do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Minggu, 03 Juli 2011

Entrepreneurship Menghasilkan Kemandirian

Entrepreneurship menjadi kunci keberhasilan sebuah bangsa, meski demikian kondisi bangsa Indonesia belum cukup memiliki entrepreneur yang memadai. Sekolah atau pendidikan formal seputar entrepreneurhip juga masih minim.Padahal dengan membangun jiwa kewirausahaan sejak dini, masyarakat bisa memberdayakan dirinya dan orang lain. Potensi kewirausahaan ini juga dimiliki para perempuan Indonesia untuk mengembangkan dirinya.
Berdasarkan perspektif inilah, pendiri PT Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, mengajak pemerintah, pihak swasta, maupun organisasi sosial untuk mengembangkan entrepreneurship di Indonesia.
“Entreprenuer adalah manusia yang mau mengembangkan kemampuan diri, potensi diri, mau mandiri tidak ketergantungan pada orang lain, memiliki harga diri, dan mampu membantu orang lain. Jiwa wirausaha seperti ini, kegigihan, dan kerja keras bisa dimiliki siapa saja. Siapa saja bisa mengembangkan entrepreneurship. Jadi semangatnya bukan jadilah pengusaha, tetapi jadilah sesuatu yang berguna dan mandiri,” papar Mooryati kepada Kompas Female di Jakarta, sekaligus menyampaikan pesannya sepulang menghadiri pertemuan tahunan World Entrepreneurship Forum di EMLYON Business School, kota Lyon, Perancis beberapa waktu lalu.
Menurut Mooryati, wirausaha bisa memberdayakan perempuan, terutama ibu rumah tangga. Karena prinsipnya, wirausaha bukan sekadar mencetak pengusaha, tetapi membangun watak dan perilaku yang gigih dan mandiri.
“Ibu rumah tangga, guru, menteri, pengusaha bisa menjadi entrepreneur. Ibu rumah tangga bisa membangun kemandirian dengan kekuatan yang ada. Menjalankan bisnis online dari rumah dengan memanfaatkan teknologi. Guru juga bisa menjadi entrepreneur dengan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mendukung pendidikan dan berguna bagi negara. Para profesor, doktor juga harus memiliki jiwa entrepreneurship karena jika tidak, mereka tak bisa mengajarkan kemandirian,” papar Mooryati.
Masalahnya, semangat dan jiwa entrepreneurship ini belum mewabah di berbagai kalangan. Dikatakan oleh Mooryati, setiap orang membutuhkan dukungan untuk membangun dirinya. Termasuk dalam menumbuhkan kewirausahaan dalam setiap profesi yang dijalaninya.
“Apapun bisa dilakukan untuk memberdayakan diri karena kuncinya ada pada diri sendiri, pada sumber daya manusianya,” lanjutnya.
Untuk mewujudkan pembangunan jiwa kewirausahaan ini, Mooryati bersama organisasi sosial yang digelutinya, Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS), berencana mengadakan pelatihan entrepreneurship ke berbagai kalangan.
“Metode Training of Trainers (ToT) bisa menjadi cara untuk menyebarkan isu pemberdayaan dan pembangunan entrepreneurship ini. Dua hari mengadakan workshop atau ToT menjadi bentuk kegiatannya,” jelas Mooryati yang menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan DNIKS.
Melalu skema inilah, Mooryati yakin pendidikan kewirausahaan bisa dikembangkan di berbagai kalangan dan profesi.(Galeriukm).
Sumber:
http://female.kompas.com/read/xml/2010/12/28/1220127/entrepreneurship.ajarkan.kemandirian.bukan.sekadar.menjadi.pengusaha

Tidak ada komentar: