BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu teknolgi yang menjadikan sarana untuk
mendapatkan informasi tentang perkembangan sosial, sehingga dapat membuka
wawasan kita tentang budaya luar yang masuk ke dalam budaya kita.Seperti yang
kita ketahui bahwasannya budaya kita syarat akan adat istiadat atau norma-norma
dalam kemasyarakatan dimana menjunjung tinggi nilai ketimuran.
Dalam kesempatan kali ini kita membahas penyimpangan seksual
pada perempuan yang biasa kita kenal dengan sebutan LESBI. Hubungan seksual
sejenis yang terjadi pada perempuan ini belum bisa diterima di Negara
ketimuran,termasuk Negara kita.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
indikator adanya permasalahan yang dijabarkan dalam latar belakang tersebut di
atas, maka dalam makalah ini masalah yang akan dijabarkan adalah sebagai
berikut :
1.
Apakah yang dimaksud dengan lesbi?
2.
Mengapa terjadi penyimpangan seksual (Lesbi) ?
3.
Bagaimana Ciri-ciri kaum lesbian, dan upaya mengatasinya?
C.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Makalah ini dibuat untuk membahas
tentang penyimpangan seksual (lesbi) yang terjadi di sekitar kita
2. Mengetahui penyebab terjadinya
penyimpangan seksual (lesbi)
3. Mempelajari lebih dekat ciri-ciri
kaum lesbian dan mencari tahu upaya untuk menanggulanginya karena merupakan suatu
bentuk penyimpangan seksual.
D.
Manfaat
Manfaat
pembuatan makalah ini adalah :
1. Dengan mempelajari penyimpangan
seksual (lesbi) kita bisa mengenal lebih jauh tentang penyimpangan tersebut
mulai dari asal mula tentang lesbi sampai upaya menanggulanginya.
2. Menambah pengetahuan kita tentang
penyimpangan seksual (lesbi)
3. Memberikan informasi tentang
penyimpangan seksual kepada para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN LESBI
Lesbi adalah sebuah hubungan
emosional yang melibatkan rasa, cinta, dan kasih sayang dua manusia yang
memiliki jenis kelamin sama. Pemahaman ini sama dengan pemaknaan kata
homoseksual. Hanya, pada homoseksual belum mengacu kepada jenis kelamin
tertentu dan masih bersifat luas.
Sedangkan lesbi lebih dimaknai bahwa
pelaku aktifitas sejenis tersebut berasal dari kaum wanita. Lesbianisme
tergolong dalam abnormalitas seksual yang disebabkan adanya partner-seks yang
abnormal. Lesbianisme berasal sari kata Lesbos. Lesbos sendiri adalah sebutan
bagi sebuah pulau ditengah Lautan Egeis, yang pada zaman kuno dihuni oleh para
wanita (dalam Kartono, 1985). Homoseksualitas dikalangan wanita disebut dengan
cinta yang lesbis atau lesbianisme. Memang, pada usia pubertas, dalam diri
individu muncul predisposisi (pembawaan, kecenderungan) biseksuil, yaitu
mencintai seorang teman puteri, sekaligus mencintai teman seorang pria.
Pada proses perkembangan remaja yang
normal, biseksualitas bisa berkembang menjadi heteroseksual (menyukai lawan
jenis). Sebaliknya jika prosesnya abnormal, misalnya disebabkan oleh faktor
endogin atau eksogin tertentu, maka biseksualitas bisa berkembang menjadi
lesbian, dan obyek-erotisnya adalah benar-benar seorang wanita. Pada umumnya,
cinta seorang lesbianisme itu sangat mendalam dan lebih hebat dari pada cinta
heteroseksual. Meskipun pada relasi lesbian, tidak didapatkan kepuasan seksual
yang wajar. Cinta lesbian juga biasanya lebih hebat daripada cinta homoseksual
diantar kaum pria.
Lesbianisme banyak distimulir oleh
hormon eksogin dan faktor lingkungan. Lantas apakah Lesbianisme merupakan
sebuah gaya hidup ataukah abnormalitas seksual? kami menyerahkan sepenuhnya
kepada pembaca, dan yang mesti di ingat sebelum menyimpulkan adalah pada
faktanya kaum lesbi menjadi sebuah gaya hidup para wanita ketika issue gender
semakin menguat. Menuduh mereka abnormalitas seksual juga terlalu naif, karena
lesbian Indonesia belum ada yang diteliti hormon penyebabnya. Bisa jadi semakin
banyaknya lesbian Indonesia karena ‘ketidakmampuan’ laki-laki menempatkan
perempuan dalam tempat yang seharusnya.
Di kota – kota besar, kehidupoan
kaum lesbi lebih mulai terbuka. Jika sebelumnya para lesbi hanya berani
sembunyi – sembunyi dalam melakukan aktifitasnya, kini mereka sudah berani
menunjukkan eksistensinya. Salah satunya dengan membentuk organisasi yang
mewadahi kaum lesbi tersebut.
Hal ini salahb satunya dipengaruhi
oleh longgarnya penerapan norma susila dimasyarakat. Selain juga karena makin
tingginya rasa individualisme di kota – kota besar. Apalagi pelaku seks bebas
dikalangan mudah turut mempengaruhi meningkatnya pertumbuhan kaum lesbi ini.
Di Indonesia, lesbianisme rupanya
berkembang cukup pesat dalam wilayah sosial kemasyarakatan. Kalau dulu, sebisa
mungkin menyembunyikan jati dirinya, tapi saat ini mereka berhimpun dalam wadah
atau organisasi yang semua orang bisa mengetahuinya. Lihat saja group-group
lesbian yang bertebaran di facebook maupun situs-situs dewasa lainnya.
Lesbianisme tergolong dalam
abnormalisme seksual yang disebabkan adanya partner seks yang abnormal. Lesbian
berasal dari kata Lesbos. Lesbos sendiri adalah sebutan bagi sebuah pulau
ditengah Lautan Egeis, yang pada jaman kuno dihuni oleh para wanita.
Homoseksualitas (hubungan sejenis) di kalangan wanita disebut dengan cinta yang
lesbis atau lesbianisme. Memang pada usia pubertas, dalam diri individu muncul
predisposisi (pembawaan kecenderungan) biseksual yaitu mencintai seorang teman
putri, sekaligus mencintai teman seorang pria.
Pada umumnya cinta seorang lesbi
sangat mendalam dan lebih hebat dari pada cinta heteroseksual. Meskipun pada
relasi lesbian tidak didapatkan kepuasan seksual yang wajar, cinta lesbian juga
biasanya lebih hebat dari cinta homoseksual diantara kaum pria (gay/homo)
B.
PENYEBAB LESBIAN
Budaya seks bebas dikalangan remaja, menjadikan kaum
perempuan sebagai korban, seperti :
1. Tidak mendapatkan perhatian dan
kasih sayang dari laki-laki
2. Perempuan yang ditinggalkan
pasangannya, setelah perempuan tersebut direnggut keperawanannya.
3. Bisa juga perempuan yang ditinggal
pacarnya yang tidak mau bertanggung jawab setelah si perempuan hamil.
4. Trauma masa lalu, banyak pelaku
lesbi yang merasa dendam pada lelaki, setelah pada masa kecil sering melihat
ayahnya menyiksa sang ibu. Sehingga ketika dewasa, dendam yang dibalut rasa
trauma menjadikan perempuan tidak percaya, enggan, benci yang mendalam, dan ati
pati terhadap setiap lelaki.
5. Lingkungan sekitar yang memicu untuk
menjadi lesbi (berada di tengah-tengah para lesbian, lingkungan sekolah/asrama
yang mayoritas atau bahkan seluruh siswanya adalah perempuan)
6. Perkembangan teknologi yang membuat
setiap orang dengan mudah mengakses situs-situs dewasa, mulai dari hanya
artikel lesbi, video seks lesbi dll melalui internet
Perbedaan perliaku juga menjadi satu faktor penyebab lesbi.
Perempuan yang pada dasarnya menyukai kebersihan, kerapian, dan keindahan,
seringkali tidak bisa menerima kebiasaan lelaki. Lelaki pada umumnya memiliki
pola hidup yang tidak teratur, jorok, dan kurang perhatian pada pasangannya.
Dengan
menjadi lesbi, para perempuan itu seperti mendapat kedamaian. Semua yang
menjadi pola hidupnya bisa didapat dari pasangan lesbianya. Sebab, bagaimanapun
seorang lesbi tetaplah perempuan, meski dalam hubungannya ada yang memposisikan
diri sebagai lelaki.
C.
CIRI-CIRI LESBI
Orang yang menjadi lesbian tidak
selalu mempunyai ciri yang kuat yang membedakan dengan yang tidak lesbian. Ciri
yang sering muncul misalnya:
Memposisikan diri sebagai maskulin atau biasa dikenal
sebagai “ Buchi” (peran pria pada pasangan lesbi) penampilannya sangat
maskulin, punya hobi maskulin, posesif, menunjukkan ketertarikan pada wanita
1. Sebaliknya
ciri lesbi yang berperan sebagai feminim (Femmie), biasanya penampilannya
dingin, ketergantungan tinggi pada pasangannya, tidak mandiri, sering cemas,
jaga jarak dengan wanita lain yang bukan pasangannya, sentimentil, dan adem
ayem saja dengan laki-laki.
D.
UPAYA PENCEGAHAN LESBI
Untuk mencegah budaya lesbi ini, ada
beberapa pendekatan yang bisa dilakukan. Salah satunya melalui pendekatan agama. Agama
manapun tentu tidak ada perintah untuk memilih pasangan hidup yang sejenis.
Pendekatan ini bisa diperkuat dengan pendekatan kedua, yakni kesehatan yang
mengacu pada proses reproduksi.
Di
mana pada hakikatnya manusia yang menjalin hubungan adalah
bertujuan untuk melanjutkan keturunan. Dan proses ini hanya bisa dicapai
melalui adanya hubungan yang heteroseksual. Meski banyak pasangan yang berkilah
bahwa untuk keturunan mereka bisa mengadopsi dari orang lain.
Tentu
hal ini bukan pembenar. Dengan mengadopsi tersebut pada dasanya adalah sebuah
pengakuan bahwa pilihan sebagai lesbi adalah salah. Sebab, naluri dasar manusia
untuk menjadi orang tua,
tidak bisa dipungkiri. Hanya rasa gengsi dan malu saja yang menutupi kemauan
untuk sebuah pengakuan salah tersebut.
Sehingga dengan kondisi ini, sudah jelas
bahwa lesbi adalah sebuah aktivitas
yang memiliki banyak kelemahan. Baik dari sudut pandang agama, sosial maupun
dari kesehatan. Dan pilihan untuk menjadi lesbi tersebut, pada dasarnya
hanyalah sebuah pilihan emosional dan bukan sebuah pilihan rasional.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lesbi adalah sebuah hubungan emosional yang melibatkan
rasa, cinta, dan kasih sayang dua manusia yang memiliki jenis kelamin sama.
Pemahaman ini sama dengan pemaknaan kata homoseksual. Hanya, pada homoseksual
belum mengacu kepada jenis kelamin tertentu dan masih bersifat luas.
Sedangkan lesbi lebih dimaknai bahwa pelaku aktifitas
sejenis tersebut berasal dari kaum wanita. Lesbianisme tergolong dalam
abnormalitas seksual yang disebabkan adanya partner-seks yang abnormal.
Lesbianisme berasal sari kata Lesbos. Lesbos sendiri adalah sebutan bagi sebuah
pulau ditengah Lautan Egeis, yang pada zaman kuno dihuni oleh para wanita
(dalam Kartono, 1985). Homoseksualitas dikalangan wanita disebut dengan cinta
yang lesbis atau lesbianisme. Memang, pada usia pubertas, dalam diri individu
muncul predisposisi (pembawaan, kecenderungan) biseksuil, yaitu mencintai
seorang teman puteri, sekaligus mencintai teman seorang pria.
B. SARAN
Makalah
ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Moelyanto. KUHP (kitab
undang- undang hukum pidana). Bina Aksara: Jakarta.
Ali Akbar. H. Dr. 1982. Seksualitas ditinjau dari Hukum Islam. Ghalia
Indonesia: Jakarta.
Sayid Sabiq, Fiqh al- sunnah,
vol. II, Libanon, Darul Fikar, 1981
Ann Landers. 1983. Problema
dan Romantika Remaja (Terjemahan). Bina Pustaka: Jakarta.
Moertihko. Transeksual dan Waria. Surya Murti
publishing. Solo.
Ahmad Ramali, Dr. Memelihara Kesehatan dalam Hukum Islam. Balai
Pustaka. Jakarta.
Hasan Ali. Masail Fiqhiyah al- haditsah pada
Masalah-masalah Kontemporer Hukum Islam. PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta.
Prof. Drs. H. Masjfuk
Zuhdi. Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta
Hukum Islam. CV. Haji Masagung. Jakarta.
Digilib.Uin.suka.ac.id/3939/BAB%201,V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf.
( di Download pada hari jum’at tanggal 22
Maret 2013 jam 20.00 wib)
Mulia, Siti Musdah dalam http://icrp-online.cb.net,akses
07 agustus 2008. ( di Download pada sabtu tanggal 23 Maret 2013 jam 16.00 wib)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI…........................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………. 1
A.
Latar Belakang…………………………………………… 1
B. Rumusan
Masalah……………………………………….. 1
C. Tujuan…………………………………………………….. 2
D. Manfaat………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian lesbi……………………………….………….. 4
B.
Penyebab lesbian…………………………...…………….. 7
C.
Ciri-ciri lesbi……………………………………….…….. 9
D.
Upaya pencegahan lesbi……………………………….. 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 11
B. Saran...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 13
PENYIMPANGAN SEKSUAL (LESBI)
MAKALAH PSIKOLOGI
NAMA-NAMA KELOMPOK III
1.
SAPUTRI INDRAMAYU
2.
SITI ASRIWATI
3.
SITI SHOLIHATIN
4.
SITTI SULFANA DJ
5.
SITI HAMBRIATI
6.
WA ODE ASYIRA
7.
WA ODE FRIATI
8.
WA ODE LISMAYANI
9.
WA ODE SYARIAH
AKPER PEMKAB MUNA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas limpahan Rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan
tugas mata kuliah pengantar psikologi.Pada dasarnya, penyusunan makalah
“Penyimpangan Seksual (LESBI)” ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar psikologi, selain itu dapat juga untuk memperluas pengetahuan kami
tentang fenomenal penyimpangan seksual (lesbi) yang belum kita ketahui.Demikianlah
sekitar kata pengantar dari kami, mudah – mudahan isi yang ada dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Namun demikian saya menyadari
kekurang sempurnaan dalam makalah ini, oleh sebab itu saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan. Terima kasih.
Raha, September 2014
Penyusun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar