BANYAK orang yang beranggapan pendidikan
adalah satu-satunya jalan menuju sukses. Sementara memperbanyak gelar sarjana
dapat menjadi modal untuk menimba pundi-pundi uang kelak. Namun, banyak juga
yang meragukan anggapan itu. Kalangan ini menganggap, pendidikan bukan
satu-satunya opsi untuk mencapai sukses. Setidaknya, anggapan yang menyebutkan
pendidikan adalah opsi tunggal meraih sukses akan terpatahkan jika melihat sejumlah
orang yang sukses di puncak karier tanpa menyandang gelar sarjana. Sebab, tidak
sedikit para petinggi, bahkan pemilik perusahaan di dunia yang justru sama
sekali tidak pernah menikmati bangku kuliah. Mereka yang kurang dalam hal
pendidikan formal, justru memiliki kegigihan, pemikiran, dan kekuatan intuisi
bisnis. Inilah yang umumnya menjadi modal bagi orang-orang yang tidak
menyandang gelar sarjana.
Tengok saja kisah Richard Branson, Chief
Executive Officer (CEO) Virgin Group.Pria kelahiran Blackheath, London, Inggris
18 Juli 1950, ini sukses mendirikan bisnis pertama kali pada umur 16 tahun,
ketika memublikasikan sebuah majalah bernama Student. Kemudian, pada 1970, dia
mendirikan sebuah bisnis audio record mail-order. Dua tahun kemudian dia memiliki
retail toko kaset Virgin Records di London yang kemudian menjadi Virgin
Megastores. Saat itu, artis Virgin pertama Mike Oldfield, mereka album Tubular
Bells. Sejak saat itu, sejumlah nama artis kenamaan seperti Ben Harper, Fatboy
Slim, Perry Farrell, Gorillaz, Lenny Kravitz, Janet Jackson, dan The Rolling
Stones membuat Virgin Music menjadi industri rekaman nomor satu di dunia.
Merek Virgin yang diciptakan Branson tumbuh
pesat pada era 1980-an. Ini setelah dia mendirikan Virgin Atlantic Airways dan
melakukan ekspansi untuk Virgin Records. Branson menjual hak kekayaan Virgin
Music Group (label rekaman, publikasi album musik, dan studio rekaman) pada
1992 seharga USD1 miliar. Kendati demikian, dia tetap menjadi pimpinan Virgin
Group yang saat ini meliputi Virgin Atlantic (penerbangan), penerbitan buku,
permainan (games), produk perawatan kesehatan, limosin, megastores, dan hotel.
Menariknya, meski sukses di dunia bisnis,
Branson tidak pernah merasakan bangku kuliah. Kendati tidak pernah merasakan
bangku kuliah, pada 1993 Branson mendapat gelar doktor kehormatan bidang
teknologi dari Loughborough University.
Sumber:
http://suar.okezone.com/read/2010/12/27/283/407383/gigih-semangat-dan-intuisi-bisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar