do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Jumat, 11 Maret 2011

kreativ dan inovasi

Situs AndaLuarBiasa.com merupakan contoh situs yang mau menciptakan nilai bagi para pembacanya. Situs ini muncul sebagai hasil kreativitas individu dan sekumpulan individu kreatif. Situs ini pun diisi dengan tampilan-tampilan hasil olahan orang-orang yang mau menciptakan sesuatu untuk orang lain. Bagaimana menciptakan nilai manfaat yang berguna bagi orang lain? Itu menjadi salah satu pertanyaan penting dalam inovasi. Tidak saja dalam ranah inovasi bisnis, tetapi lebih luas lagi, juga dalam ranah inovasi sosial.
Dan, kecenderungan dewasa ini dan di masa mendatang, inovasi dilakukan dengan cara yang lebih terbuka, kolaboratif, dan dengan sumber daya yang dapat diakses secara global (lokal dan dunia). Kita akan sering mendengar istilah open source innovation. Yang mana inovasi dapat dilakukan pada tingkat individu (oleh seseorang), organisasi, atau masyarakat/komunitas/negara.
Inovasi adalah keberhasilan ekonomi dan sosial karena adanya pengenalan cara baru. Atau, kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mengubah input menjadi output, yang kemudian menghasilkan perubahan besar. Perubahan besar seperti apa? Perubahan dalam perbandingan antara nilai yang dipersepsikan oleh konsumen/pengguna/masyarakat (manfaat barang atau jasa) dengan harga yang ditetapkan produsen (uang yang dibayar oleh konsumen/pengguna/masyarakat). Jadi, inovasi harus menghasilkan perubahan drastis dalam perbandingan antara nilai guna dan harga. Sebab, inovasi merupakan proses penciptaan nilai yang drastis.
Kreativitas individu, kelompok, serta komunitas semakin penting dalam memicu inovasi. Kreativitas ini dapat tumbuh subur pada situasi dan suasana tertentu. Dalam suatu organisasi, kreativitas akan cenderung subur. Terlebih bila suasana berorganisasi digerakkan oleh orang-orang yang saling memercayai, ada iklim kerja positif, cara kerja yang informal, pelibatan individu-individu dalam organisasi untuk proses pengambilan keputusan, dan pemberian penghargaan yang sesuai dengan proses dan hasil akhir (tidak saja hasil akhirnya!). Dan, tiga elemen penting kreativitas perlu melekat pada setiap individu, di mana pun ia berada.
Kreativitas setiap individu, dalam organisasi sebagai ilustrasi, ditentukan oleh tiga komponen: keahlian, keterampilan berpikir kreatif, dan motivasi. Dapatkah pimpinan organisasi dan manajer memengaruhi komponen-komponen ini? Jawabannya: ya, yaitu lewat praktik-praktik dan kondisi-kondisi di tempat kerja. Keahlian merujuk pada pengetahuan (pengetahuan teknis, prosedural, dan intelektual). Keterampilan berpikir kreatif menentukan seberapa fleksibel dan imajinatif orang-orang dalam organisasi saat menghadapi masalah. Apakah solusi-solusinya mendobrak status quo? Apakah solusi-solusinya membawa perubahan ke arah yang lebih baik?
Dan, tidak semua motivasi diciptakan sama. Niat dari dalam diri untuk memecahkan masalah yang ada, biasanya justru membawa pada solusi-solusi yang lebih kreatif. Ketimbang misalnya bila motivasi memecahkan masalah itu muncul atau ada karena ingin memperoleh imbalan finansial. Komponen motivasi ini disebut motivasi intrinsik. Ini merupakan salah satu motivasi yang dapat dengan cepat dipengaruhi keberadaannya oleh kondisi lingkungan kerja.
Uraian berikut akan saya kaitkan dengan kreativitas dalam organisasi bisnis yang dapat kita rujuk dengan sebutan kreativitas bisnis.
Apa itu kreativitas bisnis? Ia adalah orisinalitas yang bermanfaat atau membuahkan hasil bagi banyak orang. Kreativitas tidak hanya kemampuan dan keterampilan berimajinasi. Ia tidak hanya keahlian dalam menata bisnis sehingga menghasilkan keuntungan serta manfaat lebih bagi pengusaha. Ia tidak hanya motivasi. Kreativitas bisnis adalah gabungan ketiganya, yaitu keahlian (expertise), kemampuan dan keterampilan berpikir kreatif atau imajinatif (creative-thinking skills), dan motivasi (intrinsic motivation).
Keahlian adalah kapasitas intelektual seseorang untuk berpikir luas, bereksplorasi, dan memecahkan masalah. Berpikir kreatif adalah bagaimana cara orang menangani masalah, mencari solusi, serta bagaimana memanfaatkan ide-ide yang ada dengan kombinasi yang baru, agar dihasilkan cara baru memecahkan masalah dan solusi optimal. Dengan kata lain, berpikir kreatif adalah kemampuan memecahkan masalah dengan cara segar dan penuh ketekunan.
Keahlian dan kemampuan berpikir kreatif saya sebut sebagai kompetensi kreativitas bisnis. Elemen ketiga kreativitas bisnis, motivasi, menentukan apa yang sebenarnya orang akan lakukan, dengan segala keahlian dan kemampuan berpikir kreatifnya. Motivasi saya sebut sebagai karakter kreativitas bisnis. Karakter di sini menyangkut aspek integritas, kejujuran, dan tidak ada agenda tersembunyi.
Kompetensi kreativitas memang diperlukan, tetapi itu saja tidak cukup. Kreativitas bisnis perlu dan harus ditunjang dengan motivasi yang tepat (right motivation). Motivasi yang keliru akan berdampak buruk atau bahkan membunuh kreativitas bisnis.
Apa contoh motivasi atau tekanan-tekanan eksternal yang tidak memupuk kreativitas? Orang menjalankan bisnis, atau karyawan dalam bekerja melakukannya semata-mata didorong oleh keinginan memperoleh uang, atau karena adanya tekanan dari luar; seperti takut dipecat, tuntutan ketat dari bos, takut dihukum, dan ingin terkenal. Ini dapat berdampak, antara lain, pada ketidakpedulian atas kualitas produk atau layanan yang dihasilkan. Itu contoh motivasi ekstrinsik yang tidak produktif dalam membangun dan memupuk kreativitas bisnis.
Berbeda dari motivasi ekstrinsik, motivasi intrinsik berkaitan dengan keinginan dan minat dari dalam diri untuk melakukan sesuatu (internal desire) yang mulia. Orang akan lebih kreatif bila ia merasa termotivasi, utamanya oleh karena minat, kepuasan, dan tantangan dari pekerjaan itu sendiri. Jadi, termotivasi bukan karena tekanan-tekanan eksternal, seperti uang atau kendali ketat sang atasan.
Betapa indah bila motivasi intrinsik “ingin melayani sesama (konsumen, atasan, bawahan, masyarakat konsumen, dan pihak-pihak lain yang terkait dalam bisnis) dan ingin melakukannya karena minat serta rasa cinta yang tinggi akan apa yang dilakukannya demi kebaikan sesama”, mendominasi kreativitas bisnis. Di sini kompetensi dan karakter harus berjalan bersama.
Kreativitas bisnis adalah salah satu elemen penting dalam manajemen inovasi, selain kepemimpinan, manajemen risiko yang terkalkulasi, manajemen proyek yang unggul, pemahaman yang baik tentang pasar, kesatuan dalam organisasi, sumberdaya informasi, dan perlindungan hasil-hasil usaha kreatif itu sendiri. Saya menyebut enam elemen penunjang kreativitas bisnis dalam usaha. Enam faktor ini dapat direalisasikan dalam praktik usaha dan manajemen perusahaan.
1) Tantangan: Apakah pengelola usaha sudah memberikan tantangan yang cukup bagi para pekerjanya? Menetapkan pekerjaan yang tepat, untuk orang yang tepat, dan pada saat yang tepat? Semakin menantang, semakin memicu kreativitas.
2) Kebebasan: Apakah manajer sudah memberikan para pekerja otonomi yang cukup dalam mereka bekerja? Termasuk dalam mengambil keputusan yang relevan di bagian pekerjaannya?
3) Sumber daya: Apakah perusahaan sudah memerhatikan dan mengalokasi dengan bijaksana dua sumber daya utama yang memengaruhi kreativitas (waktu dan uang)?
4) Fitur pembagian pekerjaan yang sesuai: Apakah perusahaan sudah mengumpulkan orang-orang yang tepat pada satu kelompok pekerjaan sedemikian rupa, sehingga kombinasi mereka menghasilkan pekerjaan yang baik?
5) Dukungan manajemen/pimpinan: Apakah manajemen, pengelola bisnis, atau manajer sudah memerhatikan dan memberi penghargaan kepada para pekerja? Tidak saja pada saat mereka berhasil, tetapi juga pada saat mereka kurang berhasil—saat di mana mereka membutuhkan dukungan?
6) Dukungan organisasi: Apakah seluruh pihak dan desain dalam organisasi sudah menunjang kreativitas bisnis?
Everyone starts with an “A”! Ketika Benjamin Zander, konduktor Boston Philharmonic Orchestra, mengajar murid-murid baru, ia mengawali semester tersebut dengan memberi nilai “A” kepada semua. Caranya menghargai secara nyata kemampuan dan potensi setiap individu memacu pembelajaran mereka dan memperluas keyakinan diri mereka. Mereka termotivasi untuk mempertahankan nilai “A.” Hal itu juga membangun iklim keakraban dan kolaboratif sekaligus dengan sang guru dan di antara para artis berprestasi yang biasanya lebih suka bekerja sendiri-sendiri dan bersaing daripada bekerjasama dan berkolaborasi. (Cramer KD, Wasiak H. 2006. Change the way you see everything: Through asset-based thinking. Running Press, p. 80.)
Kreativitas menjadi salah satu kata kunci dalam bisnis. Kreativitas meresap ke dalam tindakan-tindakan bisnis perusahaan, baik di dalam maupun di luar perusahaan, demi pelayanan dan kebaikan. Kolaborasi dan kerja sama didukung dalam perusahaan. Kejujuran dan integritas menjadi kata kunci dan dipraktikkan. Kesuksesan perusahaan dan kesuksesan bisnis dirasakan oleh semua bagian perusahaan dan para pemangku kepentingan, sedemikian rupa sehingga aura sejahtera perusahaan pun dirasakan oleh para pelanggannya, serta perekonomian pada umumnya. Sebuah paduan harmonis antara karakter dan kompetensi bisnis.
Akhir kata, dewasa ini, semakin mendesak kebutuhan dunia akan orang-orang kreatif. Mereka adalah orang-orang yang mampu menemukan dan/atau menciptakan peluang di balik kekrisuhan dan kepanikan dunia akibat krisis global. Kreativitas memicu inovasi. Praktik kreativitas meluas tidak hanya individual dan bisnis, tetapi juga sosial. Begitu pula dengan inovasi, tidak saja individual dan bisnis tetapi juga sosial
http://www.andaluarbiasa.com/antara-motivasi-kreativitas-dan-inovasi

Tidak ada komentar: