do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Kamis, 28 Juli 2011

Untuk Sukses Butuh Pengorbanan

Sudah menjadi pemahaman kebanyakan orang bahwa kesuksesan tidak bisa diraih dengan cuma-cuma. Kesuksesan memerlukan pengorbanan, entah itu seberapa besar pengorbanannya. Dan biasanya buah kesuksesan paralel dengan seberapa besar pengorbanan telah dikeluarkan. Inilah keadilan Tuhan bagi umatnya. Maka dalam membangun bisnis hal penting yang harus dilakukan adalah kesediaan untuk berkorban demi kesuksesan bisnis itu sendiri. Berkorban memang berat namun jika anda memiliki modal keinginan besar untuk sukses, tidak sulit untuk melakukannya.
Meski bisnis yang anda kelola adalah usaha sampingan, namun bukan berarti anda bisa seenaknya saja menjalaninya. Jika mau sukses, berikan porsi waktu, tenaga, pikiran dan lain-lain secara konsisten. Namun demikian bukan berari anda mengesampingkan pekerjaan pokok.
Untuk sukses dalam bidang bisnis maupun bidang kehidupan lainnya minimal anda harus siap mengorbankan tiga hal yaitu mengorbankan kesenangan, korban waktu dan kesenangan. Meski anda berkorban bukan berarti anda akan kehilangan ketiganya. Justru ini adalah modal usaha anda untuk memetik keberhasilan usaha.

Mengorbankan Kesenangan

Ada sebuah kalimat bijak yang sangat bagus, “Orang sukses pun sebenarnya enggan melakukan hal-hal yang enggan dilakukan oleh orang-orang yang tidak sukses. Hanya saja mereka tetap mau melakukannya, meskipun situasinya tidak menyenangkan baginya”.
Artinya, kalau kita perhatikan mereka yang sukses, mereka pun malas untuk berlatih, malas untuk bangun pagi serta malas untuk mengontak orang banyak demi kesuksesannya. Namun, karena mereka berfokus pada pencapaiannya, maka situasi yang seberat apa pun, mereka bersedia jalani.
Dalam istilah motivasi, kemampuan untuk menunda kesenangan demi suatu tujuan yang lebih penting atau lebih besar sering kali disebut sebagai delay gratifi cation atau dalam bahasa Indonesianya  kemampuan menunda keinginan.
Memang sulit rasanya kalau kita ingin melihat ada yang mau sukses, tetapi tidak mau mengorbankan kesenangannya. Misalnya saja, diceritakan bagaimana Arnold Schwarzenegger bercerita bagaimana dia harus rela makan makanan yang bergizi tinggi tetapi ‘tidak lezat’ selama bertahun-tahun demi mendapatkan tubuhnya yang bagus.
Kesenangan ini memang akhirnya dilupakan, ditunda, dan dikesampingkan oleh mereka yang ingin meraih sesuatu. Namun, sebagai balasannya, akhirnya tatkala apa yang ingin mereka raih itu bisa diperoleh, maka kesenangannya pun menjadi berlipat ganda.

Mengorbankan Waktu

Diceritakan, sementara rekan-rekannya telah pulang ke rumah, Michael Jordan seringkali memaksa dirinya berlatih lebih panjang lagi. Begitulah, sukses juga berarti berlatih dan belajar lebih keras dan itulah yang dilakukan oleh mereka yang akhirnya meraih kesuksesan dan keberhasilan yang lebih baik.
Rata-rata, mereka bersedia memberikan wak tu yang lebih lama dan lebih panjang untuk menyempurnakan kemampuan serta keterampilan mereka, melebihi mereka yang biasa-biasa saja. Akibatnya, pada saat mereka tam pil, memang mereka kelihatannya begitu mudah dan begitu gampang melakukannya. Namun di balik penampilan mereka yang tampaknya begitu mudah terdapat rahasia latihan selama berjam-jam hingga bertahun-tahun.
Pada saat raja pop Michael Jackson me ninggal, terungkap banyak sekali sisi lain dibalik ke hidupannya. Salah satunya, adalah soal perilakunya yang kadang-kadang seperti anakanak. Ternyata memang, sejak kecil, Michael Jackson serta saudaranya yang tergabung da lam The Jackson Five, telah kehilangan masa ke cilnya. Waktu kecil mereka harus dibayar untuk latihan selama berjam-jam di atas panggung.

Mengorbankan Uang

Meskipun tidak semua sukses harus berarti mengorbankan uang, tetapi ada kalanya kita mesti tidak ‘pelit’ untuk bisa meraih apa yang kita inginkan. Untuk berhasil dalam kehidupan, kadang kita harus rela membayar uang sekolah agar mendapatkan ilmu yang akan menunjang kemampuan kita akhirnya.
Sama seperti halnya seorang dokter harus membayar uang sekolah sebelum ia diakui sebagai seorang dokter yang berhasil. Begitu pula, terkadang seorang aktor dan aktris harus membayar uang sekokah untuk mengikuti kursus akting agar bisa tampil lebih baik.
Terkadang untuk berhasil ada uang sekolah yang mesti rela kita bayarkan. Begitu pula, ter kadang, untuk bisa sukses kita mesti rela merogoh kocek dan mengikuti kursus ini dan itu.
Di dunia ini memang tidak ada yang gratis apalagi untuk sebuah kesuksesan. Untuk sukses memerlukan pengorbanan, maka siapkanlah diri anda untuk berkorban untuk menuai sukses dalam hidup.(Galeriukm).
Sumber:
Anthony Dio Martin , http://www.bisnis.com/sosok/23601-tak-ada-sukses-yang-gratis

Tidak ada komentar: