do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Senin, 18 Januari 2016

MAKALAH TUMBUH KEMBANG REMAJA



BAB I
PENDAHULUAN


    A. Latar Belakang
            Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak, maksudnya tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel-sel serta bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan kembang atau berkembang adalah proses pematangan fungsi atau organ tubuh termasuk perkembangan kemampuan mental dan kecerdasan serta perilaku anak (Campbell, 2000). Pada kenyataannya tumbuh kembang secara eksplitsit bisa dipisahkan satu sama lain. Proses tumbuh kembang ini berlangsung sejak awal pembuahan (konsepsi) sampai akhir masa remaja dengan melewati masa. Masa atau periode prenatal, bayi baru lahir, prasekolah, sekolah dini dan remaja (Campbell, 2000).
Proses tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan anak terdiri dari : perkembangan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh); perkembangan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dan lain – lain); perkembangan bahasa (kemampuan respon suara, mengikuti perintah, dan berbicara sopan); kepribadian atau tingkah laku (berinteraksi dengan lingkungannya) (Kania, 2009).
   

B. Rumusan masalah
1.      Bagaimana perkembangan tumbuh kembang pada tahap usia remaja?
2.      Bagaimana proses keperawatan terhadap tumbuh kembang pada tahap usia remaja?

C. Tujuan
1.      Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang tumbuh kembang tahap usia remaja.
2.      Untuk mengetahui apa saja masalah tumbuh kembang tahap usia remaja.
3.      Untuk mengetahui proses keperawatan tentang tumbuh kembang tahap usia remaja.








BAB II
PEMBAHASAN


2.1 KONSEP DASAR
Anak-anak sekarang mengalami tekanan emosional dan sosial lebih dari anak-anak 30 tahun yang lalu. Akibatnya, anak usia 10 hingga 12 tahun sekarang mempunyai pengalaman yang has terjadi pada usia 13 sampai 14 tahun. Hal ini di sebut sebagai masa kanak-kanak lanjut, adolesens awal, dan puber.
Secara fisik hal ini merupakan awal atau permulaan dorongan pertumbuhan skelet sekunder, saat mulai terjadi perubahan fisik seperti pertumbuhan rambut pubis dan payudara pada wanita.Selain itu, anak menjadi lebih sosial, dan pola perilakunya lebih sukar di perkirakan. Baik laki-laki dan perempuan biasanya membentuk “teman baik” dan ketertarikan kepada jenis kelamin lain terbentuk.
Anak kedua jenis kelamin ini sering membentuk hubungan teman dengan dewasa lain daripada orang tua nya (ego ideal) yang membuat mereka menerima informasi tentang menjadi dewasa.
Remaja atau adolensens adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13 dan 20 tahun. istilah adolensens menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas menunjukkan titik dimana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan hormonal mengakibatkan penampilan pada orang muda, dan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk  menghipotesis dan perhadapan dengan abstraksi.
            Penyesuaian dan adaptasi dibutuhkan untuk mengkoping perubahan simultan ini dan usaha untuk membentuk perasaan identitas yang matur. Adaptasi yang dibutuhkan mendorong adolesens mengembangkan mekanisme dan gaya perilaku yang akan digunakan atau diadaptasi sepanjang kehidupan.
            Pemahaman perawat tentang perkembangan merupakan perspektif yang unik untuk menolong remaja dan antisipasi orang tua serta koping setres pada adolesens.Aktivitas perawat, terutama pendidikan, dapat meningkatkan perkembangan yang sehat.Aktivitas seperti ini dapat dilakukan pada lingkungan yang beragam.Misalnya, perwat melakukan seminar di SMU untuk memberikan saran praktis penyelesaian masalah, seperti mengobati jerawat atau membuat keputusan yang bertanggung jawab terhadap penggunaan alkohol.
            Untuk mempelajari tentang topik atau masalah spesifik, perawat harus mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan remaja.Keterlibatan menghasilkan pembelajaran lebih aktif dan menarik.



2.2 Perubahan fisik dan maturasi seksual
            Perubahan fisik terjadi dengan cepat pada adolesens.Maturasi seksual terjadi seiring perkembangan karakteristik seksual primer dan sekunder.Karakteristik primer berupa perubahan fisik hormonal yang penting untuk reproduksi, dan karakteristik sekunder secara eksternal berbeda pada laki-laki dan perempuan. Empat fokus utama pebahan fisik adalah:
1.      Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot, dan visera.
2.      Perubahan spesifik seks, seperti perubahan bahu dan pinggul.
3.      Perubahan distribusi otot dan lemak.
4.      Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder.
Variasi yang luas terjadi dalam waktu perubahan fisik berkaitan dengan pubertas, dan pada anak perempuan perubahan fisik cenderung mulai lebih awal pada anak laki-laki. Variasi kultur dapat menyebabkan pertumbuhan yang cepat. Misalnya, anak Afrika-Amerika lebih awal mencapai proporsi tinggi yang lebih besar dari dewasanya.

2.3 Perkembangan kognitif
            Perubahan yang terjadi dalam pemikiran dan perluasan lingkungan adolesens mengakibatkan pada aktivitas formal dan perkembangan intelektual, menurut piaget. Tanpa lingkungan pendidikan yang sesuai, pada perkembangan neurologis, mungkintidak dapat dicapai dan yang diarahkan untuk berpikir rasional dapat mencapai tahap ini lebih awal
            Adolesens mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah melalui tindakan logis.Remaja dapat berpikir abstrak dan menghadapi masalah hipotetik secara efektif.Untuk pertama kali remaja dapat bergerak melebihi sifat fisik atau ememahami keabstrakan.
            Selain itu, tingkat tertinggi fungsi kognitif membuat adolesens mau menerima informasi yang lebih rinci dan beragam tentang seksualitas dan perilaku seksual.Misalnya, pendidikan seksual dapat meliputi penjelasan tentang perubahan seksual fisiologis dan alat pengatur kelahiran (KB).
            Pada adolesns tengah terdapat kualitas introspektif yang muncul berkaitan dengan kognisi, pada masa ini adolesens percaya bahwa imaginaryaudience (Elkind,1984) mberikan cara evaluatif dan perasaan unik. Konsep ini dapat di lihat dari adanya perilaku khas adolesens, meliputi kesadaran diri dan keinginan privasi.
            Elkind juga menjelaskan karakteristik fungsi kognitif lain, yaitu personal fable.Cerita yang di buat elkind tidak benar. Konsep ini menunjukkan adanya banyak keinginan  perilaku yang mengandung resiko, karena adolens percaya ia kebal dari konsekuensi negatif.
            Kenyataanya, adolesens dapat menampilkan tingkat yang berbeda dalam situasi yang berbeda berdasarkan pengalaman masa lalunya, pendidikan  formal dan motivasi dalam penggunaan alasan deduktif yang efektif dan logis.


2.4 Perkembangan psikososial
Pencarian identitas diri merupakan tugas utama perkembangan psiokososial adolesens.Remaja harus membentuk hubungan sebaya yang dekat atau tetap terisolasi secara sosial.
            Erikson memandang, bingung identitas atau peran sebagai bahaya utama pada tahap ini dan menyarankan pengelompokan dan intoleransi perbedaan yang terlihat pada perilaku  adolesens  dipertahankan terhadap bingung identitas (Erikson, 1968)
            Adolesens bekerja mandiri secara emosional dari orang tua, sambil mempertahankan  ikatan keluarga. Selain itu, mereka perlu mengembangkan sistem etisnya sendiri berdasarkan nilai-nilai personal.

2.5 Masalah kesehatan spesifik pada periode adolesens
            Program kesehatan komunitas dan sekolah bagi adolesens berfokus pada promosi kesehatan dan pncegahan pnyakit.Perawat juga terlibat dalam kesehatan komunitas melalui program skrining dan pengajaran.Melalui usaha mereka di sekolah dan komunitas, perawat dapat memberi sumbangan dalam pertemuan The Healthy People 2000 Objectivites (U.S. DHHS, 1992).
            Pelayanan kesehatan yang diberikan untuk adolesens harus mudah dijangkau atau konfidensial.Nelson (1995) mengemukakan bahwa adolesens agar dapat mengungkapkan informasi secara mendalam tentang perilaku berisiko, pertama mereka merasa nyaman dan dihargai sebagai individu.
            Perawat dapat memainkan peran yang penting dalam mencegah kematian akibat kecelakaan dengan mendukung organisasi yang meningkatkan perilaku yang bertanggung jawab, untuk menstimulasi adolesens untuk mendiskusikan alternatif saat mengemudi dalam pengaruh obat atau alkohol dan memper siapkan mereka untuk mempertimbangkan alternatif jika situasi tersebut terjadi.
            Perawat juga harus memberi pendidikan seks dan konseling.Perawat memainkan peran kunci konseling dalam remaja tentang cara-cara menghindari kehamilan. Setelah kehamilan terjadi, perawat dapat membantu mereka memperoleh perawatan medis dan mengembangkan keterampilan yang akan meningkatkan perkembangan bayinya.
            Usaha pendidikan secara ekstensif untuk mencegah penyebaran AIDS dan PMS lain pada kelompok ini adalah tanggung jawab perawat.

2.6  PROSES KEPERAWATAN
            Seorang anak perempuan berusia 14 tahun mempunyai riwayat tidak menepati perjanjian perawatan tindak lanjut. Riwayat medis terakhir menunjukkan bahwa saat todler ia terancam anemia defisiensi zat besi.
            Berat badannya 64 Kg dan tinggi badan 155. Riwayat kesehatan saat ini mengindikasikan bahwa ia makan pagi sekali seminggu, makan siang dikafetaria sekolah “jika ia punya uang”, dan lebih suka makan malam di restoran cepat saji. Ia jarang oalahraga dan tidak mau berpartisipasi  dalam kegiatan olahraga. Ia menyatakan suatu masalah bahwa ia sering kelebihan berat badan selama periode setres. Dalam sehari ia merokok setengah bungkus.
        DIAGNOSISKEPERAWATAN
            Diagnosa keperawatan: Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan peningkatan konsumsi makanan akibat setres dan latihan fisik tidak adekuat dengan usia

INTERVENSI
TUJUAN
HASIL YANG DIHARAPKAN
INTERVENSI
RASIONAL
  • Adolens akan mempertahankan berat badannya dalam 10% standar ideal dalam 6 bulan
>Menurunkan masukan 10% kalori setiah hari dalam 1 minggu
>Mengonsumsi diet sehat-seimbang 2200-2400 kalori; 50-60 g protein, 400 unit vit D
>Menjelaskan piramida pedoman makanan dan pedoman nutrisi yang sesuai
>Menjelaskan efek jangka panjang penggunaan rokok
.Bantu pemilihan menu untuk tiga kali waktu makan dan makanan ringan yang merefleksikan penurunan diet, masukkan lemak hingga rata-rata 30% atau kalori kurang serta rata-rata masukan lemak jenuh hingga kurang dari 10% kalori
.Anjurkan adolesens untuk makan malam dengan keluarga
.Tinjau ulang kebutuhan nutrisi adolesens
.Rekomendasikan makanan tinggi kalsium dan zat bsi seperti: burger, keju, jus jeruk yang di perkaya kalsium
:Penghasilan yang tidak adekuat merupakan suatu halangan untuk mendapatkan makanan
:Prinsip nutrisi terbaru konsisten dengan healthy people
:Bantuan dalam menciptakan waktu makan yang menyenangkan ; meningkatkan lingkungan yang optimal untuk kesehatan nutrisi
:Peningkatan kebutuhan kalori dan nutrisi berhubungan dengan prtumbuhan fisik dan maturasi seksual pada usia ini
      EVALUASI
TUJUAN
TINGKAT EVALUATIF
HASIL YANG DIHARAPKAN
Adolesens akan mempertahankan berat badan 10 dari standar ideal dalam 6 minggu
Timbang berat badan adolesens setiap bulan dan bandingkan dengan standar ideal besar tubuh
> Menurunkan masukan kalori hingga 10%
> Mengonsumsi diet sehat seimbang 2200-2400 kalori, 50-60g protein, 3kg kalsium, 40 unit vit D
> Menjelaskan piramida pedoman makanan dan pedoman nutrisi yang sesuai

Proses keperawatan tidak akan lengkap kecuali dilakukan evaluasi berlanjut sebagai dasar untuk merevisi rencana perawatan. Kotak evaluasi di atas menyajikan tindakan evaluasi dan hasil yang diharapkan dapat digunakan perawat untuk menentukan keberhasialan intervensi.Pada kasus ini, keefektivan intervensi ditunjukkan oleh pemeliharan berat badan ideal adolesens dan partisipasinya dalam pemeliharaan kesehatan.Jika hasil yang diharapkan ini tidak tercapai, perawat memodifikasi rencana perawatan.Mungkin lebih tepat berkonsultasi dengan ahli gizi tentang rencana makanan dan makanan ringan yang bergizi dan sehat.Pengajaran lebih lanjut tentang pentingnya makan bersama keluarga, mungkin perlu untuk meminta kerjasama adolesens. Intervensi baru sering dikembangkan sebagai respon terhadap proses evaluasi.


BAB III
PENUTUP


      Kesimpulan
Bahwa tumbuh kembang pada tahap remaja harus di perhatikan.Karena ketika pubertas menunjukkan titik dimana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan hormonal mengakibatkan penampilan pada orang muda, dan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk  menghipotesis dan perhadapan dengan abstraksi.
            Penyesuaian dan adaptasi pun dibutuhkan untuk mengkoping perubahan simultan ini dan usaha untuk membentuk perasaan identitas yang matur. Adaptasi yang dibutuhkan mendorong remaja untuk mengembangkan mekanisme dan gaya perilaku yang akan digunakan atau diadaptasi sepanjang kehidupan.


DAFTAR PUSTAKA


Potter, A. Patricia, Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih baya, Yasmin Asih ... [et al]; editor edisi bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester. __ Ed. 4: __ Jakarta : EGC, 2005

Tidak ada komentar: