BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Berdasarkan data statistik, peningkatan jumlah penderita
HIV/AIDS diindonesia begitu cepat. Ternyata dasar penularan awal epidemi ini
disebabkan oleh jarum suntik. Diperkirakan saat ini terdapatlebih dari 1,3 juta
penderita HIV/AIDS akibat jarum suntik. Jika terus berlanjut makan diperkirakan
tahun 2020 jumlah itu akan meningkat menjadi 2,3 juta orang.
Dan sebagai mahasiswa keperawatan perlu memiliki pengetahuan
tentang HIV/AIDS dan penatalaksanaaannya secara komprehensif.
Adapun yang melatarbelakangi penulisan makalah ini selain
tugas kelompok dan juga merupakan materi bahasa mata kuliah KMB . dimana
mahasiswa dari setiap kelompok akan membahas materi, sesuai judul
masing-masing yang telah ditugaskan kepada masing-masing kelompok. Dalam
makalah ini akan dibahas tentang Asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS yang
merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebln tubuh manusia, yang dapat
memudahkan atau membuat rentan si penderita terhadap penyakit dari luar maupun
dari dalam tubuh. AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh Human Immuno
deficiency virus HIV.
2.
TUJUAN
1.
Agar bisa mengerti dan memahami konsep dasar HIV/AIDS
2.
Agar bisa mengerti dan memahami Asuhan Keperawatan Pada
Pasien HIV/AIDS.
3.
Agar dapat melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
HIV/AIDS
BAB II
TINJAUAN TEORI
- PENGERTIAN HIV/AIDS
- HIV adalah singkatan dari human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi Yang menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.
- Aids adalah singkatan dari Acquired imune deficiency syndrome yaitu menurunnya daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit karena adanya infeksi virus HIV (human Immunodeficiency virus). Antibodi HIV positif tidak diidentik dengan AIDS, karena AIDS harus menunjukan adanya satu atau lebih gejala penyakit skibat defisiensi sistem imun selular.
- AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). (Aziz Alimul Hidayat, 2006)
- AIDS adalah infeksi oportunistik yang menyerang seseorang dimana mengalami penurunan sistem imun yang mendasar ( sel T berjumlah 200 atau kurang ) dan memiliki antibodi positif terhadap HIV. (Doenges, 1999)
- AIDS adalah suatu penyakit retrovirus yang ditandai oleh imunosupresi berat yang menyebabkan terjadinya infeksi oportunistik, neoplasma sekunder dan kelainan imunolegik. (Price, 2000 : 241)
- ETIOLOGI
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983
sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi
retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang
pathogen dibandingkan dengan HIV Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
- Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.
- Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.
- Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
- Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
- AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi,
pria maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
- Lelaki homoseksual atau biseks. 5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
- Orang yang ketagian obat intravena
- Partner seks dari penderita AIDS
- Penerima darah atau produk darah (transfusi).
- PATOFISIOLOGI
HIV masuk ke dalam tubuh manusia
↓
Menginfeksi sel yang mempunyai molekul CO4
(Limfosit T4, Monosit, Sel dendrit, Sel Langerhans)
↓
Mengikat molekul CO4
↓
Memiliki sel target dan memproduksi virus
↓
Sel limfosit T4 hancur
↓
Imunitas tubuh menurun
↓
Infeksi opurtinistik
- TANDA dan GEJALA
Tanda dan gejala infeksi HIV sangat luat spektrumnya, karena
itu ada beberapa macam klasifikasi. Yang paling umuum dipakai adalah
klasifikasi yang dibuat oleh CDC,USA, sbb :
Klasifikasi infeksi HIV (CDC,USA, 1987)
GRUP I :Infeksi akut
GRUP II : Infeksi kronik asimtomatik
GRUP III : persistant generalized lymphadenopaty
GRUP IV : penyakit lain
- MASA INKUBASI
Masa ini adalah waktu dari terjadnya infeksi pertama sampai
munculnya gejala yang pertaa pada pasien. Pada infeksi HIV hal ini sulit
diktahui. Dari penelitian pada sebagian besar kasus dikatakan masa inkubasi
rata-rata 5-10 tahun , dan bervariasi sangat lebar, yaitu antara 6 bulan sampai
lebih dari 10 tahun. Walaupun belum ada gejala tapi yang bersangkuan telah
dapat menjadi sumber penularan.
- Infeksi Akut
Sekitar 30-50% dari mereka yang terinfeksi HIV akan
memberikan gejala infeksi mononukleosis, yaitu demam, sakit tenggorokan ,
letargi, batuk, mialgia, keringat alam dan keluhan GIT berupa nyeri menelan,
mual, dan muntah dan diare. Mungkin bisa didpat adanya pembesaran kelenjar
limfe leher, faringitis, macular rash, dan aseptik meningitis yang akan sembuh
dala waktu 6 bulan.
- Infeksi kronik asimtomatik
Fase akut akan diikuti fase kronik asimsomatik yang lamanya
bisa bertahun-tahun. Walaupun tidak ada gejala, tapi teteap dapat mengisolasi
virus dari darh pasien dan ini berarti bahwa selama fase ini pasien juga
infeksius. Tidak dketahui secara pasti apa yg terjadi pada fase ini. Mungkin
terjadi repikasi lampat pada selsel tertentu dan laten pada sel lainnya. Tapi
pada fase ini dikuti dengan penurunan fungsi sistem imun dari waktu kewaktu.
- PGL (pembengkakan kelenjar limfe)
Pada kebaykan kasus gejala pertama yang muncul adalah PGL.
Ini menunjukan adanya hipersensitivitas sel limfosit B dalam kelenjar limfe,
dapat persisten selama bertahun-tahun, dan pasien tetap merasa sehat.terjadi
progresi bertahap dari adanya hiperplasia folikel dalam kelenjar limfe sampai
timaul involunsi dengan adanya sel limfosit T8. Ini merupakan reaksi tubuh yang
menghancurkan sel dendrit folike yang terinfeksi HIV.
- Dengan menurunnya sel limfosit T4, makin jelas nampak gejala klinis yang dapat dibedakan menjadi beberapa keadaan. Gejala ini dapat dibag atas :
1) Gejala atau
keluhan yang tidak langsung berhubungan dengan HIV : diare, demam, keringat
malam, rasa lelah berlebihan , batuk kronik lebih dari 1 bulan dan penurunan
berat badan 10% atau lebih.
2) Gejala yang
langsung akibat HIV, misalnya : mielopati, neuropati perifer dan penyakit
susunan saraf otak.hampir 30% pasien dalam stadium akhir akan menderita AIDS
dementia kompleks, yaitu menurunnya sampai hilang daya ngat, gangguan fungsi
motorik dan kognitif, sehingga pasien suli berkomunikasi dan tdk bisa jalan.
- KOMPLIKASI
- Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral,
gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV),
leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat
badan, keletihan dan cacat.
- Neurologik
Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency
Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan
motorik, kelemahan, disfasia, dan isolasi sosial.
Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia,
hipoglikemia, ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan
efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi
sistemik, dan maranik endokarditis. Neuropati karena imflamasi
dieleminasi oleh serangan Human Immunodeficienci Virus (HIV)
- Gastrointestinal
Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora
normal, limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,
anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi,
obat illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik,demam atritis.
Penyakit anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan
inflamasi perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan
sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
- Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus
influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek, batuk,
nyeri, hipoksia, keletihan, gagal nafas.
- Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster,
dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies / tuma, dan dekobitus
dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.
- Sensorik
Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek
kebutaan. Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri.
- PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk HIV/AIDS dibagi atas tiga
kelompok :
1) Pembuktian
adanya antibodi (Ab) atau antigen (Ag) HIV.
HIV terdiri dari selubung , kapsid dan inti.Masing- masing
terdiri dari protein yang bersifat sebagai antigen dan menimbulkan pembentukan
antibodi dalam tubuh yang terinfeksi. Jenis antibody yang penting untuk
diagnostik diantaranya adalah antibody gp41, gp140, dan p24.
Teknik pemeriksaan adalah sebagai berikut.
a) Tes untuk menguji Ab HIV.
terdapat berbagai macam cara yaitu ELISA, Western Blot, RIPA dan IFA
b) Tes untuk menguji antigen
HIV dapat dengan cara pembiakan virus, antigen P24 dan PCR
2) Pemeriksaan
status imunitas
Pada pasien AIDS dapat ditemui anemia leukopenia/limfopenia,
trombositopenia dan displasia sumsum tulang normo atau hiperselular. Test kulit
DHT (Delayed Type Hypersensitiviti) untuk tuberkulin dan kandida yang hasilnya
negatif atau energi menunjukan kegagalan imunitas selular. Dapat terjadi
poliklonal hypergamma globulinemiayang menunjukan adanya rangsangan nonspesifik
terhadap sel B untuk membentuk imunitas humoral.
3) Pemeriksaan
terhadap infeksi oportunistik dan keganasan
Infeksi oportunistik atau kanker sekunder yang ada pada
pasien AIDS diperiksa sesuai dengan metoda diagnostik penyakitnya
masing-masing. Misalnya pemeriksaan makroskopik untuk kandidiasis, PCP,TBC Paru
dll. Adapun pemeriksaan peunjang lain seperti aboraturium rutin, serologis,
radiologis, USG, CTScan, bronkoskopi, pembiakan, histopatologis dll.
- PENATALAKSANAAN HIV/AIDS
Penatalaksanaan HIV/AIDS terdiri dari pengobatan, perawatan
/ rehabilitasi dan edukasi.
- Pengobatan
Pengobatan pada pengidapan HIV/AIDS ditujukan terhadap :
– Virus HIV
– Infeksi oportunistik
– Kanker sekunder
– Status kekebalan tubuh
– Simtomatis dan
suportif
- Obat Retrovirus
Yang biasa dipakai secara luas adalah :
1) Zidovudine
(AZT) berfungsi sebagai terapi pertama anti retrovirus. Pemakaian obat ini
dapat menguntungkan diantaranya yaitu Dapat memperpanjang masa hidup (1-2
tahun), mengurangi frekuensi dan berat infeksi oportunistik, menunda
progresivitas penyakit, memperbaiki kualitas hidup pasien, mengurangi resiko
penularan perinatal, mengurangi kadar Ag p24 dalam serum dan cairan spinal.
Efek samping zidovudine adalah: sakit kepala, nausea, anemia, neutropenia,
malaise, fatique, agitasi, insomnia, muntah dan rasa tidak enak diperut.
Setelah pemakaian jangka panjang dapat timbul miopati. Dosis yang sekarang
dipakai 200mg po tid, dan dosis diturunkan menjadi 100mg po tid bila ada
tanda-tanda toksik.
2) Didanosine (
ddl ), Videx.
Merupakan terapi kedua untuk yang terapi intoleransi
terhadap AZT, atau bisa sebagai kombinasi dengan AZT bila ternyata ada
kemungkinan respon terhadap AZT menurun. Untuk menunda infeksi oportunistik
respon terhadap AZT menurun. Untuk menunda infeksi oportunistik pada ARC dan
asimtomatik hasilnya lebih baik daripada AZT. Efek samping: neuropati perifer,
pankreatitis (7%), nausea, diare.
Dosis: 200mg po bid ( untuk BB >60kg), 125mg po bid
(untuk BB < 60kg) Mulanya hanya dipakai untuk kombinasi denganAZT. Secara
invitro merupakan obat yang paling kuat, tapi efek samping terjadinya neuropati
( 17-31%) dan pankreatitis. Dosis : 0,75mg po tid.
- Obat-obat untuk infeksi oportunistik
–
Pemberian profiklaktik untuk PCP dimulai bila cCD4 , 250 mm/mm3.
Dengan kotrimokzasol dua kali/minggu. Dosis 2 tablet, atau dengan aerosol
pentamidine 300mg, dan dapsone atau fansidar.
–
Prokfilaksis untuk TBC dimulai bila PDD>=5mm, dan pasien anergik. Dipakai
INH 300mg po qd dengan vit.b6, atau rifampisin 600mg po qd bila intolerans INH.
– Profilaksis
untuk MAI (mycobacterium avium intracelulare), bila CD4 , 200/mm3, dengan
frukanazol po q minggu, bila pernah menderita oral kandidiasis, sebelumnya.
–
Belum direkomendasikan untuk profilaksis kandidiasis, karena cepat timbul
resistensi obat disamping biaya juga mahal.
- Obat untuk kanker sekunder
Pada dasarnya sama dengan penanganan pada pasien non HIV.
Untuk Sakorma Kaposi, KS soliter:radiasi, dan untuk KS multipel:kemoterapi.
Untuk limfoma maligna: sesuai dengan penanganan limfoma paa pasien non HIV.
- Immune restoring agents
Obat-obat ini diharapkan dapat memperbaiki fungsi sel
limfosit, menambah jumlah limfosit, sehingga dapat memperbaiki status kekebalan
pasien. Bisa dengan memakai:
a) –
Interferon alpha
-ekstrak
kelenjar thymus
– Interferron gamma
-loprinosin
– Interleukin
2
-Levamisol
b) Mengganti sel
limfosit dengan cara: transfusi limfosit, transplantasi timus dan transplantasi
sumsum tulang.
- Pengobatan simtomatik supportif
Obat-obatan simtomatis dan terapi suportif sring harus
diberikan pada seseorang yang telah menderita ADIS, antara lain yang sering
yaitu: analgetik, tranquiller minor, vitamin, dan transfusi darah.
- Rehabilitasi
Rehabilitas ditujukan pada pengidap atau pasien AIDS dan
keluarga atau orang terdekat, dengan melakukan konseling yang bertujuan untuk :
- Memberikan dukungan mental-psikologis
- Membantu merekab untuk bisa mengubah perilaku yang tidak berisiko tinggi menjadi perilaku yang tidak berisiko atau kurang berisiko.
- Mengingatkan kembali tentang cara hidup sehat, sehingga bisa mempertahankan kondisi tubuh yang baik.
- Membantu mereka untuk menemukan solusi permasalahan yang berkaitan dengan penyakitnya, antara lain bagaimana mengutarakan masalah-masalah pribadi dan sensitif kepada keluarga dan orang terdekat.
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN HIV/AIDS
- PENGKAJIAN DATA DASAR
- Riwayat atau adanya perilaku risiko tinggi
- Pasangan seksual multiple ( berganti-ganti pasangan )
- Laki-laki dengan homoseksual atau biseksual
- Penyalahgunaan obat terlarang
- Hemophilia ( penerima factor pembekuan sebelum 1985 )
- Pemeriksaan fisik dasar pada survey umum (Apendiks F) dan pemeriksaan laboratorium dapat menunjukan :
- ARC ( ditandai tig agejala di bawah ini )
- Limpadenopati
- Candidiasis mulut
- Jumlah sel CD, 500/mm3 ataukurang
- Demam intermiten dengan banyak keringat pada malam hari ( sering merupakan gejala awal )
- Diare menetap ( terus menerus )
- Anoreksia ( tidak nafsu makan )
- Kelelahan terusmenerus
- Mudah memar dan berdarah ( indikasi idiopatik trombositopenia purpura )
- Penurunan berat badan
- Ruam pada kulit
- AIDS disebabkan tumor, misal penyakit Hodgkin’s atau kanker pada mulut
- Komplikasi neurologis seperti psikosa( hilang ingatan, pelupa, dimensia, kejang, lumpuh sebagian , nyeri perifer pada neuropati dan kehilangan koordinasi.
- AIDS
- Infeksi oportunistik seperti tuberculosis , pneumocytiscarinii pneumonia (PCP ) yang di tunjukan oleh batuk terus-menerus, demam dan sesak nafas
- Sarcoma Kaposi’s ( jenis kanker kulit ) yang ditujukan oleh banyaknya bisul-bisul keungu-unguan dan benjolan pada kulit
- Jumlah sel c, 200/mm 3 atau kurang
- Tes diagnostic
- Infeksi HIV diperkuat oleh tesserologi positif :
- Tes ELISA ( Enzim – linked immunosorbent assay )
- Western blot dianggap tes yang lebih spesifik untuk infeksi HIV , dilakukan sama pada specimen darah jika tes ELISA positif ( 2 kali )
- Kaji pengertian kondisi dan respon emosi terhadap diagnose dan rencana pengobatan.
DIAGNOSA
- Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan faktor :Penurunan responimun , kerusakan kulit.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan. Berhubungan dengan faktor : Tidak adekuatnya pemasukan nutrisi sebagai faktor sekunder AIDS pada sistem pembuangan (GI), nyeri lesi dimulut.
- Risiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan faktor : kurang pengetahuan tentang kondisi serta langkah-langkah untuk mengontrol penyebaran infeksi, kurangnya biaya, tidak ada pendukung yang cukup, untuk memberikan bantuan yang diberikan .
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
: risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan faktor :Penurunan respon
imun , kerusakan kulit.
BATASAN KARAKTERISTIK : western blot positif ,
terlihat gejala-gejala ARC atau AIDS, ada riwayat dirawat untuk
pengobatan infeksi, pernah menerima obat-obat untuk pengobatan infeksi HIV.
HASIL PASIEN ( kolaboratif ) : mendemonstrasikan resolu
sipadainfeksisaa tini (sekarang ) .
KRITERIA EVALUASI : temperature dan SDP kembalikebatas
normal, keringat malam berkurang dan tidak ada batuk, meningkatnya
masukan makanan , tercapai penyembuhan luka atau lesi pada waktunya.
INTERVENSI
– Hasil JDL dan CD4
– Temperatur setiap 4
jam
– Status umum (
apendiks F ) setiap 8 jam
|
|
BATASAN KARAKTERISTIK: Manifestasi Aids Syndrom, kehilangan
berat badan lebih dari 10% yang disebabkan oleh mual, muntah, lemah
dan letih yang berlebih, diarekronis, albumin serum dibawah normal,
keseimbangan nitrogen negatif, terdapat kesulitan mengunyah dan menelan,
terdapat plak-plak putih di mulut.
HASIL PASIEN (kolaboratif): mendemonstrasikan status
nutrisiadekuat.
KRITERIAEVALUASI: Tidak ada penurunan berat badan lebih
lanjut, hasil laboratorium keseimbangan nitrogen positifdan albumin serum
sampai kebatas normal, lemah dan letih berkurang, secara verbal dinyatakan
sehat.
INTERVENSI
|
|
|
- Rujuk keahli diet untuk membantu memilih dan merencanakan makanan untuk kebutuhan nutrisi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN : risiko tinggi terhadap kerusakan
penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan faktor : kurang
pengetahuan tentang kondisi serta langkah-langkah untuk mengontrol penyebaran
infeksi , kurangnya biaya, tidak ada pendukung yang cukup, untuk memberikan
bantuan yang diberikan .
BATASAN KARAKTERISTRIK : menyatakan kurang mengerti
tentang keadaan dan langkah-langkah untuk mengontrol infeksi di rumah ,
dilaporkan butuh bantuan untuk beberapa aktivitaas sehari-hari tapi kurang
cukup bantuan di rumah , menatakan membutuhkan bantuan keuangan
HASIL PASIEN (kolaboratif ) : menyatakan kepuasan
dengan rencana keperawatan dirumah , mengenal sumber-sumber yang ada
dimasyarakat yang dapat memberikan bantuan perawatan di rumah, menyatakan
rencana-rencana untuk jaminan bantuan keungan dengan perawatan
medis yang dibutuhkan , pulang dengan lama perawatan untuk KDB.
INTERVENSI
- Evaluasi pasien dan keluarganya tentang pengertianya mengenai definisi HIV/AIDS, prognosa, cara-cara penularan HIV, cara pencegahan penyebaran HIV, pentingnya memberitahukan semua kontak seksual sebelumnya. Perbaiki kesalahan persepsi. Pelihara rahasia pasien tentang diagnosa HIV/AIDS.
- Evaluasi kesadaran sumber-sumber di masyarakat. Rujuk kepelayanan social atau bagian yang merencanakan pasien pulang untuk sumber-sumber di masyarakat terfokus merawat individu HIV/AIDS dan untuk menolong kebutuhan keuangan untuk pengobatan jika keuangannya susah.
- Tinjau ulang cara-cara mengontrol infeksi di rumah:
- Gunakan kondom dari lateks yang mengandung spermisida pada waktu hubungan seks. Hindari pemakaian alat-alat perawatan diri yang mungkin dapat menularkan melalui darah, seperti sikat gigi, alat-alat pencukur,
- Cuci alat-alat makan dengan air sabun panas. Tidak perlu memisahkan mencuci alat-alat makan atau sprei, kecuali bila terkena oleh darah segar. Tambahkan pemutih bila alat-alatnya terkena darah atau cairant ubuh.
- Ajarkan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesehatan
- Makan – makanan sehat seimbang .mengandung banyak protein , kaya gizi untuk fungsi imun. Berunding dengan ahli diet untuk membantu perencanaan makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan status kesehatan sekarang dan keadaaan ekonomi kurangi diet lemak dan penggunaaaan yang berlebihan suplemen vitamin/mineral. Jelaskan penggunaan pengguna antambahanzat – zat nutrisi seharusnya di bawah pengarahan langsung oleh ahli diet dan dokter sesuai dengan analisa nutrisi
- Berikan imunisasi langsung untuk mencegah infeksi :
- Tetanus booster setiap 10 tahun.
- Periksa kadar antibody hepatitis B . jelaskan tentang vaksin hepatitis B (recombivax HB, Heptavax-B , Engerix – B ) diperlukan jika belum ada antibody. Beritahu pasien tentang vaksin hepatitis B diberikan dalam 3 kali injeksi
- Anjurkan ibu-ibu untuk memerikasakan pelvis dan pap smear setiap 6 bulan. jelaskan bahwa infeksi pada vagina sering terjadi dan diperlukan pengobatan yang intensif padawanitadengan HIV/AIDS.
- Kurangi sumber stres . tidur cukup , latihan terratur, berhenti merokok, minum alkohol dan gunakan obat golongan ke empat. Jika ini merupakan kebiasaan , rujuk ke tokoh masyarakat untuk membantu memecahkan ketergantungan ini .
- Hindari tempat yang ramai, keadaaan yang dapat membuat kongestiv pada bulan-bulan musim dingin ketika insiden influenza dan filek meningkat.
PENDIDIKAN KESEHATAN
FORMAT SATPEL PENKES
Topik
: Penyakit HIV/AIDS
Tujuan Umum
: Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
pasien dan keluarga memahami tentang HIV/AIDS.
Tujuan
Khusus : Setelah
mengikuti pendidikan kesehatan + 30 menit, pasien dan keluarga
dapat menyebutkan :
- Penyebab HIV/AIDS
- Penularan HIV/AIDS
- Tanda dan gejala klinis penderita HIV/AIDS
- Pencegahan HIV/AIDS
- Penatalaksanaan HIV/AIDS
Materi : 1. Penyebab HIV/AIDS
2. Penularan HIV/AIDS
3. Tanda dan gejala klinis penderita HIV/AIDS
4. Pencegahan HIV/AIDS
5. Penatalaksanaan HIV/AIDS
Metode pembelajaran :
- Ceramah
- Tanya Jawab
Media : Lembar balik
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
– AIDS adalah singkatan dari
Acquired imune deficiency syndrome yaitu menurunnya daya tahan tubuh terhadap
berbagai penyakit karena adanya infeksi virus HIV (human Immunodeficiency virus).
Antibodi HIV positif tidak diidentik dengan AIDS, karena AIDS harus menunjukan
adanya satu atau lebih gejala penyakit skibat defisiensi sistem imun selular.
– HIV dan AIDS dapat menyerang siapa
saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab
AIDS, yaitu :
1. Orang yang berperilaku seksual dengan
berganti-ganti pasangan
2. Pengguna narkoba suntik
3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4. Bayi yang ibunya positif HIV
– Penularan HIV/AIDS
Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak
terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
1. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak
steril dan dipakai bergantian
2. Mendapatkan transfusi darah yang
mengandung virus HIV
3. Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya
ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)
HIV tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa
seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan
peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi
atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS
(ODHA).
– Tanda dan gejala klinis penderita
HIV/AIDS
- Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
- Dimensia/HIV ensefalopati
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- bersam-sama
–
Penatalaksanaan HIV/AIDS
Penatalaksanaan HIV/AIDS terdiri dari pengobatan, perawatan
/ rehabilitasi dan edukasi.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun untuk
pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
o Brunner & Suddarths. 2000. Texboox
Of Medical Nursing. 4 Th D Philadelphia Lippincot
o Saputra. L .1998. Internasional
Diagnosis Review. Hongkon:. Medical News Tribune
o Soeparman.1996. Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I. Jakarta: FKUI.Jakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada
Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Penderita AIDS” dengan
sebaik-baiknya.
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas ilmu keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini,penulis
telah mengalami berbagai hal baik suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini tidak akan
selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta
bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah
ini, maka dengan tulus penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis
menyadari masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan
suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul makalah ini.
Raha, Agustus
2015
Penyusun
|
TUGAS
ASKEP HIV
DI SUSUN
OLEH :
RISNAWATI
JURUSAN : S1
KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AMANAH
MAKASAR KELAS RAHA
2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar