anda jaring dari teman, tetangga, atau keluarga anda. Setelah berhasil mengumpulkan peluang usaha, pastikanlah bahwa ide peluang itu memang benar-benar dibutuhkan, dan memiliki prospek pasar yang menjanjikan bagi keberhasilan usaha anda.
MEMILIH DAN MENGOLAH PELUANG
A. Mendefinisikan Peluang Usaha yang Dipilih
Beberapa macam definisi peluang usaha dapat anda pilih melalui beberapa cara antara lain :
1. Peluang yang Muncul Kapan Saja
Peluang itu ada kapan dan dimana saja. Namun, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menemukan pintu peluang usaha yang ccok dengan diri mereka. Bahkan karena terlalu bersemangat mencari peluang dan tidak juga menemukannya, semangat dan tekad untuk menjadi wirausaha kerap menguap. Padahal, jika saja anda jeli dalam melihat setiap kesempatan yang lewat di depan mata anda dan cermat mengamati kebutuhan yang lewat di depan mata anda dan cermat mengamati kebutuhan barang/jasa apapun bisa menjadi peluang usaha. Karena itu, tidak perlu meneropong jauh-jauh peluang di seberang mata anda. Sebab di sekitar anda banyak sekali peluang yang bisa anda asah sebagai ide usaha.
2. Peluang yang Muncul saat Krisis
Agar anda berhasil mengelola peluang, kuncinya hanya satu, yaitu jangan cepat putus asa atau mudah menyerah/. Untuk menjadi pebisnis andal dibutuhkan keberanian. Pada dasarnya, setiap manusia memiliki kemampuan luar biasa, bahkan di luar batas kemampuannya. Namun, tidak semua orang mengenali kemampuan yang ada pada dirinya. Kemampuan luar biaa itu justru muncul saat ia sedang kepepet atau mengalami suatu masalah. Kemampuan potensial itu hanya muncul jika seseorang”mau berusaha” dan “tidak mau menyerah”. Motivasi untuk ” menyelamatkan diri” menjadi pemicu munculnya kemampuan potensial berupa keberanian luar biasa itu.
Kemampuan luar biasa ini juga kerap dialami beberapa pengusaha. Sebagian besar pengusaha yang sukses mengaku mengawali usaha justru pada saat mereka mengalami kondisi ekonomi yang tersudur. Misalnya saat kondisi moneter. Jadi perlu di catat dalam situasi apapun peluang selalu ada.
3. Peluang yang Muncul lewat Hobi
Jika anda jeli, hobi pun bisa menjadi lading rejeki bagi anda. Oleh karena itu, tidak ada salahnya anda mengolah hobi anda menjadi sebuah peluang usaha. Jika saja anda cermat membaca pintu peluang, sebenarnya hobi bisa menjadi alternatif untuk membuka pintu peluang usaha bagi diri anda. Syaratnya, anda bisa menangkap dan mengolah hobi itu menjadi uang.
4. Peluang yang Muncul lewat Kegagalan
Untuk mencapai puncak kesuksesan kadang harus dilalui oleh seseorang lewat jalan terjal dan berliku. Dan, hanya mereka yang berhasil mengubah kegagalan menjadi kesuksesan itulah pemenangnya. Banyak pengusaha yang pintar mencari “peluang” tetapi “gagal” dalam mengembangkan usahanya. Kegagalan mempertahankan bisnis biasanya disebabkan oeh sikap putus asa. Untuk mencapai sukses, sikap pantang putus asa dan kerja keras harus anda miliki. Sebab, tidak semua orang memiliki keberuntungan yang sama. Oleh karena itu, dalam dunia bisnis antara peluang dan kegagalan berjalan seiring. Semakin sering menghadapi kegagalan, maka akan membuat kita memiliki segudang ilmu untuk mencapai tangga kesuksesan.

Senin, 21 Maret 2011

Mengenali Pasar dari Peluang Usaha Anda


Tidak mudah untuk menemukanpasar yang akan segera menyambut kehadiran usaha anda pada langkah awal usaha. Apalagi menemukan pelanggan yang akan segera menyambut kehadiran usaha anda. Untuk menghadapi masalah ini, berikut cara untuk mengenali pasar dan kecenderungan secara dekat :
  1. Lihatlah dengan cermat, apakah peluang usaha yang anda tawarkan benar-benar diutuhkan oleh konsumen anda sekarang ini?
  2. Sudah cukup familiarkah konsumen anda terhadap usaha yang anda tawarkan? Jika konsumen belum begiru mengenali usaha anda, lakukanlah tahap pengenalan secara bertahap hingga usaha yang anda tawarkan melekat di benak konsumen.
  3. Ciptakanlah peluang-peluang pasar yang sangat besar dan potensial bagi usaha yang anda tawarkan.
  4. Buatlah sebuah system penawaran yang menarik dari usaha anda. Usahakan anda harus bisa member nilai lebih dibandingkan dengan penawaran yang di tawarkan oleh orang lain.
  5. Tingkatkan peluang penjualan secara terus menerus untuk mencapai keberhasilan.
  6. Kendalikan pasar, usahakanlah agar usaha yang anda tawarkan kepada konsumen membuat mereka tertarik sehingga mereka tidak akan pergi ke tempat lain.
  7. Ciptakanlah peluang usaha yang memenuhi kebutuhan/permintaan konsumen.
  8. Kendalikan situasi pasar sehingga anda mampu bertahan menguasai pasar.

Minggu, 20 Maret 2011

Mengenali Siapa saja Pemain yang sama dengan Usaha Anda


Anda harus bersiap-siap mengenali siapa-siapa saja pemain yang sama dengan anda. Hal ini sangat berguna bagi anda untuk merebut pasar lebih cepat. Untuk menguasai pasar, anda harus bisa menciptakan suatu peluang usaha yang sesuai dengan keinginan/kebutuhan pasar terhadap jenis usaha yang anda tawarkan, namun memiliki “kelebihan/nilai lebih” dari usaha ini sehingga anda dapat menguasai/masuk ke dalam pasar dengan penawaran yang tepat ke hidung konsumen dan berhasil menguasai persaingan secara cepat.

Seberapa Lama Peluang ini Akan Bertahan?
Anda harus jeli melihat jendela peluang yang tepat bagi usaha yang akan anda rintis. Untuk mengenali siklus pasar, seorang pengusaha harus memiliki “insting” atau ketajaman naluri dalam membaca selera pasar. Dengan begitu, anda dengan cepat dapat mengantisipasi perubahan pasar dan tidak terpuruk ke dalam kegagalan. Untuk mengenali siklus, berikut ini beberapa langkah yang dapat anda jadikan sebagai pedoman untuk mengenalinya :
  1. Informasi yang tersebar di Koran, majalah, radio, dan televise yang kerap menampilkan etalase bisnis dan perbincangan pakar tentang prospeok bisnis.
  2. Prediksi ulang setiap 6 bulan rencananya usaha yang anda pilih. Hal ini untuk membantu anda dalam memahami pasar dan kemampuan anda dalam mengelola usaha.
  3. Pertajam insting/naluri bisnis anda untuk mengenali dengan cepat gejala perubahan siklus pasar.

Sabtu, 19 Maret 2011

Pertanyaan yang Muncul Ketika Ingin Memiliki Usaha Sendiri



A) Apa motovasi dan tujuan anda ingin memiliki bisnis sendiri?
Sebaiknya  anda perjelas terlebih dahulu apa mitivasi dan tujuan anda ingin memiliki bisnis usaha sendiri? Apa yang anda inginkan dan mengapa anda tertarik pada dunia usaha? Apakah anda sudah siap memiliki usaha sendiri? Karena, jika memiliki usaha sendiri, anda tidak akan lagi memiliki jam untuk santai. Andai harus bekerja keras dari awal. Jangan abaikan pertanyaan-pertanyaan ini, sebaiknya anda perjelas terlebih dahulu apa tujuan anda ketika anda memutuskan tertarik ingin merintis usaha sendiri. Ada baiknya anda mempertimbangkan hal ini terlebih dahulu sebelum anda melangkah lebih jauh lagi. Apabila sudah muncul adanya ketertarikan yang luar biasa pada suatu bidang yang anda lihat dan ditambah dengan pengetahuan, hal itu akan memudahkan anda dalam mewujudkan mimpi untuk memiliki usaha sendiri. Keinginan yang kuat di dalam diri anda untuk mewujudkan keinginan memiliki usaha sendiri. Adanya motivasi dan tujuan yang jelas inilah yang akan mendorong seorang pengusaha untuk mampu berkompetisi dan mengembangkan bisnis yang diinginkannya itu.
B) Kenapa ingin memiliki usaha sendiri?
banyak alasan orang ingin memiliki usaha sendiri diantaranya ingin cepat kaya, ingin memiliki kebebasan dalam bekerja, sebagai persiapan pensiun, dsb. Semua alasan ini hanyalah salah satu faktor yang menggerakan seseorang memiliki pemikiran ingin memiliki usaha sendiri.
C) Usaha apa yang bisa saya tekuni?
Pertanyaan itu wajar karena ketidak tahuan anda tentang ragam usaha apa yang kiranya dapat anda lakukan.agar tidak tersesat, perhatikan petunjuk berikut.
  • Untuk meimiliki usaha sendiri sebaiknya anda punya pengetahuan dan knowhow yang memadai. Jangan sampai, anda membuka usaha karena faktor ikut-ikutan, tergiur mengikuti jejak sukses orang lain tapi tidak memiliki bekal pengetahuan.
  • Jangan berpikir bisnis itu murah, mudah dan gampang.
  • Yang paling penting sebelum anda mulai membuka usaha adalah kejelian anda dalam mencari peluang/gagasan/ide usaha yang potensial dan belum pernah dilakukan oleh orang lain. Dengan demikian, usaha anda kelak bisa memiliki prospek keberhasilan dan pilihkan usaha yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan diri kita sendiri.
D) Sudah siapkah memiliki usaha sendiri?
Umumnya sikap keraguan itu muncul terkait dengan bidang usaha yang anda pilih dan keraguan terdapat modal (uang) yang anda miliki, perlu anda ingat, modal uang bukan faktor penentu keberhasilan anda. Banyak pengusaha yang sukses, modal awalnya bukannya”uang” tetapi modal awalnya adalah keberanian.
E) Bagaimana jika usaha saya gagal?
Tak jarang muncul keragu-raguan karena di bayangi ketakutan akan munculnya kegagalan jika membuka usaha sendiri. Untuk menepisnya baiknya anda meyakinkan diri anda terlebih dahulu dalam menghadapi tahun-tahun pertaman usaha yang penuh dengan tantangan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari resiko kegagalan:
  1. Persiapkan diri anda dengan pengetahuan yang cukup untuk mengelola usaha.
  2. Jangan terlalu yakin bahwa bisnis anda akan member keberhasilan.
  3. Persiapkan diri anda untuk menghadapi risiko kegagalan karena dalam dunia bisnis ada keberhasilan, ada kegagalan. Ini resiko yang harus anda terima dengan besar hati.
  4. Persiapkan manajemen SDM secara professional.
  5. Kenali aturan main dalam bisnis.
  6. Buatlah produk anda sebagai sesuatu yang unik dan berbeda sehingga mudah diterima pasar.
  7. Luncurkan produk anda tepat waktu di saat konsumen benar-benar membutuhkannya.
  8. Rancang strategi distribusi dan pemasaran sebara tepat.
  9. Definisikan usaha secara tepat agar usaha anda tidak melenceng dari bentuk usahanya.
  10. Yakinlah bahwa kekuatan SDM dan kekompakan tim akan mendukung keberhasilan usaha anda.
  11. Canangkan anggaran untuk menghadapi masa-masa sulit.