MAKALAH
GENETIKA
FERTILISASI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Genetika dengan judul
“Fertilisasi”. Penyusun makalah adalah merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Mikrobiologi Dasar. Dalam
Penyusun makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalahini. Akhirnya penyusun berharap semoga
Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan
bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin Ya Robbal
‘Alamin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar..........................................................................................................i
Daftar
Isi..................................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar
Belakang..........................................................................................1
1.2
Tujuan......................................................................................................1
BAB
II
PEMBAHASAN....................................................................................2-14
2.1
Pengertian Fertilisasi................................................................................2
2.2
Fertilisasi Pada
Tumbuhan....................................................................2-5
2.2.1 Reproduksi
Vegetatif...................................................................2-4
2.2.2 Perkembangan
Generatif.................................................................4
2.3
Fertilisasi Pada
Hewan........................................................................6-10
2.4
Reproduksi Pada Manusia.................................................................10-13
2.4.1 Alat Reproduksi
Laki-Laki.......................................................10-11
2.4.2 Alat Reproduksi
Wanita...........................................................11-13
BAB
III PENUTUP..............................................................................................14
3.1
Kesimpulan............................................................................................14
Daftar
Pustaka.......................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembuahan atau
fertilisasi adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel
bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya
melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus
(kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari
kebanyakan siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya gamet-gamet yang melebur
adalah haploid. Bilamana keduanya motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi
itu disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk
maka disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan biasanya lebih besar)
dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan,
dan sebagian besar jamur. Pada sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya
tidak berflagel, dan polen tube terlibat dalam proses fertilisasi.
1.2
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah adalah :
1.
Mengetahui macam-macam fertilisasi pada makhluk hidup yang meliputi fertilisasi
pada tumbuhan, hewan, dan manusia
2. Mengetahui perbedaan antara
fertilisasi pada tumbuhan dan hewan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Fertilisasi
Pembuahan atau fertilisasi
adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus
untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya melibatkan
penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami).
Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus
seksual eukariota, dan pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah haploid.
Bilamana keduanya motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut
isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk maka disebut
anisogami, bila satu tidak motil (dan biasanya lebih besar) dinamakan oogami.
Hal ini merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar
jamur. Pada sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya tidak berflagel,
dan polen tube terlibat dalam proses fertilisasi.
2.2
Fertilisasi Pada Tumbuhan
2.2.1
Reproduksi vegetatif (tak kawin)
Perkembangabiakan
terjadi tanpa adanya peleburan sel jantan dan betina, dapat terjadi pada
tumbuhan maupun hewan.
1.
Perkembangbiakan Vegetatif pada Hewan dan Tumbuhan Tingkat Rendah
a)
Membelah diri dan fragmentasi, contoh: organisme yang membelah diri, protozoa,
alga biru (bakteri). Sedangkan fragmentasi yaitu dengan cara memotong-motong
tubuhnya, contoh: algae (ganggang) dan planaria (cacing pipih). Tunas, contoh:
Hydra dan ragi (Saccharomyces).
b)
Spora: perkembangbiakan dengan spora antara lain: jamur, alga, lumut dan paku.
Pada jamur, spora dibentuk di dalam kotak spora (sporangium). Pada ganggang
(alga), sporanya dilengkapi dengan alat gerak berupa bulu cambuk atau bulu
getar sehingga dapat bergerak, spora ini disebut zoospora. Pada paku, biasanya
spora terletak di daun-daun sebelah bawah, tampak sebagai bintik-bintik hitam
yang dinamakan sorus. Sorus tersebut dilindungi indisium.
2.
Perkembangbiakan Vegetatif pada Tumbuhan Biji
a.
Vegetatif alami, tanpa bantuan manusia:
1)
Rhizoma atau akar rimpang, yaitu batang yang tumbuh mendatar yang
terletak
di bawah permukaan tanah. Rhizoma berbuku-buku dan bersisik, dan di
ujungnya ada kuncup. Pada ketiak sisik terdapat tunas. Contoh: lengkuas,
kunyit, temulawak, alang-alang dan sebagainya.
2)
Umbi lapis, terdiri atas cakram dan umbi yang belapis-lapis. Contoh: bawang
putih, bawang merah, bakung dan bunga tulip.
3)
Umbi batang, merupakan batang yang tumbuh ke dalam tanah yang menggembung dan
membentuk umbi dilengkapi dengan mata tunas. Contoh: kentang dan gembili.
4)
Umbi akar, adalah akar yang berubah fungsi menyimpan makanan. Contoh: singkong
dan bunga dahlia.
5)
Geragih atau stolon, yaitu batang yang menjalar di atas permukaan tanah.
Contoh: pegagan, rumput teki dan arbei.
6)
Tunas, dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang tidak jauh dari induknya dan
akhirnya membentuk rumpun. Contoh: pisang, bambu dan tebu.
b.
Vegetatif buatan, dengan bantuan manusia;
1)
Mencangkok, yaitu dengan mengupas kulit sampai ke bagian kayunya. Bagian yang
licin dari kayu yaitu kambium harus dibuang, selanjutnya ditutup dengan tanah
basah yang subur kemudian dibungkus. Contoh: jeruk, mangga, jambu, rambutan dan
tumbuhan berkambium lainnya.
2)
Menempel atau okulasi, yaitu dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman
ke mata tunas tanaman lainnya yang sejenis.
3)
Menyambung (mengenten/kopulasi) yaitu menggabungkan bagian tanaman satu ke
bagian tanaman lain untuk mendapatkan tanaman baru yang memiliki sifat lebih
baik.
4)
Stek, yaitu memotong batang atau daun untuk ditanam di tempat lain. Ada stek
batang dan stek daun. Contoh stek batang: singkong, ketela rambat, sirih, lada
dan lain-lain. Contoh stek daun: cocor bebek.
5)
Merunduk, yaitu dengan merundukkan batang atau cabang yang dibengkokkan ke
bawah serta ditimbuni tanah untuk menimbulkan akar-akar baru. Contoh: apel,
alamanda, kaca piring dan sebagainya.
2.2.2
Perkembangbiakan Generatif pada Tumbuhan Biji
Bunga
pada tumbuhan mengandung alat-alat perkembangbiakan. Bagian-bagian dari bunga
antara lain: dasar bunga, kelopak, mahkota, sari dan putik. Mahkota dan kelopak
bunga merupakan alat perhiasan bunga yang umumnya berwarna warni. Sedangkan
sari dan putik merupakan alat kelamin bunga.
a.
Benang sari meliputi kepala sari dan tangkai sari. Pada kepala sari terdapat
kotak sari yang di dalamnya terdapat serbuk sari.
b.
Putik terdiri atas kepala putik, tangkai putik dan bakal buah
Macam-macam
bunga berdasarkan kelengkapan alat perkembang biakan:
1.
Bunga lengkap, memiliki perhiasan dan alat kelamin.
2.
Bunga tidak lengkap apabila satu atau lebih dari perhiasan bunga tidak ada.
3.
Bunga sempurna, apabila sari dan putik terdapat dalam satu bunga.
4.
Bunga tidak sempurna, apabila hanya salah satu alat kelamin saja yang terdapat
pada satu bunga. Dikenal bunga jantan (hanya sari saja yang ada) dan bunga
betina (hanya putik saja). Tumbuhan berumah satu, apabila dalam satu pohon
terdapat alat kelamin jantan dan betina. Tumbuhan berumah dua, apabila dalam
satu pohon terdapat hanya satu alat kelamin.
Penyerbukan
Penyerbukan
yaitu jatuhnya sari di atas kepala putik. Penyerbukan dipengaruhi oleh empat
faktor yaituangin, hewan, air dan manusia.
Macam-macam
penyerbukan berdasarkan penyerbukannya:
1.
Penyerbukan oleh angin ciri bunganya mahkota kecil/tidakbermahkota,
warna mahkota tidak menarik, tidak ada kelenjar madu, sari kecil, jumlah sari
banyak dan ringan (mudah dibawa angin), sari memiliki sayap, kedudukan sari
bergantungan, putik besar dan menjulur ke luar, tangkai bunga panjang.
2.
Penyerbukan oleh hewan seperti serangga, kupu-kupu, burung dan
kelelawar. Ciri bunga yang penyerbukannya dibantu serangga; mahkota besar dan
mencolok warnanya, mempunyai bau yang khas, menghasilkan kelenjar madu, serbuk
sari mudah melekat.
3.
Penyerbukan oleh air, misalkan Hydrilla.
4.
Penyerbukan oleh manusia misalnya vannili.
Sifat
penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari:
1.
penyerbukan sendiri, sari jatuh pada putik dalam satu bunga
2.
penyerbukan tetanggasari jatuh ke putik pada bunga yang berbeda dalam satu
pohon
3.
penyerbukan silang, sari dan putik berasal dari pohon yang berbeda yang sejenis
4.
penyerbukan bastar, sari dan putik berasal dari tanaman yang berbeda
varietasnya.
Pembuahan
(Fertilisasi) pada Tumbuhan
Setelah
terjadi penyerbukan menyusul pembuahan (peleburan antara sperma dengan ovum).
1.
Serbuk sari tumbuh menjadi buluh serbuk sari menuju ke ruang bakal biji. Inti
serbuk sari membelah menjadi dua, yaitu inti vegetatif dan generatif. Inti
generatif menghasilkan 2 spermatozoid. Spermatozoid masuk ke ruang bakal biji
melalui mikrofil.
2.
Bersamaan dengan pembentukan sperma pada sari, di ruang bakl biji terjadi juga
pembentukan sel telur dan inti kandung lembaga (inti ganda lembaga).
3.
Sperma 1 + sel telur => zygot => menjadi lembaga
4.
Sperma 2 + inti kandung lembaga => endosperm (putik lembaga).
5.
Putik lembaga merupakan tempat cadangan makanan bagi lembaga.
2.3
Fertilisasi pada hewan
· Fertilisasi eksternal (khas pada hewan-hewan akuatik):
gamet-gametnya dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum fertilisasi.
· Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan
kehidupan di darat): sperma dimasukkan ke dalam daerah reproduksi betina yang
kemudian disusul dengan fertilisasi. Setelah pembuahan, telur itu membentuk
membran fertilisasi untuk merintangi pemasukan sperma lebih lanjut.
Kadang-kadang sperma itu diperlukan hanya untuk mengaktivasi telur.
Reproduksi seksual pada
vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan terjadinya
fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang
menjadi embrio. Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal atau
secara internal.
Setelah fertilisasi internal, ada
tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya, yaitu dengan cara
ovipar, vivipar dan ovovivipar.
1. Ovipar (Bertelur)
Ovipar merupakan
embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio
mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur
dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi anak.
Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil.
2. Vivipar (Beranak)
Vivipar merupakan
embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan dari dalam uterus (rahim) induk
betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan dikeluarkan dari vagina
induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok mamalia (hewan yang
menyusui), misalnya kelinci dan kucing.
3. Ovovivipar (Bertelur dan
Beranak)
Ovovivipar merupakan
embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih tersimpan di
dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang
berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh
induknya dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan
ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu.
a.
Reproduksi Ikan
Ikan merupakan
kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin
luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan
ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma.
Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui
kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan
air atau diantara bebatuan di dalam air.
Bersamaan dengan itu,
ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan melalui saluran
urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui kloaka,
sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini
terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air
atau pada celah-celah batu.
Telur-telur yang
telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur
ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam. Anak ikan yang baru menetas akan mendapat
makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di
dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya
beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
b.
Reproduksi Amfibi
(Amphibia)
Kelompok amfibi,
misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina
tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada
saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak
jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina.
Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang
dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum
katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong.
Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Dekat pangkal oviduk
pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut
kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya
berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak
betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma.
Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam
vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas
deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal,
ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk
gumpalan telur.
Gumpalan telur yang
telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari
gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat
hisap.
Makanannya berupa
fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal
kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan
serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru,
serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan
dengan anggota gerak depan.
Setelah 3 bulan sejak
terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi
sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya
mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu
insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan
ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak
selesai.
c.
Reproduksi Reptil
(Reptilia)
Kelompok reptil
seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya
terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar,
namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal.
Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun
makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina
menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk
menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma
bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu
epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di
hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang
dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat
kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang
dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina
yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk,
ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini
akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada
kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan
ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang
berlimpah.
Hewan reptil seperti
kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya
melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke
daratan ketika meletakkan telurnya.
d.
Reproduksi Burung
(Aves)
Kelompok burung
merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin
luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara
saling menempelkan kloaka.
Pada burung betina
hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna
dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong
penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi
uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis
yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan
berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum
yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju
kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh
materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas
apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan
embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur
dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup
matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam
sarang.
e.
Reproduksi
Mamalia (Mammalia)
Semua jenis mamalia,
misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus).
Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya
bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini
mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam
liang alat kelamin betina (vagina).
2.4 Reproduksi Pada Manusia
2.4.1 Alat Reproduksi Laki-Laki
Terdiri Dari:
a. Sepasang testis : kelenjar
kelamin penghasil sperma dan hormon testosteron
b.Saluran-saluran kelamin: Vasa
eferentia: menampung sperma, Epididimis: mengabsorpsi sperma hingga kental dan
menyimpan sperma sementara (3 minggu), Vasdeferens: saluran penghubung
epididimis dengan uretra pada penis. Dibagian ujungnya terdapat saluran ejakulasi,
Uretra merupakan saluran untuk mengeluarkan sperma dan urine .
c. Kelenjar-kelenjar tambahan:
- Vesika seminalis: Merupakan
kantong semen (mani) yang dindingnya menghasilkan cairan lendir yang mengandung
fruktosa, asam askorbat dan asam amino sebagai makanan dan pelindung sperma
sebelum membuahi ovum.
· Semen (mani) adalah cairan yang
terdiri dari sperma dan cairan yang dihasilkan oleh beberapa kelenjar.
· Kelenjar prostat: Menghasilkan
cairan basa berwarna putih susu. Cairan ini berfungsi untuk menetralkan sifat
asam pada saluran vasa eferentia dan cairan pada vagina sehingga sperma dapat
bergerak dengan aktif .
· Kelenjar cowperi
(bulbouretralis): Penghasil cairan pelicin Penis: Merupakan alat kelamin luar
yang berfungsi untuk memasukan sperma kedalam tubuh wanita.
d. Penis : Merupakan alat kelamin
luar yang berfungsi untuk memasukan sperma kedalam tubuh wanita.
e. Pembentukan Sperma
(spermatogenesis)
Terjadi di dalam testis.
Spermatogonium bersifat diploid dan selalu membelah diri secara metosis sehingga
berjumlah banyak. Sebagian spermatogonium membesar menjadi spermatosit primer.
Spermatosit primer terus membelah diri secara meiosis membentuk spermatosis
sekunder.Spermatosit sekunder membelah diri kembali secara meiosis menjadi
spermatid.Spermatid berdiferensiasi menjadi sperma Tiap-tiap sperma memiliki
jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom spermatogonium perempuan.
2.4.2 Alat Reproduksi Pada Wanita
Berupa:
a.Sepasang ovarium: Merupakan
kelenjar kelamin yang memproduksi ovum (sel telur) dan menyekresi hormon
estrogen dan progesteron
b.Oviduk/tuba fallopii) :
Berfungsi menyalurkan sel telur ke uterus (rahim) dengan gerakan peristaltik
dan dibantu oleh gerakan silia pada dindingnya.
c. Uterus (rahim): Tempat
berkembangnya embrio. Selama kehamilan volume uterus mampu mengembang hingga
500 kali
d. Vagina: Tempat penis pada saat
kopulasi dan sebagai jalan keluar bayi pada proses kelahiran
e. Organ kelamin luar:
- klitoris/klentit: struktur yang
sama dengan penis
- Vulva: terdiri atas labium mayor
(bibir besar) dan labium minor (bibir kecil)
- Lubang saluran kencing
- Lubang vagina: bagian terluar
vagina
- Fundus: bagian lipat paha
- Pembentukan Ovum (oogenesis)
Terjadi di dalam
ovarium.Oogonium bersifat diploid.Oogonium membelah diri secara mitosis
sehingga berjumlah banyak.Oogonium berkembang menjadi oosit primer.Oosit primer
membelah diri secara meiosis menjadi oosit sekunder dan badan kutub pertama
Oosit sekunder mengandung kuning telur dan sitoplasma, badan kutub pertama
merupakan inti sel yang kemudian membelah diri menjadi dua Oosit sekunder
membelah diri secara meiosis menjadi otid dan badan kutub ke dua Otid
berkembang menjadi ovum yang haploidSetiap oosit primer menghasilkan satu ovum.
Ovulasi adalah proses
keluarnya ovum dari ovarium. Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak
di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang
rahim) yang berakhir pada vagina.
Testis berisi sperma,
berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis
disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter
juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat
menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma. Sperma yang telah
masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari
ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan
menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus.
Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot
membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk
dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.
Ovum akan bergerak ke
rahim, bersamaan dengan proses ini, didnding rahim menjadi tebal seperti spon
penuh dengan pembuluh darah yang siap menerima zigot . Fertilisasi adalh proses
peleburan antara satu sel sperma dengan satu sel telur (ovum) yang sudah
matang. Sel telur yang telah dibuahi berubah menjadi zigot dan menempel pada
dinding rahim. Setelah zigot terbentuk, zigot langsung membelah diri menjadi 2,
4, 8, 16 dan seterusnya. Dalam waktu bersamaan dinding rahim menebal penuh
dengan pembuluh darah siap menerima zigo. Zigot menempel pada dinding rahim
untuk berkembang. Zigot berubah menjadi embrio .
Terbentuk plasenta
dan tali pusat sebagai penghubung antara embrio dengan ibunya. Embrio
dikelilingi cairan amnion untuk melindungi dari bahaya benturan. Usia 4 minggu,
embrio mulai membentuk mata, tangan dan kaki. Usia 6 minggu,embrio berukuran
1,5 cm. Otak, mata, telinga dan jantung sudah berkembang. Tangan dan kaki
beserta jari-jarinya mulai terbentuk . Usia 8 minggu, embrio sudah memiliki
organ lengkap. Embrio berubah menjadi janin (fetus). Setelah usia kehamilan
mencapai kira-kira 9 bulan 10 hari, bayi siap dilahirkan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari pembahasan yang
dilakukan, maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut, Fertilisasi
adalah suatu proses peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel
bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Fertilisasi
pada tumbuhan terjadi secara vegetatif dan generatif. Fertilisasi pada hewan
terjadi secara eksterna dan interna. Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan
sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni berlangsung dalam suatu media
cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi (katak).
Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam
tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi,
yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi
internal terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan
dari kelompok reptil, aves dan Mamalia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar