BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Angka kematian ibu (AKI) telah terjadi
penurunan sekitar 25% menjadi 334/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 1997) dalam
dekade 1986-1997. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) menurun cukup tajam
melalui berbagai intervensi namun hasilnya belum sesuai dengan harapan (dari
145/1000 kh pada 1967 menjadi 52/1000 kh pada 1997). Data tersebut menunjukan
AKI dan AKB masih tertinggi di antara negara-negara ASEAN.
Menurut
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 angka kematian ibu
(AKI) di Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup. Bila mengacu pada
ektrapolasi biro pusat statistik maka kecenderungan penurunan AKI telah
mengarah jalur yang di inginkan yaitu 265 dan 248/100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2006 dan 2007 walaupun interpretasi secara global menyebutkan bahwa
perjalanan menuju target MDG 2015 masih di luar jalurnya.
Tingginya
kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, terutama
disebabkan oleh pendarahan pasca persalinan, eklampsi, sepsis dan komplikasi
keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut
sebenarnya dapat dicegah. Melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapa
negara berkembang dan hampir semua negara maju berhasil menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu ke tingkat yang sangat rendah.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud kehamilan ?
2.
Apa saja yang dikaji dalam kehamilan ?
3.
Apa yang dimaksud kehamilan ?
4.
Apa saja yang dikaji dalam kehamilan ?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Kehamilan Kunjungan awal
adalah suatu kunjungan yang dilakukan
pertama kali ibu hamil dari awal kehamilan hingga minggu ke-36. Tujuan
Kunjungan adalah sebagai berikut:
1.
Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu
2.
Mendeteksi masalah yang dapat diobati
3.
Mencegah masalah dan penggunaan praktek tradisional
yang merugikan.
4.
Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi.
5.
mendorong perilaku yang sehat.
a. Pengkajian
Data Kesehatan Ibu Hamil
1. Riwayat Kesehatan Social,
Riwayat Kebidanan, Keluarga, Penyakit.
Riwayat kesehatan merupakan
identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum yang pernah diderita, serta
penyakit yang dialami saat masa sebelum kehamilan maupun saat kehamilan.
a.
Sosial
1.
Kumpulan keluarga
Informasi tentang keluarga klien
harus mencakup asal keluarga, tempat lahir, orang-orang yang tinggal bersama
klien, individu yang dianggap “keluarga”, dan individu yang dapat diandalkan
dalam memperoleh dukungan,tentang status klien saat ini, dan klien tinggal
dengan siapa klien tinggal.hal ini menunjukan bahwa bidan menyadari tidak semua
wanita hamil terikat dan sanggup untuk sendiri menghadapi semua keadaan saat ia
hamil.
2.
Situasi tempat tinggal
Dapatkan informasi tentang tempat
tinggal klien, seberapa kali ia pindah, seperti apa rumahnya, jumlah individu,
keamanan lingkungan, dan jika diindikasikan, apakah tersedia cukup makanan
didalam rumah,dan keadaan lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih dan
terhindar dari berbagai sumber penyakit.
3.
Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah
penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk
mengkaji potensi kelainan premature dan pajanan terhadap bahaya lingkungan
kerja, yang dapat merusak janin.
4.
Pendidikan, minat, hobi, dan tujuan
Tanyakan pendidikan tertinggi yang
klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panging. Informasi ini
membantu klinis memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan
baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis,
memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, membuat keramik,
dan berkebun akan diidentifikasi.
5.
Pilihan agama
Tanyakan pilihan agama klien dan
berbagai praktik terkait-agama yang harus diobservasi.Informasi ini dapat
menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien,
tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin
tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.
6.
Hewan peliharaan
Tanyakan jenis dan jumlah hewan
peliharaan ditempat tinggal klien.Hewan peliharaan yang berpotensi menimbulkan
bahaya dan penyakit harus didiskusikan.
7.
Sumber dukungan dan perencanaan kehamilan
Tanyakan siapa yang dapat klien
andalkan untuk memberinya dukungan.Pada saat tertentu wanita mungkin menjawab
tidak seorangpun. Dengan demikian , kunjungan yang lebih lama dan lebih sering
serta berfokus pada upaya mencari dukungan emosional dan menjalin hubungan
dengan sumber komunitas yang tepat harus dijadwalkan jika memungkinkan dan
tanyakan pada klien apakah kehamilan ini direncanakan atau tidak.
8.
Sumber stress
Faktor-faktor yang umum menjadi
sumber steres pada wanita hamil ialah biaya, pemukiman, kenakalan anak, dan masalah
hubungan dengan pasangan atau anggota keluarga lain.pertanyaan, “ apakah sumber
utama stress anda saat ini?” akan memb antu klinisi memahami beberapa factor
yang mempengaruhi kehidupan dan kehamilan klien.
Hasil
NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1
minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%).Hasil NST yang non-reaktif disertai
dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya
deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%.Hasil NST yang
meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam. Oleh karena rendahnya nilai
sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi
lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada
kontraindikasi.
Amniosentesis
Amniosintesis
adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan memasukkan trocar halu dan
kanula yang steril ke dalam cavitas amnii melewati dinding abdomen dan dinding
uterus.Sel-sel fetus dilepaskan kedalam amnion dan dapat dikaji untuk penentuan
jenis kelamin dan kesehatan fetus.Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak
plasenta harus ditetapkan sebelum amniosentesis. Kajian-kajian berikutnya akan
dilakukan pada specimen cairan yang di aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai
18 minggu. Hasil analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3
minggu.Dan uji dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari
hasil yang terlalu lama ini.
c.
Menentukan Diagnosa
1.
Menetapkan Normalitas Kehamilan
adalah kehamilan dimana ibu dalam
keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetrik buruk, ukuran uterus sama/sesuai
usia kehamilan serta hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium normal. Lamanya
kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira‑kira 280 hari (40
minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini
disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu
disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan prematur. Kehamilan yang terakhir ini akan mempengaruhi viabilitas
(kelangsungan hidup) bayi yang dilahirkan, karena bayi yang terlalu muda
mempunyai prognosis buruk.
2.
Membedakan Antara Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dan Kemungkinan Komplikasi
Tidak semua wanita mengalami
ketidaknyamanan akibat kehamilan yang disebutkan dibawah ini, akan tetapi tidak
sedikit juga wanita yang mengalami ketidaknyamanan tersebut.
a.
Rasa letih
Rasa letih sering terjadi selama
trimester pertama tanpa diketahui penyebabnya. Salah satu sangkaan yang diajukan
ialah penurunan awal dalam laju metabolik dasar pada awal-awal kehamilan,
tetapi mengapa hal itu terjadi tidaklah jelas. Untunglah hal ini hanya
merupakan ketidaknyamanan yang terbatas, biasanya akan lenyap pada akhir
trimester pertama. Namun, hal tersebut bisa mempunyai efek meningkatkan
intensitas respon psikologis yang dialami wanita selama masa tersebut.
b.
Punggung Atas Sakit (bukan karena penyakit)
Sakit punggung bagian atas bisa
terjadi selama trimester pertama oleh karena pertambahan ukuran dan akibat
beratnya payudara, yang juga merupakan pertanda presumtif kehamilan.
c.
Kram Kaki
Alasan-alasan fisiologis dari kram
di kaki ini tidaklah jelas diketahui. Selama sekian tahun, kram di kaki
dianggap disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya konsumsi kalsium atau
ketidakseimbangan dalam perbandingan kalsium-fosfor didalam tubuh, tetapi semua
penyebab ini sekarang tidak lagi dinyatakan demikian dalam literatur-literatur
saat ini.
Satu aliran lain menganggap bahwa
uterus yang membesar memberikan tekanan pada pembuluh-pembuluh darah panggul,
dan dengan demikian mempengaruhi sirkulasi, atau pada syaraf saat mereka
meresap melalui foramen obturator dalam perjalanannya ke tungkai bagian bawah.
d.
Edema Tungkai
Edema (penimbunan cairan atau
bengkak) tungkai adalah akibat sirkulasi vena yang terganggu serta tekanan vena
yang meningkat didalam tungkai bagian bawah. Gangguan-gangguan sirkulasi ini
adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar pada pembuluh-pembuluh vena
panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau berdiri serta pada vena
cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak.
e.
Varikositas/varises
Edema (penimbunan cairan atau
bengkak) tungkai adalah akibat sirkulasi vena yang terganggu serta tekanan vena
yang meningkat didalam tungkai bagian bawah. Gangguan-gangguan sirkulasi ini
adalah disebabkan tekanan dari uterus yang membesar pada pembuluh-pembuluh vena
panggul pada saat wanita tersebut sedang duduk atau berdiri serta pada vena
cava inferior ketika wanita tersebut berbaring menggeletak.
3. Mengidentifikasi Tanda dan Gejala
Penyimpangan dari Keadaan Normal
Deteksi dini terhadap komplikasi
kehamilan adalah upaya penjaringan yang dilakukan untuk menemukan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Berikut ini merupakan tanda dan gejala
bahaya yang menyimpang dari keadaan normal atau mengarah pada komplikasi,
yaitu:
1.
Perdarahan pervaginam
2.
Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang
3.
Perubahan visual secara tiba-tiba (mata berkunang-kunang)
4.
Pembengkakan pada wajah dan tangan
5.
Sakit abdomen atau nyeri pada ulu hati yang hebat
6.
Pergerakan bayi berkurang tidak seperti biasanya atau bahkan tidak ada
pergerakan
4.
Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan Belajar
Pada
setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana
mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke klinik
dengan segara jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari beberapa
pengalaman, akan lebih baik memberikan pendidikan kepada ibu dan anggota
keluarga khususnya pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan didampingi
untuk mendapatkan asuhan. Enam tanda-tanda bahaya selama periode antenatal
adalah:
a.
Perdarahan vagina
b.
Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
c.
Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)
d.
Nyeri abdomen yang hebat
e.
Bengkak pada muka atau tangan
f.
Bayi kurang bergerak seperti biasa
d. Mengembangkan
Perencanaan Asuhan yang Komprehensif
1.
Menetapkan Kebutuhan Test Laboratorium
Tujuan test laboratorium adalah
untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi dalam kehamilan. Macam test laboratorium
dalam asuhan kehamilan yang merupakan kompetensi bidan adalah:
a.
Tes hemoglobin darah (Hb)
Tujuan: untuk mengetahui kadar Hb
pada ibu hamil dan untuk mendeteksi anemia gravidarum.
b. Tes
urin protein
Tujuan: untuk mengetahui kadar
protein dalam urin dan untuk mendeteksi pre eklamsia dalam kehamilan.
c.
Tes glukosa urin
Tujuan: untuk mengetahui kadar
glukosa dalam urin dan untuk mendeteksi diabetes mellitus gravidarum
2.
Menetapkan Kebutuhan Belajar
Penuntun
belajar digunakan untuk melatih keterampilan dalam pencapaianelemen-elemen
kompetensi oleh mahasiswa secara individual.Mulai dari latihandi laboratorium
keterampilan sampai saat melaksanakan praktik klinik kebidanan.Bimbingan
keterampilan untuk mencapai kompetensi di laboratoriumketerampilan asuhan
kebidanan baru bisa dilaksanakan atau diikuti oleh seorangmahasiswa bila
mahasiswa tersebut telah mengikuti perkuliahan seluruh materikuliah asuhan
kehamilan (mata kuliah asuhan ibu I). Dalam perkuliahan tersebutmahasiswa
mendapat teori tentang teori tentang fisiologi kehamilan, pertumbuhankehamilan
dari bulan ke bulan, kebutuhan fisik dan psikologis ibu selamakehamilan,
perubahan fisik dan psikologis ibu selama hamil, perubahan fisik dan psikologis
ibu dalam masa kehamilan, teori tentang pendekatan dalam asuhankehamilan
(Manajemen Varney) dan dokumentasi asuhan kehamilan. Dalam perkuliahan juga
dilakukan demonstrasi dan simulasi keterampilan yangmendukung kompetensi yang
akan dilatih atau dipelajari.
3.
Menetapkan Kebutuhan untuk Komplikasi Ringan
Pengobatan
yang diberikan oleh bidan pada dasarnya bersifat pertolongan sementara sebelum
dirujuk ke dokter, atau tindak lanjut pengobatan sesuai advis dokter. Pemberian
obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan diperbolehkan, sepanjang
sesuai dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan segera merujuk pada dokter.
Bidan diperkenankan menyerahkan obat kepada pasien sepanjang untuk keperluan
darurat dan sesuai dengan protap. Berdasarkan Permenkes HK 02.02/149/ 2010 dalam beberapa kasus, bidan dalam menghadapi ketidaknyamanan dalam kehamilan
yang masih dalam batasan fisiologis diperbolehkan memberikan pengobatan dengan
obat-obat bebas, seperti
vitamin, paracetamol dan asam mefenamat. Pemberian asam folat sangat diperlukan
pada kehamilan trimester 1 ini. Pemberian tablet Fe diperlukan, namun bila ibu
merasa mual, sebaiknya diundur hingga mualnya hilang. Dalam
menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan dalam kehamilan harus
berdasarkan Kep Menkes No 900 tahun 2002 tentang registrasi dan kewenangan
praktik bidan dan standar pelayanan kebidanan (SPK). Di antaranya yaitu
penanganan abortus iminens, pre eklamsia, Hyperemesis gravidarum dan anemia
dalam kehamilan.
4.
Menetapkan Kebutuhan Konsultasi atau Rujukan pada Tenaga Profesional lainnya
Pelayanan
kebidanan rujukan yaitu merupakan pengalihan tanggung jawab pelayanan oleh
bidan kepada sistem pelayanan yang lebih tinggi atau lebih kompeten ataupun
pengambil alihan tanggung jawab pelayanan atau menerima rujukan dari penolong
persalinan lainnya seperti rujukan atau tanggung jawab dokter. Dalam situasi
dimana rujukan yang di lakukan oleh bidan kepada dokter untuk menangani klien
yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam pengalihan tanggung
jawab diserahkan sepenuhnya kepada dokter.
1.
Tujuan rujukan
a.
Agar setiap klien mendapat perawatan dan pertolongan yang lebih baik
b.
Menjalin kerjasama dengan cara merujuk klien atau mendapatkan perlengkapan
laboratorium yang memiliki fasilitas lebih lengkap upaya mendapatkan hasil test
laboratorium yang lebih meyakinkan.
2.
Hal-hal yang dapat dirujuk
a.
Memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi antar dokter
b.
Rujukan atas kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas
c.
Merujuk klien yang sedang menghadapi kasus atau masalah reproduksi, seperti
kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis.
3.
Hasil informasi dari kegiatan rujukan
a.
Membahas secara lengkap data-data medis klien yang telah dikirim dan advis
rehabilitas kepada unit yang mengirim
b.
Menjalin kerjasama sistem pelaporan tentang data-data medis pada umumnya dan
data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya mengenai kematian maternal
dan periental
5.
Menetapkan Kebutuhan untuk Konseling Spesifik atau Anticipatory Guidence
Konseling asuhan kehamilan merupakan suatu proses pemberian bantuan oleh
bidan kepada ibu hamil, yang dilaksanakan lewat tatap muka dalam bentuk
wawancara, dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan
kehamilannya, pemahaman diri tentang permasalahan yang sedang dihadapi, dan
penyusunan rencana pemecahan masalah yang sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya. Panduan antisipasi (anticipatory guidance) selama periode antepartum sangat
berhubungan dengan ketidaknyamanan yang umum dirasakan selama kehamilan dan
cara penangannannya, persiapan menjadi orang tua, tanda bahaya, perubahan –
perubahan secara fisik dan psikologis, serta pertumbuhan dan perkembangan
janin. Beberapa informasi wajib diketahui, namun tidak semua informasi harus
diberikan sekaligus, sesuaikan dengan kebutuhan ibu dan tanyakan kepada ibu hal
– hal yang ingin ia ketahui. Joyce Roberts menyarankan untuk menggunakan urutan
prioritas sebagai berikut :
a.
Informasi merupakan tanggapan dari pertanyaan tertentu yang diberikan oleh ibu
b.
Informasi penting yang wajib diketahui karena berhubungan dengan keamanan diri
dan bayinya
c.
Panduan antisipasi yang akan memfasilitasi upaya wanita untuk mrnghadapi
kehamilannya
d. Informasi tambahan yang berhubungan dengan perkembangan kehamilan,
kebijakan institusi yang dapat membantu tetapi tidak berkaitan dengan wanita
itu sendiri
Dalam
menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik, harus di sesuaikan dengan
permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan
fisik maupun pemeriksaan penunjang yang telah di lakukan oleh bidan. Beberapa
kebutuhan konseling yang perlu diberikan pada setiap ibu hamil pada kunjungan
awal adalah pendidikan kesehatan tentang:
a.
Tanda bahaya dalam kehamilan
b.
Gizi pada ibu hamil
c.
Persiapan persalinan
d.
Imunisasi TT
e.
Olahraga
f.
Istirahat
g.
Kebersihan
h.
Pemberian ASI
i.
Aktifitas seksual
j.
Kegiatan sehari-hari dan pekerjaan
k.
Obat-obatan dan merokok
l.
Body mekanik
m. Pakaian dan
sepatu
BAB III
ASUHAN KEHAMILAN
Kunjungan ulang adalah setiap kali
kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama sampai
memasuki persalinan.
a.
Mengevaluasi Data Dasar
Data
dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,
kemampuam klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya terhadap dirinya
sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Bidan
mengevaluasi data dasar yang dipertimbangkan dalam menegakkan diagnosis pada
kunjungan pertama, evaluasi tersebut dapat dicermati pada table berikut ini:
Data Dasar
|
Pertimbangan
untuk
|
Amenore
|
Diagnosis
kehamilan
|
Tanggal
menstruasi terakhir
|
Diagnosis
kehamilan
|
Keluhan
yang disampaikan pasien
|
Pemberian
konseling
|
Hasil
pemeriksaan fisik:
·
Kenaikan BB
·
Tes urine kehamilan (tes HCG) positif
·
Cloasma gravidarum
·
Perubahan pada payudara
·
Linea nigra
·
Tanda Chadwick
·
Tanda hegar
|
Diagnosis
kehamilan
|
b.
Mengevaluasi Keefektifan Manajemen atau Asuhan
Tafsiran dari hasil tindakan yang
telah di ambil adalah penting untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan.
Analisa dari hasil yang dicapai menjadi fokus dari penelitian ketepatan
tindakan. Kalau kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi
dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga dapat mencapai tujuan.
1.
Pengertian
Manajemen
kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang
berfokus pada klien. Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang
utuh dan menyeluruh dari kepada kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen
kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis
untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan
tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien.
2. Standar 7 langkah Varney, yaitu :
Langkah I : Pengkajian
Pada langkah
ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data dapat dilakukan
dengan cara:
a.
Anamnesa
b.
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital
c.
Pemeriksaan fisik
d.
Pemeriksaan penunjang
Bila klien
mengalami komplikasi yang perlu di konsultasikan kepada dokter dalam
penatalaksanaan maka bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah
berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang di hadapi akan
menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya,
sehingga dalam pendekatan ini harus yang komprehensif meliputi data subjektif,
objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi / masukan
klien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah di kumpulkan apakah
sudah tepat, lengkap dan akurat.
Langkah II : Merumuskan masalah/masalah
kebidanan
Pada langkah
ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang
akurat atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat
didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah
sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang
diidentifikasioleh bidan sesuaidengan hasil pengkajian. Masalah juga sering
menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan
dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan.
Langkah III : Mengantisipasi diagnosa/masalah
kebidanan
Pada langkah
ini mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial berdasarkan
diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut
untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah
potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah
atau diagnosa potesial tidak terjadi.
Langkah IV : Menetapkan kebutuhan tindakan
segera
Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan/untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan
kebidanan. Jadi, penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau
kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan
terus-menerus. Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan
tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi
kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk
mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga
harus merumuskan tindakan emergency/segera untuk segera ditangani baik ibu
maupun bayinya. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan
secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan.
Langkah V : Merencanakan asuhan secara
menyaluruh
Pada langkah
ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah
atau diagnosa yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi
klien atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari krangka pedoman antisipasi
terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya,
apakah dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada
masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah
psikologi. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak,
yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien
juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua keputusan yang dikembangkan
dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa
yang akan dilakukan klien.
Langkah VI : Implementasi
Pada langkah
ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah
ke lima dilaksanakan secara aman dan efisien. Perencanaan ini dibuat dan
dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap
bertanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan
berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi,
maka keterlibatan bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap
bertanggung jawab terhadap terlaksananyarencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Pelaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dan asuhan klien
Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
telah diidentifikasidi dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah
proses penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses
pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis,
karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan
dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik
c.
Pengkajian Data Fokus
Pengkajian adalah
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian merupakan dasar utama dalam
memberikan asuhan, oleh karena itu pengkajian harus yang akurat, lengkap,
sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam merumuskan suatu
diagnosa keperawatan dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan respon
individu. Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon
klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup
tindakan yang dilaksanakan pada klien.
1. Riwayat untuk Deteksi Komplikasi dan
Ketidaknyamanan
a.
Riwayat
1.
Menanyakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya
2.
Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang timbul
sejak kunjungan terakhir
3.
Gerakan janin dalam 24 jam terakhir
b.
Deteksi ketidaknyamanan
1.
Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil
2.
Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu
2. Pemeriksaan Fisik
Pada tiap kunjungan ulang antenatal
pemeriksaan fisik berikut dilakukan untuk mendeteksi tiap tanda-tanda keluhan
ibu dan evaluasi pada janin :
a.
Janin :
Ø Denyut
jantung janin. Normal DJJ 120-160 kali per menit. Apabila kurang dari 120 x
atau menitdisebut bradikardi, sedang lebih dari 160 x per menit disebut tathicardi.
Ø Ukuran janin
Ø Dengan cara
Mc. Donald untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian dilakukan
penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus( TFU dalam cm ) – n x 155 =
gram. Bila kepala diatas atau pada ishiadica maka n = 12. Bila kepala dibawah
spina ishiadica maka n =
Ø Letak dan
presentasi
Ø Letak dan
presentasi dapat diketahui dengan menggunakan palpasi. Salah satu cara palpasi
yang sering digunakan adalah menurut Leopold.
1. Leopold I :
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada bagian fundus
2. Leopold II :
Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang dan bagian janin yang
teraba disebelah kiri atau kanan
3. Leopold III
: Untuk menentukan bagian janin yang ada dibawah (presentasi)
4. Leopold IV : Untuk menentukan apakah bagian bawah
janin sudah masuk panggul
b.
Aktivitas/ gerakan janin
Dikenal adanya gerakan 10, yang
artinya dalam waktu 12 jam normal gerakan janin minimal 10 kali.
c.
Ibu
1. Tekanan
darah
2. Berat badan
3. Tanda-tanda
bahaya
4. Tinggi
Fundus Uteri
5. Umur
kehamilan
6. Pemeriksaan
vagina
7. Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan risiko ringan meliputi tes
darah berikut : golongan darah dan factor rhesus (Rh), skrining antibody,
hitung darah lengkap atau hematokrit, rapid plasma regain (RPR), atau tes lain untuk mendeteksi sifilis, titer rubella, HBSAg, dan
HIV. Banyak klinisi juga melakukan kultur urine. Seiring kemajuan kehamilan,
tes tambahan, seperti skrining tripel serum maternal, juga diperlukan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kunjungan awal Kehamilan adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama
kali ibu hamil dari awal kehamilan hingga minggu ke-36. Sedangkan
kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah
kunjungan antenatal pertama sampai persalinan.
B. SARAN
Sebaiknya
ibu hamil rajin memeriksakan kehamilannya untuk mendeteksi dini jika terjadi
komplikasi pada kehamilannya, sehingga keselamatannya dan janinnya tidak
terancam.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Mocthar R, 1998, Sinopsis Obstetri
Cetakan I,EGC, Jakarta.
Ø Hacher/moore, 2001, Esensial
obstetric dan ginekologi, hypokrates , jakarta
Ø Abdul bari saifuddin,, 2001 , Buku
acuan nasional pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo,
Jakarta
Ø Manuaba,Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu kebidanan,penyakit
kandungan dan keluarga berencana, EGC, Jakarta
Ø Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana
perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta
Ø Arif Mansyoer,DKK,1999, Kapita
selecta Kedokteran, Penerbit media aeskulapius FKUI.
Ø Helen Varney,DKK, 2002, Buku Saku
Bidan, cetakan I, EGC, Jakarta
Ø Lynda Jual Carpenito, 2001, Buku Saku
Diagnosa keperawatan edisi 8,EGC,Jakarta.
KMB : III
DOSEN : Ns. MUSRIANI, S.Kep. M.Kes
TUGAS : MAKALAH
“MAKALAH KEHAMILAN”
OLEH :
NAMA
: IRWAN BUDHI UTMO ODE BYO
NIM
: 11.11.912
TINGKAT
: III A
AKADEMI
KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
TAHUN
2014
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR
ISI ......................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1
C. Manfaat Penulisan .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
BAB III ASUHAN KEHAMILAN.................................................................... 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
......................................................................................... 14
B. Saran-saran
......................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................... 15
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “KEHAMILAN”, yang mana makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Muna.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan saran.
Penulis menyadari bahwa, dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap agar
makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan Mahasiswa /Mahasiswi Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna pada umumnya.
Raha, 19 Juli 2014
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar