do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Senin, 18 Januari 2016

PENGENALAN ALAT – ALAT LABORATORIUM



PENGENALAN ALAT – ALAT LABORATORIUM
I.              TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah memperkenalkan pembakar gas dan alat gelas beserta fungsinya dalam praktikum kimia.
II.           TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya setiap alat mmiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mngukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, dan spektrofotometer. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph (Firebiology, 2007).
Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood, 1998).
Ketetapan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu bahan kimia dan peralatan yang dipergunakan, disamping pengertian pelaksanaan tentang dasar analisa yang sedang dikerjakan serta kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri. Ketelitian dan kecermatan kerja, selain merupakan sifat pribadi seseorang akan dapat pula diperoleh karena bertambahnya pengamatan kerja seseorang sehingga menjadi kebiasaan yang berguna bagi kelancaran kerjanya. Penanganan bahan kimia dan peralatan pokok yang banyak dipergunakan merupakan persyaratan penting demi keselamatan dan hasilnya pekerjaan analisa kimia (Day & Underwood, 1998).
Analisa kimia menentukan macam, struktur, dan jumlah zat, maka setiap cabang kegiatan manusia yang menyangkut materi, langsung atau tidak langsung memerlukan analisa kimia. Yang dimaksud dengan cabang kegiatan adalah segala sesuatu yang manusia, termasuk ilmu pengetahuan, perdagangan, perindustrian, pencegahan penyakit dan penyembuhan si sakit, produksi bahan pangan, penyemaian, pengolahan, peran, olahraga, penyusutan kejahatan, dan sebagainya (Harjadi, 1990).
Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu alat, alat yang digunakan mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur, akan tetapi hasil pengukuran dari gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga dalam penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat pengukuran lain yang mempunyai tingkat ketelitian lebih baik dari pipet isap, namun pengukuran dengan pipet sendiri tidak terlepas dari kesalahan (Rohman, 1998).
III.   ALAT DAN BAHAN
A.  Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, labu takar, gelas beker, erlenmeyer, buret, corong, pipet gondok dan propipet, gelas arloji, desikator, neraca analisis, pengaduk dan alat pembakar gelas.
B.  Bahan
Bahan–bahan yang digunakan adalah akuades, NaOH dan Na2CO 3.
IV.        PROSEDUR KERJA
A.  Pembakar Gas
1.             Bagian dipembakaran gas diteliti.
2.             Bagian tabung pencampuran gas dilepaskan dan udara (barrel) serta diperhatikan lubang kecil (spun) yang terdapat pada dasar pembakaran gas. (Tabung pencampur gas hanya dilepaskan untuk melihat hal tersebut di atas, setelah itu di pasang kembali).
3.             Skrup pengatur gas dipasang (needle valve) pada bagian dasar pembakaran dan ujung skrup dapat dirasakan keluar pada spud. Skrup pengatur gas ini berguna digunakan untuk mengatur banyak sedikitnya gas yang keluar dari lubang kecil dan masuk ke dalam lubang pencampur gas dan udara.
4.             Skrup pengatur gas di pasang kembali skrup diputar dua putaran penuh untuk membuka bagian spud.
5.             Tabung pencampuran gas dan udara dipasang kembali pembakar gas ditaruh diatas sekeping asbes. Keping asbes selalu digunakan apabila ingin menaruh benda panas di atas meja praktikum.
6.             Tempat masuk udara ditutup dengan cara memutar terus tabung pencampur gas dan udara sampai ke dasar gas, (Peringatan : Sebelumnya pembakar gas diletakan cukup jauh dari muka, rambut dan pakaian).
7.             Kran gas dibuka yang terdapat pada meja praktikum. Pembakar gas dinyalakan dengan cara korek yang sudah menyala didekatkan di mulut ke tabung pencampur gas dan udara. Nyala api akan berwarna disebabkan adanya partikel karbon yang terbentuk, dimana partikel karbon akan bersinat pada temperatur tinggi .
8.             Tabung pencampur gas dan udara diatur, sehingga lubang udara setengah udara terbuka.
9.             Apa yang telah terjadi dijelaskan apabila lubang pengatur udara di tutup dan dibuka. Skrup pengatur gas diatur dan diamati perubahan yang terjadi pada nyala api.
10.         Lubang pengatur udara diatur serta skrup pengatur gas sehingga didapatkan gambaran yang sama pada gambar (a). Apabila lubang pengatur udara dibuka,beberapa daerah yang dapat terlihat pada nyala api?, apakah terlihat dua kerucut yang tidak berwarna pada nyala api tersebut?. Kerucut di bagian dalam mengandung campuran gas yang belum terbakar dan udara. Kerucut di  bagian luar, gas dan udara sudah tercampur dengan baik sehingga pembakaran berlangsung sempurna.
11.         Gegep  digunakan, letakkan pinggan porselin di atas nyala api yang tidak berwarna tersebut. Kemudian diamati perubahan yang terjadi.
12.         Nyala api di atur diatur sehingga mencapai tinggi 10-12 cm dengan jalan memutar skrup pengatur gas.
13.         Kemudian diletakkan pinggan porselin di atas nyala api yang berwarna tersebut. Perubahan yang terjadi diamati dan apakah bedanya pinggan porselin yang diletakan pada api berwarna dan yang tidak berwarna?.
14.         Lubang tempat masuknya udara harus dibuat setengah tertutup. Apabila terlalu banyak uadara, maka nyala api akan tertarik ke dalam tabunng pencampur gas dan udara, untuk kemudian terbakar disana (suara letupan akan terdengar). Apabila ini terjadi, tutuplah kran gas (catatan : tabunng pencampur gas dan udara akan terjadi sangat panas dan baunya tercium tidak enak). Biarkan pembakar gas tersebut menjadi dingin sebelum dinyalakan kembali.
15.         Bagian yang panas ditentukan dari nyala api tersebut dengan diletakkannya batang korek api secara lintang pada tempat daerah nyala api sampai batang korek tersebut jadi hitam dan nyala. Waktu yang perlu diperhatikan untuk hancurnya korek tersebut pada setipa daerah (zona), ujilah nyala api ini pada bagian dasar , tengah dan puncak.
B.  Pengenalan Alat Gelas
1.             Tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas piala, erlenmeyer, dan buret dicuci. Apa beda pencucuian tersebut?
2.             25 ml akuades dimasukan ke dalam Erlenmeyer 250 ml dengan menggunakan pipet.
3.             Buret diisi dengan akuades pada sembarang angka. Membaca miniskus awalnya. Cairan dikeluarkan dengan lambat sampai beberapa mililiter, lihat miniskus. Kemudian ditunggu beberapa menit, dan lihat miniskusnya lagi. Volume air yang keluar dihitung, diisi lagi, baca miniskus awalnya, keluarkan dengan cepat, baca miniskusnya. Tunggu beberapa menit, baca lagi miniskusnya (adakah perbedaan penurunan dengan cepat dan lambat).
4.             Buret diisi dengan larutan KMnO4 0,1 M. baca miniskus awalnya. Apakah ada beda pembacaan miniskus pada air (larutan tak berwarna) dengan KMnO4 (larutan berwarna gelap).
C.  Penyaringan
1.             5 ml larutan Pb asetat 0,1 M diambil dalam tabung reaksi kemudian tambahkan 5 ml H2SO4 0,1 M, diamati endapan yang terjadi. catat warna endapan.
2.             Kertas saring diambil dan timbang dengan neraca analitis. Lipat menjadi ¼ lingkaran, kemudian lipat lagi menjadi 2-3 kali lipatan.
3.             Kertas saring yang sudah dilipat dimasukan pada corong dan dibasahi sedikit dengan akuades hingga melekat pada dinding gelasnya.
4.             Corong yang berkertas saring tadi dipasang di atas Erlenmeyer untuk menampung fitart atau cairan cucian.
5.             Larutan dituang pada langkah 1 ke dalam corong berkertas saring tadi, oven kertas saring dan endapannya sampai kering serta ditimbang kembali kertas saring dan endapan.

V.         HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
I.     HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Percobaan
Alat – alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum khususnya percobaan pertama adalah terdapat dalam tabel berikut :
No
Nama & Gambar Alat
Fungsi
Keterangan
1
Cawan porselin
Untuk mereaksikan zat dalam suhu tinggi, mengabukan kertas saring, menguraikan endapan dalam gravimetri sehingga menjadi bentuk stabil
Terbuat dari porselin
2
Pinggang porselin
Untuk menguapkan larutan sehingga lebih pekat atau menjadi kering, mengkristalkan zat dan untuk menyublim zat
Terbuat dari porselin
3
Tabung reaksi
Untuk mereaksi zat- zat dalam bentuk sedikit
Terbuat dari gelas
4
Gelas piala
Sebagai tempat larutan dan juga untuk memanaskan zat-zat , menyiapkan pelarut untuk memekatkan
Kuantitas berkisar 50 ml, 200ml, 1000ml, sampai 2000ml disebut juga gelas beker
5
Erlemeyer
Untuk tempat zat yang dititrasi dan dapat juga untuk memanaskan larutan
Kuantitas berkisar 100ml, 250ml, 500ml, 1L sampai 2L
6
Gelas ukur

Untuk mengukur voume zat kimia dalam bentuk cair
Kuantitas berkisar 5mm, 10mm, 25mm, 50mm, 100mm
7
Labu takar(labu ukur)
Untuk membuat larutan standar atau larutan tertentu dengan volume setepat-tepatnya
Volumenya antara 50ml, 100ml,500ml, 1L sampai 2L
8
a. Pipet gondok
b. Pipet volume
a. Untuk mengambil                  larutan dengan volume teratur dan tepat
b. Untuk mengukur volume larutan
Lebih tepat dari gelas ukur
9
Buret
Untuk melakuan titrasi
Terbuat dari kaca
10
Statif
Untuk menjepit buret
Terbuat dari besi
11
Pengaduk gelas

Untuk mengaduk suatu campuran atau larutan zat kimia ketika melakukan reaksi-reaksi kimia
Terbuat dari kaca
12
Gelas arloji
Untuk menimbang zat berbentuk kristal, untuk menutup bejana lain waktu pemanasan dan untuk menguapkan cairan
Terbuat dari gelas
13
Corong
Untuk membantu ketika memasukkan cairan ke dalam suatu tempat yang sempit
Biasanya terbuat dari gelas
14
Pipet tetes
Memindahkan larutan dalam jumblah sedikit

15
Botol semprot
Untuk membersihkan dinding-dinding bejana dan sisa-sia endapan, mengeluarkan air/ cairan dalam jumlah terbatas, dan tempat menyimpan air
Terbuat dari plastik
16
Kasa
Sebagai alat perata panas
Dengan cara ditaruh diatas kaki tiga
17
Kaki tiga
Sebagai tungku dari wadah bahan – bahan yang dipanaskan dan biasanya dilengkapi dengan kawat asbes

18
Eksikator
Untuk menyimpan zat-zat agar kering (eksikator tidak diisi bahan pengering) atau untuk mengeringkan zat (perlu bahan pengering)
Terbuat dari besi
19
Neraca analisis
Untuk menimbang alat dan bahan
Memiliki ketelitian  4 digit
20
Oven
Mengeringkan atau mensterilkan alat-alat laboratorium
Suhunya mencapai    120o C
21
Rak tabung reaksi
Tempat meletakkan tabung reaksi
Terbuat dari kayu

B.   Pembahasan
1.    Alat-alat pemanasan
Alat-alat yang digunakan dalam pemanasan adalah pembakar gas, kaki tiga, segitiga porselin, gegep, pemanas air, alat-alat porselin (cawan, pinggan).
a.         Kaki tiga
Kaki Tiga digunakan sebagai tungku, dimana diatasnya terdapat wadah bahan-bahan yang dipanaskan di antara ketiga kakinya tempat untuk pemanasan.


b.        Segitiga porselin
Segitiga porselin digunakan sebagai alat penopang wadah yang akan dipanaskan diatas kaki tiga.
c.         Gegep (penjepit)
Geget (penjpit) digunakan untuk membantu mengambil alat-alat yang tidak boleh diambil dengan tangan. Misalnya botol-botol timbang, alat-alat panas dan sebagainya.
d.        Cawan porselin (Crucible)
Cawan Porslin (crucible) digunakan untuk mereaksikan zat dalam suhu tinggi, menggabukan kertas saring, menguraikan endapan dalam gravimetric sehingga menjadi bentuk yang stabil.
e.         Pinggan porselin (Evaporating Dish)
Pinggan porselin (Evaoratng Dish) digunakan untuk menguapkan / mereaksikan larutan sehingga lebih pekat atau menjadi lebih kering dan mengkristalkan zat serta untuk menyublimkan zat.
2.    Alat-alat gelas 
Sebelum digunakan, alat-alat gelas harus diperiksa terlebih dahulu, apakah ada cacat dan diteliti kebersihannya. Apabila alat tersebut retak jangan meneruskan untuk penggunaannya. Kebersihan alat sangat penting, data yang dihasilkan menjadi tidak akurat jika melakukan percobaan pada alat yang terkontaminasi.
Dibersihkan peralatan dengan sabun dan air keran. Digunakan sikat yang sesuai dengan ukuran dan kehalusan. Mula-mula dibilas peralatan gelas dengan air keran, kemudian satu atau dua kali dengan akuades. Kadang kala perlu direndam pipet atau buret beberapa lama dengan air sabun dan K2CrO7 serta H2SO4 bila sulit dihilangkan kotoran. Baliklah peralatan gelas yang bersih diatas serbet. Jangan mengeringkan peralatan gelas yang ditera  dalam oven atau diatas api langsung. Bilaslah peralatan gelas dengan pelarut atau larutan yang akan digunakan.
Jangan mengeluarkan cairan dari pipet atau buret terlalu cepat atau lambat karena bila terlalu cepat akan meninggalkan cairan yang sulit dihilangkan dan juga jangan terlalu lambat karena akan memperlambat percobaan.
a.    Gelas Wadah
Botol sebagai wadah pereaksi dapat dibedakan dengan warnanya yang gelap untuk tempat zat yang peka terhadap cahaya, oksidasi, botol tak berwarna dan lainnya. Tutup botol bermacam-macam ; tutup pipih tidak boleh ditaruh diatas meja, tutup paruh dan pipih tidak boleh diambil. Mulutnyapun bermacam-macam; mulut kecil untuk zat yang mudah menguap,dan mulut besar uantuk pereaksi selain itu.
b.  Alat-alat untuk mereaksikan zat                                              
1)   Tabung reaksi
Terbuat dari gelas dan dapat dipanaskan, terutama digunakan untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit.
2)   Gelas piala
Alat ini disebut juga gelas beker, fungsi utama adalah untuk mereaksikan zat kimia dalam jumlah sedikit. Dapat juga digunakan sebagai tempat larutan untuk memanaskan larutan zat kimia.
3)   Erlenmeyer
 Alat ini digunakan untuk tempat zat yang dititrasi dan bukan alat pengukur. Kadang-kadang boleh untuk memanaskan larutan.
3.        Alat-alat pengukur volume
                  a.     Gelas ukur
Alat ini digunnakan untuk mengukur volume zat kimia cair, tidak boleh untuk mengukur pelarut panas.
                  b.     Pipet ukur yang terdiri dari pipet gondok dan pipet volume
-                 Pipet gondok terbuat dari gelas, tengahnya membesar ujungnya meruncing. Untuk mengambil larutan dan pipet ini lebih tepat dibandingkan gelas ukur, dan dibantu degan propipet.
-                 Pipet volum dibubuhi skala mirip dengan buret, untuk mengambil larutan dan lebih tepat dari gelas ukur.   
              c.          Buret
Alat ini terbuat dari gelas berskala dan memiliki kran. Untuk melakukan titrasi, larutan dikeluarkan sedikit demi sedikit dari kran. Volume dapat dilihat dari skala. Untuk menggunakannya buret dicuci dua kali dengan larutan yang akan diisikan dan untuk titrasi dilakukan minimal tiga kali , hasilnya adalah rata-ratanya. Normalitas dan penitrasi jangan terlalu tinggi atau pekat dan volumenya sedikit mungkin (10 / 20 cc). Buret digunakan untuk menghantarkan volume yang diketahui dan dapat diubah-ubah.
             d.          Labu ukur
Alat ini digunakan untuk membuat larutan standar atau larutan tertentu secepat-cepatnya.
4.        Alat lain
a.    Pengaduk gelas
Alat ini dipakai untuk mengambil suatu campuran atau larutan zat kimia dalam bentuk serbuk, padat, dan pasta ketika melakukan reaksi kimia dan untuk membantu menuangkan cairan dalam proses penyaringan.
b.    Gelas arloji
Alat ini terbuat dari gelas, berguna untuk alas dan menimbang zat kristal, untuk menutup bejana saat pemanasan dan untuk menguapkan cairan.
c.         Corong
Alat ini terbuat dari gelas, untuk membantu memasukkan larutan cair ketempat yang sempit mulutnya.
d.        Botol semprot
Alat ini digunakan untuk  membersihkan dinding bejana dari sisa-sisa endapan, mengeluarkan air/cairan dalam jumlah terbatas, dan tempat menyimpan air .
e.    Eksikator
Alat ini digunakan untuk menyimpan zat agar tetap kering  atau untuk mengeringkan zat. Zat pengering yang dipakai adalah zat hogroskopis seperti CaO, CaCl2 anhidrid, PCl5. Jangan memasukkan benda yang terlalu panas, karena akan menyebabkan udara didalamnya akan berkembang dan dapat mengangkat tutupnya, disamping itu suhu benda/bahan akan lambat turunnya, sehingga tidak dapat cepat ditimbang.
5.    Hal-hal yang perlu diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat-alat gelas kimia, antara lain :
1.         Peralatan dikeringkan, setelah itu dicuci diletakkan terbalik, hanya bagian luar yang dilap, bagian lain tidak boleh dilap. Apabia perlu cepat kering alat dipanaskan sedikit (di atas atau dalam oven).
2.         Tutup botol; pada bagian yang tutup botol berbentuk paruh, maka tutup botol jangan dicabut, menutup atau membuka botol dengan cara mengatur saluran pada botol dan tutup, ini dilakukan untuk menjaga kemurnian isi botol.
3.         Cairan dituang dari botol yang beretiket; memegang etiket menghadap telapak tangan dan cairan dialirkan dari sisi yang berjauhan dengan etiket jadi isi botol dapat selalu diketahui dengan mudah.
4.         Isi botol dicium dengan cara mengibaskan tangan pada mulut botol dan mengarahkannya ke hidung.
5.         Ditimbang ;


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penimbangan suatu zat;
a.         Penimbangan dilakukan dalam ruang tertutup.
b.         Bahan diletakkan dalam gelas arloji (untuk zat padat) atau botol timbang (untuk zat cairan).
c.         Jika akan dilarutkan atau direaksikan bahan dalam wadah, maka berat wadah kosong dicari sebelum dimasukkan. Jika akan memindahkan bahan ke tempat lain, berat bahan kosong dicari sesudah bahan dipindahkan.
d.        Bahan diletakkan atau mengambil timbangan atau anting-anting dengan pinset.
e.         Jangan ditimbang bahan panas sebelum mendinginkannya.
f.          Selalu jaga kebersihan timbangan.
6.        Alat dibersikan ; alat-alat volumetirik harus bersih dan bebas dari lemak.
7.        Penggunaan buret;
1)   Buret dijepitkan pada statif dengan hati-hati.
2)   Buret diletakan pada angka 0 sejajar tegak lurus dengan mata.
3)        Sebelum dikalibrasi, bersihkan buret dengan akuades, setelah itu kita buang dengan cara tangan kiri memegang kran dan tangan kanan memegang gelas beker.
4)        Bahan kimia yang akan digunakan dimasukan dan diperhatikan agar batas kalibrasi tetap pada batas 0.
5)        Bahan lain disiapkan pada gelas beker yang kita gunakan dalam praktikum.
6)        Jumlah tetesan yang diperlukan diperhatikan karena dapat mempengaruhi warna bahan yang ada di gelas beker.
o          Dalam membaca buret haruslah hati-hati karena apabila terdapat kekeliruan maka akan mendapatkan hasil yang kurang akurat. Suatu cairan akan membentuk cekungan yang disebut miniskus. Jika larutan berwarna muda maka dasa miniskus yang dibaca dan jika warna larutan gelap bagian atas miniskus yang dibaca. Untuk membantu membaca miniskus sebaiknya gunakan kertas yang dihitamkan atau kartu. Sedangkan untuk menyaring gunakan corong yang diberi kertas saring.



VI.        KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah
1.             Pembakar gas terdiri dari bebeapa bagian, Api tidak boleh di pergunakan untuk pemanasan reaksi sebab kurang panas dan mengotori alat – alat yang di panaskan
2.             Pembakar gas di gunakan untuk memanaskan.
3.             Alat – alat gelas sebelum di gunakan harus di periksa terlebih dahulu baik kebersihannya, atau keadaan alat tersebut Karena apabila alat tersebut mengalami kerusakan dan tidak di bersihkan terlebih dahulu maka akan mempengaruhi hasil pengamatan.
4.             Alat –  alat gelas berfungsi sebagai wadah bagi suatu larutan.






















DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. Jr. and A.L. Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi Revisi, Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta.
Dicky, D.P. 2012. Pengenalan alat-alat Laboratorium.
dsikreatif.blogspot.com
Harjadi ,W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Grammedia. Jakarta.
Rohman, Taufiqur. 1998, Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia Serta Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia. Makalah
Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia. Banjarbaru.
Feribiology. 2007, teknik pengenalan, penyiapan dan penggunaan alat laboratorium mikrobiologi. http://firebiology07.wordpress.com 
Dimohon kepada semuanya yang mengambil data di blog saya diharap mencantumkan nama blog pada daftar pustaka,... Hargai hasil orang lain jangan asal copas,... karena blog ini mempunyai hak cipta,...





















LAMPIRAN
Lembar Tugas
1.    Sebutkanlah macam-macam alat pengukur volume yang saudara ketahui. Jelaskan juga mana alat yang digunakan utuk mengukur secara teliti dan kasar !
2.    Sebutkan fungsi alat-alat di bawah ini :
a.    Eksikator
b.   Lemari asam
c.    Oven
3.    Bahan-bahan apa saja yang tidak di pipet  dengan mulut ? Jelaskan
4.    Apakah perbedaan botol berwarna dan tidak berwarna dalam hal penggunaannya ?
5.    Endapan apa yang terbentuk antara Pb asetat dan H2SO4 ? tuliskan reaksinya !
Jawaban :
1.    Macam-macam alat pengukur volume adalah  gelas ukur, labu ukur, pipet ukur yang terdiri dari pipet gondok dan pipet mhor, dan buret. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur secara teliti adalah labu ukur, pipet ukur          (pipet gondok dan pipet mohr ) dan buret. Adapun alat-alat yang digunakan untuk mengukur secara kasar adalah gelas ukur.
2.    Fungsi-fungsi dari alat-alat dibawah ini adalah sebagai berikut :
a.    Eksikator berfungsi untuk menyimpan zat-zat supaya tetap kering (eksikator tidak diisi bahan pengering).
b. Lemari asam berfungsi untuk menguapkan larutan yang mengandung gas-gas asam Klorida, asam nitrit, nitrit dan lain-lain.
c. Oven berfungsi untuk mengeringkan zat.
3.    Bahan yang tidak boleh dipipet  dengan mulut, antara lain : H2SO4, HNO4, HF, N4OHG, KOH, CH3COOH, (COOH)2, NH4OH, H2O4 pekat, kapur klor, AQHO3 dan sebagainya. Karena jika itu terjadi kontak langsung akan menyebabkan kerusakan jaringan  kulit dan jaringan tubuh, pembengkakan saluran pencernaan, kebutaan, bahkan kematiaan.
4.    Botol berwarna gelap digunakan untuk menyimpan zat yang peka terhadap cahaya, oksidasi atau lainnya. Sedangkan botol tidak berwarna (transparan) digunakan untuk menyimpan zat yang tahan cahaya, oksidasi dan lainnya.
5.    Endapan yang terbentuk antara Pb asetat dan H2SO4 adalah endapan berwarna putih susu yaitu PbSO4, dengan persamaan reaksi :
Pb(CH3COOH)2 + H2SO4                                PbSO4  +  2CH3COOH
Endapan berupa PbSO4

Tidak ada komentar: