Membangun Brand yang baik dipandang penting bagi kesuksesan setiap bisnis
untuk menunjukkan kualitas sebuah produk. Pernahkah Anda mempertanyakan sebuah
situasi di mana kerap kali ditemukan seseorang berpikir telah melakukan branding dan mengalami
kegagalan dalam membangun brand
tersebut. Pada akhirnya, banyak pelaku bisnis yang sering menyalahkan proses
branding sebagai sesuatu yang sia-sia dilakukan dan banyak memakan biaya
percuma. Lalu, memilih kembali bertumpu dengan gaya-gaya konvensional. Kuncinya
adalah bagaimana membangun brand
yang baik dan memberi efek yang positif bagi produk kita.
Dari sejumlah pengalaman yang didapat selama bertahun-tahun di dalam
industri branding, hasilnya sangatlah mengejutkan. Khususnya di Indonesia,
hingga saat ini proses pembangunan branding
masih banyak disalahartikan dengan definisi sebatas pembuatan logo yang bagus, kolateral yang menarik, hingga
sekadar menjalankan proses pendaftaran paten/ hak cipta dari logo tersebut.
Ingatlah bahwa brand Anda mungkin saja sangat dikenal oleh masyarakat (high
brandawareness) namun belum dapat dipastikan apakah brand itu menjadi
pilihan (brand retention and brand loyalty).
Membangun Eksistensi Dengan Brand
Bayangkan Anda hendak membeli sebuah telepon genggam. Tentunya hal
pertama yang biasanya menjadi pertimbangan adalah harga. Selain itu, jika
memungkinkan, pilih model dengan teknologi teranyar dari semua yang tersedia.
Di masa era perdagangan bebas dan globalisasi seperti saat ini banyak
merek-merek telepon genggam baru yang bermunculan.
Produknya didukung berbagai fitur dengan variasi harga yang ditawarkan.
Pembeli kebanyakan mencari merek-merek lain yang memiliki model serupa dan
mungkin dengan spesifikasi dan harga yang jauh lebih rendah.
Apa yang dapat kita pelajari dari situasi seperti ini? Situasi
terburuknya adalah saking banyaknya produk serupa sehingga ketika merek yang
ada disamarkan dalam sebuah uji produk, banyak konsumen mengalami kesulitan
dalam melakukan proses identifikasi. Artinya, akibat tuntutan pasar yang
demikian hebat, banyak produsen yang akhirnya terlalu terbawa arus tren tanpa
memikirkan diferensiasi.
Memang sulit membangun sebuah diferensiasi unik tanpa didasari oleh jiwa
dari pemilik suatu brand. Industri saat ini sangat dinamis, arus perputaran
staf terjadi secara cepat, dan di antara mereka memiliki dasar pendidikan mirip
satu dengan lainnya.
Apa yang kemungkinan terjadi adalah ide yang dihasilkan tentunya bisa
menjadi banyak kemiripan sehingga relevansi harga menjadi pertarungan akhir di
antara berbagai produsen yang ada.
Mengapa diferensiasi itu penting? Karena publik terlalu banyak diberikan
pilihan. Kita sebagai bagian dari publik tidak punya banyak waktu untuk mencari
dan meneliti satu per satu yang ditawarkan.
Oleh karenanya, kita harus disodorkan satu atau dua alasan yang kuat
mengapa kita harus memilih satu produk di antara ratusan merek yang ada.
Pikirkan bagaimana secangkir kopi dapat dilihat menjadi sebuah gaya hidup dan
berharga jauh lebih tinggi dibandingkan warung-warung kopi di sekitar kita.
Apa yang harus kita pahami sebelum menciptakan formulasi sebuah diferensiasi?
Pertama, yang harus kita tanyakan pada diri sendiri
sebagai pemilik brand adalah hal-hal apa yang mendasari terciptanya produk
tersebut. Apa saja elemen-elemen yang mendorong kita untuk masuk dan menjadi
pemain dalam industri tersebut secara khusus dan apakah visi yang ingin dicapai
pada jangka panjang.
Faktor ini harus secara detil diungkapkan, tidak sebatas ingin membuat
produk terbaik, perusahaan terbesar, dan lainnya. Kita harus mengetahui
kesempatan apa yang hendak diambil dari persaingan yang ada. Kemudian persepsi
apa yang ingin Anda bangun dalam relasinya serta bagaimana publik melihat brand
tersebut.
Kedua, untuk menciptakan sebuah diferensiasi
tidaklah harus dalam bentuk yang fungsional (tangible), bisa saja bersifat
emosional (intagible), misalnya untuk menjual sebuah produk sepatu tidaklah
harus didasari oleh material atau teknologi belaka (yang terus berubah setiap
waktu).
Namun, semangat apa yang harus dibawa bagi pemakai sepatu tersebut.
Jangan kita membuat formulasi diferensiasi yang justru memperkecil ruang gerak
dalam perkembangan bisnis ke depan.
Sebuah brand juga harus tumbuh secara organik
mengikuti perkembangan zaman dan perilaku pangsa pasarnya.
Dalam hal ini, diferensiasi bersifat emosional juga membantu memberikan fokus
pada manajemen untuk mengembangkan produk mereka dengan koridor-koridor yang
lebih jelas tertata dan mampu membangun persepsi dan keterikatan dengan publik
dengan lebih baik.(Galeriukm)
Sumber:
http://economy.okezone.com/read/2010/10/25/23/386069/23/tantangan-membangun-brand
Tidak ada komentar:
Posting Komentar