Setahu saya selama ini RK selalu mengkampanyekan melek kecerdasan
finansial (financial intellingence) , dan baru sekarang memperkenalkan
istilah financial IQ ini. Apa perbedaan di antara keduanya?
“Kecerdasan Finansial adalah bagian dari kecerdasan mental yang kita
gunakan untuk mencari solusi masalah keuangan. Sedangkan Financial IQ
adalah ukuran (measurement) dari kecerdasan itu. Ini tentang bagaimana
kita mengkuantifikasi kecerdasan finansial itu”, jawabnya.
Contohnya adalah seseorang berpendapatan dan pengeluaran Rp. 100 juta per tahun memiliki Financial IQ lebih rendah dibandingkan orang yang berpendapatan Rp. 30 juta per tahun dengan pengeluaran Rp. 25 juta dan tetap mampu menginvestasikan Rp. 5 juta sisanya.
Contohnya adalah seseorang berpendapatan dan pengeluaran Rp. 100 juta per tahun memiliki Financial IQ lebih rendah dibandingkan orang yang berpendapatan Rp. 30 juta per tahun dengan pengeluaran Rp. 25 juta dan tetap mampu menginvestasikan Rp. 5 juta sisanya.
Kemampuan untuk hidup di bawah pendapatan dan tetap mampu
menginvestasikan berapa pun sisanya, membutuhkan tingkat kecerdasaan
finansial tertentu.
Selain itu, apa saja ukuran Financial Intelligence itu?
1. IQ untuk memperoleh uang lebih banyak. Semakin banyak uang yang
kita peroleh menandakan FIQ yang lebih tinggi. Salah satu kendaraan
paling memungkinkan untuk itu adalah melalui bisnis.
2. IQ untuk memproteksi kekayaan anda. Orang yang berpenghasilan
tinggi dan membayar pajak lebih sedikit (secara legal) menandakan FIQ
yang lebih tinggi. Siapa saja yang berpotensi menjadi “pencuri kekayaan”
itu? Mereka adalah para birokrat, bisnis yang salah kelola, bankir,
broker, kartu kredit, dan sebagainya.
3. IQ untuk membuat anggaran keuangan yang surplus. Mereka yang bisa
menjaga agar keuangannya selalu surplus memiliki FIQ lebih tinggi
ketimbang mereka yang setiap bulan selalu defisit dan mencari utangan ke
sana ke mari.
4. IQ untuk mengungkit (leveraging) uang anda. Setelah berhasil
dengan surplus anggaran keuangan, tantangan selanjutnya adalah
me-leverage surplus tersebut menjadi lebih besar lagi. Kebanyakan orang
menaruh surplus uangnya di bank. Itu salah besar, kata RK. Setelah nilai
uang terus tergerus oleh inflasi, menyimpan uang di bank menjadi
pilihan yang bodoh. Ungkitlah uang anda di tempat yang bisa menghasilkan
return tinggi per tahunnya.
5. IQ untuk terus menambah informasi finansial. Learn, then earn. Itu
kuncinya. The more you learn, the more you earn. Saat ini bertebaran
buku, seminar, workshop, website dan blog bertemakan pendidikan
keuangan. Update terus informasi keuangan anda.
Buku ini hadir di tengah keresahan masyarakat dengan financial turbulence yang dihadapinya karena kenaikan BBM dan harga-harga.
Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan sudah menjadi masalah global.
Kalau kita tidak bisa mengubah sistimnya, ya kita harus pintar mengakali sistim itu, saran RK.
One who can not dance put the blame on the floor. Jangan kita selalu
menyalahkan kondisi atau sistim. Selamanya hal itu tidak akan berpihak
kepada kita. Kitalah yang harus mengusai atau mengakali sistim itu.
Maka, meningkatkan kelima Financial IQ yang ditawarkan RK itu adalah
pilihan yang paling masuk akal untuk kita coba di tengah kondisi yang
tidak berpihak ini.
Sumber:
http://roniyuzirman.blogspot.com/search/label/Money%20and%20Investing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar