BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu
merupakan suatu pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan informasi yang
didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia.Itulah bedanya dengan
ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang berupa informasi yang
didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang menjadi suatu ilmu.
Di
kalangan masyarakat saat ini, bahkan siswa, mahasiswa pun yang tiap harinya ke
sekolah, ke kampus, hilir mudik masuk gedung pendidikan untuk menuntut ilmu, untuk
menambah pengetahuan, yang mestinya mereka tahu akan perbedaan dua kata
tersebut, yang mestinya mereka tahu dengan jelas apa itu ilmu dan pengetahuan,
terkadang mereka masih bingung dengan perbedaan ilmu dan pengetahuan.
Tapi,
suatu pendapat mengatakan, sebenarnya manusia tahu, siswa, mahasiswa,
masyarakat tahu, tapi tidak semua manusia dapat mendefinisikan suatu perkara,
tidak semua manusia bisa mengeluarkan isi dalam pikirannya. Karena terkadang
manusia, sebagian manusia hanya bisa mengeluarkan lewat menulis, bukan karena
ia bisu, tapi kemampuannya untuk berbicara tidak sama dengan manusia yang pada
umumnya suka berbicara.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Definisi Perkembangan ilmu
pengetahuan di Sekolah
2.
Perbedaan ilmu dan pengetahuan
3.
Gejala mengetahui
4.
Hakikat pengetahuan
5.
Jenis dan sumber pengetahuan
1.3
Maksud dan Tujuan
1.
Untuk mengetahui dan memahami
definisi ilmu dan pengetahuan
2.
Untuk mengetahui dan memahami
perbedaan antara ilmu dan pengetahuan
3.
Untuk mengetahui dan memahami gejala
mengetahui
4.
Untuk mengetahui dan memahami
hakikat pengetahuan
5.
Untuk mengetahui jenis dan sumber
pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Ilmu Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan merupakan rangkaian kata yang sangat berbeda namun memiliki kaitan
yang sangat kuat.Ilmu dan pengetahuan memang terkadang sulit dibedakan oleh
sebagian orang karena memiliki makna yang berkaitan dan sangat berhubungan
erat.Membicarakan masalah ilmu pengetahuan dan definisinya memang sebenarnya
tidak semudah yang diperkirakan.Adanya berbagai definisi tentang ilmu
pengetahuan ternyata belum dapat menolong untuk memahami hakikat ilmu
pengetahuan itu.
Di dalam
kamus Bahasa Indonesia, ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu. Mulyadhi Kartanegara mengatakan ilmu adalah
any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama
sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang
fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik,
seperti metafisika.
Pengertian
Pengetahuan merupakan
hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
obyek tertentu.Penginderaan melalui panca indera manusia,
yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, raba, dan rasa.Sebagian besar
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman
dan penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku ynag tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan seorang
remaja di peroleh dari pengalaman yang berasal dari berbagi media masa, media
elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, orang tua, internet, media
poster, teman dekat, dan sebagainya (Notoatmojo, 2003).
Pengetahuan merupakan
proses kognitif dari seseorang atau individu untuk memberi arti terhadap
lingkungan, sehingga masing-masing individu akan memberi arti sendiri-sendiri
terhadap stimuli yang diterimanya meskipun stimuli itu sama. Pengetahuan
mempunyai aspek pokok untuk mengubah perilaku seseorang yang disengaja
(Nurhidayati, 2005).
Pengetahuan merupakan
hasil tahu seseorang tentang suatu hal melalui proses pembelajaran baik
disengaja ataupun tidak disengaja.
Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan mencakup
domain kognitif yang mempunyai 6 arah atau tingkat yaitu :
·
Tahu (Know). Mengingat suatu
materi atau objek yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguikan,
mendefinisikan, menyatakan.
·
Memahami (Comprehension). Suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
menginterpretasikan materi tersebut.
·
Aplikasi (Aplication). Kemampuan
untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi yang riil.
·
Analisis (Analysis). Suatu
kemampuan menyebarkan materi ke dalm suatu komponen tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi yang ada kaitannya satu sama lain.
·
Sintesis (Synthesis). Sintesis
menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru dari
formulasi yang lama.
·
Evaluasi (Evaluation). Kemampuan
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek
penelitian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. (Notoatmodjo, 2003).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan
Pendidikan
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dari proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk
memiliki karakter spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian
kecerdaasan, akhlak mulia, serta ketrampilan dirinya, masyarakat dan Negara
(Depkes, 2003).
Pembagian
tingkat pendidikan di Indonesia :
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003), pendidikan
dibagi menjadi :
Pendidikan formal yaitu pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal yaitu jalur pendidikan diluar
pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang
Pendidikan
informal yaitu pendidikan keluarga dan lingkungan.
Menurut Depdiknas (2003) jalur pendidikan formal dibagi
menjadi :
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasr berbentuk SD (Sekolah
Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyyah) atau sederajat, dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/MTs (Madrasah Tsanawiyah) atau sederajat.
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/MA (Madrasah Aliyyah)
atau sederajat.
Pendidikan tinggi merupakan jenjang setelah sekolah
menengah yang mencakup pendididkan Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Pendidikan
merupakan proses pengoperasian secara urut mengenai pengetahuan, ide-ide,
opini, dari salah satu pihak ke pihak lain yang menyebabkan seseorang memiliki
cakrawala yang luas, maka akan terjadi perubahan yang luas pada diri seseorang
baik perilaku dalm berfikir, sikap, mental, maupun nilai-nilai, maka yang
demikian diharapkan semakin tinggi pendidikan masyarakat, maka semakin mudah
masyarakat mendapatkan pengetahuan baru.
Informasi.
Faktor informasi menjelaskan bahwa seseorang yang mempunyai sumber informasi
akan mempunyai pengetahuan lebih luas (Nurhidayati, 2005).
Pengalaman.
Faktor pengalaman menjelaskan bahwa sesuatu yang pernah dialami seseorang akan
menambah sesuatu yang bersifat formal.
Sosial
ekonomi, Lingkungan social. Sosial
ekonomi, lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang,
sedangkan pengetahuan dikaitkan dengan pendidikan. Apabila status ekonomi baik,
tingkat pendidikan pun baik sehingga akan diiringi oleh peningkatan pengetahuan
yang baik pula.
Budaya/kultur.Budaya/kultur
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan karena informasi yang didapat,
disaring dan disesuaikan dengan budaya yang ada serta agama.
Pengukuran pengetahan
secara umum
Pertanyaan
subyektif digunakan untuk penilaian yang melibatkan faktor subyektif yang
dinilai.
Pertanyaan
obyektif digunakan untuk penilaian tanpa melibatkan faktor subjektif dari
penilai. Berdasarkan kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif
khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai dalam pengukuran pengetahuan
karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan
penilainnya akan lebih cepat (Arikunto, 2002).
KETRAMPILAN
Pengertian
Ketrampilan (skill)
adalah kemampuan seseorang untuk bertindak setelah menerima pengalaman belajar
tertentu.Ketrampilan sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar efektif yang menunjukkan perilaku
atau perbuatan tertentu dengan makna yang terkandung dalam aktifitas mental
(Sudjiono, 2001).
Menurut Notoatmojo
(2003), untuk terwujudnya tindakan dalam bentuk ketrampilan diperlukan faktor
pendukung yaitu :
Fasilitas
Sikap
yang positif, dan
Dukungan
(support) dari pihak lain.
Theron (1998),
mengemukakan bahwa para bidan yang mempelajari kartu antenatal dan partograf
secara signifikan memiliki peningkatan bukan hanya pada pengetahuan
kognitif, tapi juga kemampuan mereka untuk menginterpretasikan informasi
klinik. Jika pengetahuan dan kemampuannya diaplikasikan dalam praktek klinik,
maka akan terjadi pengurangan kematian maternal dan perinatal.
SIKAP
Pengertian
Sikap
adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap suatu
objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan
tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut
(Azwar, 2002).Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi
(Sudjiono, 2001). Menurut Azwar (2002), struktur sikap terdiri atas 3 komponen,
yaitu :
Komponen
kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang
benar bagi objek sikap.
Komponen
afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek
sikap, secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki
terhadap sesuatu.
Komponen
konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada
pada diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi.
Interaksi antara ketiga
komponen sikap yang telah tersebut di atas, adalah selaras dan konsisten
dikarenakan apabila dihadapkan dengan satu objek sikap yang sama maka ketiga
komponen itu harus mempolakan arah sikap yang seragam. Apabila salah satu
diantara ketiga komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain maka akan
terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap
sedemikian rupa sehingga konsisten itu terjadi kembali.
Prinsip inilah yang
banyak dimanfaatkan dalam manipulasi sikap yang mengalihkan bentuk sikap
tertentu menjadi bentuk yang lain yakni dengan memberikan informasi berbeda,
mengenai objek sikap yang dapat menimbulkan inkonsistensi diantara
komponen-komponen sikap seseorang. Dalam hal ini yang semula negatif
berangsur-angsur menjadi netral dan kemudian sangat mungkin menjadi positif
(Azwar, 2002).
Dalam interaksi
sosialnya individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai
obyek psikologis yang dihadapinya. Diantaranya berbagai faktor yang
mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang
dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan, dan lembaga agama serta
factor emosi dalam diri individu (Azwar, 2002).
Pergerakan sikap secara
historik
Menurut Azwar (2002),
metode pengungkapan sikap secara historik telah dilakukan orang melalui :
Observasi
Perilaku.Untuk sikap orang terhadap sesuatu kita dapat memperhatikan
perilakunya sebab perilaku merupakan salah satu indikator sikap individu dalam
konteks sutuasi tertentu.
Pertanyaan
Langsung. Asumsi yang mendasari metode penanyaan langsung guna pengungkapan
sikap pertama adalah asumsi bahwa individu merupakan orang yang paling tahu
mengenai dirinya sendiri dan asumsi keterusterangan bahwa manusia mengemukakan
secara terbuka apa yang disarankannya. Oleh karena itu, dalam metode ini
jawaban yang diberikan oleh mereka yang ditanyai dijadikan indikator sikap
mereka.
Pengungkapan
Langsung.Pengungkapan langsung secara tertulis yang dapat dilakukan dengan
menggunakan item tunggal maupun dengan item ganda.
Tingkatan sikap
Notoatmodjo (2003),
membagi sikap dalam beberapa tingkatan. Tingkatan sikap diantaranya :
Menerima
atau memperhatikan (receiving)
adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan atau stimulus dari luar
yang datang kepada diri dalam bentuk masalah, situasi dan gejala lain.
Menganggap
(responding) artinya “adanya
partisipasi aktif” adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu.
Menilai
(valuing) artinya memberikan
nilai atau penghargaan terhadap suatu kegiatan objek.
Mengatur
dan mengorganisasikan (organization) artinya mempertemukan perbedaan
nilai sehingga terbentuk nilai-nilai baru yang lebih universal, yang membawa
pada perbaikan umum.
Bertanggung
jawab (responsible) artinya
bertanggung jawab atas segala risiko.
BAB III
PENUTUP
Ilmu merupakan suatu pengetahuan,
sedangkan pengetahuan merupakan informasi yang didapatkan dan segala sesuatu
yang diketahui manusia.Itulah bedanya dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri
merupakan pengetahuan yang berupa informasi yang didalami sehingga menguasai
pengetahuan tersebut yang menjadi suatu ilmu.
Di
kalangan masyarakat saat ini, bahkan siswa, mahasiswa pun yang tiap harinya ke
sekolah, ke kampus, hilir mudik masuk gedung pendidikan untuk menuntut ilmu,
untuk menambah pengetahuan, yang mestinya mereka tahu akan perbedaan dua kata
tersebut, yang mestinya mereka tahu dengan jelas apa itu ilmu dan pengetahuan,
terkadang mereka masih bingung dengan perbedaan ilmu dan pengetahuan.
Tapi,
suatu pendapat mengatakan, sebenarnya manusia tahu, siswa, mahasiswa,
masyarakat tahu, tapi tidak semua manusia dapat mendefinisikan suatu perkara,
tidak semua manusia bisa mengeluarkan isi dalam pikirannya. Karena terkadang
manusia, sebagian manusia hanya bisa mengeluarkan lewat menulis, bukan karena
ia bisu, tapi kemampuannya untuk berbicara tidak sama dengan manusia yang pada
umumnya suka berbicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar