do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Sabtu, 02 Juli 2011

Membangun Citra Produk

PERNAHKAH Anda mendengar atau melihat produk-produk atau suatu bentuk bisnis dengan mengaitkan nama-nama hantu atau setan? Atau mungkin Anda pernah datang sendiri dan membeli produk-produknya? Misalnya, menu makanan, minuman atau rumah makan yang mengaitkan nama produk atau rumah makannya dengan tambahan “setan”, “kuntilanak”, “pocong” dan sebagainya?
Mungkin, untuk beberapa waktu, makanan dan minuman atau rumah makan tersebut terlihat laris karena orang penasaran seperti apakah rumah makan atau bagaimanakah menu makanan atau minuman yang menggunakan kata-kata tambahan tersebut, bagaimana bentuknya, rasanya dan seterusnya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, saya mendapat berbagai informasi bahwa ternyata cukup banyak anak, bahkan orang dewasa, yang tidak mau, bahkan takut.
Ya, benar-benar takut dan tidak mau sama sekali untuk mendatangi rumah makan yang menjual makanan dengan nama yang mengaitkan hantu-hantu tersebut, apalagi memakan atau meminum menu yang ditawarkan. Oleh karena itu, sangat penting untuk membangun citra produk kita sejak awal. Kita tentu tidak ingin produk kita terlihat laris tapi hanya dalam waktu singkat dan akhirnya setelah beberapa waktu ditinggalkan oleh pelanggan. Saya pernah menemui contoh kasusnya. Ada suatu rumah makan yang nama rumah makan dan menunya memakai kata-kata “setan”. Pertama-tama memang agak laris, tapi setelah beberapa waktu ternyata mulai sepi pengunjung.
Kemudian setelah kata “setan” dan yang berkaitan dengan hal-hal berbau hantu diganti dengan kata yang positif, ternyata mulai ada lagi pengunjung yang mendatangi rumah makan tersebut. Sebaliknya, mungkin Anda pernah mendengar atau melihat rumah makan yang memberikan atau menambahkan nama rumah makan atau produknya dengan tambahan kata-kata “sehat”, “healthy”, “berguna dan bermanfaat”, atau “rumah gizi”? Masih banyak lagi kata-kata atau kalimat yang sebenarnya bisa kita gunakan untuk memberikan citra yang lebih positif bagi produk atau bisnis kita agar keberadaan dan kelangsungan produk atau bisnis kita disukai dan tentunya lebih bertahan lama. Sangat penting kiranya untuk memulai memikirkan suatu konsep jangka panjang akan keberadaan produk atau bisnis kita supaya memiliki citra yang positif sehingga produk atau bisnis kita bisa diterima masyarakat secara lebih luas dan lebih langgeng.
Menurut saya, sebagai seorang pengusaha, kita juga memiliki kewajiban moril agar produk atau bisnis kita menguntungkan serta memberikan manfaat bagi banyak orang dan memberikan dampak yang positif bagi pengembangan karakter masyarakat secara luas dalam jangka panjang. Jadi, alangkah baiknya jika kita juga memikirkan apa dampak negatif bila kita tanpa pertimbangan matang membuat suatu produk/bisnis (termasuk membuat tagline, nama produk atau bentuk bisnisnya secara umum dan sebagainya) dan apa dampaknya bagi masyarakat secara luas? Begitu juga apa saja kiranya pengaruh positifnya bagi masyarakat jika kita membangun suatu produk yang benar-benar kita buat dengan tagline, nama, karakter atau tujuan yang lebih positif?
Setelah kita mempertimbangkan hal-hal tersebut dengan baik dan membuat suatu perencanaan yang matang dan lebih positif, saya yakin produk atau bisnis kita akan memiliki citra yang lebih baik dan bisa diterima masyarakat secara luas dalam waktu yang lebih langgeng. Tentu saja dengan terus melakukan perbaikan kualitas dan pelayanan secara keseluruhan.(Galeriukm).
Sumber:
http://economy.okezone.com/read/2010/12/26/23/407202/23/pentingnya-membangun-citra-produk

Tidak ada komentar: