BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari
respons tubuh, terutama respons kekebalan terhadap penyakit infeksi. Imunologi
adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang
mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan)
pada semua organisme. Imunologi
antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum
baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi
karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun.
B.
TUJUAN MASALAH.
1.
Mengetahui lebih jauh gambaran tentang imunologi.
2.
Mengetahui lebih jauh tentang sistem imun.
3.
Mengetahui apa saja yang mencakup tentang imunologi.
4.
Mengetahui penyakit Imunitas.
C.
RUMUSAN MASALAH.
1.
Apa pengertian imunologi ?
2.
Apa saja yang termasuk dalam sistem imun?
3.
Apa yang dimaksud dengan Antigen dan Antibodi ?
4.
Apa saja macam-macam penyakit Imunitas?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendapat
Para Ahli Tentang Imunologi
Pada tahun 1798, Edward Jenner mengamati bahwa seseorang dapat terhindar
dari infeksi variola secara alamiah, bila ia telah terkontaminasi sebelumnya
dengan cacar sapi (cow pox). Sejak saat itu, mulai dipakailah vaksin
cacar. Dengan ditemukannya mikroskop maka kemajuan dalam bidang
makrobiologi meningkat dan mulai dapat ditelusuri penyebab penyakit
infeksi.Selain itu peneliti Perancis, Charles Richet dan Paul Portier (1901)
menemukan bahwa reaksi kekebalan yang diharapkan timbul dengan menyuntikkan zat
toksin pada anjing tidak terjadi, bahkan yang terjadi adalah keadaan sebaliknya
yaitu kematian sehingga dinamakan dengan istilah anafilaksis (tanpa
pencegahan).
Pada tahun 1873 Charles Blackley mempelajari penyakit hay fever,
yaitu penyakit dengan gejala klinis konjungtivitis dan rinitis, serta melihat
bahwa ada hubungan antara penyakit ini dengan serbuk sari Lalu pada tahun
1911-1914, Noon dan Freeman mencoba mengobati penyakit hay fever dengan
cara terapi imun yaitu menyuntikkan serbuk sari subkutan sedikit demi sedikit.
Sejak itu cara tersebut masih dipakai untuk mengobati penyakit alergi terhadap
antigen tertentu yang dikenal dengan cara desensitisasi.
B.
Pengertian Imunologi
Imunologi adalah ilmuyang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan)
pada semua organisme. Imunologi
memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah
menjadi beberapa subdisiplin seperti : malfungsi sistem imun pada gangguan
imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan
allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen
sistem imun. Imunologi juga di katakan sebagai suatu bidang ilmu yang luas yang
meliputi penelitian dasar dan penerapan klinis , membahas masalah antigen,
antibodi, dan fungsi – fungsi berperantara sel terutama yang berhubungan dengan
imunitas terhadap penyakit , reaksi biologik yang bersifat hipersensitif,
alergi dan penoloakan jaringan asing.
C.
Sistem Imun
Sistem Imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk
mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat
di timbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Imunitas atau kekebalan
adalah sistem mekanisme pada organisme yang
melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan
mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Imunitas atau sistem imun tubuh
manusia terdiri dari imunitas alami atau system
imunnon spesifik dan imunitas
adaptif atau system imun spesifik.
Sistem imun non-spesifik yang alami dan sistem imun spesifik.Sistem imun
non-spesifik telah berfungsi sejak lahir, merupakan tentara terdepan dalam
sistem imun, meliputi level fisik yaitu pada kulit, selaput lendir, dan silia,
kemudian level larut seperti pada asam lambung atau enzim.
Sistem imun spesifik ini meliputi sel B yang membentuk antibodi dan sel T
yang terdiri dari sel T helper, sel T sitotoksik, sel T supresor, dan sel T delayed
hypersensitivity. Salah satu cara untuk mempertahankan sistem imun berada
dalam kondisi optimal adalah dengan asupan gizi yang baik dan seimbang.Kedua
sistem imun ini bekerja sama dengan saling melengkapi secara humoral, seluler,
dan sitokin dalam mekanisme yang kompleks dan rumit.
1.
Imunitas
Alami atau Non spesifik
Sistem imun alami atau sistem imun nonspesifik adalah respon pertahanan
inheren yang secara nonselektif mempertahankan tubuh dari invasi benda asing
atau abnormal dari jenis apapun dan imunitas ini tidak diperoleh melalui kontak
dengan suatu antigen. Sistem ini disebut nonspesifik karena tidak ditujukan
terhadap mikroorganisme tertentu. Selain itu sistem imun ini memiliki respon
yang cepat terhadap serangan agen patogen atau asing, tidak memiliki memori
immunologik, dan umumnya memiliki durasi yang singkat.
Sistem imun nonspesifik terdiri atas pertahanan fisik/mekanik seperti
kulit, selaput lendir, dan silia saluran napas yang dapat mencegah masuknya
berbagai kuman patogen kedalam tubuh; sejumlah komponen serum yang disekresikan
tubuh, seperti sistem komplemen, sitokin tertentu, dan antibody alamiah; serta
komponen seluler,seperti sel natural killer (NK).
2.
Sistem Imun
Adaptif (adaptive immunity system)
Imunitas ini terjadi setelah pamaparan terhadap suatu penyakit infeksi,
bersifat khusus dan diperantarai oleh oleh antibody atau sel limfoid. Imunitas
ini bisa bersifat pasif dan aktif.
a)
Imunitas pasif, diperoleh dari antibody yang telah
terbentuk sebelumnya dalam inang lain.
b)
Imunitas aktif, resistensi yang di induksi setelah
kontak yang efektif denga antigen asing yang dapat berupa infeksi klinis atau
subklinis, imunisasi, pemaparan terhadap produk mikroba atau transplantasi se
lasing.
Sistem Imun Adaptif atau sistem imun nonspesifik mempunyai kemampaun untuk
mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Sistem imun adaptif memiliki
beberapa karakteristik, meliputi kemampuan untuk merespon berbagai antigen,
masing-masing dengan pola yang spesifik; kemampuan untuk membedakan antara
antigen asing dan antigen sendiri; dan kemampuan untuk merespon antigen yang
ditemukan sebelumnya dengan memulai respon memori yang kuat. Terdapat dua kelas
respon imun spesifik :
a)
Imunitas humoral (Humoral immunity), Imunitas humoral
ditengahi oleh sekelompok limfosit yang berdiferiensasi di sumsum tulang,
jaringan limfoid sekunder yaitu meliputi limfonodus, limpa dan nodulus
limfatikus yang terletak di sepanjang saluran pernafasan, pencernaan dan
urogenital.
b)
Imunitas selular (cellular immunity), Sel T mengalami
perkembangan dan pematangan dalam organ timus. Dalam timus, sel T mulai
berdiferensiasi dan memperoleh kemampuan untuk menjalankan fungsi farmakologi
tertentu. Berdasarkan perbedaan fungsi dan kerjanya, sel T dibagi dalam
beberapa subpopulasi, yaitu sel T sitotoksik (Tc), sel T penindas atau supresor
(Ts) dan sel T penolong (Th). Perbedaan ini tampak pula pada permukaan sel-sel
tersebut. Untuk mengetahui cara kerja sel T penindas atau sel T pembunhuh dapat
kita lihat pada tabel dibawah ini.
D.
Antigen dan
Antibodi
1.
Antigen
Antigen merupakan bahan asing yang merupakan target yang akan dihancurkan
oleh sistem kekebalan tubuh. Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi
dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap selnya
sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang
menstimulasi tanggapan imun. Antigen
biasanya berbentuk protein atau polisakarida. Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem
perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika
sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh
terhadap infeksibakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh.
Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan patogen. Sistem
kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga
telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
Pada umumnya, antigen-antigen dapat di klasifikasikan menjadi dua jenis
utama, yaitu antigen eksogen dan antigen endogen.antigen eksogen adalah
antigen-antigen yang disajikan dari luar kepada hospes dalam bentuk mikroorganisme,tepung
sari,obat-obatan atau polutan.Antigen ini bertanggungjawab terhadap suatu
spektrum penyakit manusia, mulai dari penyakit infeksi sampai ke
penyakit-penyakit yang dibenahi secara immologi, seperti pada asma.Antigen endogen adalah antigen yang terdapat didalam tubuh dan meliputi
antigen-antigen berikut:antigen senogeneik (heterolog), antigen autolog dan
antigen idiotipik atau antigen alogenik (homolog). Antigen senogeneik adalah
antigen yang terdapat dalam aneka macam spesies yang secara filogenetik tidak
ada hubungannya, antigen-antigen ini penting untuk mendiagnosa penyakit. Ciri – ciri antigen yang menentukan imunogenitas dalam respon imun :
a)
Keasingan,yaitu imunogen adalah
bahwa zat tersebut secara genetik asing terhadap hospes
b)
Ukuran molekul
c)
Kekompleksian kimia dan struktural
d)
Penentu antigen ( epilop )
e)
Konstitusi genetik inang
f)
Dosis, jalur, dan saat pemberian anti gen.
Pembagian antigen
1.
Berdasarkan
epitop
·
Unditerminan ( univalent )
·
Unideterminan ( multivalent )
·
Multideterminan ( univalent )
·
Multideterminan ( multivalent )
2.
Berdasarkan spesifitas
·
Heteroantigen 4.Antigen organ spesifik
·
Xenoantigen 5.Autoantigen
·
Alloantigen
3.
Berdasarkan
ketergantungan terhadap sel T
·
T dependen
·
T independen
2.
Antibodi
Antibodi adalah protein yang dapat
ditemukan pada darah atau kelenjar tubuhvertebrata lainnya,
dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus. Mereka terbuat dari sedikit
struktur dasar yang disebut rantai. Tiap antibodi memiliki dua rantai berat besar dan dua [rantai ringan]. Antibodi diproduksi
oleh tipe sel darah yang disebut sel B. Terdapat beberapa tipe yang
berbeda dari rantai berat antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang berbeda,
yang dimasukan kedalam isotype yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat
mereka masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh
mamalia, yang memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon imun
yang tepat untuk tiap tipe benda asing yang berbeda yang ditemui. Antibodi
adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan antigen spesifik yang
menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama; digolongkan menurut cara
kerja seperti agglutinin, bakteriolisin, hemolisin, opsonin, atau presipitin.
Antibodi disintesis oleh limfosit B yang telah diaktifkan dengan pengikatan
antigen pada reseptor permukaan sel. Antibodi biasanya disingkat penulisaanya
menjadi Ab.(Dorlan).
3.
Interaksi
Antigen dan Antibodi
Interaksi Antigen dan Anti
bodiadalahsebagaiberikut :
1.
Reaksi ini pada umunya spesifik,biarpun ada beberapa
ditemukan reaksi silang (cross – reaction)
2.
Pengabunggan antara antigen – antibodi adalah erat
sekali, tetapi seringkali reversible.
3.
Antigen dan antibodi bergabung dalam jumlah yang
variabel ( Danysz phenomenon )
4.
Antigen dan antibodi adalah suatu reaksi kimia, karena
yang bergabung adalah gugus – gugus spesifik dari kedua regens.
5.
Dari suatu antigen dengan antiserumnya dapat
diperihatkan tipe – tipe reaksi serologic yang berbeda, mungkin disebabkan oleh
molekul – molekul antibodi yang sama sering merefleksikan yang berbeda.
E.
Imunologi
Imunolgi terbagi menjadi 2 yaitu
imunologi infeksi dan imunologi kanker.
1.
Imunologi infeksi
Bila suatu mikroorganisme menembus kulit atau selaput lendir, maka tubuh
akan mengerahkan keempat komponen sistem imun untuk menghancurkannya, yaitu
antibodi fagosit, komplemen dan sel – sel sistem imun. Bila suatu antigen
pertama masuk kedalam tubuh, dalam beberapa hari pertama antibodi dan sel
sistem imun spesifik lainnya lainnya belum memberikan respons. Tetapi komplemen
dan pagosit serta komponen imun nonspesifik lainnya dapat bekerja langsung
untuk menghancurkannya.
2.
Imunulogi kanker
Peran penting imunitas lainnya adalah untuk menemukan dan menghancurkan tumor. Sel tumor menunjukan antigen yang
tidak ditemukan pada sel normal. Untuk sistem imun, antigen tersebut muncul
sebagai antigen asing dan kehadiran mereka menyebabkan sel imun menyerang sel
tumor. Antigen yang ditunjukan oleh tumor memiliki beberapa sumber; beberapa
berasal dari virus onkogenik seperti papillomavirus, yang
menyebabkan kanker leher rahim, sementara lainnya adalah protein organisme sendiri
yang muncul pada tingkat rendah pada sel normal tetapi mencapai tingkat tinggi
pada sel tumor. Salah satu contoh adalah enzim yang disebut tirosinase yang ketika ditunjukan pada tingkat
tinggi, merubah beberapa sel kulit (seperti melanosit) menjadi tumor yang disebut melanoma. Kemungkinan sumber ketiga antigen
tumor adalah protein yang secara normal penting untuk mengatur pertumbuhan dan
proses bertahan hidup sel, yang umumnya bermutasi menjadi kanker membujuk
molekul sehingga sel termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel
tumor.Sel yang termodifikasi sehingga meningkatkan keganasan sel tumor disebut onkogen.
F.
Penyakit
Imunitas
Mekanisme Imun/kekebalan tubuh merupakan sistim pertahanan tubuh yang
terintegrasi sejak awal konsepsi (pembuahan).merupakan sistim pertahanan tubuh
yang sudah merupakan software bawaan. Tetapi sistim imun tersebut dapat juga
berubah menjadi suatu penyakit yang dalam beberapa jenis tidak
bisadisembuhkan.Contoh : Saat udara dingin, sering kita mengalami hidung
tersumbat, bersin2 pada saluran nafas kita (hidung), ini merupakan mekanisme
untuk menghangatkan dan melembabkan udara luar yang kita hirup kedalam
paru-paru, tetapi pada orang – orang tertentu, justru udara dingin tersebut
akan memicu timbulnya reaksi yang berlebihan, yaitu timbulnya serangan sesak
nafas (astma), bisa juga timbulnya gatal - gatal di sekujur tubuh
(biduren/urtikaria). Berikut ini merupakan penyakit akibat merendahnya sistem
imun.
1.
Hipersensivitas
Hipersensivitas adalah reaksi imun yang patologik, terjadi akibat respons
imun yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakaan jaringan tubuh. Reaksi
tersebut oleh Gell dan Coombs dibagi dalam 4 tipe reaksi berdasarkan kecepatan
dan mekanisme imun yang terjadi, yaitu tipe I, II, III dan IV. Reaksi itu dapat
terjadi sendiri – sendiri, tetapi klinik sering dua atau lebih jenis tersebut
terjadi bersama.
2.
Autoimunitas
Autoimunitas atau hilangnya toleransi ialah reaksi sistem imun terhadap
antigen jaringan sendiri. Antigen tersebut disebut autoantigen sedangkan
antibodi yang dibentuk disebut autoantibodi. Penyakit autoimun dapat dibagi
atas beberapa golongan, yaitu :
a)
Berdasarkan organ ; terdiri atas penyakit autoimun
organ spesifik dan non organ spesifik.
b)
Berdasarkan mekanisme ; penykit autoimun melalui
antibodi ( anemia hemolitik autoimun, miastenia gravis dan tirotoksikosis ),
penyakit autoimun melalui kompleks imun ( LES, AR ), penyakit autoimun melalui
sel T dan penyakit autoimun melalui komplemen.
3.
HIV AIDS
AIDS adalah singkatan dari acquired immunedeficiency syndrome,
merupakan sekumpulan gejala yang menyertai infeksi HIV. Infeksi HIV disertai
gejala infeksi yang oportunistik yang diakibatkan adanya penurunan kekebalan
tubuh akibat kerusakan sistem imun. Sedangkan HIV adalah singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus.
a)
Gejala Infeksi HIV/ AIDS
1)
Infeksi akut : flu
selama 3-6 minggu setelah infeksi, panas dan rasa lemah selama 1-2 minggu. Bisa
disertai ataupun tidak gejala-gejala seperti:bisul dengan bercak kemerahan
(biasanya pada tubuh bagian atas) dan tidak gatal. Sakit kepala, sakit pada
otot-otot, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar, diare (mencret),
mual-mual, maupun muntah-muntah.
2)
Infeksi
kronik : tidak menunjukkan gejala. Mulai 3-6 minggu setelah infeksi sampai 10
tahun.
3)
Sistem imun berangsur-angsur turun, sampai sel T CD4
turun dibawah 200/ml dan penderita masuk dalam fase AIDS.
4)
AIDS merupakan kumpulan gejala yang menyertai infeksi
HIV. Gejala yang tampak tergantung jenis infeksi yang menyertainya.
Gejala-gejala AIDS diantaranya : selalu merasa lelah, pembengkakan kelenjar
pada leher atau lipatan paha, panas yang berlangsung lebih dari 10 hari,
keringat malam, penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya,
bercak keunguan pada kulit yang tidak hilang-hilang, pernafasan pendek, diare
berat yang berlangsung lama, infeksi jamur (candida) pada mulut,
tenggorokan, atau vagina dan mudah memar/perdarahan yang tidak bisa dijelaskan
penyebabnya.dan berat badan berangsur – angsur menurun.Berdasarkan penjelasan
diatas untuk lebih mengetahui
b)
Epidemiologi
Adanya infeksi menular seksual (IMS) yang lain (misal GO, klamidia), dapat
meningkatkan risiko penularan HIV (2-5%). HIV menginfeksi sel-sel darah sistem
imunitas tubuh sehingga semakin lama daya tahan tubuh menurun dan sering
berakibat kematian. HIV akan mati dalam air mendidih/ panas kering (open)
dengan suhu 56oC selama 10-20 menit. HIV juga tidak dapat hidup
dalam darah yang kering lebih dari 1 jam, namun mampu bertahan hidup dalam
darah yang tertinggal di spuit/ siring/ tabung suntik selama 4 minggu. Selain
itu, HIV juga tidak tahan terhadap beberapa bahan kimia seperti Nonoxynol-9,
sodium klorida dan sodium hidroksida.
c)
Dampak HIV/ AIDS
Dampak yang timbul akibat epidemi HIV/ AIDS dalam masyarakat adalah :
menurunnya kualitas dan produktivitas SDM (usia produktif=84%); angka kematian
tinggi dikarenakan penularan virus HIV/ AIDS pada bayi, anak dan orang tua;
serta adanya ketimpangan sosial karena stigmatisasi terhadap penderita HIV/
AIDS masih kuat.
d)
Cara Penularan
HIV hanya bisa hidup dalam cairan tubuh seperti : darah, cairan air mani
(semen), cairan vagina dan serviks, air susu ibu maupun cairan dalam otak.
Sedangkan air kencing, air mata dan keringat yang mengandung virus dalam jumlah
kecil tidak berpotensi menularkan HIV.Cara penularan HIV AIDS antara lain :
1)
Hubungan seksual dengan orang yang mengidap HIV/AIDS,
berhubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti dan tidak menggunakan alat
pelindung (kondom).
2)
Kontak darah/luka dan transfusi darah – Kontak
darah/luka dan transfusi darah yang sudah tercemar virus HIV.
3)
Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik – Penggunaan
jarum suntik atau jarum tindik secara bersama atau bergantian dengan orang yang
terinfeksi HIV.
4)
Dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang
dikandungnya.
5)
HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk, orang
bersalaman, berciuman, berpelukan, tinggal serumah, makan dam minum dengan
piring-gelas yang sama.
e)
Cara Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan ditujukan kepada seseorang yang mempunyai
perilaku beresiko, sehingga diharapkan pasangan seksual dapat melindungi
dirinya sendiri maupun pasangannya. Adapun caranya adalah dengan tidak
berganti-ganti pasangan seksual (monogami), penggunaan kondom untuk
mengurangi resiko penularan HIV secara oral dan vaginal. Pencegahan pada
pengguna narkoba dapat dilakukan dengan cara menghindari penggunaan jarum
suntik bersamaan dan jangan melakukan hubungan seksual pada saat high
(lupa dengan hubungan seksual aman). Sedangkan pencegahan pada ibu hamil yaitu
dengan mengkonsumsi obat anti HIV selama hamil (untuk menurunkan resiko
penularan pada bayi) dan pemberian susu formula pada bayi bila ibu terinfeksi
HIV. Serta menghindari darah penderita HIV mengenai luka pada kulit, mulut
ataupun mata.
f)
Pengobatan HIV/ AIDS
Pengobatan HIV/ AIDS yang sudah ada kini adalah dengan pengobatan ARV
(antiretroviral) dan obat-obat baru lainnya masih dalam tahap penelitian.Jenis
obat-obat antiretroviral :
1.
Attachment
inhibitors(mencegah perlekatan virus pada sel host) dan fusioninhibitors
(mencegah fusi membran luar virus dengan membran sel hos). Obat ini adalah
obat baru yang sedang diteliti pada manusia.
2.
Reverse
transcriptase inhibitors atau RTI, mencegah
salinan RNA virus ke dalam DNA sel hos. Beberapa obat-obatan yang dipergunakan
saat ini adalah golongan Nukes dan Non-Nukes.
3.
Integrase
inhibitors,menghalangi kerja enzim integrase yang
berfungsi menyambung potongan-potongan DNA untuk membentuk virus
4.
Protease
inhibitors (PIs), menghalangi
enzim protease yang berfungsi memotong DNA menjadi potongan-potongan
yang tepat. Golongan obat ini sekarang telah beredar di pasaran (Saquinavir,
Ritonavir, Lopinavir, dll.).
5.
Immune stimulators (perangsang imunitas)
tubuh melalui kurir (messenger) kimia, termasuk interleukin-2 (IL-2),
Reticulose, HRG214. Obat ini masih dalam penelitian tahap lanjut pada manusia.
6.
Obat antisense, merupakan
“bayangan cermin” kode genetik HIV yang mengikat pada virus untuk mencegah
fungsinya (HGTV43).
G.
Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi adalah pemberian kekebalaan tubuh terhadaap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya
akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga
untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan pada anak-anak karena sistem
kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa,sehingga rentang
terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan
satu kali tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai
penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak. Tujuan dari
diberikannya suatu imunitas dari immunisasi adalah untuk mengurangi angka
penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa
menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari
dengan imunisasi yaitu seperti Hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus,
batuk rejan, gondongan, cacar air, dan TBC. Imunisasi pada balita atau anak –
anak dapat kita lakukan untuk membuat system imun dalam tubuh anak menjadi
lebih baik.
Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan
virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan
cara suntik atau minum. Telah bibit penyakit masuk pada tubuh kita maka tubuh
akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan membentuk
antibodi.Imunisasi dapat dibagi jadi 2 jenis, yakni imunisasi pasif dan
imunisasi aktif.
1.
Imunisasi Pasif
Imunisasi ini terjadi bila seseorang menerima antibodi atau produk sel
lainnya dari orang lain yang telah mendapat imunisasi aktif atau dengan kata
lain merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit.
2.
Imunisasi Aktif
Pada imunisasi aktif, respon imun dapat terjadi setelah seseorang terpasang
dengan antigen. Imunisasi aktif kekebalanya didapat dari pemberian bibit
penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasaa guna membentuk
antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.Transfer
sel yang imunokompeten kepala pejamu yang sebelumnya imuninkompeten, disebut
transfer adaptif Imunisasi dapat terjadi.
3.
Imunosupresif
Senyawa yang menghambat
respon imun adaptif disebut obat imunosupresif. Mereka digunakan terutama dalam
pengobatan graft penolakan dan penyakit autoimun yang parah. Imunosupresan adalah obat
yang diberikan untuk menekan respon alami sistem kekebalan
tubuh. Imunosupresan diberikan kepada pasien transplantasi
untuk mencegah penolakan organ dan kepada pasien
penyakit autoimun seperti lupus.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem Imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar Biologis yang
dilakukan oleh sil dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan
bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri
dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing dalam tubuh. Jika
sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu,
dapa berkembang dalam tubuh.
B.
SARAN
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang
diharapkan, karena masih terbatasnya pengetahuan penulis. Olehnya itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Makalah ini perlu dikaji
ulang agar dapat sempurna dan makalah ini harus digunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø putriiandynii.blogspot.com/2014/01/makalah-imunologi.html
Ø ml.scribd.com/doc/46134656/Imunisasi-Pasif-Dan-Aktif
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan
kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
Makalah Kebidanan tentang Sistem Imunologi.
Kami berharap makalah ini dapat
berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi yang membaca makalah ini.
Selain itu kami juga berharap makalah ini digunakan sebagai mana mestinya.
Penulis sadar bahwa memiliki banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapakan
segala saran, kritik dan masukan yang membangun untuk proses dimasa yang akan
datang.
Raha, 07
September 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
iii
1
1
1
1
2
2
2
3
5
7
8
12
14
14
14
|
KATA
PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..... ......................................................................1
A.
Latar Belakang ........... ................................................................1
B.
Tujuan masalah ............................................................................. 1
C.
Rumusan masalah ....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 2
A.
Pendapat Para Ahli Tentang Imunologi ..................................... ..2
B.
Pengertian Imunologi
............................................................... ..2
C.
Sistem Imun
............................................................................. ..3
D.
Antigen dan Antibodi
................................................................ ..5
E.
Imunologi ....................................................................... ............7
F.
Penyakit Imunitas ....................................................................... .8
G.
Imunisasi
.................................................................................... ..12
BAB IV PENUTUP ................................................................. ..................14
A.
Kesimpulan............................................................... .................14
B.
Saran
............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar