do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Kamis, 27 Agustus 2015

MAKALAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Ilmu merupakan suatu pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia.Itulah bedanya dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang berupa informasi yang didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang menjadi suatu ilmu.
            Di kalangan masyarakat saat ini, bahkan siswa, mahasiswa pun yang tiap harinya ke sekolah, ke kampus, hilir mudik masuk gedung pendidikan untuk menuntut ilmu, untuk menambah pengetahuan, yang mestinya mereka tahu akan perbedaan dua kata tersebut, yang mestinya mereka tahu dengan jelas apa itu ilmu dan pengetahuan, terkadang mereka masih bingung dengan perbedaan ilmu dan pengetahuan.
            Tapi, suatu pendapat mengatakan, sebenarnya manusia tahu, siswa, mahasiswa, masyarakat tahu, tapi tidak semua manusia dapat mendefinisikan suatu perkara, tidak semua manusia bisa mengeluarkan isi dalam pikirannya. Karena terkadang manusia, sebagian manusia hanya bisa mengeluarkan lewat menulis, bukan karena ia bisu, tapi kemampuannya untuk berbicara tidak sama dengan manusia yang pada umumnya suka berbicara.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Definisi Perkembangan ilmu pengetahuan di Sekolah
2.      Perbedaan ilmu dan pengetahuan
3.      Gejala mengetahui
4.      Hakikat pengetahuan
5.      Jenis dan sumber pengetahuan
                       
1.3  Maksud dan Tujuan
1.      Untuk mengetahui dan memahami definisi ilmu dan pengetahuan
2.      Untuk mengetahui dan memahami perbedaan antara ilmu dan pengetahuan
3.      Untuk mengetahui dan memahami gejala mengetahui
4.      Untuk mengetahui dan memahami hakikat pengetahuan
5.      Untuk mengetahui jenis dan sumber pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN

Definisi Ilmu Pengetahuan
            Ilmu pengetahuan merupakan rangkaian kata yang sangat berbeda namun memiliki kaitan yang sangat kuat.Ilmu dan pengetahuan memang terkadang sulit dibedakan oleh sebagian orang karena memiliki makna yang berkaitan dan sangat berhubungan erat.Membicarakan masalah ilmu pengetahuan dan definisinya memang sebenarnya tidak semudah yang diperkirakan.Adanya berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan ternyata belum dapat menolong untuk memahami hakikat ilmu pengetahuan itu.
            Di dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu. Mulyadhi Kartanegara mengatakan ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik, seperti metafisika.

Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.Penginderaan melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, raba, dan rasa.Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku ynag tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan seorang remaja di peroleh dari pengalaman yang berasal dari berbagi media masa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, orang tua, internet, media poster, teman dekat, dan sebagainya (Notoatmojo, 2003).

Pengetahuan merupakan proses kognitif dari seseorang atau individu untuk memberi arti terhadap lingkungan, sehingga masing-masing individu akan memberi arti sendiri-sendiri terhadap stimuli yang diterimanya meskipun stimuli itu sama. Pengetahuan mempunyai aspek pokok untuk mengubah perilaku seseorang yang disengaja (Nurhidayati, 2005).
Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang tentang suatu hal melalui proses pembelajaran baik disengaja ataupun tidak disengaja. 

Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan mencakup domain kognitif yang mempunyai 6 arah atau tingkat yaitu :

·                     Tahu (Know). Mengingat suatu materi atau objek yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguikan, mendefinisikan, menyatakan.
·                     Memahami (Comprehension). Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut.
·                     Aplikasi (Aplication). Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi yang riil.
·                     Analisis (Analysis). Suatu kemampuan menyebarkan materi ke dalm suatu komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi yang ada kaitannya satu sama lain.
·                     Sintesis (Synthesis). Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru dari formulasi yang lama.
·                     Evaluasi (Evaluation). Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek penelitian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. (Notoatmodjo, 2003).


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dari proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki karakter spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdaasan, akhlak mulia, serta ketrampilan dirinya, masyarakat dan Negara (Depkes, 2003).
Pembagian tingkat pendidikan di Indonesia :

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003), pendidikan dibagi menjadi :
         Pendidikan formal yaitu pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi.
         Pendidikan nonformal yaitu jalur pendidikan diluar                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang
         Pendidikan informal yaitu pendidikan keluarga dan lingkungan.

Menurut Depdiknas (2003) jalur pendidikan formal dibagi menjadi :
         Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasr berbentuk SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyyah) atau sederajat, dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/MTs (Madrasah Tsanawiyah) atau sederajat.
         Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/MA (Madrasah Aliyyah) atau sederajat.
         Pendidikan tinggi merupakan jenjang setelah sekolah menengah yang mencakup pendididkan Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Pendidikan merupakan proses pengoperasian secara urut mengenai pengetahuan, ide-ide, opini, dari salah satu pihak ke pihak lain yang menyebabkan seseorang memiliki cakrawala yang luas, maka akan terjadi perubahan yang luas pada diri seseorang baik perilaku dalm berfikir, sikap, mental, maupun nilai-nilai, maka yang demikian diharapkan semakin tinggi pendidikan masyarakat, maka semakin mudah masyarakat mendapatkan pengetahuan baru.
         Informasi. Faktor informasi menjelaskan bahwa seseorang yang mempunyai sumber informasi akan mempunyai pengetahuan lebih luas (Nurhidayati, 2005).
         Pengalaman. Faktor pengalaman menjelaskan bahwa sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah sesuatu yang bersifat formal.
         Sosial ekonomi, Lingkungan social. Sosial ekonomi, lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan pengetahuan dikaitkan dengan pendidikan. Apabila status ekonomi baik, tingkat pendidikan pun baik sehingga akan diiringi oleh peningkatan pengetahuan yang baik pula.
         Budaya/kultur.Budaya/kultur berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan karena informasi yang didapat, disaring dan disesuaikan dengan budaya yang ada serta agama.

Pengukuran pengetahan secara umum
         Pertanyaan subyektif digunakan untuk penilaian yang melibatkan faktor subyektif yang dinilai.
         Pertanyaan obyektif digunakan untuk penilaian tanpa melibatkan faktor subjektif dari penilai. Berdasarkan kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilainnya akan lebih cepat (Arikunto, 2002).







KETRAMPILAN
Pengertian
Ketrampilan (skill) adalah kemampuan seseorang untuk bertindak setelah menerima pengalaman belajar tertentu.Ketrampilan sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar efektif yang menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu dengan makna yang terkandung dalam aktifitas mental (Sudjiono, 2001).
Menurut Notoatmojo (2003), untuk terwujudnya tindakan dalam bentuk ketrampilan diperlukan faktor pendukung yaitu :
         Fasilitas
         Sikap yang positif, dan
         Dukungan (support) dari pihak lain.

Theron (1998), mengemukakan bahwa para bidan yang mempelajari kartu antenatal dan partograf secara signifikan memiliki peningkatan bukan hanya pada pengetahuan kognitif, tapi juga kemampuan mereka untuk menginterpretasikan informasi klinik. Jika pengetahuan dan kemampuannya diaplikasikan dalam praktek klinik, maka akan terjadi pengurangan kematian maternal dan perinatal.

SIKAP
Pengertian
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut (Azwar, 2002).Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi (Sudjiono, 2001). Menurut Azwar (2002), struktur sikap terdiri atas 3 komponen, yaitu :
         Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.
         Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap, secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.
         Komponen konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi.

Interaksi antara ketiga komponen sikap yang telah tersebut di atas, adalah selaras dan konsisten dikarenakan apabila dihadapkan dengan satu objek sikap yang sama maka ketiga komponen itu harus mempolakan arah sikap yang seragam. Apabila salah satu diantara ketiga komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga konsisten itu terjadi kembali.
Prinsip inilah yang banyak dimanfaatkan dalam manipulasi sikap yang mengalihkan bentuk sikap tertentu menjadi bentuk yang lain yakni dengan memberikan informasi berbeda, mengenai objek sikap yang dapat menimbulkan inkonsistensi diantara komponen-komponen sikap seseorang. Dalam hal ini yang semula negatif berangsur-angsur menjadi netral dan kemudian sangat mungkin menjadi positif (Azwar, 2002).
Dalam interaksi sosialnya individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai obyek psikologis yang dihadapinya. Diantaranya berbagai faktor yang mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan, dan lembaga agama serta factor emosi dalam diri individu (Azwar, 2002).
Pergerakan sikap secara historik
Menurut Azwar (2002), metode pengungkapan sikap secara historik telah dilakukan orang melalui :
         Observasi Perilaku.Untuk sikap orang terhadap sesuatu kita dapat memperhatikan perilakunya sebab perilaku merupakan salah satu indikator sikap individu dalam konteks sutuasi tertentu.
         Pertanyaan Langsung. Asumsi yang mendasari metode penanyaan langsung guna pengungkapan sikap pertama adalah asumsi bahwa individu merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya sendiri dan asumsi keterusterangan bahwa manusia mengemukakan secara terbuka apa yang disarankannya. Oleh karena itu, dalam metode ini jawaban yang diberikan oleh mereka yang ditanyai dijadikan indikator sikap mereka.
         Pengungkapan Langsung.Pengungkapan langsung secara tertulis yang dapat dilakukan dengan menggunakan item tunggal maupun dengan item ganda.

Tingkatan sikap
Notoatmodjo (2003), membagi sikap dalam beberapa tingkatan. Tingkatan sikap diantaranya :
         Menerima atau memperhatikan (receiving) adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan atau stimulus dari luar yang datang kepada diri dalam bentuk masalah, situasi dan gejala lain.
         Menganggap (responding) artinya “adanya partisipasi aktif” adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu.
         Menilai (valuing) artinya memberikan nilai atau penghargaan terhadap suatu kegiatan objek.
         Mengatur dan mengorganisasikan (organization) artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai-nilai baru yang lebih universal, yang membawa pada perbaikan umum.
         Bertanggung jawab (responsible) artinya bertanggung jawab atas segala risiko.

BAB III
PENUTUP

Ilmu merupakan suatu pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia.Itulah bedanya dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang berupa informasi yang didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang menjadi suatu ilmu.
            Di kalangan masyarakat saat ini, bahkan siswa, mahasiswa pun yang tiap harinya ke sekolah, ke kampus, hilir mudik masuk gedung pendidikan untuk menuntut ilmu, untuk menambah pengetahuan, yang mestinya mereka tahu akan perbedaan dua kata tersebut, yang mestinya mereka tahu dengan jelas apa itu ilmu dan pengetahuan, terkadang mereka masih bingung dengan perbedaan ilmu dan pengetahuan.
            Tapi, suatu pendapat mengatakan, sebenarnya manusia tahu, siswa, mahasiswa, masyarakat tahu, tapi tidak semua manusia dapat mendefinisikan suatu perkara, tidak semua manusia bisa mengeluarkan isi dalam pikirannya. Karena terkadang manusia, sebagian manusia hanya bisa mengeluarkan lewat menulis, bukan karena ia bisu, tapi kemampuannya untuk berbicara tidak sama dengan manusia yang pada umumnya suka berbicara.

Tidak ada komentar: