do-not-copy { -webkit-user-select:none; -khtml-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; user-select:none;

Senin, 13 Oktober 2014

MAKALAH GENETIKA



MAKALAH GENETIKA
FERTILISASI

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Genetika dengan judul “Fertilisasi”. Penyusun makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Mikrobiologi Dasar. Dalam Penyusun makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalahini. Akhirnya penyusun berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Penyusun










DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
   1.2 Tujuan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................2-14
2.1 Pengertian Fertilisasi................................................................................2
2.2 Fertilisasi Pada Tumbuhan....................................................................2-5
      2.2.1 Reproduksi Vegetatif...................................................................2-4
      2.2.2 Perkembangan Generatif.................................................................4
2.3 Fertilisasi Pada Hewan........................................................................6-10
2.4 Reproduksi Pada Manusia.................................................................10-13
      2.4.1 Alat Reproduksi Laki-Laki.......................................................10-11
      2.4.2 Alat Reproduksi Wanita...........................................................11-13
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
3.1 Kesimpulan............................................................................................14
Daftar Pustaka.......................................................................................................iii







BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembuahan atau fertilisasi adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan biasanya lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur. Pada sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya tidak berflagel, dan polen tube terlibat dalam proses fertilisasi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah adalah :
1. Mengetahui macam-macam fertilisasi pada makhluk hidup yang meliputi fertilisasi pada tumbuhan, hewan, dan manusia
2. Mengetahui perbedaan antara fertilisasi pada tumbuhan dan hewan









BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fertilisasi
Pembuahan atau fertilisasi adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan biasanya lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur. Pada sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya tidak berflagel, dan polen tube terlibat dalam proses fertilisasi.

2.2  Fertilisasi Pada Tumbuhan
2.2.1 Reproduksi vegetatif (tak kawin)
Perkembangabiakan terjadi tanpa adanya peleburan sel jantan dan betina, dapat terjadi pada tumbuhan maupun hewan.
1. Perkembangbiakan Vegetatif pada Hewan dan Tumbuhan Tingkat Rendah
a) Membelah diri dan fragmentasi, contoh: organisme yang membelah diri, protozoa, alga biru (bakteri). Sedangkan fragmentasi yaitu dengan cara memotong-motong tubuhnya, contoh: algae (ganggang) dan planaria (cacing pipih). Tunas, contoh: Hydra dan ragi (Saccharomyces).
b) Spora: perkembangbiakan dengan spora antara lain: jamur, alga, lumut dan paku. Pada jamur, spora dibentuk di dalam kotak spora (sporangium). Pada ganggang (alga), sporanya dilengkapi dengan alat gerak berupa bulu cambuk atau bulu getar sehingga dapat bergerak, spora ini disebut zoospora. Pada paku, biasanya spora terletak di daun-daun sebelah bawah, tampak sebagai bintik-bintik hitam yang dinamakan sorus. Sorus tersebut dilindungi indisium.
2. Perkembangbiakan Vegetatif pada Tumbuhan Biji
a. Vegetatif alami, tanpa bantuan manusia:
1)   Rhizoma atau akar rimpang, yaitu batang yang tumbuh mendatar yang
terletak di bawah permukaan tanah. Rhizoma berbuku-buku dan bersisik,  dan di ujungnya ada kuncup. Pada ketiak sisik terdapat tunas. Contoh: lengkuas, kunyit, temulawak, alang-alang dan sebagainya.
2)   Umbi lapis, terdiri atas cakram dan umbi yang belapis-lapis. Contoh: bawang putih, bawang merah, bakung dan bunga tulip.
3)   Umbi batang, merupakan batang yang tumbuh ke dalam tanah yang menggembung dan membentuk umbi dilengkapi dengan mata tunas. Contoh: kentang dan gembili.
4)   Umbi akar, adalah akar yang berubah fungsi menyimpan makanan. Contoh: singkong dan bunga dahlia.
5)   Geragih atau stolon, yaitu batang yang menjalar di atas permukaan tanah. Contoh: pegagan, rumput teki dan arbei.
6)   Tunas, dapat tumbuh menjadi tanaman baru yang tidak jauh dari induknya dan akhirnya membentuk rumpun. Contoh: pisang, bambu dan tebu.
b. Vegetatif buatan, dengan bantuan manusia;
1)   Mencangkok, yaitu dengan mengupas kulit sampai ke bagian kayunya. Bagian yang licin dari kayu yaitu kambium harus dibuang, selanjutnya ditutup dengan tanah basah yang subur kemudian dibungkus. Contoh: jeruk, mangga, jambu, rambutan dan tumbuhan berkambium lainnya.
2)   Menempel atau okulasi, yaitu dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman ke mata tunas tanaman lainnya yang sejenis.
3)   Menyambung (mengenten/kopulasi) yaitu menggabungkan bagian tanaman satu ke bagian tanaman lain untuk mendapatkan tanaman baru yang memiliki sifat lebih baik.
4)   Stek, yaitu memotong batang atau daun untuk ditanam di tempat lain. Ada stek batang dan stek daun. Contoh stek batang: singkong, ketela rambat, sirih, lada dan lain-lain. Contoh stek daun: cocor bebek.
5)   Merunduk, yaitu dengan merundukkan batang atau cabang yang dibengkokkan ke bawah serta ditimbuni tanah untuk menimbulkan akar-akar baru. Contoh: apel, alamanda, kaca piring dan sebagainya.

2.2.2 Perkembangbiakan Generatif pada Tumbuhan Biji
Bunga pada tumbuhan mengandung alat-alat perkembangbiakan. Bagian-bagian dari bunga antara lain: dasar bunga, kelopak, mahkota, sari dan putik. Mahkota dan kelopak bunga merupakan alat perhiasan bunga yang umumnya berwarna warni. Sedangkan sari dan putik merupakan alat kelamin bunga.
a. Benang sari meliputi kepala sari dan tangkai sari. Pada kepala sari terdapat kotak sari yang di dalamnya terdapat serbuk sari.
b. Putik terdiri atas kepala putik, tangkai putik dan bakal buah
Macam-macam bunga berdasarkan kelengkapan alat perkembang biakan:
1.   Bunga lengkap, memiliki perhiasan dan alat kelamin.
2.   Bunga tidak lengkap apabila satu atau lebih dari perhiasan bunga tidak ada.
3.   Bunga sempurna, apabila sari dan putik terdapat dalam satu bunga.
4.   Bunga tidak sempurna, apabila hanya salah satu alat kelamin saja yang terdapat pada satu bunga. Dikenal bunga jantan (hanya sari saja yang ada) dan bunga betina (hanya putik saja). Tumbuhan berumah satu, apabila dalam satu pohon terdapat alat kelamin jantan dan betina. Tumbuhan berumah dua, apabila dalam satu pohon terdapat hanya satu alat kelamin.
Penyerbukan
Penyerbukan yaitu jatuhnya sari di atas kepala putik. Penyerbukan dipengaruhi oleh empat faktor yaituangin, hewan, air dan manusia.
Macam-macam penyerbukan berdasarkan penyerbukannya:
1.   Penyerbukan oleh angin ciri bunganya mahkota kecil/tidakbermahkota, warna mahkota tidak menarik, tidak ada kelenjar madu, sari kecil, jumlah sari banyak dan ringan (mudah dibawa angin), sari memiliki sayap, kedudukan sari bergantungan, putik besar dan menjulur ke luar, tangkai bunga panjang.
2.   Penyerbukan oleh hewan seperti serangga, kupu-kupu, burung dan kelelawar. Ciri bunga yang penyerbukannya dibantu serangga; mahkota besar dan mencolok warnanya, mempunyai bau yang khas, menghasilkan kelenjar madu, serbuk sari mudah melekat.
3.   Penyerbukan oleh air, misalkan Hydrilla.
4.   Penyerbukan oleh manusia misalnya vannili.
Sifat penyerbukan berdasarkan asal serbuk sari:
1.   penyerbukan sendiri, sari jatuh pada putik dalam satu bunga
2.   penyerbukan tetanggasari jatuh ke putik pada bunga yang berbeda dalam satu pohon
3.   penyerbukan silang, sari dan putik berasal dari pohon yang berbeda yang sejenis
4.   penyerbukan bastar, sari dan putik berasal dari tanaman yang berbeda varietasnya.
Pembuahan (Fertilisasi) pada Tumbuhan
Setelah terjadi penyerbukan menyusul pembuahan (peleburan antara sperma dengan ovum).
1.   Serbuk sari tumbuh menjadi buluh serbuk sari menuju ke ruang bakal biji. Inti serbuk sari membelah menjadi dua, yaitu inti vegetatif dan generatif. Inti generatif menghasilkan 2 spermatozoid. Spermatozoid masuk ke ruang bakal biji melalui mikrofil.
2.   Bersamaan dengan pembentukan sperma pada sari, di ruang bakl biji terjadi juga pembentukan sel telur dan inti kandung lembaga (inti ganda lembaga).
3.   Sperma 1 + sel telur => zygot => menjadi lembaga
4.   Sperma 2 + inti kandung lembaga => endosperm (putik lembaga).
5.   Putik lembaga merupakan tempat cadangan makanan bagi lembaga.



2.3 Fertilisasi pada hewan
·       Fertilisasi eksternal (khas pada hewan-hewan akuatik): gamet-gametnya dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum fertilisasi.
·       Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan kehidupan di darat): sperma dimasukkan ke dalam daerah reproduksi betina yang kemudian disusul dengan fertilisasi. Setelah pembuahan, telur itu membentuk membran fertilisasi untuk merintangi pemasukan sperma lebih lanjut. Kadang-kadang sperma itu diperlukan hanya untuk mengaktivasi telur.
Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi embrio. Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal atau secara internal.
Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya, yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar.
1. Ovipar (Bertelur)
Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil.
2. Vivipar (Beranak)
Vivipar merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan dari dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan dikeluarkan dari vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing.
3. Ovovivipar (Bertelur dan Beranak)
Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu.
a.      Reproduksi Ikan
Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air.
Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah batu.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam. Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
b.      Reproduksi Amfibi (Amphibia)
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.
Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.
c.       Reproduksi Reptil (Reptilia)
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
d.      Reproduksi Burung (Aves)
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
e.       Reproduksi Mamalia (Mammalia)
Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina).

2.4 Reproduksi Pada Manusia
2.4.1 Alat Reproduksi Laki-Laki Terdiri Dari:
a. Sepasang testis : kelenjar kelamin penghasil sperma dan hormon testosteron
b.Saluran-saluran kelamin: Vasa eferentia: menampung sperma, Epididimis: mengabsorpsi sperma hingga kental dan menyimpan sperma sementara (3 minggu), Vasdeferens: saluran penghubung epididimis dengan uretra pada penis. Dibagian ujungnya terdapat saluran ejakulasi, Uretra merupakan saluran untuk mengeluarkan sperma dan urine .
c. Kelenjar-kelenjar tambahan:
- Vesika seminalis: Merupakan kantong semen (mani) yang dindingnya menghasilkan cairan lendir yang mengandung fruktosa, asam askorbat dan asam amino sebagai makanan dan pelindung sperma sebelum membuahi ovum.
· Semen (mani) adalah cairan yang terdiri dari sperma dan cairan yang dihasilkan oleh beberapa kelenjar.
· Kelenjar prostat: Menghasilkan cairan basa berwarna putih susu. Cairan ini berfungsi untuk menetralkan sifat asam pada saluran vasa eferentia dan cairan pada vagina sehingga sperma dapat bergerak dengan aktif .
· Kelenjar cowperi (bulbouretralis): Penghasil cairan pelicin Penis: Merupakan alat kelamin luar yang berfungsi untuk memasukan sperma kedalam tubuh wanita.
d. Penis : Merupakan alat kelamin luar yang berfungsi untuk memasukan sperma kedalam tubuh wanita.
e.  Pembentukan Sperma (spermatogenesis)
Terjadi di dalam testis. Spermatogonium bersifat diploid dan selalu membelah diri secara metosis sehingga berjumlah banyak. Sebagian spermatogonium membesar menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer terus membelah diri secara meiosis membentuk spermatosis sekunder.Spermatosit sekunder membelah diri kembali secara meiosis menjadi spermatid.Spermatid berdiferensiasi menjadi sperma Tiap-tiap sperma memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom spermatogonium perempuan.
2.4.2 Alat Reproduksi Pada Wanita Berupa:
a.Sepasang ovarium: Merupakan kelenjar kelamin yang memproduksi ovum (sel telur) dan menyekresi hormon estrogen dan progesteron
b.Oviduk/tuba fallopii) : Berfungsi menyalurkan sel telur ke uterus (rahim) dengan gerakan peristaltik dan dibantu oleh gerakan silia pada dindingnya.
c. Uterus (rahim): Tempat berkembangnya embrio. Selama kehamilan volume uterus mampu mengembang hingga 500 kali
d. Vagina: Tempat penis pada saat kopulasi dan sebagai jalan keluar bayi pada proses kelahiran
e. Organ kelamin luar:
- klitoris/klentit: struktur yang sama dengan penis
- Vulva: terdiri atas labium mayor (bibir besar) dan labium minor (bibir kecil)
- Lubang saluran kencing
- Lubang vagina: bagian terluar vagina
- Fundus: bagian lipat paha
- Pembentukan Ovum (oogenesis)
Terjadi di dalam ovarium.Oogonium bersifat diploid.Oogonium membelah diri secara mitosis sehingga berjumlah banyak.Oogonium berkembang menjadi oosit primer.Oosit primer membelah diri secara meiosis menjadi oosit sekunder dan badan kutub pertama Oosit sekunder mengandung kuning telur dan sitoplasma, badan kutub pertama merupakan inti sel yang kemudian membelah diri menjadi dua Oosit sekunder membelah diri secara meiosis menjadi otid dan badan kutub ke dua Otid berkembang menjadi ovum yang haploidSetiap oosit primer menghasilkan satu ovum.
Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium. Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma. Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.
Ovum akan bergerak ke rahim, bersamaan dengan proses ini, didnding rahim menjadi tebal seperti spon penuh dengan pembuluh darah yang siap menerima zigot . Fertilisasi adalh proses peleburan antara satu sel sperma dengan satu sel telur (ovum) yang sudah matang. Sel telur yang telah dibuahi berubah menjadi zigot dan menempel pada dinding rahim. Setelah zigot terbentuk, zigot langsung membelah diri menjadi 2, 4, 8, 16 dan seterusnya. Dalam waktu bersamaan dinding rahim menebal penuh dengan pembuluh darah siap menerima zigo. Zigot menempel pada dinding rahim untuk berkembang. Zigot berubah menjadi embrio .
Terbentuk plasenta dan tali pusat sebagai penghubung antara embrio dengan ibunya. Embrio dikelilingi cairan amnion untuk melindungi dari bahaya benturan. Usia 4 minggu, embrio mulai membentuk mata, tangan dan kaki. Usia 6 minggu,embrio berukuran 1,5 cm. Otak, mata, telinga dan jantung sudah berkembang. Tangan dan kaki beserta jari-jarinya mulai terbentuk . Usia 8 minggu, embrio sudah memiliki organ lengkap. Embrio berubah menjadi janin (fetus). Setelah usia kehamilan mencapai kira-kira 9 bulan 10 hari, bayi siap dilahirkan.




















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang dilakukan, maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut, Fertilisasi adalah suatu proses peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Fertilisasi pada tumbuhan terjadi secara vegetatif dan generatif. Fertilisasi pada hewan terjadi secara eksterna dan interna. Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi (katak). Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan Mamalia.

Tidak ada komentar: