do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Rabu, 25 Februari 2015

MAKALAH PENTINGNYA KESEHATAN ANAK



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Anak usia dini merupakan individu yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Usia ini merupakan pondasi untuk usia-usia selanjutnya. Selain itu pada usia ini dikenal dengan golden age yaitu sebuah kondisi pada saat anak mengalami perkembangan fisik dan psikis yang sangat pesat. Adapun dalam hal ini perkembangan yang sangat pesat tersebut, sangat dipengaruhi oleh kesehatan dari fisik dan psikis anak.
Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang anak tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak merasa sakit, semua organ tubuh dalam keadaan normal dan berfungsi dengan normal. Begitupun dengan kesehatan psikis terwujud apabila seseorang anak merasa mentalnya dalam keadaan stabil sehingga mampu berfikir sehat dan mampu mengekspresikan emosi secara baik. Ketika kesehatan fisik anak terganggu, maka dalam melakukan tindakan-tindakan lainnya pun akan terganggu bahkan dalam ksehatan psikisnya pun akan mengalami gangguan, begitupun sebaliknya. Jelas ini akan mempengaruhi pada proses pertumbuhan serta perkembangannya.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan tidak sedikit anak usia dini yang mengalami masalah dalam kesehatannya, artinya suatu keadaan terganggunya fisik dan psikis anak. Gangguan fisik yang biasa muncul pada anak usia dini contohnya diare, demam, malnutrisi, kejang, cacingan, flu, dan lain sebagainya. Sedangkan gangguan psikis yang biasanya muncul pada anak usia dini adalah stress, tantrum, depresi.
Berdasarkan uraian di atas, agar kesehatan fisik dan psikis anak tetap sehat, maka perlunya upaya untuk memelihara kesehatan anak usia dini. Adapun untuk mengetahui lebih lanjut terkait dengan pemeliharaan kesehatan pada anak usia dini, maka perlu kiranya penyusun menyusun sebuah Karya Ilmiah yang berjudul “Pemeliharaan Kesehatan untuk Anak Usia Dini.”


B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1.        Mengapa pemeliharaan kesehatan untuk anak usia dini dianggap penting?
2.        Bagaimana keterlibatan kesehatan psikologis dengan kesehatan fisik pada anak usia dini?
3.        Bagaimana permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada anak usia dini?
4.        Apa dampak permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada anak usia dini?
5.        Bagaimana cara memelihara dan menjaga kesehatan anak usia dini?

C.  Tujuan Penulisan Karya Ilmiah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, Karya Ilmiah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.     Pentingnya pemeliharaan kesehatan untuk anak usia dini.
2.     Keterlibatan kesehatan psikologis dengan kesehatan fisik pada anak usia dini.
3.     Permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada anak usia dini.
4.     Dampak permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada anak usia dini.
5.     Cara memelihara dan menjaga kesehatan anak usia dini

D.  Manfaat Penulisan Karya Ilmiah
Karya Ilmiah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis Karya Ilmiah ini berguna sebagai pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan untuk anak usia dini, secara praktis Karya Ilmiah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.     Penyusun, sebagai penambah pengetahuan tentang pemeliharaan kesehatan untuk anak usia dini;
2.     Pembacasebagai media informasi tentang pemeliharaan kesehatan untuk anak usia dini.

E.  Prosedur Penulisan
Metode yang digunakan adalah deskriptif. Data teoritis dalam Karya Ilmiah ini dikumpulkan malalui studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur, yang relevan dengan tema Karya Ilmiah. Data tersebut diolah dengan teknik analis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data tersebut dalam konteks tema Karya Ilmiah.








BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.  Kajian Teori
1.   Pengertian Pemeliharaan Kesehatan
Menurut  UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 menyatakan bahwa yang dimaksud pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dari  pengertian  diatas dapat mengambil inti sari bahwasannya dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak yaitu sebagai tugas seorang pendidik AUD, dalam arti lain dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak juga berhubungan dengan pendidik mampu memelihara kesehatan anak usia dini. Maka perlu mengerti akan pengertian memelihara kesehatan anak usia dini itu sendiri dibawah ini penjabaran pengertian memelihara kesehatan anak usia dini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata memelihara  berasal dari kata ‘pelihara’ yang artinya rawat dan jaga. Sedangkan pengertian kesehatan berasal kata ‘ke-sehat-an’, sehat adalah suatu keadaan ketika seluruh organ tubuh dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan” Pada tahun 1986.
WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup” Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik. Pengertian Kesehatan Menurut Undang-Undang adalah:
a.    Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
b.   Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
c.    Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
d.   Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Menurut UU Kesehatan No 23 tahun 1992 kesehatan adalah keadaan sejahtera badan jiwa dan sosial, yang memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dari pengertian tersebut terdapat 4 macam kesehatan
a.    Kesehatan badan / fisik
Terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan secara klinis memang tidak sakit. Semua organ normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan funsi tubuh.
b.   Kesehatan jiwa / mental
1)  Pikiran ynag sehat tercermin dari cara berpikir seseorang yakni berpikir yang logis dan runtut.
2)  Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan seseorang dalam mengekspresikan emosinya.
3)  Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukurnya, pujian dan penyembahannya terhadap Sang Pencipta.
c.    Kesehatan sosial
Terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain secara baik atau mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok tanpa membeda-bedakan suku, ras,agama atau bangsa dll. 
d.   Kesehatan ekonomi
(orang dewasa) terlihat dari produktivitas seseorang dalam arti mempunyai kegiatan yang dapat menyokong hidupnya dan keluarganya secara finansial.
Jika kita kaitkan antara pengertian memelihara atau pemeliharaan dengan pengertian kesehatan, maka pengertian memelihara kesehatan mengandung arti  upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan.
Kemudian pengertian Anak usia dini Menurut Beichler dan Snowman  adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Sedangkan menurut UUD No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 pengertian anak usia dini adalah anak sejak lahir sampai dengan enam tahun.
Dari penjabaran pengertian memelihara kesehatan anak usia dini secara perkata diatas  dapat disimpulkan bahwasannya pengertian memelihara kesehatan anak usia dini adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan terhadap anak usia dini (usia 0-6 tahun) yang meliputi jiwa dan raga.
2.   Status Gizi yang Baik untuk Anak Usia Dini
Status gizi merupakan ekpresi dari keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh zat-zat gizi tertentu. Status Gizi dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
a.    Penyebab langsung
Penyebab ini bersumber dari makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita oleh anak. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang penyakit infeksi dapat berpengaruh terhadap status gizinya. Begitu juga sebaliknya anak yang makannya tidak cukup baik, daya tahan tubuhnya pasti kurang bahkan lemah dan pada akhirnya mempengaruhi status gizinya.
b.   Penyebab tidak langsung, terdiri dari :
1)   Ketahanan pangan di keluarga, ini terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan dan daya beli keluarga, serta yang paling utamanya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
2)   Pola asuh anak, berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal keterdekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih sayang dan sebagainya. Kesemuanya berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan (fisik dan mental), status gizi, pendidikan umum, pengetahuan tentang pengasuhan yang baik, peran dalam keluarga atau di masyarakat, sifat pekerjaan sehari-hari, adat kebiasaan keluarga dan masyarakat.
3)   Keterjangkauan anak dan keluarga terhadap air bersih dan pelayanan kesehatan yang baik seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, penimbangan anak, pendidikan kesehatan dan gizi, serta sarana kesehatan yang baik seperti posyandu, puskesmas, rumah sakit dan lain-lain. Makin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, maka makin kecil risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi.
Dalam menentukan status gizi harus ada reference atau ukuran baku dan pada setiap ukuran terdapat ciri-ciri tertentu. Pada status gizi dibagi menjadi empat yaitu :
a.    Gizi Lebih/ Over Weight.
               Ciri-cirinya:
1)   Kegemukan atau obesitas,
2)   Berat badan lebih dari umurnya,
3)   Nafsu makan tinggi,
4)   Tidak terlalu bebas bergerak aktif.
b.   Gizi Baik/ Well Nourished.
              Ciri-cirinya:
1)   Bertambah umur, bertambah berat, bertambah tinggi
2)   Postur tubuh tegap dan otot padat
3)   Rambut berkilau dan kuat
4)   Kuku dan kulit bersih, tidak pucat, tidak bersisik, dan tidak kering
5)   Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar
6)   Gigi bersih dan gusi merah muda
7)   Nafsu makan baik dan BAB teratur
8)   Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umurnya
9)   Penuh perhatian dan bereaksi aktif
10)   Tidur nyenyak
c.    Gizi kurang untuk under weight .
              Ciri-cirinya:
1)   Kurus (berat badan tidak dibawah rata-rata pada usia seharusnya),
2)   Sulit mengalami kenaikan berat badan selama 3 bulan berturut-turut,
3)   Mudah terkena penyakit (diare, demam dll),
4)   Mata yang cekung,
5)   Rambut  tipis,
6)   Tubuh mengalami pembengkakan terutama pada kaki dan punggung sementara ototnya mengalami pengecilan,
7)   Wajah tampak keriput dan mata sayu,
d.   Gizi buruk, termasuk marasmus, kwasiorkor dan marasmus-kwasiorkor.
              Ciri-cirinya (Marasmus):
1)   Badannya kurus,
2)   Wajahnya yang berubah menjadi tua disebabkan karena daging daerah wajah yang menyusut,
3)   Cenderung rewel dan mudah menangis,
4)   Kulit menjadi keriput, karena lapisan lemak yang semakin terkikis,
5)   Jaringan lemak berkurang,
6)   Perut anak menjadi buncit dan terlihat tulang iga yang memprihatinkan,
7)   Sering mengalami penyakit infeksi,
8)   Mengalami diare yang akut.
Ciri-cirinya (Kwasiorkor):
1)   Tubuh membengkak, terutama didaerah kaki dan wajah
2)   Pandangan mata berubah menjadi sayu
3)   Rambut berubah menjadi kemerahan, mudah rontok tnpa menimbulkan rasa sakit pada anak
4)   Anak cenderung rewel dan bersikap apatis
5)   Hati mereka membesar
6)   Otot mengecil
7)   Pada kulitnya terdapat bercak merah yang berubah menjadi hitam lalu mengelupas
8)   Menderita anemia dan diare
9)   Sering menderita penyakit infeksi
Ciri-ciri dari gizi buruk marasmus-kwasiorkor adalah perpaduan dari ciri-ciri diatas bahkan mungkin lebih buruk lagi.
Upaya orang tua atau guru harus memberi contoh dengan mengajak makan yang sehat bersama keluarga, pembiasaan tidak jajan sembarangan. Memperkenalkan makanan yang baik dikonsumsi atau tidak baik secara bertahap, terus mencoba makanan yang baru yang bergizi dan membiasakan makan teratur sejak dini serta berikan suasana yang nyaman ketika makan untuk meningkatkan selera makan anak.
Memastikan anak cukup makan untuk memenuhi kebutuhan gizinya serta perhatikan pula ukuran makanan agar disesuaikan dengan gigi geligi anak yang masih tumbuh (potongan kecil atau finger food), porsi kecil tapi sering. Dalam pemilihan bahan makanan, snack atau makanan camilan  harus yang bergizi untuk memberi kecukupan energi dalam aktivitas fisik anak seperti bermain bersama teman, berlari, main sepeda roda tiga.











BAB II
PEMBAHASAN


1.   Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan untuk Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan masa dimana anak akan mengeksplor dan menggali segala kemampuannya terutama dengan kegiatan yang melibatkan fisik motoriknya. Telah dijelaskan bahwa karakteristik anak adalah aktif, tidak mau diam, penjelajah tanguh, memiliki keingintahuan yang besar, dan lain sebagainya. Menurut Soegeng Santoso dan Anne Lies Ranti, “anak sehat biasanya akan mampu belajar dengan baik. ia banyak berkomunikasi dengan teman-temannya, saudara, orangtua dan orang lain di lingkungannya. anak yang banyak bergaul, ia akan banyak pengetahuan dan pengalaman. anak tidak akan puas atas sesuatu yang kurang dipahami dan ingin mendapat contoh”.
Ketika anak sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat ini, sebagai orangtua dan guru hendaknya selalu memperhatikan kesehatan dan gizi anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Anak yang sehat akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang wajar sesuai dengan usianya yaitu sesuai dengan standar fisik yang dimiliki oleh anak seusianya, juga memiliki kemampuan-kemampuan yang sesuai dengan standar anak seusianya. Dalam hal ini pemeliharaan kesehatan sangat diperlukan untuk pengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemeliharaan kesehatan ini tentunya harus disesuaikan dengan perkembangan anak.
Salah satu bentuk pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada anak usia dini, salah satunya dapat dilakukan dengan imunisasi. Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin kepada seseorang agar tubuh dapat membuat antibodi sendiri terhadap bibit penyakit. Imunisasi dapat melindungi anak usia dini dari serangan bermacam-macam virus sehingga diharapkan seorang anak yang memang sangat rentan terhadap penyakit akan lebih kuat dan terjaga kesehatannya. Vaksin yang biasanya digunakan dalam imunisasi, yaitu:
a.      BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
 Untuk mencegah penyakit tuberkulosis
b.     Polio oral vaksin
Untuk mencegah panyakit polio
c.      DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis, dan Tetanus
d.     Hepatitis B
Untuk mencegah penyakit Hepatitis B
e.      Campak
Untuk mencegah penyakit campak
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pemeliharaan kesehatan sangat dibutuhkan untuk anak usia dini selain untuk pencegahan dari berbagai macam penyakit, juga untuk pembiasaaan pada anak agar selalu hidup sehat. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan pada anak ini harus disesuaikan dengan perkembangan anak. Orangtua dan guru dapat menanamkan hidup sehat pada anak dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan dimulai dari hal yang kecil yang biasa dilakukan anak dikesehariannya, pemberian asupan makan bergizi yang sesuai dengan kebutuhan anak, juga pemberian imunisasi serta pemeriksaan kesehatan yang rutin bagi anak usia dini.

2.   Keterlibatan Kesehatan Psikologis Dengan Kesehatan Fisik Pada Anak Usia Dini
Kesehatan seringkali identik dengan keadaan tubuh atau fisik, namun demikian bahwa pada dasarnya kesehatan tidak hanya melingkupi fisik saja. Hal ini sesuai dengan Undang-undang kesehatan No. 23 Tahun 1992 menyatakan bahwa “kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.”
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keadaan sehat pada seseorang itu tidak hanya melingkupi fisik atau badan saja tetapi juga keadaan jiwa atau psikis juga ikut menentukan kualitas kesehatan. Baik kesehatan yang dimaksud bersifat menyeluruh atau integral. Artinya, kesehatan antara yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi.
Adapun pada anak usia dini kesehatannya melingkupi kesehatan fisik dan psikis, yang keduanya merupakan komponen penyusun manusia yang saling mempengaruhi. Kesehatan fisik yaitu terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh. Sedangkan kesehatan psikis adalah terwujud apabila pikirannya sehat, emosional sehat dan spiritualnnya sehat.  Pertama, pikiran sehat tercermin dari cara berfikir seseorang yakni mampu berfikir logis atau berfikir secara runtut. Kedua, emosional yang sehat tercermin dari kemempuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya. Ketiga, spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang mampu mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap sang pencipta.
Lebih lanjut, kedua jenis kesehatan tersebut sangatlah berpengaruh antara satu dengan yang lainnya. Artinya kesehatan fisik sangat lah berpengaruh terhadap kesehatan psikis, begitupun juga sebaliknya. Dalam hal ini bisa dilihat bahwa ketika anak sehat secara psikis maka akan menunjang terhadap kesehatan fisiknya, yang kemudian berpengaruh terhadap semangat dan kesiapan anak untuk beraktivitas.

3.   Permasalahan Kesehatan yang Sering Terjadi pada Anak Usia Dini
a.      Kurang Gizi/ Malnutrisi
Banyak anak kekurangan gizi karena mereka tidak mendapatkan cukup makanan. Atau jika mereka hanya mendapatkan makanan yang kurang kandungan gizinya, misalnya makanan dengan banyak air dan serat di dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar, atau bubur jagung. Makanan jenis ini hanya membuat anak-anak menjadi kenyang dan tidak memenuhi kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada anak ditemukan kekurangan zat-zat gizi tertentu, seperti kekurangan vitamin A, yodium, dan lain-lain. Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai masalah pada anak, termasuk dalam kasus ringan seperti:
1)     pertumbuhan lambat
2)     perut bengkak
3)     tubuh kurus
4)     kehilangan nafsu makan
5)     kehilangan energi
6)     pucat (anemia)
7)     luka di sudut-sudut mulut
8)     sering pilek dan infeksi lainnya
9)     rabun ayam
Dalam kasus lain yang lebih serius, yaitu:
1)     berat badan tidak bertambah
2)     pembengkakan kaki (kadang-kadang muka juga)
3)     bintik hitam, 'memar', atau buka mengupas luka
4)     rambut menipis atau bahkan rontok
5)     kurangnya keinginan untuk tertawa atau bermain
6)     luka dalam mulut
7)     kecerdasan tidak berkembang
8)     'Mata kering' (xeroftalmia)
9)     kebutaan
Mencegah dan mengobati masalah kekurangan gizi pada anak-anak sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan memberikan makanan bergizi secara cukup, atau cobalah untuk memberinya lebih banyak / sering makan. Selain itu penambahan (fortifikasi) zat-zat nutrisi esensial misalnya zat besi, kalsium, vitamin, protein dll pada makanan juga sangat baik untuk memenuhi kekurangan zat tersebut. Usahakan selalu berpedoman pada pola 4 sehat 5 sempurna dalam memenuhi makan anak-anak.
b.     Diare dan Disentri
Diare pada anak dapat ditandai dengan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Bahaya terbesar bagi anak-anak dengan diare adalah dehidrasi, atau kehilangan terlalu banyak cairan dari tubuh. Hal ini akan bertambah bahaya jika disertai muntah-muntah.
Bayi dan balita yang diare membutuhkan lebih banyak cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah. Pemberian cairan yang tepat dengan jumlah memadai merupakan modal utama mencegah dehidrasi. Cairan harus diberikan sedikit demi sedikit dengan frekuensi sesering mungkin. Oralit merupakan rumus manjur untuk mengatasi diare pada anak.
Jika anak dalam masa pemberian ASI, lanjutkan pemberian ASI, tetapi juga perlu ditambahkan cairan / minum agar tidak mengalami dehidrasi. Bahaya besar kedua untuk anak-anak yang terkena diare adalah kekurangan gizi. Berikan anak makanan bergizi.
c.      Demam
Anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya melebihi dari 37,5°C waktu diukur dengan termometer. Pada anak-anak kecil, demam tinggi (lebih dari 39°C) dapat dengan mudah menyebabkan kejang atau kerusakan otak. Untuk menurunkan demam, dapat dilakukan beberapa hal berikut. 
1)     Kompres dengan air hangat
Anak dikompres dengan handuk yang dibasahi dengan dibasahi air hangat (30º C) kemudian dilapkan seluruh badan. Penurunan suhu tubuh terjadi saat air menguap dari permukaan kulit. Oleh karena itu, anak jangan “dibungkus” dengan lap atau handuk basah atau didiamkan dalam air karena penguapan akan terhambat. Tambah kehangatan airnya bila demamnya semakin tinggi. Dengan demikian, perbedaan antara air kompres dengan suhu tubuh tidak terlalu berbeda. Jika air kompres terlalu dingin akan mengerutkan pembuluh darah anak. Akibatnya, panas tubuh tidak mau keluar. Anak jadi semakin menggigil untuk mempertahankan keseimbangan suhu tubuhnya.
2)     Berikan obat pereda demam
Perawatan paling efektif untuk demam adalah menggunakan obat penurun panas seperti parasetamol atau ibuprofen. Terdapat berbagai macam sediaan di pasaran seperti: tablet, drops, sirup, dan suppositoria. Pengobatan ini dapat mengurangi ketidaknyamanan anak dan menurunkan suhu 1 sampai 1,5 ºC. Sedangkan Aspirin tidak direkomendasikan untuk anak di bawah 18 tahun karena dapat menyebabkan efek samping penyakit serius yang disebut sindrom reye, meskipun angka kejadian penyakit ini jarang.
3)     Berikan banyak cairan
Demam pada anak dapat meningkatkan risiko terkena dehidrasi (kekurangan cairan). Tanda dehidrasi paling mudah adalah berkurangnya kencing dan air kencing berwarna lebih gelap daripada biasanya. Maka dari itu, orang tua sebaiknya mendorong anak untuk minum cairan dalam jumlah yang memadai. Anak dengan demam dapat merasa tidak lapar dan sebaiknya tidak memaksa anak untuk makan. Cairan seperti susu (ASI atau sapi atau formula) dan air harus tetap diberikan atau bahkan lebih sering. Anak yang lebih tua dapat diberikan sup atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Bila anak tidak mampu atau tidak mau minum dalam beberapa jam, orang tua sebaiknya diperiksakan ke dokter.
4)     Istirahat yang cukup
Demam  menyebabkan anak lemah dan tidak nyaman. Orang tua sebaiknya mendorong anaknya untuk cukup istirahat. Sebaiknya tidak memaksa anak untuk tidur atau istirahat atau tidur bila anak sudah merasa baikan dan anak dapat kembali ke sekolah atau aktivitas lainnya ketika suhu sudah normal dalam 24 jam.
d.     Kejang
Penyebab dari kejang pada anak-anak antara lain demam tinggi, dehidrasi, epilepsi, dan meningitis. Jika anak mengalami demam tinggi, segera redakan agar tidak kejang. Periksa tanda-tanda dehidrasi dan meningitis. Kejang yang datang tiba-tiba tanpa demam atau tanda lainnya mungkin epilepsi, terutama jika anak tampak biasa-biasa saja tanpa menunjukkan ada gejala yang aneh. Kejang yang dimulai pada rahang dan kemudian seluruh tubuh menjadi kaku mungkin akibat tetanus. Tanda-tanda kejang pada anak, di antaranya:
1)     kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang selama 5 menit dan bola mata berbalik ke atas,
2)     gigi terkatup,
3)     muntah,
4)     tak jarang si anak berhenti napas sejenak,
5)     pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/ kecil,
6)     pada kasus berat, anak kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.

e.      Meningitis
Penyakit berbahaya ini bisa datang sebagai komplikasi dari campak, gondok, atau yang lain yang serius penyakit. Anak-anak dari ibu yang memiliki TB mungkin mendapatkan meningitis TBC. Seorang anak yang sangat sakit yang terletak dengan cara kepala miring kembali, yang leher terlalu kaku untuk membungkuk ke depan, dan yang tubuhnya membuat gerakan aneh (kejang) mungkin memiliki meningitis.
Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.
Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui.
Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, bertukar alat makan, dan pemakaian sikat gigi bersama. Mencuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ke toilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam penyakit. Pemberian imunisasi vaksin meningitis merupakan tindakan yang tepat terutama di daerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis.













BAB III
PENUTUP


A.  Simpulan
Kesehatan merupakan bagian penting pada manusia dalam menjalani kehidupan, sebab kondisi kesehatan akan mempengaruhi kualitas seseorang. Kesehatan yang kurang baik dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada seseorang, terutama pada anak usia dini yang masih sangat rentan terserang virus.
Penyakit yang menyerang kesehatan dapat datang kapan saja pada seseorang bila stamina atau imunnya sedang lemah. Dampak dari gangguan kesehatan ada bermacam-macam, hal tersebut dapat meliputi gangguan fisik dan psikis. Gangguan yang terjadi pada fisik dan psikis seseorang dapat saling terlibat dan mempengaruhi, misalnya penyakit psikosomatis.
Kesehatan yang tidak dijaga dan dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan kematian. Namun kondisi kesehatan dapat dijaga, ada banyak sekali cara menjaga kesehatan, seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan, imunisasi, mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, dan mencukupi kebutuhan gizi. Kesehatan tidak hanya perlu dijaga bila anak ada di rumah, namun di manapun anak berada, sebab virus dan bakteri penyakit ada di mana saja.


B.  Saran
Berdasarkan ilmu yang telah diketahui, maka sebagai pihak yang bertanggung jawab pada anak, seperti orang tua dan guru di sekolah perlu memahami ilmu mengenai kesehatan anak, sebab dengan memamahaminya orang tua dan guru dapat menjaga anak dengan baik dan mengahasilkan anak yang berkualitas.
Dalam hal ini, menjaga kesehatan bukan hal yang mudah sebab virus dan bakteri dapat berkembang di mana saja, oleh sebab itu pemeliharaam kesehatan seperti menjaga kebersihan, imunisasi, gizi yang cukup, dan sebagainya perlu diperhatikan.






DAFTAR PUSTAKA


Ø  Ardiani, Yogi. (2013). Perkembangan dan Pemeliharaan Kesehatan AUD. [Online]. Tersedia:      http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/06/perkembangan-dan-pemeliharaan-kesehatan-aud-566538.html.
Ø  Halim, Andreas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Sulita Jaya.
Ø  Multahzam, Ahmad. (2012). Kesehatan dan Gizi. .[Online]. Tersedia: http://multazam-einstein.blogspot.com/2012/12/Karya Ilmiah-kesehatan-dan-gizi.html.
























KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah saya tentang “PEMELIHARAAN KESEHATAN ANAK SEJAK DINI”.  Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen, serta tidak lupa terima kasih juga untuk teman-teman yang telah bekerjasama dengan baik dalam pembuatan Karya Ilmiah  ini.
Karya Ilmiah  ini tentunya belum cukup sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya dari pembaca yang bersifat membangun.Penulis berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.


Raha,  Desember   2014

Penulis











i
 
 
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................   i
Daftar Isi................................................................................................................................ ii
 BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang masalah..................................................................................................  1
1.2  Rumusan Masalah........................................................................................................... 1
1.3  Hipotesis........................................................................................................................  1
1.4  Tujuan Penulisan............................................................................................................  2
1.5   Manfaat penulisan.......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian penyalahgunaan Narkoba............................................................................    3
2.2 Jenis-Jenis Narkotika......................................................................................................  3
2.3 Dampak Penyalahgunaan Narkoba Dikalangan Remaja.............................................      6
2.4 Jenis-Jenis Narkoba Yang Disalahgunakan Oleh Remaja.............................................    6

BAB III  METODE PENELITIAN
3.1  Jenis penelitian..............................................................................................................   7
3.2  Waktu penelitian............................................................................................................  7
3.3  Sumber data..................................................................................................................   7
3.4  Menganalisis data..........................................................................................................  7
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Faktor Pendorong Penyalahgunaan Narkoba Dikalangan Remaja..............................     8
4.2 Ciri-Ciri Pecandu Narkoba............................................................................................   8
4.3 Cara Pencegahan pengunaan narkoba di kalangan remaja...........................................     8

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan....................................................................................................................  10
5.2. Saran..............................................................................................................................  10

DAFTAR PUSTAKA


ii
 
 
DOSEN        : LAODE KUNU, S.Pd. M.pd
TUGAS        : BAHASA INDONESIA

KARYA ILMIAH
PEMELIHARAAN KESEHATAN ANAK
SEJAK USIA DINI
DI SUSUN OLEH:
NAMA                 : WA ODE SUSANTI
NIM                      : PSW.IB.2014.B.0033
                               TINGKAT           : I


AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2014

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................   
DAFTAR ISI…………………………………………………………...     
BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang.....................................................................................
1.2    Rumusan masalah................................................................................
1.3     Tujuan.................................................................................................
1.4     Manfaat..............................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
 3.1 Metode Penelitian.................................................................................
 3.2 Data dan Sumber Data..........................................................................
3.3 Metode Pengumpulan Data....................................................................
3.4 Metode Analisis Data.............................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
5.1         Kesimpulan ..........................................................................................

5.2         Saran.....................................................................................................


ii
 

Tidak ada komentar: