Majunya penetrasi pasar produk Cina dan terpuruknya
Barat memberikan keuntungan tersendiri bagi produk Indonesia. Utamanya dalam membangun brand sendiri. Menurut Hermawan Kartajaya,
Presiden dan Pendiri Markplus Inc, masa 2011-2016 Indonesia berada di Jembatan
emas, sehingga merupakan saat yang tepat untuk menciptakan Brand sendiri. Menciptakan merek Lokal yang baik akan
meningkatkan daya saing produk lokal baik di tingkat nasional maupun
Internasional. Contoh produk yang cukup sukses memperkenalkan merek lokal
adalah industri rokok, jamu dan minuman. Meski belum mendominasi pasar namun
produk jamu perlahan-lahan mulai menggeser industri farmasi.
Pentingnya menciptakan brand belum diimbangi oleh kondisi pasar Indonesia
sendiri. Sifat konsumen di Indonesia terlalu pemaaf, “Kualitas belum menjadi
nomor satu di benak konsumen. Mereka mudah memaafkan,” demikian dikatakan
Hermawan. Berbeda dengan iklim di luar negeri di mana sisi delivery dan promise
begitu tinggi. Kondisi ini membuat iklim kompetisi merek di Indonesia tidak
setara dengan global (negara maju). “Jadi, organizational culture perusahaan
Indonesia belum sampai ke tingkat global,” tambah dia.
Selain itu kondisi pasar Indonesia yang belum
mengutamakan kualitas menjadi hambatan saat bertarung dalam persaingan di
tingkat global. Kondisi di dalam negeri menciptakan Country image saat bersaing
di pasar global.
Dalam menciptakan
kekuatan branding perusahaan harus memperhatikan PDB (positioning,
differentiation, branding). Namun, tindakan ini harus didukung oleh semua aspek
perusahaan, mulai dari divisi Research and Development (R&D), produksi dan
pemasaran.
Jika produk Cina dengan segudang variasi
kualitas produknya dengan percaya diri menjangkau pasar dunia, tentunya
produk-produk Indonesia juga bisa melakukan itu. Dengan menciptakan brand yang mengacu pada kualitas produk niscaya mampu
bersaing di dunia global. (Galeriukm).
Sumber:
http://swa.co.id/2011/07/hermawan-kartajaya-pdb-jadi-tiga-senjata-kekuatan-merek/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar