do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Selasa, 13 November 2012

Prinsip Belajar yang Berkualitas, Pengertian dan Prinsip-Prinsip Belajar

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai khalifah di atas bumi dilengkapi dengan akal sehat serta hasrat ingin tahu, sehingga ia selalu tanya atau mempertanyakan sesuatu, mulia dari hal-hal yang sangat sederhana sampai kepada hal-hal yang sangat rumit. Oleh karena itu, mengapa manusia belajar? Jawabannya adalah karena ia ingin mengetahui atau memperoleh pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan. Jawaban lengkapnya adalah manusia belajar karena mempunyai bakat  untuk belajar, yang dipacu oleh sikap ingin tahun dan didukung oleh kemampuan untuk mengetahui.
Kemampuan manusia untuk  belajar adalah ciri yang sangat penting yang membedakan manusia dengan hewan. Kelakuan dan kemampuan melakukan sesuatu pada hewan tidak diperoleh melalui proses belajar, tetapi melalui mekanisme naluri yang berkembang dengan sendirinya, dan tidak dapat meningkat karena dibatasi oleh suatu pola yang  sudah tertentu. Belajar bagi manusia memainkan peranan penting dalam pewarisan kebudayaan berupa  kumpulan pengetahuan nilai sikap dan keterampilan kepada generasi pelanjut. Oleh karena itu, latar belakang dalam penyusunan makalah ini yakni mengetahui  apa yang dimaksud dengan belajar?, ciri-ciri belajar dan sebagainya.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah yaitu:
1.    Apakah itu belajar, bagaimana ciri-cirinya?
2.    Tujuan dan prinsip-prinsip belajar?
3.    Perbedaan belajar dengan kematangan?
4.    Belajar menurut pandangan beberapa aliran?
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini, adalah :
1.    Untuk mengetahui apa itu sebenarnya belajar dan bagaimana ciri-cirinya
2.    Untuk mengetahui tujuan belajar dan perbedaannya dengan kematangan
3.    Memberikan pengetahuan yang lebih mengenai hakikat belajar itu sendiri
4.    Memberikan masukan bagi dosen dan mahasiswa sendiri
5.    Sebagai acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian dan Ciri-ciri Belajar
Untuk memudahkan pemahaman mengenai belajar, maka diawali dengan mengemukakan definisi belajar dari beberapa ahli pendidikan. Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003). Belajar ialah sebagai suatu proses kegiatan yang menimbulkan kelakuan baru atau merubah  kelakuan lama sehingga seseorang lebih mampu memecahkan masalah dan menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi yang dihadapi dalam hidupnya (Sahabuddin, 1997).
Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap (Gredler, 1991). Belajar adalah suatu perkembangan dari seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar itu perubahan-perubahan bersifat pshikhis (Hamalik, 1983).
Belajar dapat pula diartikan secara luas dan secara sempit. Secara luas, belajar diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Secara sempit, belajar diartikan sebagai usaha penguasaan materi pelajaran.
Dilihat dari ciri-ciri belajar, yaitu a) perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan perubahan tingkah laku karena proses kematangan, b) perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan perubahan tingkah laku karena perubahan kondisi fisik, c) hasil belajar bersifat  relatif menetap (Tirtaraharja dalam  Abd. Haling, 2004).
Tujuan Belajar
Tujuan adalah batas cita-cita yang diinginkan dalam suatu usaha, tujuan dapat pula diartikan sesuatu yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan. Tujuan belajar berarti apa yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar.
Pada dasarnya belajar pada diri manusia, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan serta sasaran yaitu a) tujuannya mengubah tingkah laku ke arah yang lebih berkualitas, b) sasarannya meliputi tingkah laku penalaran (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif). Sardiman (2004), mengemukakan bahwa pada dasarnya tujuan belajar terdapat tiga jenis, yaitu a) untuk mendapatkan pengetahuan, yaitu suatu cara untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Dengan tujuan belajar ini akan lebih tepat sistem presentasi atau pemberian tugas materi pelajaran, b) untuk penanaman konsep dan keterampilan, yaitu suatu cara belajar menghadapi dan menangani objek-objek secara fisik dan psikhis. Pencapaian tujuan belajar ini cenderung dilakukan dengan cara pendemonstrasian, pengamatan, dan pelatihan, c) untuk pembentukan sikap, yaitu suatu kegiatan untuk menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak. Pencapaian tujuan belajar ini, dengan cara pemberian contoh perilaku yang perlu ditiru atau tidak, dengan mengarahkan anak dalam kegiatan mengamati, meniru dan mencontoh.
Belajar, Kematangan, Perubahan Fisik dan Mental
Perbedaan belajar dengan kematangan
Kematangan adalah sesuatu yang dialami oleh manusia karena perkembangan-perkembagan bawaan. Belajar adalah suatu proses yang disengaja atau disadari. Belajar adalah suatu aktivitas yang dirancang atau sebagai akibat interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Perbedaan Belajar dengan perubahan fisik
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang disengaja, perubahan itu berupa tidak tahu menjadi tahu, tidak  mengerti menjadi mengerti, dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu. Perubahan fisik yaitu dari kecil menjadi besar, dari kurus menjadi gemuk, dari pendek menjadi tinggi/panjang.
Belajar Menurut Pandangan Aliran Psikologi
Psikologi behavioristik
Belajar merupakan respon terhadap stimulus dari luar. Teori ini dilaksanakan dengan kontrol instrumental dari lingkungan. Pembelajar mengkondisikan sedemikian, sehingga pebelajar atau mau belajar. Pembelajaran yang demikian dilaksanakan dengan kondisioning, pembiasaan, peniruan. Hadiah dan hukuman sering pembelajar dalam hal ini relatif tinggi dan peranan pebelajar relatif rendah.
Psikologi Humanistik
Belajar sifatnya sangat individual dan pribadi. Teori belajar ini merupakan antitesa pandangan behioristik. Pandangan ini belajar dapat dilakukan sendiri oleh pebelajar. Dalam belajar demikian, pebelajar senantiasa menemukan sendiri mengenai sesuatu tanpa banyak campur tangan dari pembelajar. Peranan pebelajar relatif tinggi dan peranan pembelajar  relatif rendah.
Psikologi Kognitif
Belajar merupakan aktivitas penalaran. Teori belajar ini merupakan konvergensi dari pandangan behavioristik dan humanistik. Pandangan ini perpaduan usaha pribadi dan kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Oleh karena itu, metode belajar yang cocok dalam pandangan ini adalah eksperimental.
Prinsip-prinsip Belajar
1.    Belajar suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antar pebelajar dengan lingkungannya.
2.    Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi pebelajar. Tujuan akan menuntutnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.
3.    Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu pebelajar harus sanggup mengatasinya secara tepat
4.    Belajar itu memerlukan bimbingan. Bimbingan itu baik dari pembelajar atau tuntutan dari buku pelajaran sendiri
5.    Jenis belajar yang paling utama ialah belajar untuk berpikir kritis, lebih baik dari pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis.
Faktor Psikologis dalam Belajar
1.    Motivasi. Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya ada keinginan untuk belajar.
2.    Konsentrasi. Konsentrasi dimaksudkan memusatkan perhatian pada situasi belajar
3.    Reaksi. Di dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental, sebagai suatu wujud reaksi.
4.    Organisasi. Belajar dapat juga dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagi-an bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian. Untuk membantu pebelajar agar cepat dapat mengorganisasikan fakta atau ide-ide dalam pikirannya, maka diperlukan perumusan tujuan yang jelas dalam belajar. Dengan demikian akan terjadi proses  yang logis.
5.    Pemahaman. Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti maksud dan implikasinya, sehingga menyebabkan pebelajar dapat memahami suatu situasi.
6.    Ulangan. Untuk mengatasi kelupaan, diperlukan kegiatan ulangan. Mengulang-ulang sesuatu pekerjaan atau yang dipelajari, maka kemungkinan untuk mengingat bahan pelajaran menjadi lebih mendasar.
Belajar yang Berkualitas
1.    Persiapan yang baik
2.    Memahami tujuan/manfaat belajar
3.    Menggunakan cara yang efisien
4.    Mencatat hal-hal yang esensial
5.    Menggunakan sumber belajar bervariasi
6.    Mengerjakan tugas-tugas seksama
7.    Bergairah belajar
8.    Evaluasi diri
BAB III
P E N U T U P
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1.    Belajar itu merupakan suatu kegiatan yang disadari dan mempunyai tujuan, dan proses belajar itu mengakibatkan perubahan tingkah laku
2.    Tujuan belajar berarti apa yang ingin dicapai dalam kegiatan belajar.


Tidak ada komentar: