do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Sabtu, 14 Mei 2011

Kerja sama yang Efektif dan Efisien


Pedoman Kerja sama yang Efektif dan Efisien

Uraian di atas diketahui bahwa tujuan kerjasama secara mikro, adalah untuk:
 a) Meningkatkan pendapatan dan skala usaha pihak yang berkerja sama dan 
b) meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pihak yang berkerja sama. Tujuan ini tidak akan tercapai, bila kerja sama yang terjalin tidak berjalan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu diperlukan pedoman bagi setiap wirausaha atau siapa pun yang akan melakukan kerja sama.
H. Kusnadi (2003) dalam bukunya “Masalah, Kerja sama, Konflik, dan Kinerja” menguraikan bahwa dalam membangun kerja sama yang efektif dan efisien terdapat beberapa pedoman yang harus dipatuhi, yaitu: 
a) Kesadaran diri. Kedua pihak yang bermitra harus menyadari bahwa kerja sama yang dibangun tidak akan mencapai tujuan bila hanya dijalankan oleh seseorang, melainkan harus disadari bahwa kerja sama tersebut merupakan tanggung jawab bersama untuk mencapai tujuan bersama.
1) Memahami konsep persamaan dan perbedaan manusia.
Harus disadari bahwa setiap manusia memiliki perbedaan yang ditandai dari kekurangan, kelebihan, dan potensi masing-masing. Perbedaan inilah yang justru menjadi pendorong untuk melakukan kerja sama.

2) Adanya tujuan dan target yang jelas.
Hal ini penting dan ditetapkan secara jelas serta disepakati secara bersama, sehingga akan mempermudah untuk mencapainya.

3) Adanya ilmu dan teknologi yang relevan
Ilmu dan teknologi merupakan faktor yang membantu proses kerja sama berjalan secara baik dan berhasil. Oleh karena itu tanpa kedua aspek tersebut kerja sama usaha belum tentu akan mendatangkan kesuksesan. Hal ini mengingat kemajuan zaman yang ditandai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang demikian cepat, sehingga menuntut para wirausaha yang untuk memilki dan menyesuaikan diri dengan ilmu dan teknologi yang
relevan dengan usahanya.

4) Serius, santai, dan tidak tegang.
Ketiga hal ini akan menjadikan kerja sama yang dibina menjadi sesuatu yang menyenangkan. Dengan kondisi demikian, maka kerjasama diharapkan dapat dijalankan dengan baik dan berhasil karena dapat melahirkan cara berpikir yang jernih dan rasional.
5) Komunikasi yang baik.
Hal ini telah diuraikan pada salah satu point dari etika bisnis dalam kerjasama. Yang pada intinya, komunikasi yang baik akan menciptakan kondisi kerja yang kondusif untuk tercapainya tujuan atau target kerjasama.

6) Dukungan yang menyeluruh.
Seorang Wirausaha tidak berdiri sendiri, ia dibantu oleh pihak lain khususnya yang secara struktural memiliki ikatan dalam organisasi usaha yang dipimpinnya. Oleh karena itu, kerja sama usaha yang dijalan harus melibatkan pula seluruh pihak yang ada

atau dengan perkataan lain kerja sama tersebut harus mendapat dukungan secara menyeluruh. Dengan dukungan tersebut, maka target yang ingin dicapai dari kerjasama dapat dengan mudah diraih.


7) Adanya perhatian.
Perhatian di sini dalam konteks yang luas, yaitu baik dari sesama kalangan usaha, pihak keluarga maupun pemerintah dan pihak terkait. Kerja sama akan tercipta dengan baik bila ada perhatian dari semua pihak.

8) Adanya kewajaran.
Kerja sama tidak dapat dipaksakan dan menyeluruh karena tidak semua hal memerlukan kerja sama. Dalam kerja sama usaha,
masing-masing pihak memberi kontribusi yang wajar sesuai dengan
potensi dan kapasitas masing-masing pihak.

9) Adanya keterbukaan.
Hal ini hampir mirip dengan masalah komunikasi yang baik.
Keterbukaan merupakan kunci dari komunikasi yang baik, karena
tanpa keterbukaan komunikasi menjadi terhambat. Oleh karena itu,
agar kerja sama dapat berjalan dengan baik diperlukan
keterbukaan dari semua pihak.

10) Dapat meramalkan masa depan.
Kerja sama bukan hanya untuk kepentingan saat ini dan sesaat, melainkan untuk jangka waktu panjang dan jauh ke depan. Kerja sama yang baik diperlukan agar dapat meramalkan kondisi usaha yang akan dihadapi pada masa depan, seperti dapat mengetahui keadaan pesaing, kondisi ekonomi, serta kemungkinan perluasan pasar. 
11) Adanya kompetensi.

Kerja sama selalu diarahkan untuk mencapai sasaran tertentu. Kerja sama tidak dilaksanakan tanpa arah, karena tanpa arah, atau kompetensi tertentu, maka kerja sama akan menjadi sia-sia. 

12) Adanya keeratan semua pihak yang terlibat dalam kerja sama.
Semua pihak yang terlibat dalam ikatan kerja sama usaha merupakan satu tim kerja (team work) yang harus berkerja secara sinergi atau saling menunjang dan melengkapi sebagai satu kesatuan. Hal ini perlu karena tidak mungkin kerja sama hanya dijalankan oleh salah satu pihak atau seorang diri.



Sumber:http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1943511-kerja-sama-yang-efektif-dan/#ixzz1vOtW4mWP

Tidak ada komentar: