BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat merupakan kumpulan
individu dan kelompok yang membentuk organisasi sosial yang bersifat kompleks.
Dalam organisasi sosial tersebut terdapat nilai-nilai dan norma-norma sosial
yang berfungsi sebagai aturan-aturan untuk bertingkah laku dan berinteraksi dalam kehidupan masyarakat. Para ahli filsafat,
sejarah, ekonomi dan para sosiologi telah mencoba untuk merumuskan
prinsip-prinsip atau hukum-hukum perubahan-perubahan sosial. Banyak yang
berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya perubahan sosial merupakan gejala
wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia. Adapula yang berpendapat bahwa
kecenderungan terjadinya perubahan sosial manusia. Adapula yang berpendapat
bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang
mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam bentuk
unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian adapula
yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial berupa pendidik-non pendidik.
Kita juga mengenal perubahan
penduduk. Perubahan itu sendiri merupakan suatu perubahan sosial. Disamping itu
perubahan penduduk juga merupakan faktor penyebab timbulnya perubahan sosial
dan budaya. Bilamana suatu daerah baru telah dipadati penduduk, maka kadar
keramah tamahannya pun akan menurun, kelompok sekunder akan bertambah
jumlahnya, struktur kebudayaan akan menjadi lebih rumit, dan masih banyak lagi
perubahan yang akan terjadi. Masyarakat yang keadaannya stabil, mungkin akan
mampu menolak perubahan, tetapi masyarakat yang jumlah penduduknya meningkat
cepat, akan dengan cepat terimbas perubahan walaupun secara cepat atau lambat.
Teori-teori mengenai perubahan-perubahan
masyarakat sering mempersoalkan perbedaan antara perubahan-perubahan sosial
dengan perubahan kebudayaan. Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial
merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan sosial merupakan bagian
dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua
bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan
perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial.
Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu kedua-duanya
bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan
dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
Masyarakat yang terlintas
dipersimpangan jalan lalu lintas dunia selalu merupakan pusat perubahan. Karena
kebanyakan masyarakat yang terdekat hubungannya masuk melalui difusi, maka
masyarakat yang terdekat hubungannya dengan masyarakat lain cenderung melalui
perubahan tercepat pula. Sebaliknya, daerah yang terisolasi merupakan pusat
kestabilan, konservatisme dan penolakan terhadap perubahan. Hampir semua suku
yang sangat primitif juga merupakan suku-suku yang amat terisolasi, misalnya
suku Badui, Dayak, Asmat dan lain-lain. Bahkan masyarakat yang berbudaya pun
isolasi menyebabkan adanya kestabilan budaya.
Jika suatu
masyarakat belum merasa membutuhkan suatu kebutuhan yang sangat mendesak, maka
masyarakat tersebut akan tetap menolak perubahan, hanya kebutuhan yang dianggap
perlu oleh masyarakat yang memegang peran menentukan.
Perubahan sosial dan kebudayaan
dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk.
-
Perubahan
lambat
Penduduk
yang mengagung-agungkan masyarakat masa lampau, nenek moyang dan terikat
oleh tradisi dan keagamaan akan berubah secara lambat dan terpaksa. Bila suatu
kebudayaan secara relatif tetap bersifat
statis dalam jangka waktu yang lama, maka
orang-orang cenderung beranggapan bahwa kebudayaan tersebut seharusnya tetap
demikian seterusnya. Yang secara tidak sadar mereka bersifat etrosentrisme.
· Perubahan
cepat
Masyarakat yang berubah secara cepat
dapat memahami perubahan sosial. Para anggota masyarakatnya bersikap skeptis
dan kritis terhadap beberapa bagian dari kebudayaan tradisional mereka dan
selalu berupaya melakukan eksperimen-eksperiman baru.
1. Perubahan
kecil dan perubahan besar
2. Perubahan
yang dikehendaki (intended-change)
3. Perubahan
yang tidak dikehendaki
B. Permasalahan
1. Bagaimana Proses
Perubahan Sosial Budaya di Jogjakarta
2. Perubahan
dan Fenomena Sosial yang terjadi di Jogjakarta
3. Bagamana Pembangunan
Sosial di Jogjakarta
C. Tujuan
untuk mengetahui perubahan-perubahan sosial dan
pembangunan yang terjadi di yogyakarta
BAB II
PEMBAHASAN
1).
Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial secara
umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya
struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif,
sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih
bermartabat.
Tetapi
perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain
tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang mengalami
perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya.
Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau
tidak menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya
perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di samping itu
ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan yang
berlangsung dengan cepat.
Pengertian perubahan sosial adalah
perubahan perubahan yang terjadi pada masyarakat yang mencakup perubahan dalam
aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat, ataupun karena terjadinya perubahan
dari faktor lingkung an, karena berubahnya komposisi penduduk, keadaan
geografis, serta berubahnya sistem hubungan sosial, maupun perubahan pada
lembaga kemasyarakatannya.
1.1. Contoh Bentuk-Bentuk Perubahan
Sosial
Pada hakikatnya, perubahan sosial dalam masyarakat
dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk. Untuk mengetahuinya, mari kita simak
bersama uraian berikut ini.
1. Perubahan
Lambat (Evolusi)
Perubahan secara lambat atau evolusi memerlukan waktu
yang lama. Perubahan ini biasanya merupakan rentetan perubahan kecil yang
saling mengikuti dengan lambat. Pada evolusi, perubahan terjadi dengan
sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Masyarakat hanya berusaha
menyesuaikan dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan
dengan pertumbuhan masyarakat.
2. Perubahan
Cepat (Revolusi)
Perubahan yang berlangsung secara cepat dinamakan
dengan revolusi. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan
terlebih dahulu maupun tanpa direncanakan. Selain itu dapat dijalankan tanpa
kekerasan maupun dengan kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya
relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Perubahan-perubahan
tersebut dianggap cepat karena mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat,
seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antarmanusia. Suatu revolusi dapat
juga berlangsung dengan didahului suatu pemberontakan.
Secara sosiologis, persyaratan berikut ini harus
dipenuhi agar suatu revolusi dapat tercapai.
a. Harus ada keinginan dari masyarakat banyak untuk
mengadakan perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas
terhadap keadaan dan harus ada keinginan untuk mencapai keadaan yang lebih
baik.
b. Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang
mampu memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan.
c. Pemimpin harus dapat menampung keinginan atau
aspirasi dari rakyat untuk kemudian merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu
program kerja.
d. Ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya,
tujuan itu dapat dilihat oleh masyarakat dan dilengkapi oleh suatu ideologi
tertentu.
e. Harus ada momentum yang tepat untuk mengadakan
revolusi, yaitu saat di mana keadaan sudah tepat dan baik untuk mengadakan
suatu gerakan.
3. Perubahan
Kecil
Pada zaman dahulu, kaum perempuan di Indonesia setiap
harinya mengenakan baju kebaya. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan
mode, model pakaian yang mereka kenakanpun mengalami perubahan. Ada yang
memakai rok panjang, rok mini, celana panjang, kaos, dan lainlain. Contoh
tersebut merupakan suatu bentuk perubahan kecil.
Apa yang kamu ketahui mengenai perubahan kecil?
Perubahan kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur
struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi
masyarakat.
4. Perubahan
Besar
Perubahan besar adalah suatu perubahan yang
berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti dalam sistem
kerja, sistem hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi
masyarakat. Contohnya kepadatan penduduk di Pulau Jawa telah melahirkan
berbagai perubahan, seperti semakin sempitnya lahan, terjadinya banyak
pengangguran tersamar di desa-desa, dan lainnya.
5. Perubahan
yang Dikehendaki
Perubahan ini merupakan perubahan yang diperkirakan
atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihakpihak ini dinamakan agent of
change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan
masyarakat sebagai pemimpin dalam perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
Cara-cara untuk memengaruhi masyarakat adalah dengan
rekayasa sosial ( social engineering ), yaitu dengan sistem yang teratur
dan direncanakan terlebih dahulu. Cara ini sering pula dinamakan perencanaan
sosial ( social planning ). Contohnya, lahirnya undang-undang pemilu
yang merubah tata cara pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia. Saat
ini rakyat memilihnya secara langsung.
6. Perubahan
yang Tidak Dikehendaki
Pada tanggal 27 Mei 2006 di Jogjakarta dan Jawa Tengah
diguncang gempa yang mengakibatkan banyak penduduk kehilangan keluarga dan
tempat tinggal. Banyak fasilitas umum, seperti jalan, sekolah, dan rumah sakit
rusak. Dengan demikian aktivitas masyarakat menjadi lumpuh. Peristiwa yang
tidak mereka kehendaki tersebut telah menyebabkan terjadinya perubahan dalam
masyarakat. Perubahan itu terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan
tidak bisa diantisipasi atau diprediksi sebelumnya. Dalam sosiologi, perubahan
tersebut biasa disebut dengan perubahan yang tidak dikehendaki karena
menimbulkan akibatakibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat.
7. Perubahan
Struktural
Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat
mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat. Contohnya
perubahan sistem pemerintahan dari monarkhi ke sistem pemerintahan republik.
8. Perubahan
Proses
Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak
mendasar. Perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan
sebelumnya. Contohnya, perubahan kurikulum dalam pendidikan. Sifatnya
menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam perangkat atau dalam
pelaksanaan kurikulum sebelumnya.
2).
Pengertian Perubahan Kebudayaan
Perubahan sosial budaya adalah
perubahan pada kebudayaan atau kebiasaan pada masyarakat. Perubahan sosial
budaya dipengaruhi oleh faktor dari luar masyarakat (dari masyarakat lain).
Perubahan sosial budaya bisa merubah struktur, fungsi, nilai, norma, pranata,
dan semua aspek lainnya. Perubahan ini bisa terjadi pada salah satu anggota
masyarakat atau seluruh lapisan masyarakat.
2.1. Contoh Perubahan Kebudayaan Di Masyarakat
1. Pakaian
Perubahan mode pakaian pada masyarakat bisa saja
terjadi. Dahulu semua masyarakat menggunakan pakaian adat khasnya. Namun,
seiring dengan kemajuan dari perkembangan masyarakat tersebut membuat sedikit
demi sedikit anggota masyarakat mulai meninggalkan pakaian adatnya dan
menggunakan pakaian yang menjadi trend di daerah itu. Seperti contoh, sekarang
adalah jamannya demam Korea. Bagi penggemar beratnya, mereka selalu mencari dan
menggunakan pakaian yang biasa digunakan orang Korea. Namun, masyarakat tetap tidak
meninggalkan pakaian adat mereka dan tetap menggunakannya dalam acara tertentu.
Seperti pakaian adat Bali yang digunakan setiap kali mereka sembahyang di pura.
2. Model Rambut
Model rambut juga banyak berubah. Bahkan masyarakat
cenderung merasa harus mengikuti trend tersebut jika tidak mau dikatakan
‘jadul’ atau ‘culun’. Pengaruh terbesar adalah model rambut ‘punk’ yang membuat
banyak remaja mengikuti model rambut dan gaya hidup orang dengan model rambut
tersebut.
3. Kesenian
Kesenian bisa saja berubah atau tergantikan seiring
perkembangan zaman. Saat ini, banyak kesenian di Indonesia yang mulai punah
karena anak bangsa tidak suka dengan kesenian tersebut. Bahkan mereka lebih
suka mempelajari kesenian asing dengan alasan trendy. Namun, masih banyak kesenian
populer Indonesia yang masih bisa bertahan sampai sekarang.
4. Bahasa Daerah
Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah. Namun,
banyak juga bahasa yang mulai punah. Itu mungkin disebabkan karena mereka lebih
berminat untuk menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dibandingkan
bahasa daerahnya sendiri. Itu mungkin karena bahasa tersebut jangkauan
komunikasinya lebih luas dibandingkan bahasa daerahnya yang cenderung hanya
dimengerti oleh anggota masyarakat di daerah tersebut.
5. Masuknya Budaya Barat
Budaya di Indonesia telah banyak tercampur dengan
budaya asing. Itu mungkin disebakan karena kebudayaan itu lebih menyenangkan
dibandingkan budayanya sendiri. Seperti budaya hari Valentine dan pesta ulang
tahun. Sebenarnya budaya asli Indonesia telah memiliki budaya yang mirip dengan
budaya tadi. Namun, budaya tersebut terkadang dianggap kurang meriah. Contoh
perubahan besar lainnya adalah penggunaan komputer dan alat-alat teknologi sebagai pengganti buku untuk mencari tugas. Hal itu
disebabkan oleh kemudahan menggunakan alat-alat teknologi tersebut.
Perubahan pada cara berkomunikasi bisa terjadi.
Beberapa tahun lalu kita masih menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh
dan sekarang, dengan menggunakan jejaring sosial atau alat komunikasi,
seseorang bisa berkomunikasi dengan cepat dan praktis.
Itulah contoh perubahan sosial budaya yang terjadi
pada masyarakat. Semua masyarakat pasti saja akan mengalami perubahan sosial
budaya. Namun, perubahan tersebut umumnya tidak dirasakan atau tidak terjadi
pada masyarakat terpencil.
3). Dampak
Perubahan Sosial Dan Kebudayaan Terhadap Masyarakat
Adanya
perubahan sosial budaya secara langsung atau tidak langsung akan memberikan
dampak negatif dan positif.
A. Akibat
Positif
Perubahan dapat terjadi jika masyarakat dengan
kebudayaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Keadaan masyarakat yang
memiliki kemampuan dalam menyesuaikan disebut adjusment, sedangkan bentuk
penyesuaian dengan gerak perubahan disebut integrasi.
B. Akibat
Negatif
Akibat negatif terjadi apabila masyarakat dengan
kebudayaannya tidak mampu menyesuaikan diri dengan gerak perubahan.
Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan disebut maladjusment.
Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi. Penerimaan masyarakat terhadap
perubahan sosial budaya dapat dilihat dari perilaku masyarakat yang
bersangkutan.
Apabila perubahan sosial budaya tersebut tidak
berpengaruh pada keberadaan atau pelaksanaan nilai dan norma maka perilaku
masyarakat akan positif. Namun, jika perubahan sosial budaya tersebut
menyimpang atau berpengaruh pada nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan
negatif.
Terdapat beberapa tanggapan masyarakat sebagai dampak
perubahan sosial yang
menimbulkan suatu ketidakpuasan, penyimpangan masyarakat, ketinggalan, atau
ketidaktahuan adanya perubahan, yaitu sebagai berikut.
- Perubahan yang diterima masyarakat kadang-kadang
tidak sesuai dengan keinginan. Hal ini karena setiap orang
memiliki gagasan mengenai perubahan yang mereka anggap baik sehingga
perubahan yang terjadi dapat ditafsirkan bermacam-macam, sesuai dengan
nilai-nilai sosial yang mereka miliki.
- Perubahan mengancam kepentingan pihak yang
sudah mapan. Hak istimewa yang diterima dari masyarakat akan
berkurang atau menghilang sehingga perubahan dianggapnya akan
mengancangkan berbagai aspek kehidupan. Untuk mencegahnya, setiap
perubahan harus dihindari dan ditentang karena tidak sesuai kepentingan
kelompok masyarakat tertentu.
- Perubahan dianggap sebagai suatu kemajuan
sehingga setiap perubahan harus diikuti tanpa dilihat untung ruginya bagi
kehidupan. Pembahan juga dianggap membawa nilai-nilai baru
yang modern.
- Ketidaktahuan pada perubahan yang terjadi. Hal
ini mengakibatkan seseorang ketinggalan informasi tentang perkembangan
dunia.
- Masa bodoh terhadap perubahan. Hal
itu disebabkan perubahan sosial yang terjadi dianggap tidak akan
menimbulkan pengaruh bagi dirinya.
- Ketidaksiapan menghadapi perubahan.
Pengetahuan dan kemampuan seseorang terbatas, dampak perubahan sosial yang
terjadi ia tidak memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi.
Akibat atau dampak perubahan sosial dan kebudayaan
yang terjadi dalam masyarakat dapat berbentuk antara lain sebagai
berikut :
1. Pergolakan dan Pemberontakan
Proklamasi dikumandangkan sebagai pernyataan
kemerdekaan Indonesia dapat diterima di berbagai daerah walaupun tidak secara
bersamaan. Rakyat menyambut dan mendukungnya. Oleh karena itu, segera dibentuk
suatu tatanan dan kehidupan sosial baru. Rangkaian peristiwa itu disebut
revolusi. Adanya pergolakan dan pemberontakan di berbagai daerah
pascakemerdekaan, berlujuan untuk menjatuhkan kedudukan penguasa pada saat itu,
sekaligus menyatakan kelidaksetujuan mereka terhadap ideologi pemerintah.
2. Aksi Protes dan
Demonstrasi
Aksi protes disebut juga unjuk rasa yang selalu
terjadi dalam kehidupan manusia. Hal itu terjadi karena setiap orang memiliki
pendapat dan pandangan yang mungkin berbeda. Protes dapat terjadi apabila suatu
hal menimpa kepentingan individu atau kelompok secara langsung sebagai akibat
dari rasa ketidakadilan akan hak yang harus diterima. Akibatnya, individu atau
kelompok tersebut tidak puas dan melakukan tindakan penyelesaian.
Protes merupakan aksi tanpa kekerasan yang dilakukan
oleh individu atau masyarakat terhadap suatu kekuasaan. Protes dapat pula
terjadi secara tidak langsung sebagai rasa solidaritas antarsesama karena
kesewenang-wenangan pihak tertentu yang mengakibatkan kesengsaraan bagi orang
lain.
3. Kriminalitas
Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan memberi
peluang bagi setiap orang untuk berubah, tetapi perubahan tersebut tidak
membawa setiap orang ke arah yang dicita-citakan. Hal ini berakibat terjadinya
perbedaan sosial berdasarkan kekayaan, pengetahuan, perilaku, ataupun
pergaulan. Perubahan sosial tersebut dapat membawa seseorang atau kelompok ke
arah tindakan yang menyimpang karena dipengaruhi keinginan-keinginan yang tidak
terpenuhi atau terpuaskan dalam kehidupannya.
Perbuatan kriminal yang muncul di masyarakat secara
khusus akan diuraikan sebagai akibat terjadinya perubahan sosial yang
menimbulkan kesenjangan kehidupan atau jauhnya ketidaksamaan sosial. Akibatnya,
tidak semua orang mendapat kebahagiaan yang sama. Adanya perbedaan tersebut
menyebabkan setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-beda terhadap hak dan
kewajibannya. Setiap orang harus mendapat hak disesuaikan dengan kewajiban yang
dilakukan.
4. Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme
Bangsa Indonesia yang sedang membangun perlu memiliki
sistem administrasi yang bersih dan berwibawa, bebas dari segala korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Masalah korupsi menyangkut berbagai aspek sosial dan
budaya maka Bung Hatta (dalam Mubyarto) mengatakan bahwa korupsi adalah masalah
budaya. Apabila hal ini sudah membudaya di kalangan bangsa Indonesia atau sudah
menjadi bagian dari kebudayaan bangsa akan sulit untuk diberantas. Akibatnya,
ha! tersebut akan menghambat proses pembangunan nasional. Untuk memberantas
korupsi, tidak hanya satu atau beberapa lembaga pemerintahan saja yang harus
berperan, tetapi seluruh rakyat Indonesia harus bertekad untuk menghilangkan
korupsi.
5. Kenakalan
Remaja
Kenakalan remaja merupakan
disintergasi dari keutuhan suatu masyarakat. Hal itu karena tindakan yang
mereka lakukan dapat meresahkan masyarakat Oleh karena itu, kenakalan remaja disebut
sebagai masalah sosial. Munculnya kenakalan remaja merupakan gejolak kehidupan
yang disebabkan adanya perubahan-perubahan sosial di masyarakat, seperti
pergeseran fungsi keluarga karena kedua orangtua bekerja sehingga peranan
pendidikan keluarga menjadi berkurang.
Selain itu, pergeseran nilai dan norma masyarakat
mengakibatkan berkembangnya sifat individualisme. Juga pergeseran struktur
masyarakat mengakibatkan masyarakat lebih menyerahkan setiap permasalahan
kepada yang berwenang. Perubahan sosial, ekonomi, budaya, dan unsur budaya
lainnya dapat mengakibatkan disintegrasi.
2.2 Perubahan Sosial yang terjadi di Yogayakarta
Yang menarik adalah
buku dari Selo Soemardjan yang membahas perubahan sosial di Yogyakarta.
ternyata ini adalah salah satu buku babon sosiologi....beruntung banget aku
bisa dapat ini. Bahwa ternyata Sri Sultan berpandangan selangkah lebih maju
dari para pendahulunya dalam menyikapi perubahan sosial yang membawa pengaruh
terhadap kedudukan para keluarga Istana. Bahkan beliau yang mendorong para
bangsawan ini untuk bekerja keras, membuka pintu pintu keraton simbol
keangkuhan masa silam dan mempersilakan rakyatnya masuk bertemu dengannya serta
menyelesaikan masalah keseharian. Kesadaran bahwa sudah saatnya kehidupan
keluarga istana yang serba mewah harus diakhiri karena di luar tembok
bermunculan para akademisi yang mempunyai kemampuan melebihi kaum bangsawan.
Mungkin mirip dengan fenomena para mbok Mase di Surakarta. Bagaimana ia bekerja
membentuk badan badan yang mengelola ekonomi rakyat, mengenalkan sedikit demi
sedikit administrasi kepegawaian kepada rakyatnya dan membimbing rakyat untuk
mulai berinisiatif dalam penyelesaian masalah.
Tidak seperti saudaranya di Surakarta yang masih sibuk dengan perselisihan kuno Surakarta-Mangkunegaran. Ia justru tidak segan segan bekerja sama dengan Paku Alam demi melancarkan tugas tugasnya. Memang tidak semua pekerjaannya berhasil karena adanya benturan benturan dengan partai politik maupun ketidaksiapan para personil yang ditunjuk, tapi itu merupakan pembuktian bahwa ia memang memiliki ketajaman visi yang seharusnya dimiliki oleh seorang Raja
Tidak seperti saudaranya di Surakarta yang masih sibuk dengan perselisihan kuno Surakarta-Mangkunegaran. Ia justru tidak segan segan bekerja sama dengan Paku Alam demi melancarkan tugas tugasnya. Memang tidak semua pekerjaannya berhasil karena adanya benturan benturan dengan partai politik maupun ketidaksiapan para personil yang ditunjuk, tapi itu merupakan pembuktian bahwa ia memang memiliki ketajaman visi yang seharusnya dimiliki oleh seorang Raja
Di tangannya Yogyakarta
dengan selamat mengarungi masa masa panas pasca proklamasi kemerdekaan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perubahan
tidak saja menggoyahkan budaya yang berlaku, dan merusak nilai-nilai dan
kebiasaan yang dihormati, tetapi tidak menimbulkan akibat terhadap kebudayaan
setempat. Bahkan inovasi tambahanpun dapat mempengaruhi unsur-unsur budaya
lainnya. Teknologi modern menyebar ke seluruh pelosok dunia. Sebagaimana
disinggung pada sebelumnya, sampai batas-batas tertentu semua unsur baru
merusak budaya yang berlaku. Jika suatu kebudayaan yang segenap unsur dan
institusinya selaras serta terintegrasi secara baik mengalami perubahan pada salah
satu unsurnya, maka hal tersebut akan mengacaukan ketahanan kebudayaaan. Karena
kebudayaan mencapai aspek yang saling berkaitan, maka pada umumnya kita akan
merasa lebih mudah menerima serangkaian perubahan yang saling berkaitan dari
pada menerima serangkaian perubahan yang saling berkaitan daripada menerima
perubahan terpisah dalam suatu waktu tertentu. Dan dalam masyarakat yang kacau
para anggotanya, yang mengalami hambatan dalam menemukan sistem perilaku yang
cocok, akhirnya ikut menjadi perilaku yang rapuh. Manakala mereka telah putus
harapan untuk menemukan cara hidup yang baik dan telah berhenti berupaya, maka
mereka dikatakan telah kehilangan semangat hidup (demoralized). Meskipun
perubahan kadangkala membawa kepahitan, namun penolakan tersebut bisa saja
mengakibatkan kepahitan yang lebih parah, karena perubahan tidak terlepas dari
keuntungan dan kerugian. Contoh keuntungan adalah dengan perubahan masyarakat
yang terisolir menjadi lebih maju dan tidak terbelakang, modernisasi dan
lain-lain. Perancangan sosial (social planning) mencoba mengurangi
kerugian perubahan, namun keberhasilannya masih diperdebatkan.
“Tingkat tertinggi integrasi sistem
sosial yang paling mungkin tercapai didasarkan pada seperangkat arti, nilai,
norma hukum, yang secara logis dan berarti konsisten satu sama lain dan
mengatur interaksi antar kepribadian-kepribadian yang turut serta di dalamnya.
Tingkat paling rendah dimana kenyataan sosio-budaya itu dapat dianalisa adalah
pada tingkat interaksi yang berarti antara dua atau lebih”
B.
SARAN
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan
olehnya itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
v Horton,
Hunt, 1992.Sosiologi 2,
Erlangga, Jakarta
v Soekanto. S,
1990.Sosiologi Suatu Pengantar,
Gatindo, Jakarta
v Johnson,
P.D, 1988.Teori Sosiologi Klasik dan
Modern I, Gramedia, Jakarta
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur
Penulis Panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik dan
hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini,
Namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan sempurna karena
mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga selalu
dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW, kepada
keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini penulis membahas mengenai “PERUBAHAN
SOSIAL DAN PEMBANGUNAN YANG TERJADI DI YOGYAKARTA”, dengan makalah
ini penulis mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala
perhatiannya.
Raha, Agustus 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................
i
Daftar Isi.................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....
................................................................................... 2
2.1 Bentuk-bentuk perubahan
sosial................................................................. 3
2.2 Perubahan sosial yang terjadi di
yogyakarta............................................... 10
BAB II
PENUTUP................................................................................................... 11
A. Kesimpulan.................................................................................................. 11
B. Saran............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 12
MAKALAH
PERUBAHAN SOSIAL
DAN PEMBANGUNAN
YANG TERJADI DI
YOGYAKARTA
DISUSUN
OLEH :
NAMA
: Reni
JURUSAN : GEOGRAFI
SEMESTER
: II
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
KELAS RAHA
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar