do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Rabu, 20 Januari 2016

MAKALAH BIOLOGI “SYSTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA DAN HEWAN



MAKALAH BIOLOGI
“SYSTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA DAN HEWAN”













 











DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
XI IPA4

µ INTAN DHARMAWATI H.
µ WD.ASTIKA T.
µ MUH. NUR RAMADHAN
µ REMON
µ WD. NUR AINUN
µ NINOL ALVAROSET


SMA NEGERI 1 RAHA
2016/2017


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Bernapas adalah proses menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Oksegien tersebut digunakan da;am perombakan sari sari makan menjadi energi.
Pada hewan-hewan tertentu memiliki alat pernapasan alat pernapasan tertentu sesuai dengan perkembangan struktur tubuh dan tempat hidupnya. Mamalia, reptile, dan amphibia memiliki saluran pernapasan berupa paru-paru. Cacing dan amphibia mwmiliki kulit yang berfungsi juga sebagai tempat pertukaran gas. Ikan menggunakan system insang.sebagian besar Anthropoda , terutama serangga, telah memiliki system saluran pernapasan. Meskipun demikian, terdapat kelebihan dan kekurangan pada setiap mekanisme pernapasan yang didmiliki oleh setiap makhluk.
Respirasi eksternal, meliputi proses pengambilan O2dan pengeluaran CO2 serta uap air. Pernapasan internal terjadi di dalam sel, melalui rongga tubuh.
Sedangkan system pernapasan pada manusia meliputi berbagai organ pernapasan. Jalur pernapasan pada manusia yaitu rongga hidung – faring – trakea -bronkus - bronkiolus - alveolus – sel-sel tubuh.

B.  Rumusan Masalah

1.     Apa saja organ organ pernapasan pada manusia dan hewan?
2.    Apa saja gangguan pernapasan pada manusia dan hewan?
3.    Apa saja alat pernapasan pada manusia dan hewan ?

C.  Tujuan

1.     Untuk mengetahui pengertian pengertian system pernapasan pada hewan dan manusia
2.    Untuk mengetahui alat-alat pernapasan dan organ-oragan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
3.    Untuk mengetahui mekanisme dan volume pernapasan pada hewan dan manusia
4.    Untuk mengetahui gangguan pernapasan pada manusia.



BAB II
PEMBAHASAN


A.  SYSTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

Pernapasaan adalah peristiawa menghirup oksigen serta menghembuskan karbon dioksida. System pernapasan pada manusia yaitu :

1.    Organ-Organ Pernapasan Pada Manusia

Organ-organ system pernapasan pada manusia ada tujuh. Adapun orang penyusun system pernapasan pada manusia :

a.    Hidung
Struktur berongga disebut dengan dengan rongga hidung (cavum nasalis). Memilik rambut pendek dan tebal untuk menyaring udara dan menangkap kotoran yang masuk besama udara.

b.    Tenggorokan
Tenggorokan berupa suatu pipa yang dimulai dari batang tenggorokan hingga cabang batang tenggorokan.
·         Faring
Persimpangan antara saluran pernapasan pada bagian depan dan saluran pencernaan pada bagian belakang. Faring merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke tenggorokan.
·         Laring
Laring terdapat pada bagian belakang faring. Organ ini terdiri atas Sembilan susun tulang rawan yang berbentuk kotak.
·         Trakea
Fungsi trakea yaitu untuk mendorong debu-debu dan bakteri dengan gerakan silia-silia di trakea.
·         Bronkus
Bronkus terdiri dari dua bagian yaitu, menuju paru paru kanan dan menuju paru paru kiri. Bronkus bercabang lagi menuju bronkiolus. Masing masing cabang tersebut berakhir pada gelembung paru paru atau alveolus.

c.    Paru-paru
Paru-paru terletak di antara rongga dada dan rongga perut terdapat suatu pembatas yang di sebut diafragma yang juga berperan dalam proses pernapasan.
Paru-paru terbagi menjadi paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru merupakan cabang suatu saluran yang ujungnya bergelembung yang disebut alveoli (tunggal : alveolus). Di sinilah terjadi pertukaran gas. Paru-paru kanan lebih besar dibanding paru-paru kiri, karena pada paru-paru kanan terdiri atas tiga belahan seangkan paru-paru kiri terdiri ata 2 belahan.

2.    Mekanisme Pernapasan

Pernapasan dada. Inspirasi dimulai dari mulai dari interkostalis eksterna yang berko ntraksi. Akibatnya, tulang tulang rusuk terangkat ke atas dan menyebabkan rongga dada dan volume paru paru membesar. Sebaliknya, ketika ekspirasi otot interkostalis internal berelasasi sehingga tulang-tulang rusuk menjadi turun dan volume rongga dada pun menurun.
Pernapasan perut. Inspirasi dimulai abdomen bergerak kea rah luar sebagai akibat berkontraksinya otot diafragma yang turun ke bawah secara mendatar, sehingga rongga dada membesar dan menurunkan tekanan udara di paru-paru. Pada saat ekspirasi otot-otot diafragma berelaksasi dengan cara mengndur dan cenderung melengkung ke atas. Akibatnya, tekanan udara di dalam paru-paru menjadi lebih tinggi karena volume rongga dada maupun rongga pongga paru-paru mengecil.

3.    Volume Kapasitas Paru-Paru

Volume paru-paru pada setiap orang berbeda beda, tergantung pada ukuran paru-paru, kekuatan bernapas, dancara bernapas. Pada orang dewasa, volume paru paru berkisar antara 5-6 liter.
·         Volume tidal, yaitu volume udara hasil inspirasi atau ekspirasi pada setiap kali bernapas normal. Kira kura sebanyak ± 500 ml.
·         Volume cadangan, yaitu volume udara ekstra yang dapat di inspirasi setelah volume tidal, biasanya  ± 3000 ml.
·         Volume cadangan ekspirasi, yaitu jumblak udara yang masih dapat di keluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal, ± 1200ml
·         Volume residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat, ± 1200ml.
Kaasitas paru-paru terbagi atas dua yaitu kapasitas vital (± 4600ml ) dan kapasitas paru-paru normal (± 5800ml)
Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
Ø  Umur
Ø  Jenis kelamin
Ø  Suhu tubuh
Ø  Posisi tubuh.

4.    Ganguan Pernapasan Pada Manusia

1. asma Atau Sesak Napas
Penyakit ini terjadi akibat dari penyubatan saluran pernapasan yang di sebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis, penyakit ini bersifat turunan, jika ibu atau ayah mempunyai penyakit asma maka kemungkinan besarnya anaknya akan mempunyai asma juga.
2. Influenza atau Flu
Flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang bernama influenza. Gejala yang muncul yakni pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal.
3. Tuberkulosis (TBC)
Pada penyakit ini merupakan penyakit pada paru-paru yang di sebabkan oleh serangan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil. Akibatnya napas penderita terengah-engah.
4. Asidosis
Penyakit ini merupakan kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah, sehingga pemapasan terganggu.
5. Difteri
Penyakit ini teradi akibat adanya penyumbatan pada rongga faring atau laring oleh lendir yang dihasilkan kuman difteri.
6. Emfisema
Merupakan penyakit pembengkakan karena pembuluh darahnya kemasukan udara.
7. Pneumonia
Merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.






B.     Sistem Pernapasan Pada Hewan 

1. Sistem Pernapasan pada Mamalia
Hewan mamalia memiliki sistem dan mekanisme pernapasan yang sama dengan manusia. Ala-alat pernapasannya terdiri atas hidung, batang tenggorok, dan paru-paru. Pada paru-paru terdapat gelembung paru-paru (aveolus) yang berdinding tipis dan terdiri atas satu lapis sel. Dinding alveolus berimpitan dengan dinding pembuluh kapiler darah yang juga terdiri atas Satu lapis sel. Oksigen masuk ke dalam kapiler darah dan karbon dioksida keluar dari kapiler darah melalui proses difusi.

2. Sistem Pernapasan pada Aves
Alat-alat pernapasan pada aves (burung) terdin atas lubang hidung, batang tenggorok (trakea), cabang batang tenggorok (bronkus), dan paru-paru. Udara masuk melalui lubang hidung, kemudian ke batang tenggorok, cabang batang tenggorok, dan akhirnya masuk ke dalam paru-paru. Di dalam paru-paru terdapat gelembung paru-paru (alveolus), tempat terjadinya pertukaran gas. Di bagian  bawah trakea terdapat alat suara yang disebut siring. Udara bertekanan tinggi yang melalui siring akan menggetarkan selaput suara di dalamnya dan menghasilkan bunyi.

Pada umumnya burung yang dapat terbang memiliki alat bantu pernapasan berupa pundi-pundi udara. Sembilan buah pundi-pundi udara itu adalah sebagai berikut:
• Sepasang pundi-pundi udara di leher;
• Sepasang pundi-pundi udara di dada bagian depan;
• Sepasang pundi-pundi udara di perut;
• Sepasang pundi-pundi udara di dada bagian belakang;
• Sebuah pundi-pundi udara diantara tulang selangka yang bercabang-cabang membentuk pundi-pundi udara antartulang selangka. 

       Pundi-pundi udara pada burung berfungsi untuk membantu pernapasan padawaktu terbang, mengatur berat jenis tubuh, dan memperkeras suara yang dihasilkan oleh siring. 

Pundi-pundi udara dapat mengatur berat jenis tubuh burung. Hal itu dilakukan dengan cara mengisi atau mengosongkan pundi-pundi udara. Pundi-pundi udara yang berisi udara menyebabkan berat jenis tubuh Secara keseluruhan menurun sehingga membantu dan memudahkan burung untuk terbang. Sebaliknya, apabilah pundi-pundi udara kosong, berat jenis tubuhnya akan naik.

Pada waktu burung mengepakkan sayapnya untuk terbang, pengambilan oksigen melalui hidung mengalami hambatan karena kontraksi otot-otot dada menekan paru-paru dan menghambat masuknya udara ke dalam paru-paru. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada waktu terbang, burung menggunakan cadangan udara yang ada di dalam pundi-pundi udara. Selanjutnya, udara tersebut masuk ke dalam paru-paru. Di dalam paru-paru terjadi pertukaran gas. Oksigen diikat óleh darah, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk proses oksidási. Karbon dioksida dari darah dilepaskan, kemudian dibuang ke luar tubuh melalui hidung. Burung setelah terbang beberapa saat akan menghabiskan udara yang tersimpan dàlam pundi-pundi untuk bernapas. Pundi-pundi udara akan diisi kembali ketika burung hinggap di atas pohon atau melayang di udara tanpa mengepakkan sayapnya.

3. Sistern Pernapasan pada Reptilia
Sistèm pernapasan pada reptilia mirip dengan sistem pernapasan pada burung. Alat-alat pernapasan pada reptilia terdiri atas lubang hidung, batang tenggorok, dan paru-paru. Fase pemasukan udara (inspirasi) dan fase pengeluaran udara (ekspirasi) pada reptilia terjadi melalui mekanisme pernapasan yang sama dengan mamalia.

Beberapa jenis reptilia yang hidup di air, misalnya buaya, memiliki katup pada lubang hidung, batang tenggorok, dan kerongkongannya. Dengan demikian, ketika buaya menyelam, air tidak dapat masuk ke saluran pernapasan dan saluran pencernaan.

4. Sistem Pernapasan pada Amfibi
Katak adalah hewan amfibi yang selama hidupnya mengalami metamorfosis atau perubahan bentuk tubuh. Seiring dengan proses metamorfosis, alat pemapasan pada katak juga mengalami perubahan. Setelah menetas, berudu katak bemapas dengan dua pasang insang luar. 

Beberapa saat kemudian, terbentuk pasangan insang yang ketiga, sedangkan dua pasang yang lain menjadi bertambah besar. Lembaran-lembaran insang tersebut selalu bergetar sehingga air di sekelilingnya selalu berganti. Oksigen yang terlarut dalam air di sekeliling insang berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler darah pada insang. Selanjutnya, celah-celah insang terbentuk di antara lengkung- lengkung insang bersamaan dengan terbentuknya mata pada waktu berudu berumur sekitar enam sampai sembilan hari.

Kemudian, insang luar segera menunjukkan tanda-tanda mengerut bersamaan dengan terbentuknya insang dalam. Pada umur 12 hari, terbentuklah penutup insang (operkulum) dan lipatan kulit di depan insang pada kedua sisi. Seiring dengan proses metamorfosis katak, insang dalam kemudian menghilang dan berubah menjadi paru-paru. Setelah berudu menjadi katak dewasa, pernapasan dilakukan melalui paru-paru, kulit, dan selaput rongga mulut. Pernapasan melalui paru-paru bagi amfibi merupakan pemapasan yang utama. Pernapasan melalui paru-paru dimulai ketika katak mengisi rongga mulutnya dengan udara, kemudian menutup lubang hidungnya sebelah dalam.

Hal ini mengakibatkan udara dan rongga mulut terdorong masuk ke dalam paru-paru. Pernapasan melalui kulit dilakukan katak pada saat di dalam air ataupun di darat. Pernapasan ini dapat terjadi karena kulit katak yang tipis itu banyak mengandung kapiler darah dan perkembangan sistem pernapasan insang luar. Kulit tubuh katak yang selalu dijaga agar tetap lembap atau basah itu memudahkan oksigen yang berada di luar tubuh untuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah Agar kulit selalu lembap atau basah, katak memilih habitat di sekitar kolam, rawa, sungai, dan sawah.

Selaput rongga mulut katak juga digunakan untuk bemapas. Ketika katak mengisi rongga mulutnya dengan udara, oksigen yang terkandung dalam udara berdifusi melalui selaput rongga mulut. Selanjutnya, oksigen tersebut diikat oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh katak.


5. Sistem Pernapasan pada Pisces

Alat pemapasan pisces (ikan)
umumnya berupa insang yang berjumlah empat pasang. Letaknya di samping kiri dan kanan kepala. Masing-masing memiliki banyak lembaran yang diselubungi oleh jaringan epitel dengan banyak anyaman pembuluh darah kapiler. Permukaan insang sangat lebar, terutama pada ikan yang aktif bergerak. Gerakan cepat itu meningkatkan kecepatan aliran air pada insang.

Insang memiliki struktur yang baik untuk mengarahkan aliran air dan darah dalam pertemuan/kontak yang sangat dekat. Pertukaran gas secara efisien terjadi ketika air mengalir melalui lembaran insang dan darah yang berada di permukaan insang mengalir dengan arah yang berlawanan (countercurrent). Dengan cara demikian, sekitar 80—90% oksigen sangat efisien masuk ke aliran darah. Pada ikan bertulang keras, misalnya ikan mas, insang dilindungi oleh tutup insang. Sebaliknya, ikan bertulang rawan, misalnya hiu. tidak memiliki tutup insang.

Mekanisme pernapasan pada ikan melalui fase inspirasi dan fase ekspirasi. Fase inspirasi adalah fase pemasukan air ke dalam rongga mulut. Penutup insang menyamping, tetapi celah belakang masih tertutup selaput sehingga rongga mulut membesar. Keadaan ini menyebabkan tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara di luar. Kemudian, bersamaan dengan membukanya celah mulut, air masuk ke dalam rongga mulut. Fase ekspirasi ialah fase pengikatan O
dan air dan pelepasan CO dan dalam tubuh. Setelah rongga mulut penuh berisi air, celah mulut tertutup, dan celah insang membuka. Bersamaan dengan itu air didorong melewati lembaran insang sehingga terjadi pertukaran gas. Darah di dalam pembuluh kapiler selaput insang melepaskan CO2, ke dalam air dan mengikat O2 dan air. Sebagian besar jenis ikan memiliki organ gelembung renang yang mempunyai dua macam fungsi, yaitu untuk mengatur berat tubuh agar dapat naik turun di dalam air dan sebagai tempat cadangan oksigen.Beberapa jenis ikan, misalnya ikan gabus, ikan lele, ikan betok, dan ikan gurami, mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin adalah lipatan-lipatan yang tidak teratur sebagai perluasan rongga insang untuk menyimpan udara. Dengan memiliki labirin, ikan dapat hidup di dalam air yang berkadar oksigen rendah, misalnya pada lingkungan berlumpur.

Ada juga beberapa jenis ikan yang bernapas dengan paru-paru. Misalnya, ikan paru-paru australia (Neoceratodus sp.), ikan paru-paru afrika (Protopterus sp.), dan ikan paru-paru amerika selatan (Lepidosiren sp.). Ikan ini memiliki sebuah atau sepasang gelembung udara yang digunakan sebagai paru-paru, disebut pulmosis.


6. Sistem Pernapasan pada Serangga

Sistem pernapasan pada serangga disebut sistem trakea. Bentuknya berupa anyaman-anyaman tabung yang bercabang-cabang ke seluruh tubuh. Cabang-cabang kecil pada trakea yang menembus jaringan tubuh disebut trakeol. Trakea bermuara pada Jubang kecil yang disebut stigma (spirakel). Spirakel berfungsi sebagai jalan masuk dan keluarnya udara pernapasan. Belalang adalah serangga yang memiliki sepuluh pasang spirakel, dua pasang spirakel terletak di bagian dada dan delapan pasang lainnya terletak di sisi samping perut. Spirakel tersebut dilindungi oleh bulu yang membantu menepiskan debu dan benda-benda asing lain dan udara sebelum masuk ke trakea. Spirakel memiliki katup yang dapat membuka dan menutup.

Pada waktu belalang menarik napas, otot pada kerangka luar mengendur, tubuh serangga mengembang. Keadaan ini menyebabkan udara dan luar masuk melalui spirakel menuju ke dalam trakea, kemudian melalui trakeol sampai ke sel-sel tubuh. Pada waktu otot kerangka luar berkontraksi, tubuh belalang mengempis. Akibatnya, udara dan trakea terdesak menuju spirakel untuk dikeluarkan.

Mekanisme pernapasan pada serangga meliputi tiga fase, yaitu fase inspirasi, pertukaran gas, dan ekspirasi. Fase inspirasi memerlukan waktu seperempat detik, spirakel daerah dada membuka. Fase pertukaran gas memerlukan waktu sekitar satu detik, spirakel daerah dada ataupun perut menutup. Fase ekspirasi memerlukan waktu sekitar sath detik, spirakel daerah perut terbuka selama kurang lebih sepertiga detik.

Serangga yang hidup di air rnempunyai alat pernapasan yang berupa insang trakea. Insang trakea merupakan alat pernapasan yang berbentuk tabung, berdinding tipis dengan banyak trakeol,dan memiliki permukaan luas. Perrnukaan yang luas akan meningkatkan proses difusi oksigen dan dalam air menuju sistem trakea.

Larva nyamuk yang hidup di air mempunyai tabung pernapasan yang dapat dijulurkan ke permukaan air. Tabung tersebut berhubungan dengan sistem trakea dalam tubuhnya. Beberapa serangga air dewasa, misalnya kumbang air, memiliki cadangan udara yang tersimpan di bawah sayapnya. Kumbang air berenang ke permukaan air untuk bernapas. Sebagian udara yang diisap akan disimpan untuk digunakan pada waktu berada di dalam air.

Darah serangga tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak dapat mengikat oksigen. Oleh karena itu, darah serangga tidak berwarna merah. Setelah masuk ke dalam trakea, oksigen menuju ke trakeol,
kemudian masuk ke dalam sel-sel tubuh secara difusi. Karbon dioksida yang merupakan sisa dan pernapasan, dikeluarkan juga rnelalui sistem trakea yang bermuara pada spirakel.





7. Sistem Pernapasan pada Kalajengking dan Laba-Laba

Alat pernapasan kalajengking dan laba-laba adalah paru-paru buku. Paru-paru buku tersebut terletak di sisi tubuh bagian bawah. Biasanya, paru-paru buku berupa dua buah kantong. Masing-masing terdiri atas lipatan serupa lembaran daun yang berjumlah lima belas hingga dua puluh lembar.

Lipatan tersebut terbentuk dari lapisan epitel permukaan tubuh yang melekuk ke arah dalam dan membentuk helaian-helaian dalam suatu rongga. Setiap helaian itu berhubungan dengan udara luar rnelalui lubang spirakel. Melalui lipatan-lipatan itu, darah mengalir di dalam paru-paru buku. Udara masuk melalui stigma, kemudian menyebar di dalam ruang-ruang di antara lipatan-lipatan sehingga berhubungan langsung dengan darah.


8. Sistern Pernapasan pada Udang-udangan

Hewan-hewan kelompok kelas udang-udangan (Crustacea) yang hidup di air, bernapas dengan insang. Pada umumnya, masing-masing terdapat di rongga atau kamar insang. Kamar-kamar insang terletak di antara branchiostegit (pelindung insang) dan dinding badan.

Di permukaan insang banyak terdapat pembuluh darah dengan membran yang tipis. Oleh karena itu. proses pemasukan oksigen dari lingkungan ke darah dan pengeluaran karbon dioksida dan darah ke lingkungan yang berlangsung secara difusi, dapat terjadi dengan cepat dan efisien.

Keadaan insang hewan kelas udang-udangan bergantung kepada jenis dan habitatnya. Pada umumnya, bila kemampuan hidup di darat makin meningkat, insang mengalami penyusutan. Kepiting yang hidup di daerah pasang surut terbawah mempunyai 26 insang, hewan yang hidup di daerah Iebih dekat dengan daratan mempunyai 18 insang, sedangkan yang hidup di pantai mempunyai 12 insang.

Jenis udang-udang lain yang dapat hidup di air dan darat mempunyai rongga insang dengan banyak pembuluh darah. Pada kepiting darat, pertukaran udara terjadi dalam rongga insang. Insang menonjol ke dalam rongga insang yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara.








9. Sistem Pernapasan pada Cacing


Cacing tanah bemapas melalui kulitnya yang tipis. Kulitnya banyak men gandung kapiler darah dan kelenjar lendir yang selalu menghasilkan lendir. Lendir berguna untuk menjaga kulitnya selalu basah agar oksigen mudah berdifusi melalui kulit. Oksigen berikatan dengan hemoglobin di dalam plasma darah membentuk oksihemoglobin, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Lendir yang terdapat pada kulit cacing tanah juga berfungsi untuk memudahkannya bergerak.




10. Sistem Pernapasan pada Protozoa 

Hewan dan tumbuhan bersel satu tidak memiliki alat pernapasan khusus. Keluar masuknya udara untuk pemapasan hewan bersel satu (protozoa), misalnya Amoeba sp., terjadi melalui selaput atau membran sel secara difusi. Menggunakan oksigen untuk keperluan oksidasi, kadar oksigen di dalam tubuhnya berkurang, sedangkan kadar karbon dioksida bertambah.


Hal ini mengakibakan terjadinya perbedaan kadar oksigen di luar dan di dalam sel. Selanjutnya, oksigen berdifusi masuk ke dalam sel. Demikian juga, apabila kadar CO
2 di luar sel tetap, sedangkan kadar CO2 di dalam sel bertambah, CO2 diluar sel tetap, sedangkan kadar CO2 di dalam sel bertambah, CO2 di dalam sel berdifusi ke luar sel. 















BAB III
PENUTUP


A.   Kesimpulan

Organ pernapasan pada manusia terdiri dari Rongga hidung, Faring, Laring, Trakea, Bronkus, Bronkiolus, Alveolus, dan Pulmo. Macam macam pernapasan pada manusia adalah pernapasan internal dan pernapasan eksternal. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi pernapasan dia antaranya adalah usia, jenis kelamin, suhu tubuh dan posisi tubuh. Terdapat jugakelainan dan gangguan pada system pernapasan manusia di antaranya adalah asma yang merpakan penyakit genetic atau dapat diturunkan.
Sedangkan system pernapasan pada hewan berbeda beda di setiap jenis hewan itu.



















Daftar Pustaka

 Handayani, N. 2009. Buku Tentang Biologi SMA. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
  Susanto, H. 2009. Bedah SKL Biologi untuk SMA/MA, Jakarta : Erlangga
Prawirohartono, S et.al. 1991. Biologi edisi ketiga. Jakarta: Erlangga

Tidak ada komentar: