Ada banyak
budaya negatif di dalam lingkungan kerja atau pribadi yang akan merusak
organisasi. Misalnya saja budaya malas, budaya jam karet, tidak disiplin dan
lain sebagainya. Jika budaya ini terus dipelihara dalam lingkungan usaha anda
maka lambat laun akan menghancurkan usaha yang sudah susah payah anda kelola.
Sebuah budaya memang susah untuk diubah, karena berkembang perlahan-lahan dalam
waktu yang lama. Karena itu untuk mengubah budaya negatif perlu melakukan
perubahan sedikit demi sedikit hingga berbalik menjadi budaya positif.
Untuk
mencegah kondisi tersebut berlarut-larut dalam lingkungan kerja saat ini,
sebagai individu yang bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan, Anda bisa
mengubah budaya negatif tersebut dengan beberapa aktivitas guna membangun
budaya baru yang disebut SLA (share-learn-act) Culture .
Salah satu
alasan seseorang tidak mau terlibat, alias cuek, dikarenakan tidak adanya
saluran komunikasi dua arah yang disediakan. Hal ini lambat laun menurunkan
antusiasme, keinginan untuk memberikan ide, saran, kritikan, dan masukan
lainnya tersumbat.
Sebagai
seorang manusia, pikiran dan wawasan biasanya akan terbuka jika ia mendapatkan
masukan-masukan yang riil dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Ketika aktivitas
sharing dilakukan, bisa saja anggota tim, yang telah terlebih dahulu mampu
mengatasi masalahnya, memaparkan kiat-kiat yang dia lakukan untuk mengatasi
masalah tersebut. Sementara, anggota tim yang belum dapat mengatasi masalahnya
dapat menyampaikan problem mereka serta bertanya untuk mencari solusi.
Jika perlu,
hal yang terungkap selama aktivitas ini berlangsung dibahas secara mendalam dan
diperdebatkan hingga tuntas. Setelah itu, hasil diskusi, permasalahan, dan
daftar solusi tersebut didokumentasikan dengan baik agar bisa menjadi bahan
pembelajaran (learn) di masa mendatang.
Si
individu yang terbantu oleh hasil sharing dan mendapatkan solusi dari
masalah-masalah pekerjaannya akan semakin membutuhkan keberadaan timnya.
Sedangkan anggota lain yang tidak terkait dengan masalah yang sedang dibahas
tadi akan memiliki inspirasi tentang apa yang seharusnya dilakukan jika kelak
ia menghadapi masalah yang hampir sama.
Setelah
proses share–learn terjadi, pemimpin harus piawai mengubah semangat diskusi tim
menjadi semangat untuk bertindak (act). Karena, rencana sehebat apa pun tidak
akan membawa perubahan jika tidak diperjuangkan melalui serangkaian tindakan
nyata yang terukur dan terarah. Guna membangun budaya SLA ini, ada tiga hal
pokok yang harus diperhatikan oleh para pemimpin.(Galeriukm).
Sumber:
http://sme.marketing.co.id/2010/11/21/sla-mengobati-budaya-negatif-di-perusahaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar